net/publication/308742151
CITATION READS
1 3,332
5 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Geochronology of HP/LT and amphibolite-facies rocks from Sulawesi and Java, Indonesia View project
All content following this page was uploaded by Nugroho Imam Setiawan on 30 September 2016.
Nugroho Imam Setiawan 1*, Muhammad Indra Novian 1, Muhammad Irman Khalif bin Ahmad
Aminuddin 2
1
Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada
2
Program Pascasarjana Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada
* nugroho.setiawan@ugm.ac.id
ABSTRAK
Batuan granitoid merupakan kelompok batuan beku plutonik asam yang dapat dibedakan jenisnya
berdasarkan persentase kehadiran mineral kuarsa, alkali feldspar, dan plagioklas. Batuan tersebut
dijumpai di hulu Sungai Luk-Ulo, Karangsambung, Jawa Tengah. Kehadirannya sebagai bongkah-
bongkah yang terbawa arus sungai dengan ukuran panjang maksimal sebesar 1.5 m. Granitoid diteliti
secara petrografi, geokimia dan perhitungan umur batuan dengan metode XRF dan LA-ICP-MS U-Pb
zirkon.
Pengamatan detil petrologi dan petrografi memperlihatkan variasi tekstur dan komposisi batuan
granitoid. Granitoid berwarna abu-abu cerah dengan tekstur faneritik memiliki komposisi mineral
utama berupa plagioklas, kuarsa, K-feldspar, biotit, muskovit, dan di beberapa batuan terdapat
hornblende dan garnet. Pengamatan petrografi menyimpulkan bahwa granitoid di Komplek Luk-Ulo
dapat digolongkan menjadi 4 kelompok utama yaitu 1) granodiorit berfoliasi mengandung garnet, 2)
granit atau granodiorit mengandung garnet, 3) grafik granit, dan 4) granit mengandung hornblende.
Analisis geokimia pada 11 sampel granitoid memperlihatkan semua kelompok memiliki afinitas Kalk-
Alkalin pada diagram AFM. Pengeplotan pada diagram ASI memperlihatkan semua granitoid bertipe
metaluminous. Diskriminan diagram granitoid menunjukkan ketidak-konsistenan pengeplotan pada
granit tipe volcanic-arc granite dan syn-collisional. Lebih jauh lagi, perhitungan umur batuan dengan
metode U-Pb zirkon menunjukkan bahwa grafik granit dan granit mengandung hornblende memiliki
umur yang relative sama yaitu 68.41 ± 1.4 Jtl, 67 ± 1.2 Jtl, dan 69.10 ± 0.91 Jtl. Sedangkan
granodiorit berfoliasi dan granit/granodiorit mengandung garnet memiliki umur inheritage paling
muda dan tertua adalah 107 ± 3 Jtl dan 437 ±13 Jtl, secara berurutan. Data tersebut mengindikasikan
bahwa di daerah Karangsambung hadir batuan granitoid bertipe Cordilleran yang merupakan produk
busur vulkanik normal dan kemungkinan adanya granitoid bertipe Caledonian yang merupakan
produk hasil post-tectonic collision pelelehan parsial pada kerak benua.
kepulauan maupun tepi benua aktif, pelelehan tinggi dan seumur dengan batuan metamorf
parsial pada zona kolisi, post-tectonic collision, tekanan tinggi lainnya yang dijumpai di
oceanic plagio-granite, rifting granite, dll. Sulawesi Selatan (Komplek Bantimala) dan
(Maniar dan Piccoli, 1989). Kalimantan Selatan (Komplek Meratus)
(Parkinson dkk., 1998; Setiawan, 2013).
Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui
genesis dari batuan granitoid di Komplek Luk- Secara tidak selaras, ditandai oleh suatu
Ulo, Karangsambung dari studi petrologi, kontak tektonik, komplek mélange ini
geokimia, dan perhitungan umur batuan. ditumpangi oleh sedimen berumur Paleogen.
Berurutan dari yang berumur tua ke muda
II. GEOLOGI REGIONAL adalah Formasi Karangsambung, Formasi
Kompleks Melange Luk Ulo merupakan Totogan, Formasi Waturanda dan Formasi
kumpulan satuan batuan berumur Penosogan.
Mesozoikum di daerah Luk Ulo yang Formasi Karangsambung dan Formasi Totogan
merupakan batuan tertua dan sebagai batuan umumnya terdiri dari percampuran
dasar di daerah ini. Kompleks Melange Luk Ulo sedimenter fragmen-fragmen dan blok-blok
dibentuk dari hasil penunjaman Lempeng (olistolit) seperti batupasir, batulanau,
Samudera Hindia ke bawah Lempeng Benua konglomerat, batugamping Nummulites dalam
Eurasia pada umur Kapur Atas hingga Paleosen masadasar lempung. Formasi ini
(Asikin, 1974). Kompleks tersebut terbentuk diinterpretasikan sebagai endapan olistostrom
dari satuan batuan yang tercampur secara (Asikin, 1974). Pada formasi ini juga banyak
tektonik dari batuan sedimen laut dalam, dijumpai produk-produk vulkanik berupa
ofiolit dan batuan metamorfik tekanan tinggi. intrusi diabas dan lava basalt yang disebut
Kenampakan umum yang dijumpai di lapangan sebagai vulkanik Dakah yang diendapkan pada
adalah rekahan gerus dengan permukaan sistem vulkanik busur kepulauan (Setiawan
berupa cermin sesar dengan blok batuan dari dkk., 2011).
tempat tersebut maupun yang berasal dari
tempat lain berukuran ratusan meter hingga Menumpang secara selaras di atas Formasi
dapat terpetakan mengambang dalam massa Totogan adalah Formasi Waturanda yang
dasar yang lebih halus terdiri dari lempung terdiri dari batupasir dan breksi volkanik.
abu-abu gelap yang mempunyai sifat tergerus Formasi Waturanda ditumpangi secara selaras
(sheared). Komponen batuan dalam Kompleks oleh Formasi Penosogan yang terdiri dari
Melange Luk Ulo dapat dibagi menjadi dua perselingan napal dan batupasir gampingan
jenis yaitu unit batuan yang berasosiasi (Asikin dkk., 2007)
dengan metamorf dan metasedimen dan unit
batuan ofiolit. III. OBSERVASI LAPANGAN DAN
METODE PENELITIAN
Perhitungan umur batuan pada batuan
Batuan granitoid dijumpai sebagai bongkah-
metamorf dengan menggunakan metode K-Ar
bongkah di hulu Sungai Luk-Ulo yang
menunjukkan umur 110 ± 6 Jtl dan 115 ± 6 Jt
merupakan pertemuan cabang dengan Sungai
dari muskovit pada sekis kuarsa-mika
Loning (Gambar 1). Bongkah granitoid
(Miyazaki dkk., 1998). Parkinson dkk. (1998)
tersebut memiliki bentuk membundar dan
melakukan pentarikhan umur batuan
mempunyai ukuran diameter terbesar hingga
metamorf dengan metode yang sama dari
1.5 meter (Gambar 2). Singkapan batuan insitu
phengite pada jadeite-glaucophane-quartz
yang dijumpai di sekitar Sungai Loning adalah
rock menghasilkan umur 124 ± 2 Jtl dan 119 ±
sekis mika-kuarsa-garnet. Pada sungai ini,
2 Jtl. Umur tersebut diasumsikan merupakan
jarang dijumpai batuan metamorf tekanan
umur ekshumasi batuan metamorf tekanan
tinggi seperti di Sungai Muncar (Gambar 1).
866
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
867
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
sebelumnya hadir seperti hornblende dan afinitas Kalk-Alkalin dan High Kalk-Alkalin
biotit masih dapat dijumpai dalam jumlah (Gambar 8b).
yang sangat jarang. Pada tipe ini tidak
Penentuan tipe batuan dengan menggunakan
dijumpai garnet dan muskovit.
diagram segitiga An, Ab, dan Or dari Barker
Tipe keempat adalah granit mengandung dan Arth (1979) memperlihatkan bahwa
hornblende. Tipe ini dibedakan dengan tipe seluruh sampel tipe kedua berada pada area
yang lain karena kehadiran mineral granit, tipe keempat berada pada area
hornblende yang melimpah (Tabel 1; Gambar granodiorit, tipe ketiga bervariasi pada area
6). Mineral hidrous lain yang hadir adalah granit dan trohjemite, dan tipe keempat
biotit. Mineral utama yang hadir lainnya bervariasi pada area granit, granodiorit dan
adalah kuarsa, K-feldspar, plagioklas, mineral tonalit (Gambar 9a). Pengeplotan pada
opak (magnetite), dan sedikit titanite. Pada diagram TAS dari Cox dkk. (1979)
tipe ini tidak dijumpai garnet dan muskovit. memperlihatkan bahwa sebagian besar
Mineral asesoris yang hadir adalah zirkon dan sampel berada pada area granit (tipe kedua
apatit. dan ketiga) (Gambar 9b). Tipe keempat berada
pada area diorit kuarsa dan tipe pertama
IV.2. Geokimia batuan
bervariasi pada area granit dan diorite
Sebanyak 11 sampel batuan granitoid (Gambar 9b).
dianalisis geokimia untuk mengetahui
Pengeplotan pada diagram ASI dari Maniar
karakteristik unsur utama, unsur tanah jarang
dan Picolli (1989) dan Chappel dan White
dan unsur jejaknya dengan menggunakan
(1974) memperlihatkan bahwa semua tipe
metode XRF dan LA-ICP-MS. Sebelas sampel
granitoid masih berada pada area
granitoid tersebut terdiri dari 4 sampel tipe
metaluminous (Gambar 10a). Tepat berada di
pertama, 3 sampel tipe kedua, 3 sampel tipe
batas garis peraluminous adalah tipe kedua.
ketiga, dan 1 sampel tipe keempat..
Pola unsur tanah langka dengan normalisasi
Pada pengeplotan pada diagram Harker yang
C1-Chondrite oleh Sun dan McDonough (1989)
membandingkan SiO2 wt% dengan Al2O3, CaO,
memperlihatkan bahwa tipe pertama memiliki
K2O, Na2O, MgO dan Fe2O3 wt% (Gambar 7).
pengkayaan pada LREE dan relatif miskin pada
Tipe pertama memiliki kisaran SiO2 yang
HREE (Gambar 10b). Pola berbeda ditunjukkan
panjang dibandingkan tipe yang lain yaitu
pada kedua, ketiga dan keempat yang
61.98─72.78 wt% (Gambar 7). Kisaran SiO2
memiliki pengkayaan pada LREE kemudian
yang pendek ditunjukkan pada tipe kedua,
menurun dan naik kembali pada HREE
ketiga dan keempat yaitu 71.83─72.46 wt%,
(Gambar 11a). Pengeplotan pada diagram
70.37─73.69 wt%, 66.40 wt%, secara
laba-laba dengan normalisasi MORB oleh Sun
berurutan. Begitu pula dengan nilai
dan McDonough (1989) memperlihatkan pola
perbandingan unsur utama lainnya, tipe
yang relatif seragam pada semua tipe
pertama memiliki kisaran yang panjang
granitoid yaitu depleted anomali pada unsur
diantara masing-masing sampel sedangkan
Nb dan Tb (Gambar 11b). Anomali pengayaan
tipe yang lain relatif berkumpul pada satu
Sr juga ditunjukkan pada beberapa sampel
kluster (Gambar 7).
secara acak pada setiap tipe (Gambar 11b).
Pengeplotan diagram AFM (Irvine dan Baragar,
Semua tipe granitoid diplotkan pada
1971) memperlihatkan bahwa semua sampel
diskriminan diagram dari Pearce dkk. (1984)
berada pada afinitas Kalk-Alkalin (Gambar 8a).
(Gambar 12) untuk menentukan lingkungan
Sedangkan diagram K2O vs SiO2 dari Pereccillo
tektoniknya. Pengeplotan pada diagram (Yb +
dan Taylor (1976) memperlihatkan variasi
Nb) vs Rb dan (Yb + Ta) vs Rb memperlihatkan
868
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
bahwa semua sampel berada pada area Tekstur zirkon pada granitoid tipe ketiga
volcanic arc granite (VAG) (Gambar 12a dan b). memperlihatkan bentuk yang euhedral dengan
Pada diskriminan diagram Y vs Nb, semua oscillatory dan sector zoning yang sangat jelas
sampel berada pada area VAG dan syn- diamati (Gambar 15a dan b). Dua buah sampel
collisional (syn-COLG) (Gambar 12c). Pada granitoid pada tipe pertama (KSF01E dan
diagram Yb vs Ta, semua tipe pertama dan KSF01A) menunjukkan konsentrasi umur yang
kedua berada pada area syn-COLG sedangkan dihasilkan dari umur konkordia dengan
sebagian besar tipe ketiga dan tipe keempat masing-masing menunjukkan umur 68.41 ± 1.4
pada area VAG (Gambar 12d). Jtl dari total 12 titik analisis dan 67.00 ± 1.2 Jtl
dari total 15 titik analisis.
IV.3. Umur batuan U-Pb zirkon
Tekstur zirkon pada granitoid tipe keempat
Total sebanyak 6 sampel granitoid dilakukan
memperlihatkan tekstur yang mirip dengan
perhitungann umur batuan dengan metode U-
granitoid tipe ketiga. Zirkon memperlihatkan
Pb zirkon. Enam buah sampel tersebut terdiri
bentuk yang euhedral dengan oscillatory dan
dari 2 buah sampel batuan pada tipe pertama,
sector zoning yang sangat jelas diamati
1 buah sampel pada tipe kedua, 2 buah
(Gambar 16). Satu buah sampel granitoid
sampel pada tipe ketiga dan 1 buah sampel
(KSF01H) menghasilkan konsentrasi umur
pada tipe keempat.
konkordia 69.10 ± 0.91 Jtl dari total 12 titik
Tekstur zirkon pada granitoid tipe pertama analisis (Gambar 16).
memperlihatkan tekstur rounded-subrounded
dengan zonasi yang tidak tampak jelas. Bagian V. DISKUSI
inti dari zirkon memperlihatkan warna gelap Berdasarkan pemaparan data pada Bab IV di
dan bagian tepi lebih terang (Gambar 13a dan atas, granitoid tipe pertama dan kedua
b) dengan batas yang tidak teratur. Umur memiliki kemiripan komposisi mineral, kimia
zirkon pada bagian inti menunjukkan umur batuan dan umur batuan. Granitoid tipe ketiga
yang lebih tua daripada bagian tepi (Gambar dan keempat juga saling memiliki kemiripan
13a dan b). Masing-masing zirkon pada komposisi mineral, kimia batuan dan
menunjukkan umur yang bervariasi. Pada umur batuan. Oleh karenanya, pada
sampel pertama (KSF01L), umur termuda pembahasan diskusi akan dikelompokkan
adalah 100 ± 5 Jtl dan umur tertua adalah 437 tersendiri.
± 13 Jtl dari total 18 data konkordan. Selain itu,
terdapat konsentrasi umur pada 100─127 Jtl V.1. Granitoid tipe pertama dan kedua
dan 170─203 Jtl (Gambar 13a). Pada sampel Dari hasil analisis petrografi disimpulkan
kedua (KSF01B), umur termuda adalah 107 ± 3 bahwa terdapat 4 tipe granitoid di Komplek
Jtl dan umur tertua adalah 412 ± 12 Jtl dari Luk Ulo, Karangsambung. Granitoid tipe
total 13 data konkordan (Gambar 13b). pertama dan kedua menunjukkan kehadiran
Tekstur zirkon pada granitoid tipe kedua mirip mineral garnet (Gambar 3 dan 4) dan memiliki
dengan granitoid tipe pertama. Satu buah foliasi (tipe pertama). Hadirnya mineral garnet
sampel granitoid (1201BA) menunjukkan umur mengindikasikan adanya pengayaan unsur
zirkon pada bagian inti lebih tua daripada alumina pada batuan umumnya hadir pada
bagian tepi (Gambar 14). Masing-masing batuan beku yang berasal dari pelelehan
zirkon juga menunjukkan umur yang bervariasi. parsial batuan sedimen (Tipe-S) apabila dapat
Umur termuda adalah 118 ± 4 Jtl dan tertua dijumpai mineral lain seperti korundum,
adalah 373 ± 13 Jtl (Gambar 14) dari total 13 silimanit dan kordierit. Foliasi yang intensif
data konkordan. Umur konkordia dapat hadir di granitoid tipe pertama
dihasilkan pada 121.2 ± 1.7 Jtl. mengindikasikan granitoid tersebut
869
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
DAFTAR PUSTAKA
Asikin, S., 1974. Evolusi geologi Jawa Tengah dan sekitarnya ditinjau dari segi tektonik dunia yang
baru. Laporan tidak dipublikasikan, disertasi, Dept. Teknik Geologi ITB, 103 hal.
Asikin, S., Handoyo, A., Busono, A. dan Gafoer, S., 2007. Geological map of the Kebumen Quadrangles,
Jawa. Scale 1:100,000. Geological Research and Development Centre of Indonesia.
Barker, F. dan Arth, J.G., 1979. Trondhjemite: definition, environment and hypotheses or orgin, in:
Trondhjemites, dacites, and related rocks, Barker, F, ed.: Elsevier, New York, 1–12 pp.
Chappell, B.W. dan White, A.J.R., 1974. Two contrasting granite types, Pacific Geology, 8, 173-174.
Clements, B. dan Hall, R., 2011. A record of continental collision and regional sediment flux for the
Cretaceous and Palaeogene core of SE Asia: implications for early Cenozoic palaeogeography, Journal
of the Geological Society, London, 168, 1187–1200.
Cox, K.G., Bell, J.D. dan Pankhurst, R.J., 1979. The Interpretation of Igneous Rocks. George, Allen and
Unwin, London.
Frost, B.R. dan Frost, C.D., 2014. Essentials of igneous and metamorphic petrology, Cambrige
University Press, New York, p. 303.
Hall, R. dan Sevastjanova, I., 2012. Australian crust in Indonesia, Australian Journal of Earth Sciences,
827–844.
871
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
Kadarusman, A., Massonne, H.J., Roermund, V.H., Permana, H. dan Munasri., 2007. P-T evolution of
eclogites and blueschists from the Luk Ulo Complex of Central Java, Indonesia. International Geology
Review, 49, 329–356.
Kadarusman, A., Permana, H., Massone, H.J., Roermund, H.v., Munasri. dan Bambang, P., 2010.
Contrasting protoliths of Cretaceous metamorphic rocks from the Luk Ulo accretionary wedge
complex of Central Java, Indonesia. The 39th IAGI Annual Convention and Exhibition. 10pp.
Ketner, K.B., Kastowo, S., Modjo, C.W., Naeser, H.D., Obradovich, K., Robinson, T., Suptanda. dan
Wikarno., 1976. Pre-Eocene rocks of Java, Indonesia. Journal of Research United States Geological
Survey, 4, 605–614.
Maniar, P.D. dan Piccoli, P.M., 1989. Tectonic discrimination of granitoids, Geological Society of
America Bulletin, v. 101, p. 635-643.
Miyazaki, K., Sopaheluwakan, J., Zulkarnain, I. dan Wakita, K., 1998. Jadeite-quartz-glaucophane rock
from Karangsambung, Central java, Indonesia and its tectonic implications. The Island Arc, 7, 223–
230.
Nakano N., Osanai, Y., Adachi, T., Yonemura, K., Yoshimoto, A., dan Setiawan, N., 2012. Rapid
techniques for quantitative determination of major, trace and rare earth elements in low dilution
glass bead using XRF and LA-ICP-MS, Bulletin of the Graduate School of Social and Cultural Studies
Kyushu University, Vol. 18, p. 81–94.
Parkinson, C.D., Miyazaki, K., Wakita, K., Barber, A.J. dan Carswell, A., 1998. An overview and tectonic
synthesis of the pre-Tertiary very-high-pressure metamorphic and associated rocks of Java, Sulawesi
and Kalimantan, Indonesia. The Island Arc, 7, 184–200.
Pearce, J.A., Harris, N.B.W., dan Tindle, A.G., 1984. Trace element discrimination diagrams for the
tetonic interpretation of granitic rocks. Journal of Petrology, 24, 956–983.
Peccerillo, R. dan Taylor, S. R., 1976. Geochemistry of Eocene calc-alkaline volcanic rocks from the
Kastamonu area, northern Turkey. Contributions to Mineralogy and Petrology 58, 63─81.
Prasetyadi, C., 2007. Evolusi tektonik Paleogen Jawa bagian Timur, PhD thesis, Bandung Institute of
Technology, Bandung, Indonesia, 323 pp.
Satyana, A.H., 2014. New consideration on the Cretaceous subduction zone of Ciletuh-Luk Ulo-Bayat-
Meratus: Implications for Southeast Sundaland petroleum geology. Proc. Indonesian Petroleum
Association, Thirty-Eighth Annual Convention & Exhibition, May 2014
Setiawan, N.I., Yuwono, Y.S. dan Sucipta, E.I.G.B., 2011. The genesis of Tertiary “Dakah Volcanic” in
Karangsambung, Kebumen, Central Java. Proceeding JCM Makassar 2001. The 36th HAGI and 40th IAGI
Annual Convention and Exhibition. 105–121.
Setiawan, N.I., (2013) Metamorphic evolution of central Indonesia, Ph.D Thesis, Kyushu University,
Tidak dipublikasikan, 318 hal.
Setiawan, N.I., Husein, S., dan Alfyan, M.F., 2014. Speculative models of exhumation on high-prssure
low-temperature metamorphic rocks from central part of Indonesia: An implementation of concepts
and processes, Prosiding Seminar Nasional Kebumian Ke-7, Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik,
Universitas Gadjah Mada, 30 – 31 Oktober 2014, 504─523.
872
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
Sun, S.-s. dan McDonough, W.F., 1989. Chemical and isotopic systematics of oceanic basalts:
implications for mantle composition and processes. In: Saunders, A.D. and Norry, M.J, (Eds).
Magmatism in the Ocean Basins, Geological Society Special Publication, 42, 313–345.
Whitney, D.L., dan Evans, B.W., 2010. Abbreviations for names of rock-forming minerals: American
Mineralogist, p. 98, p. 185–187.
TABEL
Tabel 1. Komposisi mineral pada 4 tipe granitoid di Komplek Luk Ulo, Karangsambung
Mineral Assemblages
No Rock type Remark
Qz Pl Kfs Bt Ms Hb Grt Opq Ttn Other Secondary
1 Foliated Grt bg. ○ ○ ◊ ● ◊ ─ ◊ ± ◊ Zrn, Chl, Ser Foliation
Granodiorite Ap
2 Grt bg. granite / ○ ○ ● ● ◊ ─ ◊ ± ◊ Zrn, Chl, Ser Non
granodiorite Ap foliation
3 Graphic granite ○ ○ ○ ◊ ─ ◊ ─ ◊ ± Zrn, Chl, Ser Dominant by
Ap graphic
texture
4 Hb bg. granite ○ ○ ● ● ─ ● ─ ◊ ◊ Zrn, Chl, Ser
Ap
○ Rich ◊ Poor ─ Not present
● Moderate ± Occur in some sample
GAMBAR
Gambar 1. Peta geolori daerah penelitian dengan lokasi pengambilan sampel batuan (Asikin dkk.,
2007 dengan modifikasi).
873
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
a) b)
Gambar 2. a) Kenampakan bongkah-bongkah granitoid di hulu Sungai Luk Ulo. b) Close-up tekstur
fanerik pada granitoid.
Gambar 3. Fotomikrograf dari granitoid tipe pertama (granodiorit berfoliasi mengandung garnet).
874
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
Gambar 4. Fotomikrograf dari granitoid tipe kedua (granit atau granodiorit mengandung garnet).
875
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
876
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
b)
a)
Gambar 8. Granitoid Karangsambung diplotkan pada a) Diagram segitiga AFM (Irvine dan Baragar,
1971) dan b) SiO2 vs K2O dari Pereccillo dan Taylor (1976).
b)
a)
Gambar 9. Granitoid Karangsambung diplotkan pada a) Diagram segitiga An-Ab-Or (Barker dan Arth,
1979) dan b) TAS diagram dari Cox dkk. (1979).
877
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
a) b)
Peraluminous
Metaluminous
Gambar 10. Granitoid Karangsambung diplotkan pada diagram ASI a) Maniar dan Piccolli (1989), b)
Chappel dan White (1974).
a) b)
Gambar 11. Granitoid Karangsambung diplot pada a) pola unsur tanah jarang dengan normalisasi C1-
Chondrite dari Sun dan McDonough (1989) dan b) diagram laba-laba dengan normalisasi MORB oleh
Sun dan McDonough (1989).
878
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
Gambar 12. Granitoid Karangsambung diplotkan pada diskriminan diagram dari Pearce et al. (1984).
Gambar 13. Tekstur zirkon dan penentuan umur batuan U-Pb zirkon pada granitoid tipe pertama.
879
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8
Academia-Industry Linkage
15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA
Gambar 14. Tekstur zirkon dan penentuan umur batuan U-Pb zirkon pada granitoid tipe kedua.
Gambar 15. Tekstur zirkon dan penentuan umur batuan U-Pb zirkon pada granitoid tipe ketiga.
Gambar 16. Tekstur zirkon dan penentuan umur batuan U-Pb zirkon pada granitoid tipe keempat..
880