PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum ini, sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui teknik pembuatan sediaan preparat batang
tumbuhan dengan metode Schultze
2. Untuk mengetahui sel-sel penyusun jaringan xilem.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4.1 Hasil
Pada praktikum Teknik Maserasi Pada Pembuatan Preparat Kayu Tectona
grandis Menggunakan Metode Schultz didapatkan hasil sebagai berikut:
Serat
Trakeid
Trakea
4.2 Pembahasan
Dari praktikum yang telah dilakukan mengenai pembuatan preparat
maserasi batang jati (Tectona grandis). Organ yang digunakan adalah batang jati
yang tidak terlalu tua dan juga tidak terlalu muda. Menurut Astuti dan Darmanti
(2010) menyatakan bahwa, apabila terlalu tua maka jaringan akan menjadi terlalu
sulit untuk dilunakkan, sedangkan apabila terlalu muda strukturnya akan lebih
mudah hancur dan kemungkinan jaringannya belum terbentuk dengan sempurna.
Pada proses pembuatannya ditambahkan KOH 10 % dengan cara merebus
batangnya selama 2-5 menit. Menurut Fahn (1991) menyatakan bahwa, hal ini
bertujuan untuk memisahkan pektin dalam jaringan sehinga mudah dipisahkan
bagian keras penyusun batang. Setelah perendaman larutan KOH 10% batang-
batang tersebut dicuci di bawah air mengalir. Ini dilakukan agar larutan KOH tadi
larut terbawa air.
Kemudian dilakukan proses maserasi. Batang-batang tersebut dimasukkan
dalam campuran asam chromat dan pottasium masing-masing 10 % dengan
perbandingan yang sama sampai bahan menjadi benar-benar lunak. Menurut
Hidayat (1995) menyatakan bahwa, asam chromat dan pottasium berfungsi untuk
melunakan batang-batang tersebut, perendaman tidak boleh terlalu lama karena
dapat menyebabkan sel batang menjadi hancur. Kalau sudah lunak dicuci kembali
dalam air mengalir, hal ini dilakukan untuk melarutkan larutan asam chromat dan
pottasium dan dilakukan proses pewarnaan dengan menggunakan safranin 1%
selama beberapa hari. Menurut Sugiharto (1989) menyatakan bahwa, pewarnaan
safranin ini mengakibatkan warna merah pada sel batang dan juga pewarnaan ini
untuk memperjelas bentuk sel agar tampak jika diamati dibawah mikroskop.
Kemudian dilakukan dehidrasi menggunakan alkohol bertingkat dari
persentase rendah ke persentasi tinggi (70%, 90%, 96%) dan alkohol absolut.
Menurut Sugiharto (1989) menyatakan bahwa, dehidrasi ini dilakukan untuk
menjaga agar tidak terjadi perubahan tiba-tiba pada terhadap sel dan jaringan.
Langkah selanjutnya yakni dipisah-pisahkan bagian-bagiannya. Untuk
memudahkan prose pemisahan, maka menggunakan jarum pentul. Tidak
diperbolehkan menggunakan alat bantu yang terbuat dari kayu, Menurut Budiono
(1992) menyatakan bahwa, apabila menggunakan alat dari kayu dikhawatirkan
malah tertinggal di obyek glass sehingga menimbulkan kerancuan dalam
menganalisis hasil sedian. Pada proses akhir, preparat diletakkan pada kaca objek
kemudian menutup preparat tersebut agar tidak terganggu oleh mikroorganisme.
Hasil pengamatan pada preparat maserasi batang jati (Tectona grandis)
preparat yang dibuat sudah cukup baik, sebab preparat dapat diamati dibawah
mikroskop dan terlihat jelas bagian-bagian dari batang tanaman. Bagian sel
penyusun xylem sudah dapat terlihat dengan jelas. Pembuluh pada batang jati
berbentuk lonjong dengan ujung lancip. Selain itu, juga dapat ditemukan fibrosa
yang masih terlihat berbentuk persegi panjang yang mengikat trakeid. Terlihat
jelas bagian-bagian dari batang berupa serat, trakeid dan trakhea yang berperan
dalam translokasi air dan mineral pada batanng (Fahn, 1991).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Pembuatan sediaan batang Tectona grandis menggunakan metode
maserasi dengan metode Schultze yaitu ke dalam tabung reaksi yang berisi
potongan kayu dimasukkan asam nitrat (HNO3) hingga kayu terendam dan
potasium klorat (KClO3). Metode maserasi digunakan untuk membuat
sediaan dengan cara menghancurkan lamela tengah yang menghubungkan
antara satu sel dengan sel lainnya sehingga diperoleh gambaran bentuk
utuh dari sel-sel tersebut.
2. Bagian sel penyusun xylem sudah dapat terlihat dengan jelas. Pembuluh
batang jati (Tectona grandis) berbentuk memancang dengan ujung lancip.
Selain itu, juga dapat ditemukan fibrosa yang masih terlihat berbentuk
persegi panjang yang mengikat trakeid. Dan jaringan yang terlihat adalah
jaringan pengangkut xylem yang terdiri dari sel trakea, serabut trakeid, dan
serat.
5.2 Saran
Adapun saran untuk praktikum ini sebaiknya dapat menggunakan metode
maserasi yang lain seperti metode jeffrey, metode harlow dan metode ekstraksi,
agar lebih mengetahui berbagai teknik maserasi pada pembuatan preparat pada
tumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, T., dan Darmanti, S. 2010. Perkembangan Serat Batang Rosella (Hibiscus
sabdariffa var.Sabdariffa) dengan Perlakuan Naungan dan Volume
Penyiraman yang Berbeda. Jurnal Buletin Anatomi dan Fisologi. 18 (2).
Daud, M.F., Sadiyah, E.R., dan Rismawati, E. 2011. Pengaruh Perbedaan Metode
Ekstraksi Terhadap Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Jambu Biji
(Psidium guajava L.) Berdaging Buah Putih. Jurnal Sains Teknologi dan
Kesehatan. 2 (1).
Puspawati, N. M., Kriswiyanti, E., Dan Junitha, I. K. 2013. Profil Struktur Serat
Ibu Tangkai Daun Antara Induk Dan Anakan Kelapa (Cocos Nucifera L).
Jurnal Simbiosis. 1 (2)