Anda di halaman 1dari 17

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN

PEMBANGUNAN/PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI

 Ketentuan penggunaan bahan/material yang diperlukan;

SEMEN PORTLAND
Semen yang digunakan dalam pekerjaan harus semen portland sesuai dengan
merk yang disetujui dan memenuhi standar nasional Indonesia, NI-8. Jenis
semen lainnya dapat dipergunakan atas persetujuan Direksi. Semen yang
digunakan harus merupakan produk dari satu pabrik yang telah mendapat
persetujuan terlebih dahulu.
Tiap semen yang menurut pendapat Direksi sudah mengeras atau sebagian mati
harus ditolak dan segera dikeluarkan dari lokasi.
Pengawas berhak untuk memeriksa semen yang disimpan dalam gudang pada
setiap waktu sebelum dipergunakan dan dapat menyatakan untuk menerima atau
tidak semen-semen tersebut.
Penyedia jasa konstruksi harus menyediakan tempat / gudang penyimpanan
semen pada tempat-tempat yang baik sehingga semen-semen tersebut
senantiasa terlindung dari kelembaban atau keadaan cuaca lain yang dapat
merusak semen termasuk kemungkinan kena ombak pasang, terutama sekali
pada lantai tempat penyimpanan tadi harus kuat dan berjarak minimal 30 cm dari
permukaan tanah.
Semen dalam kantung-kantung semen tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari dua
meter. Tiap-tiap penerimaan semen harus disimpan sedemikian rupa sehingga
dapat dibedakan dengan penerimaan-penerimaan sebelumnya. Pemakaian
semen harus diatur secara kronologi sesuai dengan penerimaan. Kantung-
kantung semen yang kosong harus segera dikeluarkan dari lapangan.

PASIR
Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras, kandungan
lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih besar 5%.
Pasir harus memenuhi persyaratan PUBBI 1982.
Pasir harus diletakkan di lokasi dimana tidak terjangkau pengaruh ombak air
pasang surut. Pasir harus dihindari dari hujan asam dengan cara ditutup dengan
terpal/plastik kuat yang bersih.
Pasir yang digunakan untuk cor beton, pasangan batu belah, pasangan batu bata
dan plesteran digunakan pasir yang berasal dari sungai atau gunung, pasir laut
tidak dapat digunakan kecuali untuk pasir urug.
Pasir yang ditolak oleh Pengawas harus segera disingkirkan dari lapangan kerja.
Dalam membuat adukan baik untuk digunakan plesteran maupun pembetonan,
pasir tidak dapat digunakan sebelum persetujuan Pengawas mengenai mutu dan
jumlahnya.

BATU
Material batu untuk pekerjaan ini adalah batu hitam (andesit) yang keras dan
tidak lapuk dengan diameter rata-rata 15 s/d 25 cm.

AIR
Air yang digunakan untuk bahan adukan beton, adukan pasangan, bahan
pencuci agregat dan untuk curing beton, harus air tawar yang bersih dari
bahan-bahan yang berbahaya dari penggunaannya seperti minyak, alkali, sulfat,
bahan organik, garam, silt (lanau).
Kadar silt (lanau) yang terkandung dalam air tidak boleh lebih dari 2 % dalam
perbandingan beratnya. Penyedia jasa konstruksi tidak diperkenankan
menggunakan air dari rawa, sumber air yang berlumpur dan air sungai.
Air yang digunakan harus bersih dari kotoran yang bisa menurunkan kualitas
adukan dan jika memungkinkan dipakai air yang memenuhi syarat untuk air
minum.

ADUKAN
Adukan untuk pekerjaan pasangan harus dibuat dari semen portland dan pasir
sesuai tiper mortar/adukan seperti ditentukan dalam gambar untuk tiap jenis
pekerjaan.
Alat yang dipakai untuk mencampur adalah molen
Adukan harus dicampur sebanyak yang diperlukan untuk dipakai dan adukan
yang tidak dipakai selama 30 menit harus dibuang. Melunakkan kembali dari
adukan tersebut tidak diperkenankan.

BAHAN-BAHAN LAIN
Penggunaan bahan-bahan lain yang belum tercantum dalam spesifikasi teknis ini
dilakukan sesuai dengan petunjuk Direksi.

Penyedia jasa/pelaksana pekerjaan diwajibkan untuk memenuhi kewajiban untuk


membayar pajak mineral bukan logam dan batuan.
 Ketentuan penggunaan tenaga kerja;
Tenaga kerja untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan di lapangan, personil
tenaga teknis/pelaksana dari penyedia jasa yang selalu ada di lapangan, tenaga
kerja / pekerja adalah pekerja tenaga inti yang sudah profesional di pekerjaan
bidang konsruks bangunan air
 Metode kerja/prosedur pelaksanaan pekerjaan;
Pokok metode kerja/prosedur untuk pelaksanaan pekerjaan ini adalah meliputi
sosialisasi kepada masyarakat sekitar dan perangkat desa/kecamatan di
lokasi/wilayah tersebut akan diadakan pekerjaan dan melibatkan tenaga kerja
setempat;
Sebelum pelaksanaan pelaksana membuat Rencana Mutu Kontrak (RMK).
Sebelum melaksanakan pekerjaan harus membuat uji mortar (job mix) untuk
mendapatkan campuran mortar sesuai tipe campuran mortar yang dibutuhkan.
Untuk kegiatan beton melaksanakan uji beton (job mix) sesuai dengan
persyaratan teknis.
Pelaksanaan konstruksi dengan personil pelaksana yang selalu ada di lapangan
dengan harapan bahwa informasi maupun perintah dari pengguna dapat
langsung ditindaklanjuti secepatnya;

A. UMUM
Aspek teknologi sangat berperan dalam suatu proyek konstruksi. Umumnya,
aplikasi teknologi ini banyak diterapkan dalam metode – metode pelaksanaan
pekerjaan konstruksi. Penggunaan metode yang tepat, praktis, cepat dan aman,
sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi.
Sehingga, target 3T yaitu tepat mutu/kualitas, tepat biaya/kuantitas dan tepat
waktu sebagaimana ditetapkan, dapat tercapai.
Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, adakalanya juga diperlukan suatu
metode terobosan untuk menyelesaikan pekerjaan lapangan. Khususnya pada
saat menghadapi kendala–kendala yang diakibatkan oleh kondisi lapangan yang
tidak sesuai dengan dugaan sebelumnya. Untuk itu, penerapan metode
pelaksanaan konstruksi yang sesuai kondisi lapangan, akan sangat membantu
dalam penyelesaian proyek konstruksi bersangkutan.
Metode pelaksanaan ini sebagai bagian bahan pedoman untuk evaluasi dokumen
penawaran dari calon penyedia jasa

B. PERENCANAAN KEBUTUHAN ALAT DAN TENAGA KERJA


Berisikan/menjelaskan tentang analisa teknik/penjabaran berapa waktu
pelaksanaan, kebutuhan tenaga kerja, kebutuhan alat dan hasil kerja yang
diperlukan untuk masing masing pekerjaan.
Dari hasil tersebut sebagai dasar membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan.

C. PELAKSANAAN PEKERJAAN

PEKERJAAN PERSIAPAN
Sosialisasi wajib dilaksanakan sebelum pelaksanaan pekerjaan oleh penyedia
jasa kepada P3A/masyarakat sekitar dan perangkat desa/kecamatan di
lokasi/wilayah pekerjaan yang akan dilaksanakan tersebut. Sosialisasi bertujuan
untuk memberikan informasi bahwa di wilayah tersebut akan segera dimulai
pekerjaan, tentang jalan masuk material/akses jalan masuk dll.

Sebelum pekerjaan dimulai lokasi yang akan dilaksanakan harus terlebih dahulu
dibersihkan dari berbagai macam kotoran, sampah, puing–puing/kupasan bagian
permukaan tanah/Stripping yang ditumbuhi oleh semak, dan segala sesuatu
yang akan mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
Barang yang tidak digunakan lagi harus dikeluarkan dari lokasi Tapak/Site
konstruksi dan dikumpulkan di tempat/lokasi tertentu yang ditunjukan Konsultan
Pengawas/Pengguna Jasa.
Penyedia jasa mebuat direksi keet, papan nama proyek, pemasangan bouwplank
dan pemasangan pagar proyek seperti yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya.
PEKERJAAN PENAHAN AIR/KISE-DAM
Untuk mengamankan pelaksanaan pembangunan dinding penahan tanah
dilakukan pembuatan kisdam pada dua sisi luar rencana, apabila di sekitar lokasi
pelaksanaan pekerjaan tidak memungkinkan untuk dibuat saluran pembelok
aliran sungai, maka dapat diatasi dengan metode kisdam.

PEKERJAAN GALIAN TANAH

Pekerjaan tanah adalah pekerjaan pembuatan lubang/galian di tanah dan


termasuk pengurugan/ pemadatan tanah kembali.
Jenis-Jenis Galian
A.1. Galian Tanah Biasa
Galian tanah biasa mencakup semua galian yang bukan galian batu, galian
konstruksi atau galian material dan bahan baku lainnya.
A.2. Galian Batu
Galian batu terdiri dari pekerjaan menggali / membongkar batu-batuan pada
daerah galian yang menurut pendapat Konsultan Pengawas harus dilakukan
pembongkaran.
A.3. Galian Konstruksi
Galian konstruksi / obstacle adalah semua galian selain dari galian tanah dan
galian batu dalam batas pekerjaan yang disebut dalam spesifikasi ini atau
tercantum dalam Gambar Rencana.
Semua pekerjaan galian harus dikerjakan sesuai dengan spesifikasi untuk
ketiga macam galian tersebut di atas. Syarat-syarat kerja yang menyangkut
bidang lain,mengikuti ketentuan-ketentuan letak, peil dan dimensi seperti yang
dicantumkan dalam Gambar Rencana atau petunjuk Konsultan Pengawas.
Pekerjaan galian ini baru boleh dilaksanakan setelah papan Patok Ukur
terpasang lengkap dengan penandaan sumbu, ketinggian dan bentuk telah
diperiksa serta disetujui Konsultan Pengawas.
Galian untuk konstruksi harus sesuai dengan Gambar Kerja dan bersih dari tanah
urug bekas serta sisa bahan bangunan.
Urutan penggalian harus diatur sedemikian rupa dengan mengikuti petunjuk-
petunjuk Konsultan Pengawas sehingga tidak menimbulkan gangguan pada
lingkungan tapak / site atau menyebabkan timbulnya genangan air untuk waktu
lebih dari 24 jam.
Jika pada galian terdapat akar kayu, kotoran dan bagian tanah yang tidak padat
atau longgar, maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya, kemudian lubang
yang tejadi harus ditutup urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air setiap
ketebalan 5 cm. lapis demi lapis sampai penuh sehingga mencapai ketinggian
yang diinginkan. Biaya pekerjaan ini menjadi tanggungan Penyedia jasa
konstruksi dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
Bila Penyedia jasa konstruksi melakukan penggalian yang melebihi kedalaman
yang ditentukan dalam Gambar Kerja, maka Penyedia jasa konstruksi wajib untuk
menutupi kelebihan galian tersebut dengan urugan pasir yang dipadatkan dan
disirami air setiap ketebalan 5 cm. lapis demi lapis sampai penuh sehingga
mencapai ketinggian yang diinginkan. Biaya pekerjaan ini menjadi tanggungan
Penyedia jasa konstruksi dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti, datar / rata sesuai dengan Gambar
Kerja dan harus dibersihkan dari segala macam kotoran.
Galian Dinding Penahan Tanah (DPT) harus dilakukan sesuai dengan lebar lantai
kerja Dinding Penahan Tanah (DPT) atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja,
dengan penampang lereng galian kiri dan kanan dimiringkan 1 : 2 kearah luar
pondasi dari As, ketinggian serta bentuk selesai sesuai Gambar Kerja, diperiksa
serta disetujui Konsultan Pengawas.
Kelebihan tanah galian harus dibuang keluar dari dalam tapak / site konstruksi.
Area antara papan Patok Ukur dengan galian harus bebas dari timbunan tanah.
Untuk menjaga lereng-lereng lubang galian agar tidak longsor / runtuh, maka
apabila dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas, Penyedia jasa konstruksi
harus memasang konstruksi penahan (casing) sementara dari bahan seng
gelombang BJLS 50 atau setara, atau dari papan-papan tebal 3 cm. diperkuat
dengan kayu-kayu dolken minimal diameter 8 cm. sehingga konstruksi tersebut
dapat menjamin kestabilan lereng galian.
Apabila dan atau karena permukaan air tanah tinggi, Penyedia jasa konstruksi
harus menyediakan pompa air secukupnya untuk menyedot air yang
menggenangi galian. Disyaratkan bahwa seluruh permukaan galian terutama
lantai galian, harus kering.

URUGAN DAN PEMADATAN TANAH


Pekerjaan Urugan
Pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah ini untuk :
Semua galian sampai permukaan yang ditentukan dengan kepadatan CBR 2%
atau sesuai Gambar Kerja.
Terkecuali untuk tempat tertentu/khusus, kepadatan tanahnya seperti tercantum
dalam Gambar Kerja atau petunjuk Konsultan Pengawas / Konsultan Perencana.
Bahan Urugan
Bahan urugan yang dipakai adalah tanah/material hasil galian atau
mendatangkan dari lokasi lain atas persetujuan pengawas atau tim direksi.
Sumber bahan urugan ini harus mempunyai jumlah yang cukup untuk menjamin
penyediaan bahan urugan yang bisa mencukupi kebutuhan seluruh proyek.
Semua bahan urugan harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas,
baik mengenai kualitas bahan maupun sumber bahan itu sendiri sebelum dibawa
atau digunakan di dalam lokasi pekerjaan.
Ketinggian pengurugan setelah dipadatkan harus mencapai elevasi sesuai yang
tercantum dalam Gambar Kerja.
Pemadatan
Sebelum pelaksanaan pemadatan, seluruh area pembangunan harus dikeringkan
terlebih dahulu.
Penyedia jasa konstruksi harus bertanggung jawab atas ketepatan penempatan
dan pemadatan bahan-bahan urugan dan juga memperbaiki kekurangan-
kekurangan akibat pemadatan yang tidak cukup.

PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI (PONDASI)

(1) Lingkup Pekerjaan


a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan seperti dalam gambar atau disebutkan daalm
spesifikasi ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi pasangan batu kali dan bagian-bagian yang dianggap
perlu.
(2) Persyaratan Bahan
a. Batu kali dari jenis yang keras tidak keropos, adalah batu besar yang dibelah-
belah menjadi ukuran normal dan harus memenuhi P.U.B.I. (NI-3-1970).
b. Sebesar 40% pembongkaran batu kali eksisting dapat digunakan untuk bahan
pembuatan batu kali baru.
c. Semen portland harus memenuhi NI-18.
d. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 9.
e. Air harus memenuhi PBVI-1982 pasal 9.
(3) Syarat-syarat pelaksanaan:
a. Dinding batu kali harus dipasang dengan campuran sesuai yang ditentukan
b. Pasangan batu kali tersebut harus dikerjakan dengan cara terbaik yang
dikenal disini, batu kali harus keras permukaan kasar tanpa cacat atau retak.
c. Setelah pasangan batu kali tersebut mencapai 24 jam baru diperbolehkan
melakukan pekerjaan lanjutan.
d. Pekerjaan pemasangan batu kali dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan
bentuk-bentuk yang ditunjukan dalam gambar. Tiap-tiap batu harus dipasang
penuh dengan adukan sehingga semua hubungan batu melekat satu dengan
yang lainnya dengan sempurna, semua batu harus dipasang di atas lapisan
adukan dan dicetak di tempatnya sehingga tegak. Adukan harus mengisi
penuh rongga-rongga antara batu untuk mendapatkan masa yang kuat dan
integral.
Setelah batu kali selesai dipasang dilanjutkan dengan finishing menggunakan
plesteran dan siar.

PEKERJAAN PINTU AIR


1. Ruang Lingkup
Pedoman Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode
pelaksanaan pekerjaan, pengendalian mutu serta pengukuran pelaksanaan
pekerjaan pintu. Pedoman ini mencakup perencanaan, pengadaan, pengujian,
finishing, pengecatan, pengiriman ke lokasi pekerjaan, penyetelan yang ditunjuk
oleh Direksi Pekerjaan.
2. Acuan Normatif
Standar Nasional Indonesia (SNI)
- SNI 03-6861.2-2002 : Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian – B (Bahan
Bangunan Dari Besi / Baja
- SNI 03-6861.3-2002 : Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian – C (Bahan
Bangunan Dari Logam Bukan Besi
3. Istilah Dan Difinisi
Pintu Air Type A* : adalah pintu air dengan daun pintu dari bahan plat dan alat
putar transmisi doble stang, digunakan untuk pintu lebar antara > 2,00 m s/d 3,00
m, dan atau ditentukan sesuai dengan gambar disain
Pintu Air Type A : adalah pintu air dengan daun pintu dari bahan kayu dan alat
putar transmisi doble stang, digunakan untuk pintu lebar antara > 2,00 m s/d 3,00
m, dan atau ditentukan sesuai dengan gambar disain
Pintu Air Type B* : adalah pintu air dengan daun pintu dari bahan plat dan alat
putar transmisi satu stang, digunakan untuk pintu lebar antara > 1,00 m s/d 2,00
m, dan atau ditentukan sesuai dengan gambar disain
Pintu Air Type B : adalah pintu air dengan daun pintu dari bahan kayu dan alat
putar transmisi satu stang, digunakan untuk pintu lebar antara > 1,00 m s/d 2,00
m, dan atau ditentukan sesuai dengan gambar disain
Pintu Air Type C2 : adalah pintu air dengan daun pintu dari bahan plat dan alat
putar biasa satu stang, digunakan untuk pintu lebar antara > 0,70 m s/d 1,00 m,
dan atau ditentukan sesuai dengan gambar disain
Pintu Air Type C3 : adalah pintu air dengan daun pintu dari bahan plat dan alat
putar biasa satu stang, digunakan untuk pintu lebar antara > 0,50 m s/d 0,70 m,
dan atau ditentukan sesuai dengan gambar disain
Pintu Air Type C5 : adalah pintu air angkat dengan daun pintu dari bahan plat,
digunakan untuk pintu lebar antara 0,30 m s/d 0,50 m, dan atau ditentukan sesuai
dengan gambar disain
4. PERSYARATAN BAHAN
4.1. Baja konstruksi (plat dan profil) harus baik, baru, dari pabrik yang resmi dan
setaraf dengan S.t.(DIN 17100 1966).

4.2. Tangki dan ulir untuk gate/pintu harus setaraf dengan S.t. 60 (DIN 17100
1966).
4.3. Besi tuang harus bebas cacat/retak; perbaikan retak retak dengan las atau
lainnya tidak diperkenankan.
4.4. Baut, keling dan washers harus dari pabrik resmi dan harus setaraf U.st. 36 1
(DIN 1711 1968). Baut dan keling yang tersentuh air harus digalvanisir.
4.5. Las harus dikerjakan dengan halus, rapi, penuh dan bersih, kelihatan jelek
atau las yang tidak sempurna dan sebagainya akan ditolak.
4.6. Kawat las yang dipakai adalah "Unimatic" 6000 (AC DC) dengan kekuatan
tarik 4.760 kg/cm2 atau type yang sama.
4.7. Pipa besi untuk sandaran harus ukuran standar pipa dengan "heavy duty
galvanized coating".

5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1. Spesifikasi untuk Bangunan Pintu dan Pintu Sorong.
a. Bangunan Pintu
(i) Pintu harus dibuat dengan konstruksi las yang sempurna. Daun pintu untuk
bagian (sisi) hulu harus dipotong tepat ukuran. Palang sisi dan horizontal harus
diklem kuat pada permukaan plat sedemikian hingga pada waktu selesai
mengelas jarak antara plat dan batang tidak lebih dari 1 mm.Bagian
batang/palang yang dilas pada daun pintu, las harus menerus didua sisi,
sedemikian hingga tidak ada air yang bocor diantara bagian bagian tersebut.
(ii) Pintu harus diserahkan komplit dengan segala kelengkapannya, plat dinding,
rangka, ambang, tangki ulir gear dan material lain yang dibutuhkan. Semua
bagian daripada pintu harus cocok dengan gambar disain.
(iii) Setelah pemasangan rangka, semua harus ditambat kuat pada bangunan
dengan baut berjangkar, dan semua rongga yang ada antara rangka dan
bangunan harus diisi mortar 1 PC : 3 PS sampai Direksi menganggap cukup.
(iv) Semua pembuatan konstruksi harus sedemikian sehingga pintu bebas dari
puntiran, bengkok dan deformasi lain menurut anggapan Direksi.
(v) Pemakaian karet atau bahan lain untuk seals guna perapat pada pintu pintu
harus sesuai dengan yang diijinkan yang mempunyai effectivitas, keawetan sesuai
cuaca Indonesia dan terendam dalam air secara kontinu, dan keterbukaan pada
sinar matahari dimungkinkan pemakaian bahan karet sintetik atau plastik yang
memenuhi persyaratan. Bahan perapat diatas harus sedemikian sehingga mudah
dipasang atau diganti, dan baut baut dipakai harus tahan terhadap korosi.
(vi) Semua bagian harus dibuat secara presisi sesuai standar Industri untuk
memudahkan perakitan, pemasangan dan pemindahan. Semua dimensi yang ada
digambar adalah minimum. Dalam pembuatan harus dilebihi (ukurannya)
secukupnya, sedemikian hingga tidak ada dimensi yang kurang.

b. Pintu Sorong.
(i) Pintu sorong dapat dioperasikan dan harus diserahkan lengkap termasuk
tangkai, dan kunci, gear, serta kopling dan lain-lain. Tarikan yang dibutuhkan tidak
boleh lebih keras dari 10 kg untuk membuka atau menutup pintu dan las roda
setang harus pada elevasi 0.90 m diatas bangunan atau platform dimana operator
akan berdiri.
(ii) Tangkai ulir dan gear harus dibuat presisi sangat tepat. Gear harus dari besi
tulang atau selubung/rangka las dilengkapi tutup untuk pemberian pelumas dari
gear.
(iii) Pintu sorong harus seluruhnya shop assembled (rakitan pabrik) ukuran plat
dan profil pintu harus sesuai dengan gambar.

5.2. Spesifikasi Teknik Umum.


a. Penyiapan bahan bahan.
(i) Semua kegiatan, sedapat mungkin dilakukan didalam / sekitar wilayah
(proyek).
(ii) Mutu dan penyelesaian harus sesuai dengan kenyataan praktek dalam
pekerjaan konstruksi baja modern. Bahan pada pekerjaan besi harus dijaga bersih
dan terlindung dari pengaruh cuaca sejauh memungkinkan dalam praktek.
Lubang baut harus betul betul bulat. Ukuran dari lubang baut harus tidak lebih dari
2 mm lebih besar dari diameter nominal (ditetapkan) dari baut dan harus
menciptakan putaran yang pas dengan baut. Jika mungkin, mesin dengan "a fixed
drilling line" harus digunakan. Lubang lubang pada dasar plat untuk baut lebih
besar 0.25 mm. Gerigi gerigi pada permukaan luar harus dihilangkan.
(iii) Panjang uliran baut harus sedemikian sehingga seluruh diameter tangkai
berada dalam daerah geser (shearzone). Baut harus menonjol paling tidak satu
panjang uliran dengan minimum 3 mm dan maksimum 10 mm setelah
penggeseran dari mur. Dibawah mur pada baut jangkar dan dibawah semua
kepala baut dan mur, harus dilengkapi "heavy duty washer". Jika baut digunakan
dalam permukaan yang miring, harus menggunakan "bevelled washer". Kepala
dari mur harus diputar benar, dengan kunci inggris yang cocok dan dengan
panjang tidak kurang dari 0.30 m.
(iv) Untuk dratsatng harus doble drat
(v) Sebelum dimulainya pengelasan, Penyedia Jasa harus membuat dan
menyerahkan kepada Direksi untuk disetujui, program lengkap yang menunjukkan
 Type pengelasan.
Klasifikasi bahan untuk pengelasan, termasuk ukuran ukuran yang diperlukan
untuk mewujudkan dimensi spesifikasi setelah pengelasan. Sesudah pengelasan,
semua ceceran las harus dibersihkan dan semua lubang, pori dan berkas berkas
terbakar harus diperbaiki.
 Diameter kawat las dan aliran listrik yang dipakai harus memenuhi ketentuan
dibawah ini.
b. Pemasangan.
(i) Penyedia Jasa harus memasang semua bagian dari pekerjaan seperti pada
gambar disain yang disetujui atau atas petunjuk Direksi ditempat pekerjaan,
termasuk semua alat alat pelengkap seperti baut jangkar, penahan, seal (penguat)
dan sebagainya.
(ii) Semua bagian yang ditanam harus ditumpu kuat (rigid) dan diteliti/tepat
sebelum dan selama pemasangan. Dinding plat, sandaran dan ambang harus
diperkuat seperti ditunjukkan dalam gambar atau atas petunjuk Direksi.
(iii) Pada penyelesaian pekerjaan semua bagian harus dibersihkan dan dirapikan
oleh Penyedia Jasa Penyedia Jasa harus memindahkan semua kelebihan bahan
bahan dari tempat pekerjaan atau seperti ditunjukkan Direksi. Semua gear reducer
tertutup harus diisi secukupnya dengan minyak pelumas, sesuai syarat dari
pembuat/pabrik.
Gear Reducer terbuka harus diberi gemuk kwalitas baik pada giginya (graphite
grease). Semua pelumas dan zat pencuci harus disediakan Penyedia Jasa tanpa
tambahan biaya.
(iv) Penyedia Jasa harus menyediakan persediaan pelumas yang cukup untuk
jangka waktu pemeliharaan untuk semua bagian pekerjaan dari Kontrak ini
c. Test dan Garansi.
(i) Pada saat penyelesaian pekerjaan, peralatan harus siap untuk ditest,
dihadapan Direksi sebelum penyerahannya untuk membuktikan bisa dioperasikan
dengan memuaskan. Jika ada bagian dari pekerjaan gagal dioperasikan sesuai
ketentuan Direksi, beberapa perubahan harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa
sesuai ketentuan Direksi tanpa pembayaran ekstra.
(ii) Pada saat penyerahan pekerjaan, Penyedia Jasa harus melaksanakan
pemeliharaan selama jangka waktu masa pemeliharaan untuk semua pekerjaan,
meliputi perbaikan dari semua kekurangan dan kerusakan yang mungkin terjadi
dalam jangka waktu tersebut tanpa biaya tambahan.
d. Pengecatan
(i) Bahan-bahan.
 Semua cat harus disediakan dalam keadaan segel pabrik (factory scaled)
kaleng/cap pabriknya akan ditentukan oleh Direksi.
 Cat yang telah melampui batas kadaluwarsa seperti tertulis pada kalengnya
tidak boleh dipakai, dan harus segera disingkirkan dari tempat pekerjaan.
(ii) Pelaksanaan Pengecatan Pekerjaan Baja. Sebelum pengecatan dilaksanakan
permukaan harus dibersihkan dan dikerjakan atau dicat sebagai berikut :
 Pengecatan harus dikerjakan dengan mesin, dalam pelaksanaan pengecatan
lapis demi lapis sampai dengan ketebalan yang ditentukan dimulai dari cat meni
lalu cat anti karat dan terakhir dilapis cat bron untuk bagian atas konstruksi.
 Yang bersentuhan dengan pekerjaan baja lainnya ketika pemasangan di
lapangan, dua lapis cat dasar, kecuali ditentukan lain
 Yang akan bersentuhan dengan beton, aspal, termakadam atau bitumen
penahan air, tidak perlu pengerjaan apa-apa atau pengecatan.
(iii) Pengecetan Daun Pintu/Schot balk (balok sekat).
 Sebelum pengecatan dimulai terlebih dahulu bidang-bidang permukaan yang
akan dicat, dibersihkan dari kotoran-kotoran tanah dan lumpur dan sebagainya.
 Semua bidang permukaan kayu diketam licin.
 Pengecatan permukaan Daun Pintu / Papan balok sekat dicat 4x kecuali
ditentukan lain oleh Direksi.
e. Pemeriksaan dan Perakitan
(i) Pemeriksaan Bahan & Mutu.
Direksi atau pejabat yang bertugas mengadakan pemeriksaan terhadap bahan
bahan, mutu pekerjaan Pabrik, percobaan perakitan di pabrik, harus melakukan
pemeriksaan pemeriksaan. Pemeriksaan ini meliputi :
 Pemeriksaan baja atau bahan lain yang dipakai untuk memastikan bahwa
bahan diatas sesuai dengan standar. Laporan percobaan kimia dan fisika yang
dilakukan pemeriksaan terhadap bahan yang dipakai harus ditunjukkan
pemeriksaan.
 Memeriksa ukuran
 Memeriksa pekerjaan las dan mengujinya bila diperlukan
 Memeriksa pembersihan dan pengecatan dari pekerjaan baja
 Percobaan perakitan dan menguji hasilnya
 Memeriksa cara pengepakan untuk pengiriman Pengerjaan di Lapangan
Penyedia Jasa harus melakukan pekerjaan baja selengkapnya dan menyediakan
perancah sementara serta persiapan yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan. Sebelum pelaksanaan dimulai dilapangan Penyedia Jasa harus
menyampaikan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan, cara yang diusulkan
untuk pelaksanaan pekerjaan baja serta melaksanakan pengaturan dan
pencegahan terhadap kecelakaan seperti yang ditunjukkan oleh Direksi.
Permukaan yang Bersentuhan. Kecuali ditentukan lain, jika logam dipasang
permanen pada permukaan logam lain permukaan logam yang bersentuhan harus
dicat dengan dua lapis cat bitumen, segera sebelum pemasangan.
Aluminium tidak boleh dipasang pada beton basah atau pasangan batu, atau
dipasang tetap pada beton yang masih muda. Bila perlu untuk menghubungkan
aluminium dengan baja atau besi tulang, kedua permukaan harus dipisahkan
dengan bahan pemisah yang disetujui tebalnya tidak kurang dari 1,5 mm.
Bila aluminium batang atau bangunan baja dipasang dalam pasangan batu, bata
atau beton, permukaan yang bersentuhan harus dicat lebih dahulu dan bahan
sambungan harus diberi seng.

f. Pemasangan Bagian bagian.


Untuk pemasangan bagian bagian pekerjaan baja yang tercantum dalam
pekerjaan beton atau pasangan batu yang permanen maka bagian bagian diatas
angkur, plat perletakan dan lain lain harus lebih dahulu dari pada bagian lain.

TIPE BAHAN MORTAR/ADUKAN

Bahan Mortar Tipe Kuat tekan rata2 pada 28 hari (MPa)


M 17,2
S 12,4
Kapur semen/semen pasangan
N 5,2
O 2,4

PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Persiapan
Sosialisasi wajib dilaksanakan sebelum pelaksanaan pekerjaan oleh penyedia
jasa kepada pengguna air (P3A/GP3A) dan perangkat desa/kecamatan di
lokasi/wilayah pekerjaan yang akan dilaksanakan tersebut dan melibatkan tenaga
kerja dari P3A/GP3A setempat. Sosialisasi bertujuan untuk memberikan informasi
bahwa di wilayah tersebut akan segera dimulai pekerjaan, kesepakatan tentang
pematian air, tentang jalan masuk material/akses jalan masuk dll.
Persiapan pelaksanaan pekerjaan di lapangan meliputi mobilisasi bahan,
peralatan, tenaga, penyediaan akses jalan masuk bahan, pembuatan brak/kantor
pengawas, pembuatan papan nama.
b. Pelaksanaan Konstruksi
- Pembuatan Mutual Ceck (MC0)
Pengukuran/penghitungan ulang Mutual Ceck 0% (MC0) dilakukan bersama
sama dengan pelaksana lapangan, pengawas konsultan dan pengawas dari
unsur pengguna jasa. Hasil dari penghitungan ulang dicatumkan dalam Berita
Acara dengan lampiran Gambar Kerja (Shop Drawing).
- Pembersihan lokasi
- Pengeringan
- Pengukuran dan pasang porfil
- Galian tanah
- Pasangan batu
- Siar
- Plesteran
- Pengecoran
- Pemasangan pintu
- Finising
- Foto Pelaksanaan
Pengambilan foto pelaksanaan dilakukan minimal 3 (tiga) tahap yaitu : tahap
prestasi pekerjaan mencapai 0%, tahap prestasi pekerjaan mencapai 25%, tahap
prestasi pekerjaan mencapai 50%, tahap prestasi pekerjaan mencapai 75% dan
tahap prestasi pekerjaan mencapai 100%.
- Pembuatan MC Mutual Ceck 100% (MC100)
Pemeriksaan Bersama Akhir Pekerjaan (MC. 100%) Pada tahap akhir
pelaksanaan pekerjaan Direksi bersama Penyedia jasa melaksanakan
pemeriksaan bersama akhir di lapangan ( Mutual Check 100% = MC. 100% )
yaitu pelaksanaan pekerjaan di lapangan serta mengecek kembali volume tiap-
tiap kegiatan yang tercantum dalam dokumen daftar kuantitas dan harga.
- Pelaporan
Pelaporan meliputi laporan harian, laporan mingguan, laporan bulanan dan
laporan akhir.
Metode ini disesuaikan dengan macam pekerjaan/lingkup
 Ketentuan gambar kerja;
Gambar kerja mengacu dalam dokumen pengadaan/ gambar terlampir atau
dilakukan desain ulang bersama (pengguna dan penyedia) penyesuaian
pekerjaan di lapangan sebelum pelaksanaan (Shop drawing).
 Ketentuan pembuatan laporan dan dokumentasi;
Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama pelaksanaan SPK untuk menetapkan
volume pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan guna pembayaran
hasil pekerjaan. Hasil pemeriksaan pekerjaan dituangkan dalam laporan
kemajuan hasil pekerjaan.
Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan,
seluruh aktivitas kegiatan pekerjaan di lokasi pekerjaan dicatat dalam buku
harian sebagai bahan laporan harian pekerjaan yang berisi rencana dan
realisasi pekerjaan harian.
Laporan harian berisi:
1) jenis dan kuantitas bahan yang berada di lokasi pekerjaan;
2) penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya;
3) jenis, jumlah dan kondisi peralatan;
4) jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
5) keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang
berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan; dan
6) catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan.
Laporan harian dibuat oleh penyedia, harus diperiksa oleh konsultan dan
disetujui oleh PPK atau yang mewakili
Laporan mingguan terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hasil
kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal penting yang
perlu ditonjolkan.

Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi hasil
kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal penting yang
perlu ditonjolkan.

Laporan Final adalah laporan diakhir pekerjaan yang berisikan dokumen-


dokumen laporan-laporan, pendukung administrasi dalam pelaksanaan
pekerjaan/ administrasi kejadian dalam pelaksanaan di lapangan dilampiri
dengan foto pelaksanaan (0%, 25%, 50%, 75%,100%). Selain dalam final
report, dokumentasi foto juga diserahkan dalam bentuk softcopy dalam CD/DVD
sebanyak satu buah.
Laporan final disusun oleh penyedia jasa sebagai rangkuman laporan dari
kumpulan-kumpulan proses administrasi selama pelaksanaan pekerjaan yang
meliputi sebagai berikut:
1. Berita Acara Pre Construction Meeting
2. Rencana Mutu Kontrak
3. Berita Acara Serah Terima Lapangan
4. Sosialisasi Pekerjaan (Undangan, Daftar hadir, Notulen/berita acara notulen)
5. Mutual Check 0% (MC0)
6. Time Schedule
7. Shop Drawing
8. Berita Acara Perubahan Gambar Pelaksanaan (apabila ada)
9. Job Mix (apabila diperlukan)
10. Buku Administrasi (Buku Tamu, Buku Direksi, Buku Ijin Pasang)
11. Mutual Check 100%, Addendum (bila ada)
12. Berita Acara Hasil Opname Bersama
13. Laporan Harian
14. Laporan Mingguan
15. Laporan Bulanan
16. Perhitungan Back Up dan rekap
17. Asbuilt Drawing
18. Berita Acara Penyerahan Pertama (BA PHO)
19. Bukti Pembayaran Jamsostek
20. Bukti Pembayaran Pajak mineral bukan logam dan batuan
21. Salinan perhitungan pembayaran pajak mineral bukan logam dan batuan
22. Dokumentasi pelaksanaan konstruksi (Foto 0%, Foto 25%, Foto 50%, Foto
75%, Foto 100%) dan foto tahapan kegiatan (sosialisasi, galian, pemasangan
perpil/bouplank, pasangan, siar, finishing, dll). Foto memuat lokasi (koordinat)
dan tanggal pengambilan foto.
23. Flashdisk Dokumentasi (format JPEG yang diberi nama dan MS Work)
24. Berita Acara Penerimaan Barang
25. Berita Acara Penyerahan pekerjaan dari PPK ke Kepala Dinas.
26. Dokumetasi lain yang tidak dimasukkan dalam dokumen kontrak.
27. Semua dokumen laporan akhir yang telah dijilid dimasukkan dalam box
container plastic ukuran 50 cm x 35 cm x 30 cm (volume sekitar 30 liter)

 Ketentuan mengenai penerapan manajemen K3 konstruksi


(Keselamatan dan kesehatan kerja);
Penyedia berkewajiban atas biaya sendiri untuk mengikutsertakan Personilnya
pada program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek/BPJS jasa konstruksi)

Anda mungkin juga menyukai