Anda di halaman 1dari 21

Makalah

MANAJEMEN PERBANKAN
“MANAJEMEN KREDIT BANK”

Disusun Oleh:

Fransiska Y.S Aninam

(02041711132)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan petunjuk dan rahmatnya karena kami dapat menyelesaikan tulisan ini yang
berupa makalah yang judul “Manajemen KREDIT Bank” untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Keuangan, Dengan membaca makalah ini kami berharap dapat membantu teman-
teman serta pembaca dalam memahami materi tentang Manajemen kredit bank ,dan dapat
memperkaya wawasan pembaca.
Kami menyadari bahwa dalam menyelesaikan makalah ini terdapat kekurangan dan
kesalahan dari segi kata-kata, bahasa, atau penulisan dalam menyajikan materi.
Saran dan kritik sangat diharapkan oleh kami agar makalah inidapat lebih baik lagi, Akhir
kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman dan pembaca.

Ternate 24 Januari 2020

Penulis
Daftar isi

Sampul Dalam.....................................................................................................i

Kata Pengantar..................................................................................................iv

Daftar isi...........................................................................................................vii

Bab 1. Pendahuluan

1.1. Pengertian Bank 1


1.2. Jenis-Jenis Bank 2

1.3. Area Pelayanan Bank Modern 3

1.4. Peranan Bank Dalam Perekonomian 6

Bab 2. Pembahasan

2.1. Fungsi Bank 10

2.2. Kegiatan Pokok Bank 13

2.3. Kegiatan Pengumpulan Dana Simpanan 13

2.4. Kegiatan Pemasokan Kredit 14

2.5. Kegiatan Investasi 15

2.6. Pentransferan Uang dan Kliring 16

2.7. Produk Jasa Perbankan Lain 16

Bab 3. Penutup

Bab 1. Pendahuluan
1.1. Pengertian Bank

Pada dasarnya Bank dapat diartikan sebagai lembaga yang memediasi antara pihak
surplusdana dengan pihak defisit dana. Pihak surplus dana adalah masyarakat yang memiliki
uang lebih yangdapat disimpan di Bank dalam bentuk:giro, deposito, dan tabungan.
Sedangkan pihak defisit danaadalah masyarakat yang mengalami kekurangan dana yang
dapat dipenuhi dengan cara meminjam diBank dalam bentuk kredit (loan )Menurut Rose
(2002 : 5) mengatakan bahwa “Bank is A financial intermediary accepting deposits and
granting loans; offers the widest menu of services of any financial institution “.

Menurut pengertian Rose di atas, dapat dipahami bahwa Bank adalah perantara keuangan
menerima simpanan danmemberikan kredit; memberikan pelayanan dalam menu yang luas
untuk berbagai lembaga keuangan.

Pengertian yang lebih banyak diacu oleh para pakar perbankan adalah Undang-Undang
Nomor:7 Tahun 1992, yang menyatakan bahwa “ Bank adalah badan usaha yang meng-
himpun dana darimasyarakat dalambentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada
masyarakat kembali dalam rangkameningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Kemudian pada Undang-Undang Nomor: 10 Tahun 1998, pengertian di atas


ditambahkan,“bank juga berfungsi sebagai tempat untuk penitipan atau penyimpanan uang
dengan cara bankmemberikan surat, atau selembar kertas dalam bentuk sebagai berikut:
Rekening koran atau giro (demand deposit ), Deposito berjangka (time deposit ), dan
Tabungan (saving deposit).

Bank juga merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuksimpanan dan menya-lurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau
bentuk-bentuklainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Bank Umum: bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional, atau
berdasarkanPrinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
1.2. Jenis-Jenis Bank

Menurut Undang-Undang Nomor. 14 Tahun 1967 Berdasarkan fungsinya Bank dibagi


menjadi 4macam yaitu : (1). Bank Sentral, (2). Bank Umum, (3). Bank Tabungan, dan (4).
Bank pembangunan yang diuraikan sebagai berikut:
(1). Bank SentralBank Indonesia sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
1945 yangakan diatur dengan Undang-Undang tersendiri yaitu sebagai Bank Sentral, atau
pemimpin daribank-bank.

(2). Bank UmumBank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan
dalam bentuk giro dandeposito dalam usahanya terutama memberikan kredit jangkapendek.

(3). Bank TabunganBank dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan


dalambentuk tabungan dandalam usahanya terutama memperbungakan dananya dalam kertas
berharga

(4). Bank PembangunanBank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima


simpanan dalam bentuk depositodan atau mengeluarkan kertas berharga jangka menengah
dan panjang dan dalam usahanya terutamamemberikan kredit jangka menegah dan panjang di
bidang pembangunan

Berdasarkan Kepemilikan Modalnya Bank dibagi menjadi : (1) Bank Pemerintah, (2)
Bank Swasta Nasional, (3) Bank Swasta Asing dengan uraian sebagai berikut:

(1) Bank Pemerintah Bank yang dimiliki oleh pemerintah dan dibagi lagi menurut Bank
Umum, Bank Pembangunandan Bank Tabungan

(2) Bank Swasta Nasional Bank yang modalnya dimiliki oleh pengusaha nasional Indonesia
yang juga terdiri dari Bank Umum, Bank Pembangunan dan Bank Tabungan

(3) Bank Swasta Asing Bank Cabang dari Bank-Bank Asing yang berpusat di luar
negeri yang kegiatan operasinya diaturdengan ketentuan tersendiri.

Berdasarkan Institusi Penciptaan Uang Bank dapat dikelompokkan menjadi; (1)


BankPrimer dan(2) Bank Sekunder yang diuraikan sebagai berikut:

(1) Bank Primer

Bank yang bisa menciptakan uang (giral) melalui simpanan masyarakat yang ada
padanya(simpanan uang likuid dalam bentuk giro). Pada umumnya Bank-Bank Umum
Pemerintah, Bank-BankUmum Swasta baik Nasional maupun Asing.

(2) Bank Sekunder


Bank yang tidak bisa menciptakan uang (giral) melalui simpanan masyarakat yang ada
padanya.Bank-bank ini pada umumnya ; Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank
Pegawai, BankKoperasi, atau bank-bank lain yang dipersamakan dengan itu.

Sedangkan penggolongan menurut Direktori Perbankan Indonesia (2003) Bank di


Indonesiadikelompokkan menjadi 6 jenis, yaitu; (1) Bank Persero, (2) Bank Umum Swasta
Nasional Devisa, (3)Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa, (4) Bank Pembangunan
Daerah, (5) Bank Campuran dan,(6) Bank Asing.

(1)Bank Persero, yaitu bank umum milik negara (Badan usaha milik negara, atau BUMN).
Bankpersero ini yang terdiri dari 5 bank yaitu;

(a)PT. Bank Rakyat Indonesia,

(b)PT. Bank Negara Indonesia (Persero),

(c)PT. Bank Tabungan Negara (Persero),

(d)PT. Bank Mandiri (Persero), dan

(e)PT. Bank Ekspor Indonesia.

(2)Bank Umum Swasta Nasional Devisa(BUSND), adalah bank umum milik swasta nasionalI
ndonesia yang dalam transaksinya dapat menggu-nakan mata uang dalam negeri
(Rupiah)maupun menggunakan valuta asing. Bank jenis ini di Indonesia terdiri36 bank.

(3)Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa(BUSNND), yaitu bank umum milik swasta
nasionalIndonesia yang dalam transaksinya hanya menggu-nakan mata uang dalam negeri
(Rupiah). Bank jenis ini di Indonesia terdiri dari40 bank.

(4)Bank Pembangunan Daerah(BPD), adalah bank milik pemerintah daerah yang terdiri dari2
6bank.

(5)Bank Campuran (BC), yaitu bank milik campuran antara swasta nasional dengan swasta as
ingyang terdiri dari23bank.

(6)Bank Asing(BA), adalah bank milik swasta asing yang terdiri dari 10 bank.
1.3 Area Pelayanan Bank Modern

Rose (2002 : 8) menggambarkan area pelayanan Bank-Bank Modern dewasa ini


meliputi 10macam area antara lain :

(a) Fungsi Pemberian Kredit (The Credit/loan function )

(b) Fungsi Transaksi/Pembayaran (The payment/transaction function )

(c) Fungsi Penghematan (The thrift/saving function )

(d) Fungsi Investasi (The investment/financial planning function )

(e) Fungsi Pengembangan Masyarakat ( The real estate andcommunity development


function )

(f) Fungsi Manajemen Kas (The cash management function )

(g) Fungsi Bank Perdagangan Investasi dan Surat Berharga (The merchant
banking/temporary stock investment function )

(h) Fungsi Penjaminan Saham (The investment banking/security underwriting function )

(i) Fungsi Broker Surat Berharga (The security brokerage/trading function )

(j) Fungsi Asuransi/Manjemen Risiko (The insurance/risk management function )


1.4. Peranan Bank Dalam Perekonomian

Selama ini masyarakat awam mengetahui peranan Bankdalam perekonomian terbatas


padamenerima tabungan dan memberikan kredit. Peranan Bank modern dalam perekonomian
dewasa ini, telah berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Oleh karena itu perlu
diadopsi peran baruuntuk melayani keinginan dan kebutuhan nasabah. Peran utama
perbankan modern dewasa ini adalahsebagai berikut: (1) Peran Intermediasi, (2) Peran
Pembayaran, (3) Peran Guarrantor, (4) PeranManajemen Risiko, (5) Peran Penasehat
Investasi dan Tabungan, (6) Peran Penjaminan KeamananNilai Surat Berharga, (7) Peran
Agensi, dan (8) Peran Pengambilan Kebijakan yang dapat diuraikansecara rinci sebagai
berikut:

(1) Peran Intermediasi

Mentrasnformasikan terutama merima simpanan uang (giro, deposito, dan tabungan) dari
rumahtangga kemudian memberikan kredit untuk perusahaan dan individu dalam rangka
menginvestasikandananya dalam bentuk, pembangunan gedung baru, peralatan, dan barang-
barang lain.

(2) Peran Pembayaran

Peran pembayaran bank adalah menyelesaikan pembayaran untuk atas nama


nasabahnya(seperti penerbitan dan pembayaran cek, pengiriman uang melalui telegram,
menyediakan saluranuntuk pembayaran elektronik (ATM), dan penukaran valuta asing dan
koin.

(3) Peran Guarrantor

Peran membantu dan menggaransi nasabah mereka untuk melunasi hutangnya, ketika
nasabahtersebut tidak mampu membayar (seperti penerbitan letter of credit )
Bab 2. Pembahasan

3.1. Pengertian Kredit

Kata “Kredit” berasal dari bahasa Yunani “ Credere ”, artinya “kepercayaan”yang dalam
prakteksehari-hari berkembang lebih luas lagi antara lain: (1) Kredit dalam pengertian umum,
dan (2) Kreditdalam pengertian sesuai dengan Undang-undang.

Adapun uraian pengertian secara rinci sebagaiberikut:

1.Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan


suatupinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan ditangguhkan pada suatu
jangkawaktu yang disepakati.

2.Kredit dalam pengertian lembaga perbankan, sesuai dengan yang termuat dalam Bab 1,
pasal 1ayat 12 Undang-undang No. 7 tahun 1992 yaitu : Kredit adalah penyediaan uang atau
tagihan yangdapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam-meminjamantara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk
melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau
pembagian hasil keuntungan.

Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan pengertian kredit yang mencakup 3
hal sebagaiberikut:

1.Adanya suatu penyerahan uang/tagihan atau dapat jugabarang yang menimbulkan


tagihantersebut kepada pihak lain, dengan harapan memberi pinjaman ini bank akan
memperoleh suatutambahan nilai dari pokok pinjaman tersebut yang berupa bunga sebagai
pendapatan bagi bankyang bersangkutan.

2.Dari proses kredit itu telah didasarkan pada suatu perjanjian yang saling mempercayai
kedua belahpihak akan mematuhi kewajibannya masing-masing.

3.Dalam pemberian kredit ini terkandung kesepakatan pelunasan utang dan bunga akan
diselesaikandalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati bersama.
Dalam praktek sehari-hari persetujuan pinjaman kredit dinyatakan dalam bentuk
perjanjiantertulis baik di bawah tangan atau secara notariat, dan sebagai pengamanan bahwa
pihak peminjamakan memenuhi kewajibannya akan menyerahkan suatu jaminan baik yang
bersifat kebendaanmaupun bukan kebendaan.

3.2. Prinsip-Prinsip Perkreditan

Untuk dapat melaksanakan kegiatan perkreditan secara sehat telah dikenal adanya prinsip 5
Cyang meliputi ; (1)Character, (2)Capacity , (3)Capital , (4)Collateral , dan (5)Condition of
economic ,dengan uraian masing-masing sebagai berikut:

1.Character

(Karakter)Pemberian kredit pada dasarnya berdasarkan kepercayaan dari pihak Bank


bahwasipeminjam mempunyai moral, watak ataupun sifat-sifat pribadi yang positif dan
kooperatif dan juga mempunyai rasa tanggung jawab dalam menjalankan kegiatan
usahanya.Manfaat dari penilaian soal karakter ini adalah untuk mengetahui sampai
sejauhmanatingkat kejujuran dan integritas serta tekad baik yaitu kemauan untuk memenuhi
kewajiban-kewajibannya.

2.Capacity

(Kapasitas)Kapasitas adalah kemampuan calon kreditur (calon peminjam) melunasi


kewajiban-kewajibannya dari kegiatan usaha yang dilakukannya atau kegiatan usaha yang
akandilakukannya yang akan dibiayai dengan kredit dari bank. Jadi jelaslah maksud dari
penilaiankapasitas disini adalh untuk menilai sampai sejauhmana hasil usaha yang akan
diperolehnya tersebut, akan mampu untuk melunasinya tepat pada waktunya sesuai dengan
perjanjian yangtelah disepakatinya.

Pengukuran kapasitas dari calon kreditur (calon peminjam) dapat dilakukan melalui
berbagaipendekatan antara lain:

a.Pendekatan historis

Pendekatan ini dilakukan dengan cara menilai past performance (kinerja masa lampau)dari
nasabah yang bersangkutan apakah usahanya banyak mengalami kegagalan atau
selalumenunjukkan perkembangan yang semakin maju dari waktu ke waktu.
b.Pendekatan Financial

Pendekatan ini dilakukan dengan cara menilai posisi neraca dan laporan Rugi/laba
untukbeberapa periode terakhir untuk mengetahui seberapa besarnya solvabilitas, likuiditas,
danrentabilitas usahanya serta tingkat risiko usahanya.

c.Pendekatan Educational

Pendekatan dilakukan dengan cara menilai latar belakang pendidikan para penguruscalon
kreditur (calon peminjam), hal ini penting bagi perusahaan-perusahaan yangmenghendaki
kemampuan teknologi tinggi, ataupun usaha-usaha yang memerlukanprofesionalisme tinggi
seperti; rumah sakit biro konsultan.

d.Pendekatan Yuridis

Pendekatan ini dilakukan dengan cara menilai apakah calon kreditur (calon
peminjam)tersebut secara yuridis memiliki kapasitas untuk mewakili dirinya atau badan
usaha yangdiwakilinya untuk mengadakan ikatan perjanjian kredit dengan bank.

e.Pendekatan Manajerial

Pendekatan ini dilakukan dengan cara menilai sampai sejauhmana kemampuan


danketerampilan nasabah dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam
memimpinperusahaannya.

f.Pendekatan Teknis

Pendekatan ini dilakukan dengan cara menilai sampai sejauhmana kemampuan calonkreditur
dalam mengelola faktor-faktor produksi seperti; tenaga kerja, sumber bahan baku,peralatan-
peralatan kerja/mesin-mesin, administrasi dan keuangan, industrial relation, bahkansampai
kepada kemampuan dalam merebut market share

3.Capital

(modal)Kapital/modal adalah jumlah dana/modal sendiri yang dimiliki oleh calon kreditur
(calonpeminjam). Kemampuan modal sendiri merupakan benteng yang kuat agar tidak
mudah terkenagoncangan dari luar, miisalnya dalam situasi pasar modal dengan suku bunga
yang tinggi, makasebaiknya komposisi modal sendiri ini harus semakin besar.

4.Collateral

(Borg : jaminan)Kolateral adalah barang-barang jaminan yang diserahkan oleh kreditur


sebagai jaminan ataskredit yang diterimanya. Manfaat kolateral adalah sebagai alat
pengamanan, apabila usaha yangdibiayai dengan kredit tersebut gagal, atau sebab-sebab lain,
dimana kreditur tidak mampu melunasikredit dari usahanya yang normal.

Jaminan juga dapat sebagai alat pengaman dalam menghadapi kemungkinan adanya
ketidakpastian pada kurun waktu yang akan datang pada saatnya kredit tersebut harus
dilunasi.Kolateral ini sifatnya sebagai pelengkap dari kelayakan dari proyek nasabah.
Penilaian kolateral ini harus ditinjau dari 2 sudut ekonomisnya, yaitu nilai ekonomis
dari barang-barang yang akan dijaminkan, serta nilai yuridisnya yaitu apakah barang-barang
jaminan tersebut memenuhi syarat-syarat yuridis untuk dipakai sebagai barang jaminan.

5.Condition of economic

(Kondisi perekonomian)Kondisi ekonomi adalah situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi
dan budaya, peraturan-peraturan pemerintah dan lain-lain yang mempengaruhikeadaan
perekonomian pada suatu saat,maupun untuk suatu kurun waktu tertentu yang
kemungkinannya akan dapat mempengaruhikelancaran usaha perusahaan yang memperoleh
kredit.

3.3.Tujuan Pemberian Kredit

Tujuan utama pemberian kredit yang dapat diuraikan disiniantara lain: (1) Mencari
Keuntungan,(2) Membantu Usaha Nasabah, dan (3) Membantu Pemerintah yang diuraikan
sebagai berikut:

1.Mencari Keuntungan

Tujuan utama pemberian kredit adalah untuk memperoleh hasil dari pemberian dari kredit
itusendiri. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai
kontraprestasi(imbalan) jasa dan biaya administrasi dan provisi kredit yang dibebankan
kepada nasabah. Keuntunganini penting untuk kelangsungan hidup bank. Jika bank terus
menerus menderita kerugian, akibatkurangnya pendapatan bunga dari pemberian kredit, maka
besar kemungkinan bank tersebut akandilikuidasi.

2.Membantu Usaha Nasabah

Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik
danainvestasi maupun danauntuk modal kerja. Adanya kredit bagi pengusaha, maka ekspansi
perusahaandapat dilakukan dengan baik.

3.Membantu Pemerintah

Tujuan membantu pemerintah adalah memperlancar pertumbuhan perekonomian,


mengingatsemakin banyak kredit yang disalurkan oleh bank kepada masyarakat yang
membutuhkan, maka akansemakin membuka kesempatan kerja.
Di samping tujuan di atas, suatu fasilitas kredit yang disediakan oleh lembaga perbankan
memilikifungsi sebagai berikut:

• Meningkatkan daya guna uang, barang dan peredaran/lalulintas uang.

• Meningkatkan peredaran barang dan sebagai alat stabilitas ekonomi.

• Untuk meningkatkan kegairahan usaha dari perusahaan-perusahaan

• Meningkatkan pemerataan pendapatan.


3.4. Unsur–Unsur Kredit

Unsur–unsur yang harus ada dalam pengelolaan kreditperbankan antara lain: (1)
Kepercayaan,(2) kesepakatan, (3) Jangka Waktu, (4) Risiko, dan (5) Balas jasa, dengan
penjelasan masing-masingsebagai berikut:

1.Kepercayaan

Dalam pengertian luas kredit diartikan sebagai “kepercayaan” . Maksud


darikepercayaan bagi sipemberi kredit adalah pihak bank (debitur) percaya kepada
penerima kredit (kreditur) bahwa kredit yangdisalurkannya pasti akan dikembalikan
sesuai perjanjian. Sedangkan bagi pihak debitur merupakanpenerimaan kepercayaan
sehingga ia mempunyai kewajiban untuk membayar kembali kredit tersebutsesuai
jangka waktu yang telah disepakati kedua belah pihak.

Kepercayaan ini diberikan oleh pihak debitur (bank) dimana sebelumnya sudah
dilakukanpenyeledikan tentang kondisi masa lalu dan sekarangterhadap nasabah
pemohon kredit.

2.Kesepakatan

Di samping unsur percaya di dalam pemberian kredit, juga mengandung unsur


kesepakatanantara debitur (bank) dengan kreditur. Pada umumnya kesepakatan ini
dituangkan dalam suatuperjanjian yang memuat hak dan kewajiban yang
ditandatangani oleh kedua belah pihak.

3.Jangka Waktu

Setiap kredit yang diberikan oleh debitur, memiliki jangka waktu yang mencakup
masapengembalian kredit yang telah disepakati.
4.Risiko

Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu risiko tidak
tertagihnya kredit (kredit macet). Semakin panjang suatu jangka waktu kredit, maka semakin
besar risikonya.Demikian pula sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan pihak debitur, baik
disengaja maupun tidak disengaja. Misalnya terjadi bencana atau bangkrutnya usaha pihak
kreditur tanpa ada kesegajaan.

5.Balas Jasa
Balas jasa merupakan kontraprestasi atas pemberian kredit dari pihak debitur yang
dikenaldengan bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan provisi serta biaya administasi ini,
merupakanpendapatan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah disebut sebagai bagi hasil
(Profit sharing).

3.5.Kebijaksanaan Perkreditan

Kebijakan perkreditan merupakan pedoman kerja, sehingga kebijakan tersebut


haruslahmengandung keputusan-keputusanpolitis dan keputusan-keputusan yang bersifat
teknis operasional.

Dalam menetapkan kebijaksanaan kredit diperlukan 3 azas pokok yaitu; azas


likuiditas, azassolvabilitas dan azas rentabilitas.

Di samping itu manajemen perlu pula memperhatikan; keadaan perekonomian,


perkembanganpolitik, peraturan-peraturan penguasa moneter yang ada, kemampuan banka
yang bersangkutandalam mengumpulkan dan dengan biaya yang relatif murah, volume
permintaan kredit, besarnya labayangdiharapkan, kemampuan manajemen bank itu sendiri,
para saingan dari bank-bank/lembagakeuangan lain yang memasar-kan jasa perkreditan.

3.6. Sistematika Perkreditan

Variasi bentuk perkreditan dapat ditinjau dari beberapa segi antara lain; (1) Pembagian
menurut jenis kredit yang diberikan, (2) Pembagian menurut sifat kredit yang diuraikan
secara rinci sebagaiberikut:

1. Pembagian Menurut Jenis Kredit Yang Dibiayai

Dalam klassifikasi ini bentuk perkreditan dapat dilihat dari obyek yang dibiayai dengan
kredittersebut antara lain; (a) Kredit modal kerja, (b) Kredit Investasi, (c)Personal loan , dan
(d) Non Cash loan , dengan uraian masing-masing sebagai berikut:

a. Kredit Untuk Modal Kerja

Kredit Modal Kerja (KMK) adalah kredit yang diberikan oleh bank kepada krediturnya
untukmemenuhi kebutuhan modal kerjanya. Kriteria modal kerja yaitu kebutuhan modal yang
habis dalamsatu siklus usaha (jika dilihat pada neraca terdiridari; uang kas, piutang dagang,
persediaan bahanbaku, bahan dalam proses, dan barang jadi).
Secara lebih spesifik bentuk kredit modal kerja ini antara lain;

• Untuk perdagangan, antara lain (kredit leveransir, kredit ekspor, kredit untuk pertokoan,

• Untuk barang industri, antara lain (kredit modal kerja pabrik makanan, kredit modal kerja
pabriktekstil, dll)

• Untuk bidang perkebunan, antara lain (kredit untuk membelipupuk, kredit untuk membeli
obat-obatan anti hama, dll)

•Kredit untuk kontraktor bangunan

• Kredit modal kerja untuk perbengkelan/service station, dll.b.Kredit Untuk InvestasiKredit


investasi adalah kredit yang dikeluarkan oleh perbankan untuk pembelian barang-
barangmodal yaitu tidak habis dalam satu siklus usaha. Uang kas yang dikeluarkan untuk
membeli barang-barang modal akan dapat terhimpun kembali setelah melalui proses
depresiasi/amortisasinya sesuai jangka waktu ekonomisnya dalam jangka waktu antara
5sampai 20 tahun.Bentuk-bentuk kredit investasi yang lebih spesifik antara lain;

• Membeli tanah untuk industri, tanah untuk pertambangan, maupun tanah untuk perkebunan
dll.

• Membeli mesin-mesin, alat-alat angkutan, peralatan-peralatan produksi dll.

• Mendirikan bangunan gedung pabrik, bangunan hotel, rumah sakit, gedung perkantoran,
proyekpertokoan dll.

• Menanam tanaman-tanaman keras pada perkebunan sampai menghasilkan secara ekonomis.

• Membangun kapal, pesawat terbang, peralatan-peralatan kerja yang akan dipakai sendiri.

c. Personal loan

Kredit ini diberikan kepada pribadi untuk keperluan konsumtif, seperti untuk pembelian alat-
alatrumah tangga.

d. Non cash Loan

Kredit jenis ini adalah sejenis kredit yang belum efektif dapat ditarik secara tunai ataupun
secarapemindahbukuan, tetapi di dalamnya telah terkandung adanya suatu kesanggupan
untuk melakukanpembayaran dikemudian hari. Pembayaran baru akan dilakukan oleh bank
apabila transaksi yang akandilakukan direalisir atau apa yang diperjanjikan menjadi efektif.
Jenis-jenis kredit non kas antara lain;(d1) bank garansi, (d2) fasilitas L/C impor, (d3) fasilitas
L/C dalam negeri
d1. Bank Garansi

Sesuai dengan SK Dir Bank Indonesia No. 23/88/Kep./Dir tanggal 18 Maret 1991 dan
SuratEdaran No. 23/7/UKU tanggal 18 Maret 1991 yaitu;

• Jaminan dalam bentuk warkat yang diterbitkan oleh Bank yang mengakibatkan
kewajibanmembayar terhadap pihak yang menerima jaminan apabila pihak yang dijamin
melakukan cedera janji.

• Jaminan dalam bentuk penandatanganan kedua dan seterusnya atas surat-surat berharga
sepertiaval dan endosemen yang dapat menimbulkan kewajiban membayar bagi bank apabila
yangdijamin cedera janji,

• Jaminan lain yang terjadi karena perjanjian bersyarat, sehingga dapat menumbuhkan
kewajibanfinansial bagi bank.Dalam praktek sehari-hari bentuk garansi bank yang umum
terjadi adalah ;

• Tender bond , bid bond , yaitu bank garansi yang diperlakukan para kontraktor untuk dapat
mengikutitender.

• Bank garansi uang muka, yaitu bank garansi yang dikeluarkan oleh bank untukmenjamin
ataspermintaan uang muka oleh nasabahnya dalam rangka suatu kerjasama/pelaksanaan
kontrakkerja dll.

• Bank garansi untuk penangguhan pembayaran bea cukai.

• Bank garansi untuk penyerahan barang/penerima barang oleh leveransir dari pabrikan
dll.d2.Fasilitas Pembukaan L/C Impor Letter of credit

(L/C) adalah perangkat kerja bank yang berupa suatu jaminan yang diterbitkanoleh bank
untuk penjual atas permintaan dan sesuai dengan instruksi pembeli, dimana bankmemberikan
jaminan atau memberikan kuasa kepada bank lain untuk melakukan pembayaranakseptasi
atau negosiasi wesel-wesel berdasarkan penyerahan dokumen-dokumen yang
ditentukansesuai dengan syarat dan kondisi dalam L/C yang bersangkutan.Dari pengertian
L/C terkandung suatu perjanjian kesanggupan/jaminan berupa;

• Untuk pihak pembeli hal ini merupakan kepastian penerimaan barang sebagaimana
ditentukandalam L/C.
• Untuk pihak penjual merupakan kepastian pembayaran atas penyerahan barangnya
sebagaimanaditentukan dalam L/C.Dalam posisi ini bank pembuka L/C mempunyai suatu
kewajiban untuk melaksanakanpembayaran apabila pihak importir gagal memenuhi
kewajiban. Jadi pada saat pembukaan L/C dengansetoran uang muka di bawah 100 % sudah
terkandung adanya pemberian fasilitas kredit yang belumefektif yangdapat disebut “non cash
loan ”.d.3. Fasilitas L/C dalam negeriMekanisme kerja dari L/C dalam negeri pada intinya
sama dengan L/C Impor, baik dalampenerbitan maupun dalam aturan mainnya, jadi sama-
sama fungsinya “non cash loan ” pula, adapunperbedaannya antara lain ;

• L/C dalam negeri menggunakan valuta rupiah sedangkan L/C impor menggunakan valuta
asingyang disepakati para pihak yang berkepentingan.

• L/C dalam negeri hanya berlaku di wilayah Republik Indonesia.

2.Pembagian Kredit Menurut Sifat-Sifatnya

Jenis-jenis kredit menurut sifat-sifatnya dapat dikelompokkan menjadi ; (a) Revolving credit,
dan(b)Kredit dengan plafond menurun/Kredit Investasi dengan uraian sebagai berikut:

a. Revolving Credit

(Kredit Berulang)Kredit jenis ini merupakankredit yang dapat ditarik sesuai dengan
kebutuhan dana dari pihakdebitur. Jadi pada jenis kredit ini baki debitnya akan berfluktuasi
dari waktu ke waktu yang lain sesuaidengan kapasitas/kebutuhan ddana yang sedang
berlangsung.

Jangka waktu kreditnyapunjuga dapat diperpanjng berulang-ulang selama kegiatan


usahanyatersebut berjalan dengan baik. Oleh karena itu, kredit ini cocok untuk membiayai
kebutuhan modal kerjausaha debitur, baik bidang perdagangan, industri, prasarana,
perkebunan dll.

Mengingat sifatnya yang berputar/berulang (revolving ), maka dalam pelaksanaannya


kepadanasabah yang bersangkutan dibukakan suatu hubungan rekening koran, dan kepada
nasabah yangbersangkutan dapat pula diberikan “cek/bilyet giro” untuk melaksanakan
penarikan kreditnya sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan modal kerjanya. Dengan
demikian nasabah tidak khawatirrekeningnya tidak dapat ditarik padahal yang berrsangkutan
baru saja melakukan setoran-setoran padarekening tersebut.
Untuk pengendalian kredit jenis ini dapat dimonitor melalui estimasi Statement of
Sources and uses of fund atau dari estimasi cash flow dari suatu periode ke periode
berikutnya. Apabila usahanasabah mempunyai bermacam-macam kegiatan, dimana masing-
masing kegiatan tersebutdiadministrasikan dalam unit yang terpisah/dapat dipisahkan secara
tegas, maka plafond kredittersebut dapat diberikan untuk masing-masing jenis, tetapi
sebaiknya dikontrol melalui satu plafondkredit saja.

Dalam jenis kredit ini, mengingat dapat diperpanjang secara berulangkali, maka
reputasimanajemen merupakan faktor yang dominan dalam penilaian kredit yang akan
diberikan, di sampingitu kestabilan volume pemasaran juga merupakan faktor yang perlu
diperhitungkan

b.Kredit Dengan Plafond Menurun/Kredit Investasi

Kredit dengan plafond menurun yaitu jenis-jenis kredit yang secara


sistematisplafondnyabertahap menurun sesuai dengan jadwal angsuran yang telah disepakati
antara bank dengan nasabah.Pemberian kredit atas dasar plafond menurun ini diberikan untuk
pembiayaan “Deffered cost ” yang diperlukan oleh nasabah untuk pembelian barang-barang
modal yang mempunyai turnover lebih darisatu siklus usaha.

Kegiatan usaha yang dibiayai dengan kredit ini mempunyai ciri utama memerlukan
modal (dana)yang relatif besar pada arah kegiatannya yang memerlukan jangka waktu yang
relatif panjang dalampelunasannya.

3.8. Manfaat Perkreditan

Ada berbagai pihak yang berkepentingan secara langsung dan tidak langsung terhadap
fasilitasperkreditan yang dipasarkan oleh bank-bank komersial.

Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan langsung sudah tentu pihak bank dan pihak
calondebitur itu sendirik arena kedua belah pihak inilah yang pertama-tama akan menerima
manfaat dari perkreditan itu secara langsung.

Sedangkan pihak pemerintah dalam hal ini penguasa moneter dan masyarakat luas juga
akanmenerima manfaat perkreditan secara tidak langsung, berupa pertumbuhan
perekonomian.

Anda mungkin juga menyukai