SEMEN PORTLAND
Semen yang digunakan dalam pekerjaan harus semen portland sesuai dengan
merk yang disetujui dan memenuhi standar nasional Indonesia, NI-8. Jenis
semen lainnya dapat dipergunakan atas persetujuan Direksi. Semen yang
digunakan harus merupakan produk dari satu pabrik yang telah mendapat
persetujuan terlebih dahulu.
Tiap semen yang menurut pendapat Direksi sudah mengeras atau sebagian mati
harus ditolak dan segera dikeluarkan dari lokasi.
Pengawas berhak untuk memeriksa semen yang disimpan dalam gudang pada
setiap waktu sebelum dipergunakan dan dapat menyatakan untuk menerima atau
tidak semen-semen tersebut.
Penyedia jasa konstruksi harus menyediakan tempat / gudang penyimpanan
semen pada tempat-tempat yang baik sehingga semen-semen tersebut
senantiasa terlindung dari kelembaban atau keadaan cuaca lain yang dapat
merusak semen termasuk kemungkinan kena ombak pasang, terutama sekali
pada lantai tempat penyimpanan tadi harus kuat dan berjarak minimal 30 cm dari
permukaan tanah.
Semen dalam kantung-kantung semen tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari dua
meter. Tiap-tiap penerimaan semen harus disimpan sedemikian rupa sehingga
dapat dibedakan dengan penerimaan-penerimaan sebelumnya. Pemakaian
semen harus diatur secara kronologi sesuai dengan penerimaan. Kantung-
kantung semen yang kosong harus segera dikeluarkan dari lapangan.
PASIR
Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras, kandungan
lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih besar 5%.
Pasir harus memenuhi persyaratan PUBBI 1982.
Pasir harus diletakkan di lokasi dimana tidak terjangkau pengaruh ombak air
pasang surut. Pasir harus dihindari dari hujan asam dengan cara ditutup dengan
terpal/plastik kuat yang bersih.
Pasir yang digunakan untuk cor beton, pasangan batu belah, pasangan batu bata
dan plesteran digunakan pasir yang berasal dari sungai atau gunung, pasir laut
tidak dapat digunakan kecuali untuk pasir urug.
Pasir yang ditolak oleh Pengawas harus segera disingkirkan dari lapangan kerja.
Dalam membuat adukan baik untuk digunakan plesteran maupun pembetonan,
pasir tidak dapat digunakan sebelum persetujuan Pengawas mengenai mutu dan
jumlahnya.
BATU
Material batu untuk pekerjaan ini adalah batu hitam (andesit) yang keras dan
tidak lapuk dengan diameter rata-rata 15 s/d 25 cm.
AIR
Air yang digunakan untuk bahan adukan beton, adukan pasangan, bahan
pencuci agregat dan untuk curing beton, harus air tawar yang bersih dari
bahan-bahan yang berbahaya dari penggunaannya seperti minyak, alkali, sulfat,
bahan organik, garam, silt (lanau).
Kadar silt (lanau) yang terkandung dalam air tidak boleh lebih dari 2 % dalam
perbandingan beratnya. Penyedia jasa konstruksi tidak diperkenankan
menggunakan air dari rawa, sumber air yang berlumpur dan air sungai.
Air yang digunakan harus bersih dari kotoran yang bisa menurunkan kualitas
adukan dan jika memungkinkan dipakai air yang memenuhi syarat untuk air
minum.
ADUKAN
Adukan untuk pekerjaan pasangan harus dibuat dari semen portland dan pasir
sesuai tiper mortar/adukan seperti ditentukan dalam gambar untuk tiap jenis
pekerjaan.
Alat yang dipakai untuk mencampur adalah molen
Adukan harus dicampur sebanyak yang diperlukan untuk dipakai dan adukan
yang tidak dipakai selama 30 menit harus dibuang. Melunakkan kembali dari
adukan tersebut tidak diperkenankan.
BAHAN-BAHAN LAIN
Penggunaan bahan-bahan lain yang belum tercantum dalam spesifikasi teknis ini
dilakukan sesuai dengan petunjuk Direksi.
A. UMUM
Aspek teknologi sangat berperan dalam suatu proyek konstruksi. Umumnya,
aplikasi teknologi ini banyak diterapkan dalam metode – metode pelaksanaan
pekerjaan konstruksi. Penggunaan metode yang tepat, praktis, cepat dan aman,
sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi.
Sehingga, target 3T yaitu tepat mutu/kualitas, tepat biaya/kuantitas dan tepat
waktu sebagaimana ditetapkan, dapat tercapai.
Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, adakalanya juga diperlukan suatu
metode terobosan untuk menyelesaikan pekerjaan lapangan. Khususnya pada
saat menghadapi kendala–kendala yang diakibatkan oleh kondisi lapangan yang
tidak sesuai dengan dugaan sebelumnya. Untuk itu, penerapan metode
pelaksanaan konstruksi yang sesuai kondisi lapangan, akan sangat membantu
dalam penyelesaian proyek konstruksi bersangkutan.
Metode pelaksanaan ini sebagai bagian bahan pedoman untuk evaluasi dokumen
penawaran dari calon penyedia jasa
C. PELAKSANAAN PEKERJAAN
PEKERJAAN PERSIAPAN
Sosialisasi wajib dilaksanakan sebelum pelaksanaan pekerjaan oleh penyedia
jasa kepada P3A/masyarakat sekitar dan perangkat desa/kecamatan di
lokasi/wilayah pekerjaan yang akan dilaksanakan tersebut. Sosialisasi bertujuan
untuk memberikan informasi bahwa di wilayah tersebut akan segera dimulai
pekerjaan, tentang jalan masuk material/akses jalan masuk dll.
Sebelum pekerjaan dimulai lokasi yang akan dilaksanakan harus terlebih dahulu
dibersihkan dari berbagai macam kotoran, sampah, puing–puing/kupasan bagian
permukaan tanah/Stripping yang ditumbuhi oleh semak, dan segala sesuatu
yang akan mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
Barang yang tidak digunakan lagi harus dikeluarkan dari lokasi Tapak/Site
konstruksi dan dikumpulkan di tempat/lokasi tertentu yang ditunjukan Konsultan
Pengawas/Pengguna Jasa.
Penyedia jasa mebuat direksi keet, papan nama proyek, pemasangan bouwplank
dan pemasangan pagar proyek seperti yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya.
PEKERJAAN PENAHAN AIR/KISE-DAM
Untuk mengamankan pelaksanaan pembangunan dinding penahan tanah
dilakukan pembuatan kisdam pada dua sisi luar rencana, apabila di sekitar lokasi
pelaksanaan pekerjaan tidak memungkinkan untuk dibuat saluran pembelok
aliran sungai, maka dapat diatasi dengan metode kisdam.
4.2. Tangki dan ulir untuk gate/pintu harus setaraf dengan S.t. 60 (DIN 17100
1966).
4.3. Besi tuang harus bebas cacat/retak; perbaikan retak retak dengan las atau
lainnya tidak diperkenankan.
4.4. Baut, keling dan washers harus dari pabrik resmi dan harus setaraf U.st. 36 1
(DIN 1711 1968). Baut dan keling yang tersentuh air harus digalvanisir.
4.5. Las harus dikerjakan dengan halus, rapi, penuh dan bersih, kelihatan jelek
atau las yang tidak sempurna dan sebagainya akan ditolak.
4.6. Kawat las yang dipakai adalah "Unimatic" 6000 (AC DC) dengan kekuatan
tarik 4.760 kg/cm2 atau type yang sama.
4.7. Pipa besi untuk sandaran harus ukuran standar pipa dengan "heavy duty
galvanized coating".
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1. Spesifikasi untuk Bangunan Pintu dan Pintu Sorong.
a. Bangunan Pintu
(i) Pintu harus dibuat dengan konstruksi las yang sempurna. Daun pintu untuk
bagian (sisi) hulu harus dipotong tepat ukuran. Palang sisi dan horizontal harus
diklem kuat pada permukaan plat sedemikian hingga pada waktu selesai
mengelas jarak antara plat dan batang tidak lebih dari 1 mm.Bagian
batang/palang yang dilas pada daun pintu, las harus menerus didua sisi,
sedemikian hingga tidak ada air yang bocor diantara bagian bagian tersebut.
(ii) Pintu harus diserahkan komplit dengan segala kelengkapannya, plat dinding,
rangka, ambang, tangki ulir gear dan material lain yang dibutuhkan. Semua
bagian daripada pintu harus cocok dengan gambar disain.
(iii) Setelah pemasangan rangka, semua harus ditambat kuat pada bangunan
dengan baut berjangkar, dan semua rongga yang ada antara rangka dan
bangunan harus diisi mortar 1 PC : 3 PS sampai Direksi menganggap cukup.
(iv) Semua pembuatan konstruksi harus sedemikian sehingga pintu bebas dari
puntiran, bengkok dan deformasi lain menurut anggapan Direksi.
(v) Pemakaian karet atau bahan lain untuk seals guna perapat pada pintu pintu
harus sesuai dengan yang diijinkan yang mempunyai effectivitas, keawetan sesuai
cuaca Indonesia dan terendam dalam air secara kontinu, dan keterbukaan pada
sinar matahari dimungkinkan pemakaian bahan karet sintetik atau plastik yang
memenuhi persyaratan. Bahan perapat diatas harus sedemikian sehingga mudah
dipasang atau diganti, dan baut baut dipakai harus tahan terhadap korosi.
(vi) Semua bagian harus dibuat secara presisi sesuai standar Industri untuk
memudahkan perakitan, pemasangan dan pemindahan. Semua dimensi yang ada
digambar adalah minimum. Dalam pembuatan harus dilebihi (ukurannya)
secukupnya, sedemikian hingga tidak ada dimensi yang kurang.
b. Pintu Sorong.
(i) Pintu sorong dapat dioperasikan dan harus diserahkan lengkap termasuk
tangkai, dan kunci, gear, serta kopling dan lain-lain. Tarikan yang dibutuhkan tidak
boleh lebih keras dari 10 kg untuk membuka atau menutup pintu dan las roda
setang harus pada elevasi 0.90 m diatas bangunan atau platform dimana operator
akan berdiri.
(ii) Tangkai ulir dan gear harus dibuat presisi sangat tepat. Gear harus dari besi
tulang atau selubung/rangka las dilengkapi tutup untuk pemberian pelumas dari
gear.
(iii) Pintu sorong harus seluruhnya shop assembled (rakitan pabrik) ukuran plat
dan profil pintu harus sesuai dengan gambar.
PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Persiapan
Sosialisasi wajib dilaksanakan sebelum pelaksanaan pekerjaan oleh penyedia
jasa kepada pengguna air (P3A/GP3A) dan perangkat desa/kecamatan di
lokasi/wilayah pekerjaan yang akan dilaksanakan tersebut dan melibatkan tenaga
kerja dari P3A/GP3A setempat. Sosialisasi bertujuan untuk memberikan informasi
bahwa di wilayah tersebut akan segera dimulai pekerjaan, kesepakatan tentang
pematian air, tentang jalan masuk material/akses jalan masuk dll.
Persiapan pelaksanaan pekerjaan di lapangan meliputi mobilisasi bahan,
peralatan, tenaga, penyediaan akses jalan masuk bahan, pembuatan brak/kantor
pengawas, pembuatan papan nama.
b. Pelaksanaan Konstruksi
- Pembuatan Mutual Ceck (MC0)
Pengukuran/penghitungan ulang Mutual Ceck 0% (MC0) dilakukan bersama
sama dengan pelaksana lapangan, pengawas konsultan dan pengawas dari
unsur pengguna jasa. Hasil dari penghitungan ulang dicatumkan dalam Berita
Acara dengan lampiran Gambar Kerja (Shop Drawing).
- Pembersihan lokasi
- Pengeringan
- Pengukuran dan pasang porfil
- Galian tanah
- Pasangan batu
- Siar
- Plesteran
- Pengecoran
- Pemasangan pintu
- Finising
- Foto Pelaksanaan
Pengambilan foto pelaksanaan dilakukan minimal 3 (tiga) tahap yaitu : tahap
prestasi pekerjaan mencapai 0%, tahap prestasi pekerjaan mencapai 25%, tahap
prestasi pekerjaan mencapai 50%, tahap prestasi pekerjaan mencapai 75% dan
tahap prestasi pekerjaan mencapai 100%.
- Pembuatan MC Mutual Ceck 100% (MC100)
Pemeriksaan Bersama Akhir Pekerjaan (MC. 100%) Pada tahap akhir
pelaksanaan pekerjaan Direksi bersama Penyedia jasa melaksanakan
pemeriksaan bersama akhir di lapangan ( Mutual Check 100% = MC. 100% )
yaitu pelaksanaan pekerjaan di lapangan serta mengecek kembali volume tiap-
tiap kegiatan yang tercantum dalam dokumen daftar kuantitas dan harga.
- Pelaporan
Pelaporan meliputi laporan harian, laporan mingguan, laporan bulanan dan
laporan akhir.
Metode ini disesuaikan dengan macam pekerjaan/lingkup
Ketentuan gambar kerja;
Gambar kerja mengacu dalam dokumen pengadaan/ gambar terlampir atau
dilakukan desain ulang bersama (pengguna dan penyedia) penyesuaian
pekerjaan di lapangan sebelum pelaksanaan (Shop drawing).
Ketentuan pembuatan laporan dan dokumentasi;
Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama pelaksanaan SPK untuk menetapkan
volume pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan guna pembayaran
hasil pekerjaan. Hasil pemeriksaan pekerjaan dituangkan dalam laporan
kemajuan hasil pekerjaan.
Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan,
seluruh aktivitas kegiatan pekerjaan di lokasi pekerjaan dicatat dalam buku
harian sebagai bahan laporan harian pekerjaan yang berisi rencana dan
realisasi pekerjaan harian.
Laporan harian berisi:
1) jenis dan kuantitas bahan yang berada di lokasi pekerjaan;
2) penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya;
3) jenis, jumlah dan kondisi peralatan;
4) jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
5) keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang
berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan; dan
6) catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan.
Laporan harian dibuat oleh penyedia, harus diperiksa oleh konsultan dan
disetujui oleh PPK atau yang mewakili
Laporan mingguan terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hasil
kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal penting yang
perlu ditonjolkan.
Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi hasil
kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal penting yang
perlu ditonjolkan.