Darah adalah cairan penting dalam tubuh yang terdiri dari beberapa jenis komponen. Salah satu
fungsinya adalah mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh. Proses
hemopoiesis pada orang dewasa terjadi disumsum tulang. Pada sumsum tulang, terdapat sel
induk pluripotensial yang disebut sel progenitor dan dipengaruhi oleh faktor-faktor
pertumbuhan.
LI
1. Bagaimana proses dari hemopoiesis dan berapa lama prosesnya ?
Hematopoiesis adalah proses pembentukan dan pematangan sel-sel darah. Berikut ini
adalah fase-fase hematopoiesis yang terjadi secara umum pada manusia :
1. Mesoblastik
Terjadi pada masa prenatal, yaitu saat embrio berumur 2 – 10 minggu. Terjadi di dalam
yolk sac yang berada dekat dengan mesenkim batang tubuh. Mesenkim ini menyusutkan
cabangcabangnya lalu berkembang menjadi eritoblas primitif, sel basophil bulat yang
mengumpul membentuk agregat yang disebut dengan pulau darah. Mereka berpoliferasi
membentuk hemoglobin dan eritrosit polikromatofilik. Lalu basophil-basofil mulai
menghilang dan jadilah eritrosit primitif, yaitu eritrosit yang memiliki inti sel.
2. Hepatik
Fase ini terjadi pada masa prenatal juga, ketika janin sudah berusia 6 minggu. Pada usia 6
minggu ini sel basophil muncul di premodium hati lalu berpoliferasi menjadi eritroblas
definit yang berkembang menjadi eritrosit definit yang sudah tidak berinti lagi. Pada
minggu ke-8 ditemukan juga leukosit granuler dan megakariosit pada hati. Lalu pada usia
12 minggu limfa juga menjadi tempat terjadinya hematopoiesis.
3. Mieloid
Fase ini dimulai saat rangka janin sudah terbentuk yaitu sekitar minggu ke-20. Rangka yang
terbentuk pada janin masih berbentuk tulang rawan hialin. Lalu sel darah dan mesenkim
menerobos masuk ke dalam rongga tulang rawan tersebut kemudian berdiferensiasi
menjadi osteoblast dan sel retikulum yang membentuk stroma sum-sum tulang. Setelah
terbentuknya pusat penulangan, dimulailah proses produksi sel darah dalam sum-sum
tulang dan terjadi pula penurunan produksi sel darah pada hati dan limfa.
Barbara J Bain. 2005. A Beginner’s Guide to Blood Cells, 2nd Edition, by Blackwell Publishing
Ltd ,
• Vitamin
Dalam proses pembentukan darah Vitamin yang digunakan dalam membentuk
pembentukan darah ialah antara lain vitamin C, vitamin B dll.
Fungsi dari vitamin C sendiri ialah untuk menghasikan zat yang disebut kolagen.
Kolagen sangat penting untuk menjaga kesehatan tulang rawan, tulang dll.
Fungsi dari vitamin B sendiri ialah untuk membantu proses metabolisme,
meningkatkan energy, dan meningkatkan fungsi otak.
• Mineral
Untuk Mineral dalam pembentukan sel darah yang berperan ialah Cobalt,
Magnesium, dan Zn.
Fungsi Cobalt sendiri ialah membantu dalam pembentukan hemoglobin yang
mengandung besi metalloprotein yang ditemukan dalam sel darah merah yang
digunakan untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.
Fungsi Magnesium sendiri ialah menjaga kesehatan tulang, menjaga kesehatan
jantung dan meningkatkan kebugaran tubuh.
Fungsi dari Zinc sendiri ialah memperkuat sistem kekebalan tubuh, membantu
pertumbuhan sel dan mengurai karbohidrat.
• Hormon
Hormon yang digunakan dalam pembentukan darah yang juga merupakan faktor
perangsang hematopietik salah satunya adalah Erythropoietin dimana hormon ini di
bentuk di ginjal yang dimana khusus untuk merangsang pertumbuhan prekursor
eritoid.
Lalu ada Endrogen yang berfungsi untuk menstimulasi eritropoesis.
Estrogen yang berfungsi menimbulkan inhibisi eritropoesis.
Growth hormone berfungsi untuk pertumbuhan tulang, otot dan organ serta
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan tubuh.
4. Organ apa aja yang berperan dari proses pembentukan darah dari janin sampai dewasa ?
5. Apa saja komponen darah ?
Darah membentuk sekitar 8% dari berat tubuh total manusia. Darah terdiri dari tiga
jenis elemen selular khusus, eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih), dan
trombosit (keeping darah) yang membentuk suspensi dalam cairan kompleks plasma darah.
1. Plasma Darah
Berikut adalah komponen Plasma darah beserta fungsinya terdiri dari:
a. Air : Medium transpor ; membawa panas
b. Elektrolit : Eksitabilitas membran ; distribusi osmotik cairan antara CES dan CIS ;
menyangga perubahan PH
c. Nutrien, Zat sisa, gas, hormon : diangkut dalam darah; gas CO2 darah berperan dalam
keseimbangan asam-basa
d. Protein Plasma : secara umum, menghasilkan efek osmotik yang penting dalam distribusi
CES antara kompartemen vaskular dan interstisium; menyangga perubahan PH
- Albumin : mengangkut banyak bahan ; berperan paling besar dalam menentukan tekanan
osmotik koloid
- Globulin
Alfa dan beta : mengangkut banyak bahan tak larut air; molekul prekursor inaktif Gama :
Antibodi
e. Fibrinogen : Prekursor inaktif untuk jalinan fibrin pada pembekuan darah
2. Elemen Seluler
Berikut adalah komponen elemen seluler darah beserta fungsinya terdiri dari:
a. Eritrosit : mengangkut O2 dan CO2 (terutama O2)
b. Leukosit
Neutrofil : fagosit yang menelan bakteri dan debris
Eosinofil : menyerang cacing parasitik; penting dalam reaksi alergik
Basofil : Mengeluarkan Histamin, yang penting dalam reaksi alergik, dan heparin,
yang
membantu membersihkan lemak dari darah
Monosit : dalam transit menjadi makrofag
Limfosit :
Limfosit B : menghasilkan antibodi
Limfosit T : respon imun selular
c. Trombosit : Pembekuan darah, dan homeostasis.
Menurut sifat kemampuan diferensiasinya maka sel induk hemopoetik dapat dibagi
menjadi :
a. Pluripotent (totipotent)stem cell : sel induk yang mempunyai kemampuan untuk
menurunkan seluruh jenis sel-sel darah.
b. Committeed stem cell : sel induk yang mempunyai komitmen untuk berdiferensiasi
melalui salah satu garis turunan sel (cell line). Sel induk yang termasuk golongan ini ialah
sel induk myeloid dan sel induk limfoid.
c. Oligopotent stem cell : sel induk yang dapat berdiferensiasi menjadi hanya beberapa
jenis sel. Misalnya CFU-GM (colony forming unit-granulocytelmonocyte) yang dapat
berkembang hanya menjadi sel-sel granulosit dan sel-sel monosit.
d. Unipotent stem cell : sel induk yang hanya mampu berkembang menjadi satu jenis sel
saja. Contoh CFU-E (colony forming unit-erythrocyte) hanya dapat menjadi eritrosit, CFU-G
(colony forming unit-granulocyte) hanya mampu berkembang menjadi granulosit.
Waterbury, Larry. 2001. Buku Saku Hematologi. Jakarta: EGC.
Anthoni S Fauci et al. 2008. Harrison’s Principle of Internal Medicine 17th Edition.
SanFransisco: McGraw Hill
Faktor V
Proaccelerin: sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif labil dan panas, yang hadir
dalam plasma, tetapi tidak dalam serum, dan fungsi baik di intrinsik dan ekstrinsik koagulasi
jalur. Proaccelerin mengkatalisis pembelahan prothrombin trombin yang aktif. Kekurangan
faktor ini, sifat resesif autosomal, mengarah pada kecenderungan berdarah yang langka yang
disebut parahemophilia, dengan berbagai derajat keparahan. Disebut juga akselerator globulin.
Faktor VI
Sebuah faktor koagulasi sebelumnya dianggap suatu bentuk aktif faktor V, tetapi tidak lagi
dianggap dalam skema hemostasis.
Faktor VII
Proconvertin: sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabildan panas dan
berpartisipasi dalam Jalur koagulasi ekstrinsik. Hal ini diaktifkan oleh kontak dengan kalsium,
dan bersama dengan mengaktifkan faktor III itu faktor X. Defisiensi faktor Proconvertin, yang
mungkin herediter (autosomal resesif) atau diperoleh (yang berhubungan dengan kekurangan
vitamin K), hasil dalam kecenderungan perdarahan. Disebut juga serum prothrombin konversi
faktor akselerator dan stabil.
Faktor VIII
Antihemophilic faktor, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif labil dan berpartisipasi
dalam jalur intrinsik dari koagulasi, bertindak (dalam konser dengan faktor von Willebrand)
sebagai kofaktor dalam aktivasi faktor X. Defisiensi, sebuah resesif terkait-X sifat, penyebab
hemofilia A. Disebut juga antihemophilic globulin dan faktor antihemophilic A.
Faktor IX
Tromboplastin Plasma komponen, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabil dan
terlibat dalam jalur intrinsik dari pembekuan. Setelah aktivasi, diaktifkan Defisiensi faktor X.
hasil di hemofilia B. Disebut juga faktor Natal dan faktor antihemophilic B.
Faktor X
Stuart faktor, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabil dan berpartisipasi dalam
baik intrinsik dan ekstrinsik jalur koagulasi, menyatukan mereka untuk memulai jalur umum
dari pembekuan. Setelah diaktifkan, membentuk kompleks dengan kalsium, fosfolipid, dan
faktor V, yang disebut prothrombinase; hal ini dapat membelah dan mengaktifkan prothrombin
untuk trombin. Kekurangan faktor ini dapat menyebabkan gangguan koagulasi sistemik. Disebut
juga Prower Stuart-faktor. Bentuk yang diaktifkan disebut juga thrombokinase.
Faktor XI
Tromboplastin plasma yg di atas, faktor koagulasi yang stabil yang terlibat dalam jalur intrinsik
dari koagulasi; sekali diaktifkan, itu mengaktifkan faktor IX. Lihat juga kekurangan faktor XI.
Disebut juga faktor antihemophilic C.
Faktor XII
Hageman faktor: faktor koagulasi yang stabil yang diaktifkan oleh kontak dengan kaca atau
permukaan asing lainnya dan memulai jalur intrinsik dari koagulasi dengan mengaktifkan faktor
XI. Kekurangan faktor ini menghasilkan kecenderungan trombosis.
Faktor XIII
Fibrin-faktor yang menstabilkan, sebuah faktor koagulasi yang merubah fibrin monomer untuk
polimer sehingga mereka menjadi stabil dan tidak larut dalam urea, fibrin yang memungkinkan
untuk membentuk pembekuan darah. Kekurangan faktor ini memberikan kecenderungan
seseorang hemorrhagic. Disebut juga fibrinase dan protransglutaminase. Bentuk yang diaktifkan
juga disebut transglutaminase.