PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui karakteristik aliran air pada saluran terbuka
2. Mengetahui variabel-variabel dasar aliran air yang menjadi objek
pengamatan seperti beda tinggi permukaan air, kecepatan aliran, energi
spesifik, keliling basah debit aliran, tegangan geser, dan lain-lain.
BAB II
MAKALAH MEKANIKA FLUIDA Page 1
KAJIAN PUSTAKA
Dimana :
U = skala kecepatan
L = skala panjang
V = koefosien kekentalan kinematik.
Aliran langgeng tak seragam adalah aliran dengan kecepatan pada satu
titik sepanjang waktu adalah konstan ( u / t 0) tetapi kecepatan sepanjang
arah aliran tidak konstan (∂ u/∂ x ≠ 0 , ∂ u/∂ y ≠ 0 ¿. Ketidakseragaman diakibatkan
perubahan penampang basah akibat adanya penghalang, atau perubahan dasar
saluran. Terdapat dua tipe aliran tak seragam, yaitu aliran berubah lambat
(gradually varied flow) dan aliran berubah cepat (rapidly varied flow). Dalam
aliran berubah cepat, variasi kedalaman, lebar, dan kecepatan terjadi pada jarak
yang pendek dalam saluran, serat aliran memiliki keleng-kungan yang tajam,
tekanan yang terjadi pada aliran bukan tekanan hidrostatik. Contohnya adalah
aliran pada puncak mercu, aliran jatuh bebas, dan loncatan air.
Dimana :
CL = koefisien gaya angkat
Transpor sedimen berupa pasir menurut observasi Yang (1983, dalam
Morris dan Fan, 1998) berbasis pada korelasi antara transpor sedimen dengan
satu varibel hidrolika menggunakan salah satu dari persamaan dasar (25) sampai
persamaan (30).
q s= A ¿ ............................... (25)
q s= A ¿ ............................... (26)
q s= A ¿ ............................... (27)
q s= A ¿ ............................... (28)
q s= A ¿ ........................ (29)
q s= A ¿ ......................... (30)
Dimana :
Q = debit air
V = kecepatan rata-rata
S = energi kemiringan permukaan air
τ = adalah tegangan geser di dasar saluran
A dan B = parameter yang berhubungan dengan kondisi hidrolis dan kondisi
sedimen dan memiliki nilai berbeda di tiap persamaan.
∂u
aliran ini mulai bergeser ke arah tidak tunak (unsteady), atau ≠ 0. Untuk
∂t
penampang model saluran yang sama, dengan dimensi lebar yang tetap, dan dalam
kejadian ini kedalaman air yang berubah-ubah.
Hubungan antara nilai bilangan Freude dan jari-jari hidrolis diplot untuk
debit tetap 539,452 cm3/det dan untuk debit tetap 1265,127 cm3/det. Pada debit
tetap 539,452 cm3/det menunjukan kejadian aliran dengan kecepatan tetap
(langgeng), dan pada debit tetap 1265,127 cm3/det kejadian aliran air dimana ciri
langgeng mulai bergeser.
Menurut postulat Newton tegangan geser dalam fluida sebanding dengan
tingkat perubahan kecepatan pada satu potongan melintang aliran, tingkat
perubahan kecepatan atau gradien kecepatan merupakan tingkat perubahan waktu
pada deformasi sudut.
Percobaan dan pengamatan juga dilakukan untuk menunjukan hubungan
antara tegangan geser dan jari-jari hidrolis untuk dua kejadian debit, yaitu 381,640
cm3/det dan 1236,040 cm3/det. Dengan grafik hasil penelitian membuktikan pula
bahwa tegangan geser dalam aliran air berbanding lurus dengan jari-jari hidrolis.
Eksperimen pertama yang hasil pengamatan dan pengukurannya telah
diketahui diatas kemudian dilakukan kembali dengan menambahkan hamparan
pasir pada dasar model saluran sebagai eksperimen kedua.
Hal pertama yang dapat teramati dari eksperimen kedua ini adalah bahwa
Kedalaman air merupakan salah satu hal yang penting untuk diamati dalam
melakukan percobaan. Kedalaman air akan berbanding terbalik dengan besarnya
bilangan Froude dan kecepatan air. Semakin dalam saluran maka akan semakin
kecil bilangan Froude dan kecepatan airnya. Sementara itu semakin dalam suatu
air maka akan mengakibatkan semakin besarnya tekanan air pada saluran. Selain
itu, semakin dalam air maka akan semakin besar pula jari-jari hidrolis yang
dimiliki.
Di dalam praktek sering dijumpai saluran melintas jalan raya. Dalam
memecahkan masalah perlintasan ini pada umumnya dibuat suatu bangunan
perlintasan yang disebut gorong–gorong (culvert). Bangunan tersebut dapat
berpenampang lingkaran atau persegi empat yang dikenal dengan istilah box
culvert . Bentuk gorong–gorong adalah saluran tertutup tetapi alirannya adalah
aliran terbuka. Pada gorong-gorong biasanya penampangnya berbentuk persegi
karena debit aliran airnya tidak terlalu besar. Bentuk penampang harus
disesuaikan dengan debit aliran air yang mengalir pada saluran. Jika debit airnya
besar maka sebaiknya menggunakan bentuk penampang trapesium.
Sedimen pada saluran akan mengakibatkan semakin berkurangnya
kedalamannya sehingga jika semakin lama akan menimbulkan dampak yang
cukup signifikan. Pada percobaan yang telah dilakukan pada jurnal ini mungkin
tambahan sedimen pasir kurang banyak sehingga tidak menimbulkan perbedaan
yang mencolok antara saluran normal dengan saluran bersedimen pasir. Namun,
apabila jumlah sedimentasi pada saluran semakin banyak maka akan
mengakibatkan perbedaan karakteristik aliran air.
Dengan bahaya yang ditimbulkan dari sedimentasi maka sebaiknya
saluran harus dibersihkan dari sedimen-sedimen yang ada sehingga tidak akan
menimbulkan pendangkalan yang menimbulkan karakteristik yang berbeda.
Apabila saluran alami juga harus diperhatikan erosi pada samping penampang
saluran. Hal tersebut juga dapat menimbulkan pendangkalan yang berakibat
merubah karakteristik dari suatu saluran.
BAB V
MAKALAH MEKANIKA FLUIDA Page 14
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dengan penelitian ini teramati bahwa karaketristik hidrolis aliran di
saluran terbuka antara air murni dan air berpasir cenderug sama, dan terbukti
bahwa pola hubungan antara variabel karakteristik hidrolis yang dikemukakan
para ahli secara teoritik melalui penurunan model matematis (persamaan 12) sama
dengan hasil pengamatan dan pengukuran terhadap aliran air nyata dalam model
saluran, baik untuk aliran air murni maupun aliran air berpasir (kondisi viskositas
berbeda). Hubungan-hubungan karakteristik aliran air tersebut pada setiap titik
(masing-masing titik) adalah :
a) Tinggi permukaan air (kedalaman air) berbanding terbalik dengan bilangan
Froude pada debit dan penampang saluran yang tetap
b) Kecepatan aliran air berbanding terbalik dengan kedalaman aliran, pada debit
dan penampang saluran yang tetap
c) Tekanan air berbanding terbalik dengan kecepatan aliran pada debit dan
penampang saluran yang tetap
d) Nilai bilangan Froude berbanding terbalik dengan jari-jari hidrolis, pada debit
dan penampang saluran yang tetap
e) Pada beberapa nilai debit di saluran terbuka dengan penampang tetap,
tegangan geser berbanding lurus dengan jari-jari hidrolis.
5.2 Saran
Sebagai saran yang hendak dikemukakan disini adalah diperlukan
pengembangan penelitian untuk pola uji yang serupa tetapi fokus debit dan
kecepatan Karakteristik Aliran Air dalam Model Saluran Terbuka Menuju Kajian
Hidrolika Erosi dan Transport Sedimen ditujukan pada elemen sedimen. Sebagai
hipotesa dapat dikemukakan pada saran ini bahwa gerak sedimen bisa diamati
melalui penguatan warna objek (butir sedimen) dan penggunaan kamera dengan
resolusi tinggi. Sebagai acuan pendekatan teoritik antara lain dapat digunakan
pendekatan Yang (persamaan 25 sampai 30).
Kodoatie, Robert, (2002). "Hidrolika Terapan, Aliran Pada Saluran Terbuka dan
Pipa”, Penerbit ANDI Yogyakarta, xii + 342 hlm
Makrup, Lalu, (2001). “Dasar-Dasar Analisis Aliran di Sungai dan Muara”, UII
Press Jogyakarta, cetakan pertama, vii + 241 hlm
Bakhtiar, Joetata Hadiharja, 12 Maret 2009, “Karakteristik Aliran Air dalam Model
Saluran Terbuka menuju Kajian Hidrolika Erosi dan Transpor Sedimen”.
Tahun 17, No. 2.
Grafik 1. Grafik Hubungan Tinggi Permukaan Air (Y) dengan Bilangan Frounde (F)
dimana Debitnya 269.726 cm3/det
Grafik 2. Grafik Hubungan Tinggi Permukaan Air (Y) dengan Bilangan Frounde (F)
dimana Debitnya 539.452 cm3/det
Grafik 3. Grafik Hubungan Tinggi Permukaan Air (Y) dengan Bilangan Frounde (F)
dimana Debitnya 1338.215 cm3/det
Grafik 5. Grafik Hubungan Kecepatan Aliran (V) dengan Tinggi Permukaan Air (Y)
dimana Debitnya 593.452 cm3/det
Grafik 6. Grafik Hubungan Kecepatan Aliran (V) dengan Tinggi Permukaan Air (Y)
dimana Debitnya 1265.127 cm3/det
Grafik 8. Grafik Hubungan Tekanan Air (P) dengan Kecepatan Aliran (V) dimana
Debitnya 593.452 cm3/det
Grafik 9. Grafik Hubungan Tekanan Air (P) dengan Kecepatan Aliran (V) dimana
Debitnya 1265.127 cm3/det
Grafik 11. Grafik Hubungan Bilangan Frounde (F) dengan Jari-jari Hidrolik (R)
dimana Debitnya 1265.127 cm3/det
Grafik 12. Grafik Hubungan Tegangan Geser ( ) dengan Jari-jari Hidrolik (R)
dimana Debitnya 381.640 cm3/det
Grafik 14. Grafik Hubungan Kecepatan Aliran Berpasir (Vp) dengan Bilangan
Frounde Berpasir (Fp) dimana Debitnya 269.726 cm3/det
Grafik 15. Grafik Hubungan Kecepatan Aliran Berpasir (Vp) dengan Bilangan
Frounde Berpasir (Fp) dimana Debitnya 381.450 cm3/det
Grafik 17. Grafik Hubungan Tinggi permukaan Air Berpasir (Yp) dengan Tekanan
Air Berpasir (Pp) dimana Debitnya 381.450 cm3/det
Grafik 18. Grafik Hubungan Kecepatan Aliran Berpasir (Vp) dengan Tekanan Air
Berpasir (Pp) dimana Debitnya 385.450 cm3/det
Grafik 20. Grafik Hubungan Tegangan Geser Berpasir (p1 ) dengan Debit Berpasir
(Qp)