Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

PENGUJIAN KEHALUSAN SEMEN PORTLAND

4.1 Tujuan
4.1.1 Tujuan Instruksional Umum:
Tujuan setelah melakukan percobaan pengujian kehalusan semen portland secara
instruksional umum adalah dapat mengetahui dan memahami sifat-sifat fisik, mekanik
dan teknologi semen Portland serta pengaruhnya terhadap beton dengan benar.
4.1.2 Tujuan Instruksional Khusus:
Tujuan intruksioanal khusus setelah melakukan percobaan ini adalah :
a. Menentuan kehalusan semen portland dengan menggunakan saringan No. 100 dan No. 200
b. Menjelaskan cara pelaksanaan pengujian kehalusan semen portland.
c. Mempergunakan alat pengujian dengan terampil.

4.2 Dasar Teori


Kehalusan semen portland adalah merupakan suatu faktor penting yang dapat
mempengaruhi kecepatan reaksi antara partikel semen dan air. Dengan semakin halus butiran
semen portland, maka reaksi hidrasi semen semakin cepat, karena hidrasi dimulai dari
permukaan butiran. Jika butiran semen halus, maka pengikatan cepat berlangsung, begitu
juga pemadatan dan reaksi hidrasi terjadi. Disamping itu, jika butiran semakin halus, maka
kebutuhan air untuk semen mengikat akan sedikit.

4.3 Peralatan
a. Saringan No. 100 dan No. 200 dan PAN sesuai menurut standart ASTM.
b. Neraca analitik kapasitas maksimum 2000 gram dengan ketelitian 0,1%.
c. Kuas dengan ukuran tangkai dan bulu kuas yang sesuai untuk keperluan ini.

d. Baskom untuk wadah semen

e. Sendok spesi

4.4 Benda Uji


Semen portland bermerek Tiga Roda sebanyak 50 gram.
5 Prosedur Pelaksanaan
a. Memasukkan benda uji semen Tiga Roda 50 gram ke dalam saringan No. 100 (Ø 0.15
mm) diatas saringan No. 200 (Ø 0.075 mm) dan di pasang PAN di bawahnya.
b. Menggoyangkan saringan perlahan-lahan, sehingga bagian benda uji yang tertahan
terlihat bebas dari partikel-partikel halus (pekerjaan ini dilakukan antara 3 sampai 4
menit).
c. Menutup saringan dan melepas PAN, mengetok saringan perlahan-lahan dengan tangkai
kuas sampai abu yang menempel terlepas dari saringan.
d. Membersihkan sisi bagian bawah saringan dengan kuas, mengosongkan PAN dan
membersihkan dengan kain kemudian memasasang kembali.
e. Mengambil tutup saringan dengan hati-hati, bila ada partikel kasar yang menempel pada
tutup harus dikembalikan ke dalam saringan.
f. Melanjutkan penyaringan dengan menggoyang-goyangkan saringan perlahan-lahan
selama 9 menit.
g. menutup saringan, penyaringan dilanjutkan selama 1 menit dengan cara menggerakan
saringan ke depan dan ke belakang dengan posisi sedikit dimiringkan. Kecepatan gerakan
kira-kira 150 kali permenit, setiap 25 kali gerakan ,putar sarigan kira-kira 60º. Pekerjaan
ini dilakukan diatas kertas putih, bila ada partikel yang keluar dari saringan atau PAN
serta tertampung diatas kertas, harus dkembalikan ke dalam saringan. Pekerjaan
dihentikan setalah benda uji tidak lebih dari 0,05 gram lewat saringan dalam waktu
penyaringan selama 1 menit.
h. Menimbang benda uji yang tertahan di atas masing-masing saringan No. 100 dan No.
200, kemudian menghitung dan menyatakan dalam prosentase berat terhadap benda uji
semula.

6.7 Dasar Perhitungan


Kehalusan ( F ) = x 100%

dimana: F = Kehalusan semen portland


A= Berat benda uji yang tertahan di atas masing-masing saringan No. 100 dan No.
200
B= Berat benda uji semula.
1.7 Hasil dari hasil percobaan
a. Setelah melakukan pengujian pada semen Tiga Roda yang tertahan di atas masing –
masing saringan No. 100 (Ø 0.15 mm) dan No. 200 (Ø 0.075 mm) diperoleh hasil
Tabel 1 Data Pengujian Kehalusan Semen Tiga Roda
Prosentase
Nomor Saringan Berat Saringan Tertahan kehalusan
Tutup Saringan 238.2 gram    
No. 100 331.2 gram 34.7 gram 69.4%
No. 200 334.4 gram 12.5 gram 25%
PAN 384.7 gram 0.7 gram 1.4 %
JUMLAH 47.9 gram 95.8%

b. Kesimpulan
Dari hasil percobaan di atas telah diperoleh data-data yang telah didapat dari
proses pengujian kehalusan semen Tiga Roda, pada saringan no 100 prosentase semen
yang tertahan adalah 69.4% dan pada saringan nomer 200 adalah 25% hal ini dapat
disimpulkan bahwa uji kehalusan semen Tiga Roda tidak sesuai dengan standart
ketetapan kehalusan semen portland. Benda uji memenuhi syarat kehalusan apabila
0% tertahan di atas saringan No. 100 dan maksimum 22% tertahan di atas saringan
No. 200.

1.8 REFERENSI
a. SNI 15-2530-1991
b. ASTM C- 115
c. AASHTO T-128-67

Anda mungkin juga menyukai