MANAJEMEN PERBANKAN
“MANAJEMEN KREDIT BANK”
Disusun Oleh:
(02041711132)
Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan petunjuk dan rahmatnya karena kami dapat menyelesaikan tulisan ini yang
berupa makalah yang judul “Manajemen KREDIT Bank” untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Keuangan, Dengan membaca makalah ini kami berharap dapat membantu teman-
teman serta pembaca dalam memahami materi tentang Manajemen kredit bank ,dan dapat
memperkaya wawasan pembaca.
Kami menyadari bahwa dalam menyelesaikan makalah ini terdapat kekurangan dan
kesalahan dari segi kata-kata, bahasa, atau penulisan dalam menyajikan materi.
Saran dan kritik sangat diharapkan oleh kami agar makalah inidapat lebih baik lagi, Akhir
kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman dan pembaca.
Penulis
Daftar isi
Sampul Dalam.....................................................................................................i
Kata Pengantar..................................................................................................iv
Daftar isi...........................................................................................................vii
Bab 1. Pendahuluan
Bab 2. Pembahasan
Bab 3. Penutup
Bab 1. Pendahuluan
1.1. Pengertian Bank
Pada dasarnya Bank dapat diartikan sebagai lembaga yang memediasi antara pihak
surplusdana dengan pihak defisit dana. Pihak surplus dana adalah masyarakat yang memiliki
uang lebih yangdapat disimpan di Bank dalam bentuk:giro, deposito, dan tabungan.
Sedangkan pihak defisit danaadalah masyarakat yang mengalami kekurangan dana yang
dapat dipenuhi dengan cara meminjam diBank dalam bentuk kredit (loan )Menurut Rose
(2002 : 5) mengatakan bahwa “Bank is A financial intermediary accepting deposits and
granting loans; offers the widest menu of services of any financial institution “.
Menurut pengertian Rose di atas, dapat dipahami bahwa Bank adalah perantara keuangan
menerima simpanan danmemberikan kredit; memberikan pelayanan dalam menu yang luas
untuk berbagai lembaga keuangan.
Pengertian yang lebih banyak diacu oleh para pakar perbankan adalah Undang-Undang
Nomor:7 Tahun 1992, yang menyatakan bahwa “ Bank adalah badan usaha yang meng-
himpun dana darimasyarakat dalambentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada
masyarakat kembali dalam rangkameningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Bank juga merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuksimpanan dan menya-lurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau
bentuk-bentuklainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Bank Umum: bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional, atau
berdasarkanPrinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
1.2. Jenis-Jenis Bank
(2). Bank UmumBank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan
dalam bentuk giro dandeposito dalam usahanya terutama memberikan kredit jangkapendek.
Berdasarkan Kepemilikan Modalnya Bank dibagi menjadi : (1) Bank Pemerintah, (2)
Bank Swasta Nasional, (3) Bank Swasta Asing dengan uraian sebagai berikut:
(1) Bank Pemerintah Bank yang dimiliki oleh pemerintah dan dibagi lagi menurut Bank
Umum, Bank Pembangunandan Bank Tabungan
(2) Bank Swasta Nasional Bank yang modalnya dimiliki oleh pengusaha nasional Indonesia
yang juga terdiri dari Bank Umum, Bank Pembangunan dan Bank Tabungan
(3) Bank Swasta Asing Bank Cabang dari Bank-Bank Asing yang berpusat di luar
negeri yang kegiatan operasinya diaturdengan ketentuan tersendiri.
Bank yang bisa menciptakan uang (giral) melalui simpanan masyarakat yang ada
padanya(simpanan uang likuid dalam bentuk giro). Pada umumnya Bank-Bank Umum
Pemerintah, Bank-BankUmum Swasta baik Nasional maupun Asing.
(1)Bank Persero, yaitu bank umum milik negara (Badan usaha milik negara, atau BUMN).
Bankpersero ini yang terdiri dari 5 bank yaitu;
(2)Bank Umum Swasta Nasional Devisa(BUSND), adalah bank umum milik swasta nasionalI
ndonesia yang dalam transaksinya dapat menggu-nakan mata uang dalam negeri
(Rupiah)maupun menggunakan valuta asing. Bank jenis ini di Indonesia terdiri36 bank.
(3)Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa(BUSNND), yaitu bank umum milik swasta
nasionalIndonesia yang dalam transaksinya hanya menggu-nakan mata uang dalam negeri
(Rupiah). Bank jenis ini di Indonesia terdiri dari40 bank.
(4)Bank Pembangunan Daerah(BPD), adalah bank milik pemerintah daerah yang terdiri dari2
6bank.
(5)Bank Campuran (BC), yaitu bank milik campuran antara swasta nasional dengan swasta as
ingyang terdiri dari23bank.
(6)Bank Asing(BA), adalah bank milik swasta asing yang terdiri dari 10 bank.
1.3 Area Pelayanan Bank Modern
(g) Fungsi Bank Perdagangan Investasi dan Surat Berharga (The merchant
banking/temporary stock investment function )
Mentrasnformasikan terutama merima simpanan uang (giro, deposito, dan tabungan) dari
rumahtangga kemudian memberikan kredit untuk perusahaan dan individu dalam rangka
menginvestasikandananya dalam bentuk, pembangunan gedung baru, peralatan, dan barang-
barang lain.
Peran membantu dan menggaransi nasabah mereka untuk melunasi hutangnya, ketika
nasabahtersebut tidak mampu membayar (seperti penerbitan letter of credit )
Bab 2. Pembahasan
Kata “Kredit” berasal dari bahasa Yunani “ Credere ”, artinya “kepercayaan”yang dalam
prakteksehari-hari berkembang lebih luas lagi antara lain: (1) Kredit dalam pengertian umum,
dan (2) Kreditdalam pengertian sesuai dengan Undang-undang.
2.Kredit dalam pengertian lembaga perbankan, sesuai dengan yang termuat dalam Bab 1,
pasal 1ayat 12 Undang-undang No. 7 tahun 1992 yaitu : Kredit adalah penyediaan uang atau
tagihan yangdapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam-meminjamantara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk
melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau
pembagian hasil keuntungan.
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan pengertian kredit yang mencakup 3
hal sebagaiberikut:
2.Dari proses kredit itu telah didasarkan pada suatu perjanjian yang saling mempercayai
kedua belahpihak akan mematuhi kewajibannya masing-masing.
3.Dalam pemberian kredit ini terkandung kesepakatan pelunasan utang dan bunga akan
diselesaikandalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati bersama.
Dalam praktek sehari-hari persetujuan pinjaman kredit dinyatakan dalam bentuk
perjanjiantertulis baik di bawah tangan atau secara notariat, dan sebagai pengamanan bahwa
pihak peminjamakan memenuhi kewajibannya akan menyerahkan suatu jaminan baik yang
bersifat kebendaanmaupun bukan kebendaan.
Untuk dapat melaksanakan kegiatan perkreditan secara sehat telah dikenal adanya prinsip 5
Cyang meliputi ; (1)Character, (2)Capacity , (3)Capital , (4)Collateral , dan (5)Condition of
economic ,dengan uraian masing-masing sebagai berikut:
1.Character
2.Capacity
Pengukuran kapasitas dari calon kreditur (calon peminjam) dapat dilakukan melalui
berbagaipendekatan antara lain:
a.Pendekatan historis
Pendekatan ini dilakukan dengan cara menilai past performance (kinerja masa lampau)dari
nasabah yang bersangkutan apakah usahanya banyak mengalami kegagalan atau
selalumenunjukkan perkembangan yang semakin maju dari waktu ke waktu.
b.Pendekatan Financial
Pendekatan ini dilakukan dengan cara menilai posisi neraca dan laporan Rugi/laba
untukbeberapa periode terakhir untuk mengetahui seberapa besarnya solvabilitas, likuiditas,
danrentabilitas usahanya serta tingkat risiko usahanya.
c.Pendekatan Educational
Pendekatan dilakukan dengan cara menilai latar belakang pendidikan para penguruscalon
kreditur (calon peminjam), hal ini penting bagi perusahaan-perusahaan yangmenghendaki
kemampuan teknologi tinggi, ataupun usaha-usaha yang memerlukanprofesionalisme tinggi
seperti; rumah sakit biro konsultan.
d.Pendekatan Yuridis
Pendekatan ini dilakukan dengan cara menilai apakah calon kreditur (calon
peminjam)tersebut secara yuridis memiliki kapasitas untuk mewakili dirinya atau badan
usaha yangdiwakilinya untuk mengadakan ikatan perjanjian kredit dengan bank.
e.Pendekatan Manajerial
f.Pendekatan Teknis
Pendekatan ini dilakukan dengan cara menilai sampai sejauhmana kemampuan calonkreditur
dalam mengelola faktor-faktor produksi seperti; tenaga kerja, sumber bahan baku,peralatan-
peralatan kerja/mesin-mesin, administrasi dan keuangan, industrial relation, bahkansampai
kepada kemampuan dalam merebut market share
3.Capital
(modal)Kapital/modal adalah jumlah dana/modal sendiri yang dimiliki oleh calon kreditur
(calonpeminjam). Kemampuan modal sendiri merupakan benteng yang kuat agar tidak
mudah terkenagoncangan dari luar, miisalnya dalam situasi pasar modal dengan suku bunga
yang tinggi, makasebaiknya komposisi modal sendiri ini harus semakin besar.
4.Collateral
Jaminan juga dapat sebagai alat pengaman dalam menghadapi kemungkinan adanya
ketidakpastian pada kurun waktu yang akan datang pada saatnya kredit tersebut harus
dilunasi.Kolateral ini sifatnya sebagai pelengkap dari kelayakan dari proyek nasabah.
Penilaian kolateral ini harus ditinjau dari 2 sudut ekonomisnya, yaitu nilai ekonomis
dari barang-barang yang akan dijaminkan, serta nilai yuridisnya yaitu apakah barang-barang
jaminan tersebut memenuhi syarat-syarat yuridis untuk dipakai sebagai barang jaminan.
5.Condition of economic
(Kondisi perekonomian)Kondisi ekonomi adalah situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi
dan budaya, peraturan-peraturan pemerintah dan lain-lain yang mempengaruhikeadaan
perekonomian pada suatu saat,maupun untuk suatu kurun waktu tertentu yang
kemungkinannya akan dapat mempengaruhikelancaran usaha perusahaan yang memperoleh
kredit.
Tujuan utama pemberian kredit yang dapat diuraikan disiniantara lain: (1) Mencari
Keuntungan,(2) Membantu Usaha Nasabah, dan (3) Membantu Pemerintah yang diuraikan
sebagai berikut:
1.Mencari Keuntungan
Tujuan utama pemberian kredit adalah untuk memperoleh hasil dari pemberian dari kredit
itusendiri. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai
kontraprestasi(imbalan) jasa dan biaya administrasi dan provisi kredit yang dibebankan
kepada nasabah. Keuntunganini penting untuk kelangsungan hidup bank. Jika bank terus
menerus menderita kerugian, akibatkurangnya pendapatan bunga dari pemberian kredit, maka
besar kemungkinan bank tersebut akandilikuidasi.
Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik
danainvestasi maupun danauntuk modal kerja. Adanya kredit bagi pengusaha, maka ekspansi
perusahaandapat dilakukan dengan baik.
3.Membantu Pemerintah
Unsur–unsur yang harus ada dalam pengelolaan kreditperbankan antara lain: (1)
Kepercayaan,(2) kesepakatan, (3) Jangka Waktu, (4) Risiko, dan (5) Balas jasa, dengan
penjelasan masing-masingsebagai berikut:
1.Kepercayaan
Kepercayaan ini diberikan oleh pihak debitur (bank) dimana sebelumnya sudah
dilakukanpenyeledikan tentang kondisi masa lalu dan sekarangterhadap nasabah
pemohon kredit.
2.Kesepakatan
3.Jangka Waktu
Setiap kredit yang diberikan oleh debitur, memiliki jangka waktu yang mencakup
masapengembalian kredit yang telah disepakati.
4.Risiko
Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu risiko tidak
tertagihnya kredit (kredit macet). Semakin panjang suatu jangka waktu kredit, maka semakin
besar risikonya.Demikian pula sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan pihak debitur, baik
disengaja maupun tidak disengaja. Misalnya terjadi bencana atau bangkrutnya usaha pihak
kreditur tanpa ada kesegajaan.
5.Balas Jasa
Balas jasa merupakan kontraprestasi atas pemberian kredit dari pihak debitur yang
dikenaldengan bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan provisi serta biaya administasi ini,
merupakanpendapatan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah disebut sebagai bagi hasil
(Profit sharing).
3.5.Kebijaksanaan Perkreditan
Variasi bentuk perkreditan dapat ditinjau dari beberapa segi antara lain; (1) Pembagian
menurut jenis kredit yang diberikan, (2) Pembagian menurut sifat kredit yang diuraikan
secara rinci sebagaiberikut:
Dalam klassifikasi ini bentuk perkreditan dapat dilihat dari obyek yang dibiayai dengan
kredittersebut antara lain; (a) Kredit modal kerja, (b) Kredit Investasi, (c)Personal loan , dan
(d) Non Cash loan , dengan uraian masing-masing sebagai berikut:
Kredit Modal Kerja (KMK) adalah kredit yang diberikan oleh bank kepada krediturnya
untukmemenuhi kebutuhan modal kerjanya. Kriteria modal kerja yaitu kebutuhan modal yang
habis dalamsatu siklus usaha (jika dilihat pada neraca terdiridari; uang kas, piutang dagang,
persediaan bahanbaku, bahan dalam proses, dan barang jadi).
Secara lebih spesifik bentuk kredit modal kerja ini antara lain;
• Untuk perdagangan, antara lain (kredit leveransir, kredit ekspor, kredit untuk pertokoan,
• Untuk barang industri, antara lain (kredit modal kerja pabrik makanan, kredit modal kerja
pabriktekstil, dll)
• Untuk bidang perkebunan, antara lain (kredit untuk membelipupuk, kredit untuk membeli
obat-obatan anti hama, dll)
• Membeli tanah untuk industri, tanah untuk pertambangan, maupun tanah untuk perkebunan
dll.
• Mendirikan bangunan gedung pabrik, bangunan hotel, rumah sakit, gedung perkantoran,
proyekpertokoan dll.
• Membangun kapal, pesawat terbang, peralatan-peralatan kerja yang akan dipakai sendiri.
c. Personal loan
Kredit ini diberikan kepada pribadi untuk keperluan konsumtif, seperti untuk pembelian alat-
alatrumah tangga.
Kredit jenis ini adalah sejenis kredit yang belum efektif dapat ditarik secara tunai ataupun
secarapemindahbukuan, tetapi di dalamnya telah terkandung adanya suatu kesanggupan
untuk melakukanpembayaran dikemudian hari. Pembayaran baru akan dilakukan oleh bank
apabila transaksi yang akandilakukan direalisir atau apa yang diperjanjikan menjadi efektif.
Jenis-jenis kredit non kas antara lain;(d1) bank garansi, (d2) fasilitas L/C impor, (d3) fasilitas
L/C dalam negeri
d1. Bank Garansi
Sesuai dengan SK Dir Bank Indonesia No. 23/88/Kep./Dir tanggal 18 Maret 1991 dan
SuratEdaran No. 23/7/UKU tanggal 18 Maret 1991 yaitu;
• Jaminan dalam bentuk warkat yang diterbitkan oleh Bank yang mengakibatkan
kewajibanmembayar terhadap pihak yang menerima jaminan apabila pihak yang dijamin
melakukan cedera janji.
• Jaminan dalam bentuk penandatanganan kedua dan seterusnya atas surat-surat berharga
sepertiaval dan endosemen yang dapat menimbulkan kewajiban membayar bagi bank apabila
yangdijamin cedera janji,
• Jaminan lain yang terjadi karena perjanjian bersyarat, sehingga dapat menumbuhkan
kewajibanfinansial bagi bank.Dalam praktek sehari-hari bentuk garansi bank yang umum
terjadi adalah ;
• Tender bond , bid bond , yaitu bank garansi yang diperlakukan para kontraktor untuk dapat
mengikutitender.
• Bank garansi uang muka, yaitu bank garansi yang dikeluarkan oleh bank untukmenjamin
ataspermintaan uang muka oleh nasabahnya dalam rangka suatu kerjasama/pelaksanaan
kontrakkerja dll.
• Bank garansi untuk penyerahan barang/penerima barang oleh leveransir dari pabrikan
dll.d2.Fasilitas Pembukaan L/C Impor Letter of credit
(L/C) adalah perangkat kerja bank yang berupa suatu jaminan yang diterbitkanoleh bank
untuk penjual atas permintaan dan sesuai dengan instruksi pembeli, dimana bankmemberikan
jaminan atau memberikan kuasa kepada bank lain untuk melakukan pembayaranakseptasi
atau negosiasi wesel-wesel berdasarkan penyerahan dokumen-dokumen yang
ditentukansesuai dengan syarat dan kondisi dalam L/C yang bersangkutan.Dari pengertian
L/C terkandung suatu perjanjian kesanggupan/jaminan berupa;
• Untuk pihak pembeli hal ini merupakan kepastian penerimaan barang sebagaimana
ditentukandalam L/C.
• Untuk pihak penjual merupakan kepastian pembayaran atas penyerahan barangnya
sebagaimanaditentukan dalam L/C.Dalam posisi ini bank pembuka L/C mempunyai suatu
kewajiban untuk melaksanakanpembayaran apabila pihak importir gagal memenuhi
kewajiban. Jadi pada saat pembukaan L/C dengansetoran uang muka di bawah 100 % sudah
terkandung adanya pemberian fasilitas kredit yang belumefektif yangdapat disebut “non cash
loan ”.d.3. Fasilitas L/C dalam negeriMekanisme kerja dari L/C dalam negeri pada intinya
sama dengan L/C Impor, baik dalampenerbitan maupun dalam aturan mainnya, jadi sama-
sama fungsinya “non cash loan ” pula, adapunperbedaannya antara lain ;
• L/C dalam negeri menggunakan valuta rupiah sedangkan L/C impor menggunakan valuta
asingyang disepakati para pihak yang berkepentingan.
Jenis-jenis kredit menurut sifat-sifatnya dapat dikelompokkan menjadi ; (a) Revolving credit,
dan(b)Kredit dengan plafond menurun/Kredit Investasi dengan uraian sebagai berikut:
a. Revolving Credit
(Kredit Berulang)Kredit jenis ini merupakankredit yang dapat ditarik sesuai dengan
kebutuhan dana dari pihakdebitur. Jadi pada jenis kredit ini baki debitnya akan berfluktuasi
dari waktu ke waktu yang lain sesuaidengan kapasitas/kebutuhan ddana yang sedang
berlangsung.
Dalam jenis kredit ini, mengingat dapat diperpanjang secara berulangkali, maka
reputasimanajemen merupakan faktor yang dominan dalam penilaian kredit yang akan
diberikan, di sampingitu kestabilan volume pemasaran juga merupakan faktor yang perlu
diperhitungkan
Kegiatan usaha yang dibiayai dengan kredit ini mempunyai ciri utama memerlukan
modal (dana)yang relatif besar pada arah kegiatannya yang memerlukan jangka waktu yang
relatif panjang dalampelunasannya.
Ada berbagai pihak yang berkepentingan secara langsung dan tidak langsung terhadap
fasilitasperkreditan yang dipasarkan oleh bank-bank komersial.
Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan langsung sudah tentu pihak bank dan pihak
calondebitur itu sendirik arena kedua belah pihak inilah yang pertama-tama akan menerima
manfaat dari perkreditan itu secara langsung.
Sedangkan pihak pemerintah dalam hal ini penguasa moneter dan masyarakat luas juga
akanmenerima manfaat perkreditan secara tidak langsung, berupa pertumbuhan
perekonomian.