Anda di halaman 1dari 4

Hukum Newton: Kerangka Inersia,

Sistem dan Gaya Eksternal


Hukum Newton
Saya yakin teman-teman sudah familiar dengan hukum-hukum Newton tentang gerak. Walaupun
demikian, mari kita tinjau lagi secara ringkas ketiga hukum tersebut:

Hukum 1 Benda dalam sebuah kerangka inersia akan tetap diam atau bergerak dengan
kecepatan konstan selama tidak ada resultan gaya eksternal yang bekerja padanya.
Hukum 2 Total gaya eksternal yang bekerja pada sebuah benda sama dengan massa benda kali
percepatannya.
∑ F eks =m× a
Hukum 3 Jika sebuah benda memberikan gaya pada benda lain, maka selalu ada gaya reaksi
pada benda pertama dengan besar yang sama dan arah berlawanan.

Kerangka Inersia
Hukum 1 Newton pada dasarnya mendefinisikan tentang apa itu kerangka inersia: yaitu kerangka acuan
pengamat yang jika dia mengamati benda dan pada benda tersebut total gaya eksternal yang bekerja
padanya adalah nol, maka benda akan diam atau bergerak konstan. Jadi kira-kira ada tiga langkah:

Pengamat mengamati benda: Resultan Gaya yang bekerja pada benda nol

Pengamat mengamati benda: Benda diam atau bergerak dengan kecepatan tetap

Pengamat dapat memutuskan bahwa dia berada di kerangka acuan inersia.

Sebagai contoh, pengamat berada dalam mobil yang dipercepat BUKAN kerangka inersia, karena di
dalam mobil tersebut, benda yang total gaya eksternalnya nol, tidak diam juga tidak bergerak dengan
kecepatan konstan.

Mobil dipercepat: Bukan kerangka inersia, karena Mobil diam: Bisa dikatakan kerangka
pendulum terlihat terus berayun ke belakang menurut inersia, karena pendulum diam saat
pengamat di dalam mobil. resultan gaya nol.

Jika pengamat berada dalam kerangka acuan inersia, maka semua Hukum Newton bisa langsung
diterapkan.
Sistem dan Gaya Eksternal
Sistem dan gaya eksternal tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Kita menggunakan istilah ‘sistem’ di
Hukum Newton untuk memisahkan antara gaya eksternal dan gaya internal. Gaya eksternal adalah gaya
pada sistem yang dilakukan oleh benda dari luar. Gaya internal adalah gaya yang dilakukan oleh benda
yang sama-sama berada dalam sistem. Singkatnya, LUAR ke SISTEM = eksternal, dan DALAM SISTEM =
internal.

Terus, siapa yang menentukan mana yang menjadi sistem dan mana yang bukan? Jawabannya adalah
kita. Contoh sederhana, sebuah balok 1 kg ditarik dengan gaya sebesar 10 N. Berapa percepatan balok?

Secara alami, kita akan menetapkan balok sebagai sistem. Hanya ada gaya 10 N bekerja pada balok. Ini
gaya eksternal atau internal? Karena gaya ini dilakukan oleh benda di luar sistem (orang yang menarik
balok), gaya ini termasuk gaya eksternal. Karena cuma ada satu gaya eksternal yang bekerja pada balok,
hukum 2 Newton:

a=
∑ F eks ¿ 10 N ¿ 10 m/ s 2
m 1 kg

Sekarang, bayangkan ada satu balok lain bermassa 1 kg di sebelah kiri balok tersebut.

Karena kita bebas menentukan mana benda yang masuk dalam sistem dan mana yang tidak, kita bisa
memutuskan sistem hanya terdiri dari balok 1 saja, balok 2 saja, atau kedua balok.

Kasus 1 Sistem Hanya Balok 1

Jika hanya balok 1 yang dimasukkan ke dalam sistem, maka tidak ada gaya eksternal yang bekerja pada
balok tersebut. Gaya 10 N yang bekerja pada balok 2 tidak bekerja pada sistem karena balok 2 berada di
luar sistem kita. Dengan demikian, berdasarkan Hukum 2 Newton:

a=
∑ F eks ¿ 0 N ¿ 0 m/s 2
m1 1kg

Dengan kata lain, balok 1 akan terus diam (Ini tanpa dihitung juga bisa ditebak kan, hehe).

Kasus 2 Sistem Hanya Balok 2


Simple. Ini kembali menjadi soal pertama, dimana gaya 10 N bekerja pada balok 1 kg. Balok akan
dipercepat dengan sebesar 10 m/s2.

Kasus 3 Sistem Melingkupi Kedua Balok

Sekarang, sistem terdiri dari dua balok masing-masing bermassa 1 kg. Sebuah gaya eksternal 10 N
bekerja pada sistem. Berdasarkan Hukum 2 Newton,

a=
∑ F eks = ∑ F eks ¿ 10 N
¿
10 N
¿ 5 m/s 2
m m1+ m2 1kg +1 kg 2 kg

Percepatannya adalah 5 m/s2. Kok bisa? Sebelumnya ketika kita meninjau sistem 2 saja sebagai sistem,
percepatan balok 2 adalah 10 m/s 2. Kenapa bisa jadi setengahnya ketika definisi sistem diganti?

Penjelasannya ada di definisi percepatan sistem. Percepatan sebuah sistem adalah percepatan pusat
massa sistem tersebut, bukan percepatan komponen individualnya. Pada kasus 3, pusat massa sistem
berada di tengah balok 1 dan 2. Ketika balok 2 bergerak 1 m, pusat massa berada di 0.5 m. Ketika posisi
balok 2 di 5 m, pusat massa berada di 2.5 m. Secara umum, posisi pusat massa selalu setengah kali posisi
balok 2 (karena balok 1 diam). Oleh karena itu, percepatan pusat massa adalah setengah dari
percepatan balok 2.

Contoh Soal
Lima buah balok masing-masing bermassa 1 kg disusun seperti gambar di bawah.

Tentukan percepatan kelima balok serta tegangan tali T 1, T2, T3 dan T4.

Untuk menjawab pertanyaan ini, pertama kita harus menentukan sistem mana yang ingin ditinjau.
Untuk menentukan percepatan kelima balok, kelimanya harus ditinjau sebagai satu sistem.
Menggunakan hukum 2 Newton:

a=
∑ F eks ¿
10 N
¿
10 N
¿ 2 m/s 2
m1 +m2 +m3+ m4 +m5 1kg +1 kg+1 kg+1 kg+ 1 kg 5 kg

Diperoleh besar percepatan pusat massa sistem kita adalah 2 m/s 2. Karena semua balok dihubungkan
dengan tali, balok bergerak dengan kecepatan dan percepatan yang sama dan sama dengan percepatan
2
pusat massa sistem. Jadi, percepatan balok a 1=a2=a3=a4=a5=2 m/s .

Untuk mencari tegangan tali, kita perlu mengubah definisi sistem. Sebagai contoh, untuk menghitung
nilai tegangan tali T 2 maka definisi sistem kita buat seperti di bawah:

Disini, gaya eksternal yang bekerja pada sistem adalah T 2. T 1 adalah gaya internal, sehingga tidak
mempengaruhi gerak sistem. Hukum 2 Newton:

∑ F eks =m× aT 2=( m1+ m2) × a¿ ( 1 kg+1 kg ) ×2 m/s 2¿ 4 N


Mari kita coba sekali lagi untuk tegangan tali T 3.

Disini, gaya eksternal yang bekerja pada sistem adalah T 3, sedangkan T 1 dan T 2 adalah gaya internal..
Hukum 2 Newton:

∑ F eks =m× aT 3=( m1 +m2+ m3 ) × a¿ ( 1 kg+1 kg+1 kg ) × 2 m/ s2¿ 6 N


Ini logis, T3 lebih besar dari T2 karena T3 menarik lebih banyak beban dari T2.

Anda mungkin juga menyukai