Anda di halaman 1dari 4

SEJARAH PERFILMAN INDONESIA

Fresinia Ocky Huriyanti


Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Malang
Email : fresinia.ocky21@gmail.com
ABSTRAK
Film dapat menjadi sebuah representasi dari dinamika kehidupan masyarakat dan
memberikan pesan-pesan secara naratif. Melihat sebuah film tentu tidak akan bisa lepas dari
bagaimana sejarah perkembangan film itu sendiri. Perfilman yang ada saat ini dengan
banyaknya variasi genre dan efek-efek tentu mengalami sejarah yang amat sangat panjang.
Oleh karena iru kita perlu mengetahui bagaimana sejarah film itu sendiri.
Kata kunci : film, sejarah, indonesia
A. Pendahuluan
Film adalah salah satu media hiburan yang difavoritkan oleh banyak khalayak umum.
Bahkan film sendiri diyakini sebagai pembawa pesan dan merekam sekaligus berbicara
tentang dinamika kehidupan masyarakat. Hal ini menjadikan film sebagai bagian dari budaya
dan diwariskan secara turun-temurun sehingga menjadi kekayaan serta kebanggan tersendiri.
Melalui narasi dan visual menjadikan film sebagai bukti sejarah perkembangan trend atau
sosial yang terjadi pada ruang dan kurun waktu tertentu.
Perkembangan film sendiri mengalami perjalanan sejarah yang amat sangat panjang
sehingga bisa sampai seperti sekarang yang kayaa kan efek visual dan audio. Pemutaran awal
film dilakukan pada abad ke 20 dengan kondisi berwarna hitam putih dan tidak ada suara.
Pada tahun 1927 ditemukannya teknologi yang membuat film yang dialognya dapat
diengarkan secara langsung, namun masih berwujud hitam putih. Sampai pada tahun 1937
teknologi makin berkembang sehingga membuat film dapat menarik secara visual dan juga
plot cerita. Tahun 1970-an film sudah mulai direkam secara massal lalu dijual menggunakan
videotape, lalu disusul tahun 1980-an ditemukannya teknologi lacer-disk kemudian vcd dan
yang terakhir dvd.
Perfilm di Indonesia juga memiliki sejarah yang panjang bahkan pada tahun 1980
sempat menjadi raja di negaranya sendiri. Banyak film-film lokal yang merajai bioskop-
bioskop dan menjadi trend tersendiri pada jamannya seperti Catatan Si Boy, Blok M, dan
lain-lain. Sehingga pada saat itu diadakan Festifal Film Indonesia yang diadakan tiap tahun
sebgai penghargaan kepada insan perfilman. Pada tahun 90-an perfilman Indonesia
dikalahkan oleh film-film Hollywood dan Hong Kong sehingga perkembangan perfilman di
Indonesia mengalami penurunan. Namun dalam beberapa waktu terdapat beberapa film
Indonesia yang sangat fenomenal seperti Petualangan Sherina, Ada Apa Dengan Cinta?,
Jelangkung, dan lain-lain. Saat ini perfilman di Indonesia mulai menunjukkan geliatnya,
banyak sutradara Indonesia yang mulai memproduksi film dengan berbagai macam tema
sehingga film Indonesia dapat Berjaya lagi seperti dahulu mengalahkan film Hollywood dan
negara lainnya.
B. Pembahasan
1. Pengertian Film
Film dapat juag disebut sinema atau cinemathographie. Secara harafiah film
atau Cinemathographie berasal dari kata cinema dan tho (phytos) yang berarti cahaya
serta graphie (grhap) yang berari tulisan atau gambar atau citra, sehingga
cinemathographie adalah melukis gerak dengan cahaya. Dan untuk melukis gerak
dengan cahaya, kita harus menggunakan alat khusus yaitu kamera.
Menurut Effendi (1986 : 134), film adalah media komunikasi yang bersifat
audio visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang
berkumpul di suatu tempat tertentu. Sedangkan menurut Arsyad (2003:45) film
merupakan kumpulan dari beberapa gambar yang berada di dalam frame, dimana
frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga
pada layar terlihat gambar itu menjadi hidup. Lalu film menurut Kridalaksana (1984 :
32) adalah (a) Lembaran tipis, bening, mudah lentur yang dilapisi dengan lapisan
antihalo, dipergunakan untuk keperluan fotografi. (b) Alat media massa yang
mempunyai sifat lihat dengar (audio – visual) dan dapat mencapai khalayak yang
banyak.
Berdasarkan definisi menurut para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa film
adalah media komunikasi berbentuk gambar bergerak yang direkam dan berisi plot
cerita tertentu sehingga dapat menyampaikan suatu pesan terhadap sekelompok orang.

2. Sejarah Film
Film yang ditemukan pada akhir abad ke-19 hingga sekarang merupakan
perkembangan lebih jauh dari teknologi fotografi sehingga sejarah film tentu tidak
akan bisa lepas dari sejarah fotografi. Munculnya film sendiri dikarenakan oleh
ketidaksengajaan, di tahun 1878 Eadweard Muybridge membuat 16 frame gambar
kuda yang sedang berlari secara urut sehingga terkesan sedang berlari. Hal ini
menjadi konsep film kartu serta merupakan gambar gerak pertama di dunia.
Thomas Alfa Edison di tahun 1888 berhasil mengembangkan kamera yang
hanya bis mengabadikan gambar diam menjadi kamera yang mampu merekam
gambar gerak atau objek yang dinamis. Tanggal 28 Desember 1805 ditetapkan
sebagai hari lahirnya sinematografi sebab diputarnya film dokumenter pertama kali di
Boulevard des Capucines, Paris, Prancis dengan judul Workers Leaving the Lumière's
Factory. Film yang dibuat oleh Lumière Bersaudara dan berdurasi hanya beberapa
detik saja ini menceritakan kehidupan pekerja pabrik saat jam pulang

3. Sejarah Perfilman Indonesia


a. 1900 – 1920-an
Tidak ada literatur pasti yang menyatakan kapan pertama kali film masuk ke
dalam Indonesia. Namun menurut beberapa sumber mengatakan pada 5 Desember
1990 dibangunnya bioskop pertama kali di Tanah Abang, Batvia dengan nama
Gambar Ideop yang diiklankan melalui harian Bintang Betawi. Bioskop ini
menampilkan berbagai film bisu. Pada tahun 1924 masyarakat Indonesia
disuguhkan oleh film-film Cina pertama kalinya.
b. 1926
L. Heuveldorp dan G. Kruger membuat perusahaan film Java FilmCoy di
andung, Jawa Barat. Loetoeng Kasarung menjadi film pertama yang diproduksi
dan dibuat di Indonesia. Film ini diangkat dari legenda Sunda dan diputar pertama
kali di teater Elite dan Majestic, Bandung. Tahun 1927 dibuat lagi film berjudul
eulis Atjih yang bercerita tentang seorang istri yang disia-siakan suaminya. 
Tahun 1930-an mulai muncul berbagai bioskop yang dibangun oleh para
pedagang Cina. Di masa ini film hanya menampilkan gambar tanpa audio. Mulai
tahun 1931 Tans Film Company dan Kruegers Film Bedrif yang membuat film
berjudul Atna de Vischer yang sudah didukung oleh audio.
c. 1955
Di tahun ini dibuatnya FFI (Festifal Film Indonesia) yang dipelopori oleh
Djamaludin Malik. FFI pertama kali kali diadakan pada 30 Maret sampai 5 April
1955 dari hasil pembentukan Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI) pada 30
Agustus 1954. FFI dibuat untuk memberikan penghargaan kepada insan kreatif
film dan juga untuk mempopulerkna film Indonesia. Film yang memenangkan FFI
saat itu adalah film karya Usmar Ismail yang berjudul Jam Malam bercerita kritik
sosial mantan pejuang pasca kemerdekaan Indonesia.
d. 1960 – 1970-an
Di era 1960-an saat keadaan politik di Indonesia masih memans dan membuat
terbatasnya ruang gerak pekerja seni membuat perfilman di Indoensia mengalami
kelesuan. Hingga pada akhrinya dikeluarkan peraturan dari Menteri Penerangan
mengenai kebebasan berekpresi dikarenakan munculnya protes dari berbagai
pihak. Dikarenakan kebijakan ini, film Indonesia berkembang pesat, dan juga
adanya dukungan modal dari sumber film asing sebab jika ingin film asing
ditayangkan di Indonesia diharuskan membayar dana. Perkembangan dan
peningkatan ini tak lepas dari peranan para tokoh dan sutradara ternama seperti
Asrul Sani, C. Noer, Wahyu Sihombing Arifin, dan lain sebagainya.
e. 1980 - 1990-an
Dikarenakan plot cerita dari film Indonesia yang monoton dan kurang
menarik membuat film Indonesia kalah bersaing dengan film asing. Bahkan pada
tahun 1980-an film-film asing lbh mendominasi bioskop serta dijadikan andalan
Karen aplot cerita yang dinilai lebih menarik.
Pada tahun 1990-an ketika mulai banyak bermunculan stasiun TV Indonesia
yang menampilkan sinetron membuat keadaan film di tanah air mati suri, orang-
orang lebih suka menonton sinetron di rumah daripada menonton film di bioskop.
Film populer yang diproduksi di tahun ini adalah Cinta dalam Sepotong
Roti  dan Daun diatas Bantal.
f. 2000-an hingga sekarang
Setelah mengalami pasang surut, perfilman Indonesia akhirnya dapat bangkit
kembali dengan adanya film-film yang sukses di pasaran seperti Ada Apa Dengan
Cinta?, Petualangan Sherina, Nagabonar, dan lainnya. Plot cerita yang
dihadirkanpun menyuguhkan banyak variasi dan teknologi perfilman juga sudah
mulai berkembang, hal ini ditandai dengan diproduksinya film animasi baru-baru
ini.
C. Simpulan
Perkembangan perfilman di tanah air memiliki pasang surut yang sangat panjang, hal
ini tentu juga dipengaruhi oleh berbagai kondisi serta pihak-pihak tertentu pada saat itu.
Perkembangan ini tentu harus terus dilanjutkan agar perfilman di Indonesia bangkit
kembali menjadi raja di negara sendiri dan mengalahkan film-film asing yang saat ini
lebih mendominasi bioskop.

D. Daftar Pustaka
https://jurnal.ugm.ac.id/kawistara/article/view/3905
http://e-journal.uajy.ac.id/821/3/2TA11217.pdf
https://destaniamovie.blogspot.com/2016/04/pengertian-film-definisi-fungsi-jenis.html
http://repository.unpas.ac.id/41631/4/BAB%20II.pdf
http://eprints.umm.ac.id/35408/3/jiptummpp-gdl-barqiemuha-49657-3-babii.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Perkembangan_Film
https://id.wikipedia.org/wiki/Perfilman_Indonesia
https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20190331174326-36-63946/begini-sejarah-
panjang-perfilman-indonesia
https://pakarkomunikasi.com/sejarah-perfilman-indonesia

Anda mungkin juga menyukai