Anda di halaman 1dari 80

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses

pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang

peranan utama. Peristiwa belajar-mengajar banyak berakar

pada berbagai pandangan dan konsep. Oleh karena itu,

perwujudan proses belajar-mengajar dapat terjadi dalam

berbagai model. Bruce Joyce dan Marshal Weil mengemukakan

22 model mengajar yang dikelompokkan ke dalam 4 hal, yaitu

(1) proses informasi, (2) perkembangan pribadi, (3) interaksi

sosial, dan (4) modifikasi tingkah laku, (Joyce & Weil, Model of

Teaching, 1980).

Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang

mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar

hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif

untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal

balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi

berlangsungnya proses belajar. Inteaksi dalam peristiwa belajar-

mengajar mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekedar


hubungan antara guru dengan siswa, tetapi berupa interaksi

edukatif. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa

materi pelajaran, melainkan penanaman sikan dan nilai pada

diri siswa yang sedang belajar.

Sebagai pengajar atau pendidik, guru merupakan salah

satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan.

Itulah sebabnya setiap adanya inovasi

pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan

sumber daya manusia yang berhasil dari upaya pendidikan

selalu bermuara pada faktor guru. Hal ini mnunjukkan baha

betapa eksisnya peran guru dalam dunia pendidikan. Demikian

pula dalam upaya membelajarkan siswa guru dituntut memiliki

multi peran sehingga mampu menciptakan kondisi belajar

mengajar yang efektif.

Agar dapat mengajar efektif, guru harus meningkatkan

kesempatan belajar bagi siswa (kuantitas) dan meningkatkan

mutu (kualitas) mengajarnya. Kesempatan belajar siswa dapat

ditingkatkan dengan cara melibatkan siswa secara aktif dalam

belajar. Hal ini berarti kesempatan belajar makin banyak dan


optimal serta guru menunjukkan keseriusan saat mengajar.

Makin banyak siswa yang terlibat aktif dalam belajar, makin

tinggi kemungkinan prestasi belajar yang dicapainya.

Sedangkan dalam meningkatkan kualitas dalam mengajar

hendaknya guru mampu merencanakan program pengajaran

dan sekaligus mampu pula melakukan dalam bentuk interaksi

belajar mengajar.

Bagi guru sendiri keberhasilan tersebut akan

menimbulkan kepuasaan, rasa percaya diri serta semangat

mengajar yang tinggi. Hal ini berarti telah menunjukkan

sebagian sikap guru professional yang dibutuhkan pada era

globalisasi dengan berbagai kemajuannya, khususnya kemajuan

ilmu dan teknologi yang berpengaruh terhadap pendidikan.

Dalam pembelajaran matematika tidak lagi

mengutamakan pada penyerapan melalui pencapaian informasi,

tetapi lebih mengutamakan pada pengembangan

kemampuan dan pemrosesan informasi. Untuk itu aktivitas

peserta didik perlu ditingkatkan melalui latihan-latihan atau

tugas matematika dengan bekerja kelompok kecil dan

menjelaskan ide-ide kepada orang lain. (Hartoyo, 2100: 24).


Langkah-langkah tersebut memerlukan partisipasi aktif

dari siswa. Untuk itu perlu ada metode pembelajaran yang

melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran. Adapun

metode yang dimaksud adalah metode pembelajaan kooperatif.

Pembelajaran kooperatif adalah suatu pengajaran yang

melibatkan siswa bekerja dalam kelompok-kelompok untuk

menetapkan tujuan bersama. Felder, (1994: 2).

Pembelajaran kooperatif lebih menekankan interaksi antar

siswa. Dari sini siswa akan melakukan komunikasi aktif dengan

sesama temannya. Dengan komunikasi tersebut diharapkan

siswa dapat menguasai materi pelajaran dengan mudah karena

“siswa lebih mudah memahami penjelasan dari kawannya

dibanding penjelasan dari guru karena taraf pengetahuan serta

pemikiran mereka lebih sejalan dan sepadan”. (Sulaiman dalam

Wahyuni 2001: 2).

Penelitian juga menunjukkan bahwa pembelajaran

kooperatif memiliki dampak yang amat positif terhadap siswa

yang rendah hasil belajarnya. (Nur, 1996: 2).

Pete Tschumi dari Universitas Arkansas Little Rock

memperkenalkan suatu ilmu pengetahuan pengantar pelajaran

komputer selama tiga kali, yang pertama siswa bekerja secara


individu, dan dua kali secara kelompok. Dalam kelas pertama

hanya

36% siswa yang mendapat nilai C atau lebih baik, dan dalam

kelas yang bekerja secara kooperatif ada 58% dan 65% siswa

yang mendapat nilai C atau lebih baik (Felder, 1994:14).

Berdasarkan paparan tersebut diatas maka peneliti ingin

mencoba melakukan penelitian dengan judul “Meningkatkan

Prestasi Belajar Matematika Melalui Metode Pembelajaran

Kooperatif Model Jigsaw Pada Siswa Kelas XII SMAN 1

Kapongan Tahun Pelajaran 2008/2009”.

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan uraian latar belakang di atas, maka dapat

dirumuskan suatu masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar matematika

dengan diterapkannya metode pembelajaran kooperatif

model Jigsaw pada siswa kelas XII SMAN 1 Kapongan tahun

pelajaran 2008/2009?
2. Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran kooperatif

model Jigsaw terhadap motivasi belajar siswa kelas XII

SMAN 1 Kapongan atu tahun pelajaran 2008/2009?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini

bertujuan untuk:

1. Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah

diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw

pada siswa kelas XII SMAN 1 Kapongan tahun pelajaran

2008/2009.

2. Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah

diterapkan metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw

pada siswa kelas XII SMAN 1 Kapongan tahun pelajaran

2008/2009.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi:


1. Sekolah sebagai penentu kebijakan dalam upaya

meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata

pelajaran matematika.

2. Guru, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan

metode pembelajaran yang dapat memberikan manfaat bagi

siswa.

3. Siswa, dapat meningkatkan motiviasi belajar dan melatih

sikap sosial untuk saling peduli terhadap keberhasilan siswa

lain dalam mencapai tujuan belajar.

E. Definisi Operasional Variabel

Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian

ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran kooperatif model jigsaw adalah:

Suatu pendekatan pengajaran yang melibatkan siswa untuk

bekerja dalam

kelompok-kelompok untuk menetapkan tujuan bersama.

2. Motivasi belajar adalah:

Merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang

untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah


keterampilan, pengalaman. Motivasi mendorong dan

mengarah minat belajar untuk tercapai suatu tujuan.

3. Prestasi belajar adalah:

Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam

bentuk skor, setelah siswa mengikuti pelajaran.

F. Batasan Masalah

Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan

masalah yang meliputi:

1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas XII SMAN 1

Kapongan tahun pelajaran 2008/2009.

2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Pebruari semester

genap tahun pelajaran 2008/2009.

3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan

Menggunakan konsep barisan dan deret dalam pemecahan

masalah

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau

makhluk hidup belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha

memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingka laku atau

tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. (KBBI, 1996:14).

Sependapat dengan pernyataan tersebut Sutomo

(1993:68) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses

pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja

dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk melakukan

atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula. Sedangkan

belajar adalah suatu proses yang menyebabkan perubahan

tingkah laku yang bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan

yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam kebiasaan,

kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir, sikap dan lain-

lain. (Soetomo, 1993:120).

Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang

menyebabkan siswa belajar pada suatu lingkungan belajar

untuk melakukan kegiatan pada situasi tertentu.


B. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu pengajaran yang

melibatkan siswa untuk bekerja dalam kelompok-kelompok

untuk menetapkan tujuan bersama.

(Felder, 1994:2).

Wahyuni (2001:8) menyebutkan bahwa pembelajaran

kooperatif merupakan strategi pembelajaran dengan cara

menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang

memiliki kemampuan berbeda.

Sependapat dengan pernyataan tersebut Setyaningsih

(2001:8) mengemukakan bahwa metode pembelajaran

kooperatif memusatkan aktivitas di kelas pada siswa dengan

cara pengelompokan siswa untuk bekerjasama dalam proses

pembelajaran.

Dari tiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif adalah suatu metode pembelajaran

dengan cara mengelompokkan siswa ke dalam kelompok-

kelompok kecil untuk bekerja sama dalam memecahkan


masalah. Kemampuan siswa dalam setiap kelompok adalah

hiterogen.

Dalam pembelajaran kooperatif siswa tidak hanya sebagai

objek belajar tetapi menjadi subjek belajar karena mereka dapat

berkreasi secara maksimal dalam proses pembelajaran. Hal ini

terjadi karena pembelajaran kooperatif merupakan metode

alternatif dalam mendekati permasalahan, mampu mengerjakan

tugas besar, meningkatkan keterampilan komunikasi dan sosial,

serta perolehan kepercayaan diri.

Dalam pembelajaran ini siswa saling mendorong untuk

belajar, saling memperkuat upaya-upaya akademik dan

menerapkan norma yang menunjang pencapaian hasil belajar

yang tinggi. (Nur, 1996:4). Dalam pembelajaran kooperatif lebih

mengutamakan sikap sosial untuk mencapai tujuan

pembelajaran yaitu dengan

cara kerjasama.

Pembelajaran kooperatif mempunyai unsur-unsur yang

perlu diperhatikan. Unsur-unsur tersebut sebagai berikut:

1. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka

“tenggelam atau berenang bersama”.


2. Para siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lain

dalam kelompoknya, disamping tanggungjawab terhadap

dirinya sendiri, dalam mempelajari materi yang dihadapi.

3. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semuanya

memiliki tujuan yang sama.

4. Para siswa harus membagi tugas dan berbagai

tanggungjawab sama besarnya diantara para anggota

kelompok.

5. Para siswa akan diberikan satu evaluasi atau penghargaan

yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi seluruh

anggota kelompok.

6. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka

memperoleh keterampilan bekerjasama selama belajar.

7. Para siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara

individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Johnson, Johnson, dan Smitt dalam Felder (1994: 2)

menambahkan unsur-unsur dalam pembelajaran koopratif

sebagai berikut:

10

1. Ketergantungan Positif
Anggota kelompok harus saling tergantung untuk mencapai

tujuan. Jika ada anggota yang gagal mengerjakan tugasnya

maka setiap anggota harus menerima konsekuensinya.

2. Kemampuan Individual

Seluruh siswa dalam satu kelompok memiliki tanggung jawab

melakukan pekerjaannya dan menguasai seluruh bahan

untuk dipelajari.

3. Promosi tatap muka interaktif

Meskipun beberapa kelompok kerja dibagi-bagikan dan

dilakukan tiap individu, beberapa diantarannya harus

dilakukan secara interaktif, anggota kelompok saling

memberikan timbal balik.

4. Manfaat dari penggabungan keahliah yang tepat

Siswa didorong dan dibantu untuk mengembangkan dan

mempraktekkan pembangunan kepercayaan, kepemimpinan,

pembuatan keputusan, komunikasi dan konflik manajemen

keahlian.

5. Kelompok Proses

Anggota kelompok mengatur kelompok, secara periodik

menilai apa yang mereka lakukan dengan baik sebagai

sebuah kelompok dan mengidentifikasi perubahan yang akan


mereka lakukan agar fungsi mereka lebih efektif di waktu

selanjutnya.

11

Berdasarkan unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif,

Johnson, Johnson dalam Wahyuni (2001:10) menyebutkan

peranan guru dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut:

1. Menentukan objek pembelajaran

2. Membuat keputusan menempatkan siswa dalam kelompok-

kelompok belajar sebelum pembelajaran dimulai.

3. Menerangkan tugas dan tujuan akhir pada siswa.

4. Menguasai kelompok belajar dan menyediakan keperluan

tugas.

5. Mengevaluasi prestasi siswa dan membantu siswa dengan

cara mendiskusikan cara kerjasama.

C. Keterampilan-Keterampilan Kooperatif

Pembelajaran kooperatif akan terlaksana dengan baik jika

siswa memiliki keterampilan-keterampilan kooperatif.

Keterampilan-keterampilan kooperatif yang perlu dimiliki siswa


seperti diungkapkan Nur (1996:25) adalah keterampilan

kooperatif tingkat awal, tingkat menengah dan tingkat mahir.

1. Keterampilan kooperatif tingkat awal

Keterampilan kooperatif tingkat awal meliputi hal-hal

sebagai berikut:

- Menggunakan kesepakatan

Menggunakan kesepakatan artinya setiap anggota

kelompok memiliki kesamaan pendapat. Menggunakan

kesepakatan bertujuan untuk mengetahui

12

siapa yang memiliki pendapat yang sama.

- Menghargai kontribusi

Maksud dari menghargai kontribusi yaitu memperhatikan

atau mengenal apa yang dikatakan atau dikerjakan oleh

anggota kelompok yang dibuat lain. Tidak selalu harus

menyetujui, dapat saja tidak menyetujui yang berupa

kritik, tetapi kritik yang diberikan harus terhadap ide dan

tidak terhadap pelaku.

- Menggunakan suara pelan

Tujuan menggunakan suara dalam kerja kelompok adalah

agar anggota kelompok dapat mendengar percakapan


dengan jelas dan tidak frustasi oleh suara keras dalam

ruangan.

- Mengambil giliran dan berbagi tugas

Setiap anggota kelompok harus bisa menggantikan

seseorang yang mengemban tugas tertetentu dan

mengambil tanggungjawab tertentu dalam kelompok.

- Berada dalam kelompok

Untuk menciptakan pekerjaan kelompok yang efisien

setiap anggota kelompok harus tetap duduk atau berada

dalam tempat kerja kelompok.

- Berada dalam tugas

Setiap anggota kelompok harus meneruskan tugas yang

menjadi tanggungjawabnya agar kegiatan selesai tepat

waktunya.

- Mendorong partisipasi

13

Anggota kelompok selalu mendorong semua anggota

kelompok untuk memberikan sumbangan terhadap

penyelesaian tugas kelompok. Karena jika satu atu dua

orang anggota kelompok tidak berpartisipasi atau hanya

memberikan sedikit sumbangan, maka hasil dari


kelompok tersebut tidak akan terselesaikan pada

waktunya atau hasilnya kurang orisinil atau kurang

imajinatif.

- Mengundang orang lain untuk berbicara

Maksud dari mengundang orang lain untuk berbicara

yaitu meminta orang lain untuk berbicara agar hasil

kelompok bisa maksimal.

- Menyelesaikan tugas tepat waktunya

Tugas yang dikerjakan harus diselesaikan sesuai dengan

waktu yang direncanakan agar memperoleh nilai yang

tinggi.

- Menyebutkan nama dan memandang bicara

Memangil satu sama lain menggunakan nama dan

menggunakan kontak mata akan memberikan rasa bahwa

mereka telah memberikan kontribusi penting kelompok.

- Mengatasi gangguan

Mengatasi gangguan berarti menghindari masalah yang

diakibatkan karena tidak atau kurangnya perhatian

terhadap tugas yang diberikan. Gangguan dapat membuat

suatu kelompok tidak dapat menyelesaikan tugas belajar

yang diberikan.
14

- Menolong tanpa memberi jawaban

Agar siswa tidak merasa telah memahami atau

menemukan konsep, dalam memberikan bantuan tidak

dengan menunjukkan cara pemecahannya.

- Menghormati perbedaan individu.

Bersikap menghormati perbedaaan terhadap budaya unik,

pengalaman hidup serta suku bangsa/ras dari semua

siswa dapat menghindari permusuhan dalam kelompok.

Ketegangan dapat dikurangi, rasa memiliki dan

persahabatan dapat dikembangkan serta masing-masing

individu anggota kelompok dapat meningkatkan rasa

kebaikan, sensitivitas dan toleransi.

2. Keterampilan kooperatif tingkat menengah

Keterampilan kooperatif tingkat menengah meliputi:

- Menunjukkan penghargaan dan simpati

Menunjukkan rasa hormat, pengertian dan rasa

sensitivitas terhadap usulan-usulan yang berbeda dari

usulan orang lain.

- Menggunakan pesan “saya”


Dalam berbicara perlu menggunaan kata “saya” agar

orang lain tidak merasa terancam atau merasa bersalah

sehingga permusuhan dapat dihindari.

- Menggunakan ketidak setujuan dengan cara yang dapat

diterima

Menyatakan pendapat yang berbeda atau menjawab

pertanyaan harus dengan cara yang sopan dan sikap yang

baik karena jika mengkritik seseorang dan memadamkan

ide seseorang dapat menimbulkan atmosfir yang negatif

dalam

15

kelompok.

- Mendengarkan dengan aktif

Mendenganrkan dengan aktif maksudnya menggunakan

pesan fisik dan lisan dalam meperhatikan pembicara.

Pembicara akan mengetahui bahwa pendengar secara giat

sedang menyerap informasi. Pengertian terhadap konsep

akan meningkat dan hasil kelompok akan menunjukkan

tingkat pemikiran dan komunikasi yang tinggi.

- Bertanya
Bertanya artinya meminta atau menanyakan suatu

informasi atau penjelasan lebih jauh. Dengan bertanya

dapat menjelaskan konsep, seseorang yang sedang tidak

aktif dapat didorong untuk ikut serta, dan anggota

kelompok yang malu dapat dimotivasi untuk ikut berperan

serta.

- Membuat ringkasan

Membuat ringkasan maksudnya mengulang kembali

informasi. Ini dapat digunakan untuk membantu mengatur

apa yang sudah dikerjakan dan apa yang perlu dikerjakan.

- Menafsirkan

Menafsirkan artinya menyatakan kembali informasi

dengan kalimat yang berbeda. Informasi dapat dijelaskan

dan hal-hal yang penting dapat diberi penekanan.

- Mengatur dan mengorganisir

16

Merencanakan dan menyusun pekerjaan sehingga dapat

diselesaikan secara efektif dan efisien. Dengan mengatur

dan mengorganisir, tugas-tugas yang diberikan akan dapt

diselesaikan dengan efesien dan efektif.

- Memeriksa ketepatan
Membandingkan jawaban dan memastikan bahwa

jawaban itu benar. Manfaatnya yaitu pekerjaan akan

bebas dari kesalahan dan kekurang tepatan. Pemahaman

terhadap bidang studi juga akan berkembang.

- Menerima tanggungjawab

Menerima tanggungjawab bersedia dan mampu memikul

tangungjawab dari tugas-tugas dan kewajiban untuk diri

sendiri dan kelompok, untuk meyelesaikan tugas yang

diberikan.

- Menggunakan kesabaran

Bersikap toleran pada teman, tetap pada pekerjaan dan

bukan pada kesulitan-kesulitan, serta tidak membuat

keputusan yang tergesa-gesa.

- Tetap tenang/mengurangi ketegangan

Maksud dari tatap tenang/mengurangi ketegangan adalah

menimbulkan atmosfir yang damai dalam kelompok.

Suasana yang hening dalam kelompok dapat menimbulkan

tingkat pembelajaran yang lebih tinggi.

3. Keterampilan kooperatif tingkat mahir

Keterampilan tingkat mahir meliputi hal-hal sebagai berikut:

- Mengelaborasi
17

Mengelaborasi berarti memperluas konsep, kesimpulan

dan pendapat-pendapat yang berhubungan dengan topik

tertentu. Mengelaborasi dapat menghasilkan pemahaman

yang lebih dalam dan prestasi yang lebih tinggi.

- Memeriksa secara cermat

Bertanya dengan pokok pembicaraan yang lebih

mendalam unuk mendapatkan jawaban yang benar.

Memeriksa secara cermat dapat menjamin bahwa

jawabannya benar.

- Menanyakan kebenaran

Menanyakan kebenaran maksudnya membuktikan bahwa

jawaban yang dikemukakan adalah benar atau

memberikan alasan untuk jawaban tersebut. Menanyakan

kebenaran akan membantu siswa untuk berfikir tentang

jawaban yang diberikan dan untuk lebih meyakinkan

terhadap ketepatan jawaban tersebut.

- Menganjurkan suatu posisi

Menganjurkan suatu posisi maksudnya menunjukkan

posisi kelompok terhadap suatu masalah tertentu.

- Menetapkan tujuan
Menetapkan tujuan maksudnya menentukan prioritas-

prioritas. Pekerjaan dapat diselesaikan lebih efeisien jika

tujuannya jelas.

- Berkompromi

18

Berkompromi adalah menentukan pokok permasalahan

dengan persetujuan bersama. Kompromi dapat

membangun rasa hormat kepada orang lain dan

mengurangi konflik antar pribadi.

- Mengahadapi masalah khusus

Mengahadapi masalah khusus maksudnya menunjukkan

masalah dengan memakai pesan “saya”, tidak menuduh,

tidak menggunakan sindiran, atau memanggil nama. Hal

tersebut menunjukkan bahwa hanya sikap yang dapat

berubah bukan ciri atau ketidak mampuan seseorang

semuanya itu bertujuan untuk memecahkan masalah dan

bukan untuk memenangkan masalah. Dengan hal ini

konflik pribadi akan berkurang. Tingkat kebaikan,

sensitivitas dan toleran akan meningkat.


D. Metode Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw

Siswa bekerja dalam kelomok empat atau lima orang.

Setiap angota tim membaca pasal yang berlainan. Selanjutnya

para siswa didalam kelompok ahli tersebut kembali lagi ke

timnya semula dan bergantian mengerjakan apa yang sudah

dipelajarinya kepada anggota tim lain.

Akhirnya, para siswa mengikuti kuis yang mencakup

seluruh pasal, dan skor kuis menjadi skor tim. Skor yang

disumbangkan oleh siswa ke timnya didasarkan pada

peningkatan individual, dan siswa-siswa yang berada di tim

dengan skor tertinggi berhak mendapat sertifikat atau

penghargaan lain. Jadi para siswa dimotivasi

19

untuk mempelajari bahan sebaik mungkin dan bekerja keras di

dalam kelompok ahli sehingga dapat membantu anggota

kelompok lainnya.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action

research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan

masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk

penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu


teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang

diinginkan dapat dicapai.

Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997: 8)

mengelompokkan penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu,

(a) guru sebagai penelitian; (b) penelitian tindakan kolaboratif; (c)

simultan terintegratif; (d) administrasi social eksperimental.

Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk guru

sebagai peneliti, penanggung jawab penuh penelitian ini adalah

guru. Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah untuk

meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara

penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan,

pengamatan, dan refleksi.

Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan

siapapun, kehadiran peneliti sebagai guru di kelas sebagai

pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa, sehingga siswa tidak

tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data

yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.

20

21

A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian


1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam

melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan.

Penelitian ini bertempat SMAN 1 Kapongan tahun pelajaran

2008/2009.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya

penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian

ini dilaksanakan pada bulan Pebruari semester genap tahun

pelajaran 2008/2009.

3. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas XII SMAN 1

Kapongan tahun pelajaran 2008/2009 pokok bahasan

Menggunakan konsep barisan dan deret dalam pemecahan

masalah

B. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK). Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu

bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang

dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari


tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam

pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu,

serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran

tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2000: 3).

22

Sedangkah menurut Mukhlis (2000: 5) PTK adalah suatu

bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku

tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang

dilakukan.

Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk

memperbaiki/meningkatkan pratek pembelajaran secara

berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya adalah

menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis,

2000: 5).

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu

penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model

penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti,

1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus

yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana),

action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection

(refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan


yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan

yang berupa identifikasi permasalahan.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri

dari:

1. Silabus

Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang

kegiatan pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian

hasil belajar.

2. Rencana Pelajaran (RP)

Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang

digunakan sebagai

23

pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap

putaran. Masing-masing RP berisi kompetensi dasar,

indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran

khusus, dan kegiatan belajar mengajar.

3. Lembar Kegiatan Siswa


Lembar kegaian ini yang dipergunakan siswa untuk

membantu proses pengumpulan data hasil eksperimen.

4. Tes formatif

Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang

akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan

pemahaman konsep matematika pada pokok bahasan

pengukuran (waktu, sudut, luas, volume, dan satuannya). Tes

formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang

diberikan adalah pilihan ganda (objektif). Sebelumnya soal-

soal ini berjumlah 46 soal yang telah diujicoba, kemudian

penulis mengadakan analisis butir soal tes yang telah diuji

validitas dan reliabilitas pada tiap soal. Analisis ini

digunakan untuk memilih soal yang baik dan memenuhi

syarat digunakan untuk mengambil data. Langkah-langkah

analisi butir soal adalah sebagai berikut:

a. Validitas Tes

Validitas butir soal atau validitas item digunakan

untuk mengetahui tingkat kevalidan masing-masing butir

soal. Sehingga dapat ditentukan butir soal yang gagal dan

yang diterima. Tingkat kevalidan ini dapat dihitung

24
dengan korelasi Product Moment:

N  XY    X   Y 
rxy 
N  X 2
  X 
2
N  Y 2
 Y 
2
 (Suharsimi Arikunto,

2001:72)

Dengan: rxy : Koefisien korelasi product moment

N : Jumlah peserta tes

ΣY : Jumlah skor total

ΣX : Jumlah skor butir soal

ΣX2 : Jumlah kuadrat skor butir soal

ΣXY : Jumlah hasil kali skor butir soal

b. Reliabilitas

Reliabilitas butir soal dalam penelitian ini

menggunakan rumus belah dua sebagai berikut:

2r1 / 21 / 2
r11  (Suharsimi Arikunto, 2001: 93)
(1  r1 / 21 / 2 )

Dengan:r11 : Koefisien reliabilatas yang sudah

disesuaikan

r1/21/2 : Korelasi antara skor-skor setiap belahan

tes

Kriteria reliabilitas tes jika harga r 11 dari

perhitungan lebih besar dari harga r pada tabel product

moment maka tes tersebut reliabel.


25

c. Taraf Kesukaran

Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya

suatu soal adalah indeks kesukaran. Rumus yang

digunakan untuk menentukan taraf kesukaran adalah:

B
P (Suharsimi Arikunto, 2001:208)
Js

Dengan: P : Indeks kesukaran

B : Banyak siswa yang menjawab soal dengan

benar

Js : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Kriteria untuk menentukan indeks kesukaran soal adalah

sebagai berikut:

- Soal dengan P = 0,000 sampai 0,300 adalah sukar

- Soal dengan P = 0,301 sampai 0,700 adalah sedang

- Soal dengan P = 0,701 sampai 1,000 adalah mudah

d. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal

untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan

tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka


yang menunjukkan besarnya daya pembeda desebut

indeks diskriminasi. Rumus yang digunakan untuk

menghitung indeks diskriminasi adalah sebagai berikut:

B A BB
D   PA  PB (Suharsimi Arikunto, 2001:211)
JA JB

26

Dimana:

D : Indeks diskriminasi

BA : Banyak peserta kelompok atas yang menjawab

dengan benar

BB : Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab

dengan benar

JA : Jumlah peserta kelompok atas

JB : Jumlah peserta kelompok bawah

BA
PA   Proporsi peserta kelompok atas yang
JA

menjawab benar.

BB
PB   Proporsi peserta kelompok bawah yang
JB

menjawab benar
Kriteria yang digunakan untuk menentukan daya

pembeda butir soal sebagai berikut:

- Soal dengan D = 0,000 sampai 0,200 adalah jelek

- Soal dengan D = 0,201 sampai 0,400 adalah cukup

- Soal dengan D = 0,401 sampai 0,700 adalah baik

- Soal dengan D = 0,701 sampai 1,000 adalah sangat

baik

D. Metode Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh

melalui observasi pengolahan metode pembelajaran kooperatif

model Jigsaw, observasi aktivitas siswa dan guru dan tes

formatif.

27

E. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam

kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada

penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif,

yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan

kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan

tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa


juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan

pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase

keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap

putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa

soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.

Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistic sederhana

yaitu:

1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh

siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada

di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif

dapat dirumuskan:

X 
X
N
Dengan : X = Nilai rata-rata

ΣX = Jumlah semua nilai siswa

Σ N = Jumlah siswa

2. Untuk ketuntasan belajar

28

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara

perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunju


pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994

(Depdikbud,1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar

bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut

tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah

mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%.

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan

rumus sebagai berikut:

P
 Siswa. yang.tuntas.belajar x100%
 Siswa

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item

butir soal, data observasi berupa pengamatan pengelolaan metode

pembelajaran kooperatif model Jigsaw dan pengamatan aktivitas

siswa dan guru pada akhir pembelajaran, dan data tes formatif

siswa pada setiap siklus.

Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk

mendapatkan tes yang betul-betul mewakili apa yang diinginkan.

Data ini selanjutnya dianalisis tingkat validitas, reliabilitas, taraf

kesukaran, dan daya pembeda.

Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu

data pengamatan pengelolaan metode pembelajaran kooperatif

model Jigsaw yang digunakan untuk mengetahui pengaruh

penerapan metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa dan data pengamatan

aktivitas siswa dan guru.

Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi

belajar siswa setelah diterapkan metode pembelajaran kooperatif

model Jigsaw.
A. Analisis Item Butir Soal

Sebelum melaksanakan pengambilan data melalui

instrumen penelitian berupa tes dan mendapatkan tes yang

baik, maka data tes tersebut diuji dan dianalisis. Uji coba

dilakukan pada siswa di luar sasaran penelitian. Analisis tes

yang dilakukan

29

30

meliputi:

1. Validitas

Validitas butir soal dimaksudkan untuk mengetahui

kelayakan tes sehingga dapat digunakan sebagai instrument

dalam penelitian ini. Dari perhitungan 4 soal diperoleh 1 soal

tidak valid dan 3 soal valid. Hasil dari validits soal-soal

dirangkum dalam tabel di bawah ini.

Tabel 4.1. Soal Valid dan Tidak Valid Tes Formatif Siswa

Soal Tidak Valid Soal Valid


2 1,3, 4

2. Reliabilitas

Soal-soal yang telah memenuhi syarat validitas diuji

reliabilitasnya. Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien


reliabilitas r11 sebesar 0, 712. Harga ini lebih besar dari

harga r product moment. Untuk jumlah siswa (N = 31)

dengan r (95%) = 0,433. Dengan demikian soal-soal tes yagn

digunakan telah memenuhi syarat reliabilitas.

3. Taraf Kesukaran (P)

Taraf kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat

kesukaran soal. Hasil analisis menunjukkan dari 4 soal yang

diuji terdapat:

- 2 soal mudah

- 1 soal sedang

- 1 soal sukar

31

4. Daya Pembeda

Analisis daya pembeda dilakukan untuk mengetahui

kemampuan soal dalam membedakan siswa yang

berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan

rendah.

Dari hasil analisis daya pembeda diperoleh soal yang

berkriteria jelek sebanyak 1 soal, berkriteria cukup 1 soal,

berkriteria baik 2 soal, dan yang berkriteria tidak baik 1 soal.

Dengan demikian soal-soal tes yang digunakan telah


memenuhi syara-syarat validitas, reliabilitas, taraf

kesukaran, dan daya pembeda.

B. Analisis Data Penelitian Persiklus

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat

pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS

1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang

mendukung.

b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus

I dilaksanakan pada tanggal 12 Pebruari 2009 di kelas XII

dengan jumlah siswa 31 siswa. Dalam hal ini peneliti

bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar

mengacu pada rencana pelajaran yang telah

dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan

bersamaan dengan pelaksaaan belajar

32

mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes

formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat

keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang

telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I

adalah sebagai berikut:

Table 4.2. Nilai Tes Formatif Pada Siklus I

No. Keterangan No. Keterang


Absent Skor Absent Skor an
T TT T T
1 69 √ 17 62 √
2 81 √ 18 75 √
3 62 √ 19 81 √
4 75 √ 20 75 √
5 75 √ 21 75 √
6 75 √ 22 81 √
7 81 √ 23 62 √
8 81 √ 24 62 √
9 75 √ 25 75 √
10 75 √ 26 75 √
11 62 √ 27 75 √
12 56 √ 28 81 √
13 75 √ 29 75 √
14 81 √ 30 75 √
15 75 √ 31 62 √
16 56 √
Jumla 1154 Jumla 1091
h h
Jumlah Skor 2245
Jumlah Skor Maksimal Ideal 3100
Rata-Rata Skor Tercapai 71,45

Keterangan: T : Tuntas

TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 20

33

Jumlah siswa yang belum tuntas : 11

Klasikal : Belum tuntas

Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus I

N Uraian Hasil Siklus I


o
1 Nilai rata-rata tes formatif 72,41
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 20
3 Persentase ketuntasan belajar 64,51

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan

menerapkan metode pembelajaran kooperatif model

Jigsaw diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa

adalah 72,41 dan ketuntasan belajar mencapai 64,51%

atau ada 20 siswa dari 31 siswa sudah tuntas belajar.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama

secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa

yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 66,67% lebih

kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu

sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih

merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan

dan digunakan guru dengan menerapkan metode

pembelajaran kooperatif model Jigsaw.


c. Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar

diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai

berikut:

1) Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam

menyampaikan tujuan pembelajaran

34

2) Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu

3) Siswa kurang begitu antusias selama pembelajaran

berlangsung.

d. Refisi

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I

ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya

revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya.

1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan

lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran.

Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung dalam

setiap kegiatan yang akan dilakukan.

2) Guru perlu mendistribusikan waktu secasra baik

dengan menambahkan informasi-informasi yang dirasa

perlu dan memberi catatan


3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam

memotivasi siswa sehingga siswa bisa lebih antusias.

2. Siklus II

a. Tahap perencanaan

Pada tahap inipeneliti mempersiapkan perangkat

pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS,

2, soal tes formatif II dan alat-alat pengajaran yang

mendukung.

b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus

II dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2009 di kelas

XII dengan jumlah siswa 31 siswa.

35

Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun

proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran

dengan memperhatikan revisi

pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada

siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan

(observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan

belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes

formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat

keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang

telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes

formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II

adalah sebagai berikut:

Table 4.4. Nilai Tes Formatif Pada Siklus II

No. Keterangan No. Keterang


Absent Skor Absent Skor an
T TT T T
1 75 √ 17 75 √
2 80 √ 18 75 √
3 60 √ 19 85 √
4 75 √ 20 75 √
5 70 √ 21 75 √
6 75 √ 22 80 √
7 85 √ 23 75 √
8 90 √ 24 75 √
9 75 √ 25 75 √
10 75 √ 26 75 √
11 70 √ 27 75 √
12 75 √ 28 80 √
13 75 √ 29 75 √
14 80 √ 30 75 √
15 75 √ 31 70 √
16 65 √
Jumla 1200 Jumla 1140 36
h h
Jumlah Skor 2340
Jumlah Skor Maksimal Ideal 3100
Rata-Rata Skor Tercapai 75,48

Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas

Jumlah siswa yang tuntas : 27

Jumlah siswa yang belum tuntas :4

Klasikal : Belum tuntas

Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus II

N Uraian Hasil Siklus II


o
1 Nilai rata-rata tes formatif 75,48
2 Jumlah siswa yang tuntas 27
3 belajar 87,09 %
Persentase ketuntasan belajar

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi

belajar siswa adalah 75,48% dan ketuntasan belajar

mencapai 87,09% atau ada 27 siswa dari 31 siswa sudah

tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus

II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami

peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya

peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah guru

menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan

selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya

siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa

juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan


diinginkan guru dengan menerapkan metode

pembelajaran kooperatif model Jigsaw.

c. Refleksi

37

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh

informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut:

1) Memotivasi siswa

2) Membimbing siswa merumuskan

kesimpulan/menemukan konsep

3) Pengelolaan waktu

d. Revisi Rancangan

Pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus II ini

masih terdapat kekurangan-kekurangan. Maka perlu

adanya revisi untuk dilaksanakan pada siklus II antara

lain:

1) Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat

membuat siswa lebih termotivasi selama proses belajar

mengajar berlangsung.

2) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak

ada perasaan takut dalam diri siswa baik untuk

mengemukakan pendapat atau bertanya.


3) Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa

merumuskan kesimpulan/menemukan konsep.

4) Guru harus mendistribusikan waktu secara baik

sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai

dengan yang diharapkan.

5) Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal

dan memberi soal-soal latihan pada siswa untuk

dikerjakan pada setiap kegiatan belajar mengajar.

38

C. Pembahasan

1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa

Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw memiliki

dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar

siswa.hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya

pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru

(ketuntasan belajar meningkat dari awal, siklus I, dan II)

yaitu masing-masing 29,03%, 64,51%, dan 87,09%. Pada

siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah

tercapai.
2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa

dalam proses metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw

dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini

berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu

dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa

pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.

3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa

dalam proses pembelajaran matematika pada pokok bahasan

Menggunakan konsep barisan dan deret dalam pemecahan

masalah dengan metode pembelajaran kooperatif model

Jigsaw yang paling dominan adalah

mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi

antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan

bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.

39

Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran

telah melaksanakan langkah-langkah metode pembelajaran

kooperatif model Jigsaw dengan baik. Hal ini terlihat dari

aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas


membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan

kegiatan LKS/menemukan konsep, menjelaskan, memberi

umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk

aktivitas di atas cukup besar.

BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan

selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta

analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Pembelajaran dengan kooperatif model Jigsaw memiliki

dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa

yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa

dalam setiap siklus, yaitu awal (29,03%) siklus I (64,51%),

siklus II (87,09%).

2. Penerapan metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw

mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan wawancara

dengan beberapa siswa, rata-rata jawaban siswa menyatakan

bahwa mereka tertarik dan berminat dengan metode

pembelajaran kooperatif model Jigsaw sehingga mereka

menjadi termotivasi untuk belajar.

B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian

sebelumnya agar proses belajar mengajar matematika lebih

efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa,

maka disampaikan saran sebagai berikut:

40

41

1. Untuk melaksanakan metode pembelajaran kooperatif model

Jigsaw memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga

guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang

benar-benar bisa diterapkan dengan metode pembelajaran

kooperatif model Jigsaw dalam proses belajar mengajar

sehingga diperoleh hasil yang optimal.

2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru

hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai

metode pembelajaran, walau dalam taraf yang sederhana,

dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru,

memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa

berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang

dihadapinya.
3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil

penelitian ini hanya dilakukan di SMAN 1 Kapongan Kelas

XII tahun pelajaran 2008/2009.

4. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan

perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar.


Bandung: Sinar Baru Algesindon.

Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Mengajar Secara


Manusiawi. Jakarta: Rineksa Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan


Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad, Azhar. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta: PT.


RajaGrafindo Persada.
Combs. Arthur. W. 1984. The Profesional Education of Teachers.
Allin and Bacon, Inc. Boston.

Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994. Petunjuk


Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar, Jakarta. Balai Pustaka.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2100. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:


Rineksa Cipta.

Felder, Richard M. 1994. Cooperative Learning in Technical Corse,


(online), (Pcll\d\My % Document\Coop % 20 Report.

Hadi, Sutrisno. 1981. Metodogi Research. Yayasan Penerbitan


Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Yoyakarta.

Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya


Bakti.

Hasibuan. J.J. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar.


Bandung: Remaja Rosdakarya.

Hudoyo, H. 1990. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Malang:


IKIP Malang.

Kemmis, S. dan Mc. Taggart, R. 1988. The Action Research


Planner. Victoria Dearcin University Press.

Margono, S. 1996. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta:


Rineksa Cipta.
42 43

Mursell, James ( - ). Succesfull Teaching (terjemahan). Bandung:


Jemmars.
Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

Nur, Muhammad. 1996. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya.


Universitas Negeri Surabaya.
Purwanto, N. 1988. Prinsip-prinsip dan Teknis Evaluasi Pengajaran.
Bandung. Remaja Rosda Karya.

Rustiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina


Aksara.

Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.


Jakarta: Bina Aksara.

Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran.


Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka.

Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya


Usaha Nasional.

Sudjana, N dan Ibrahim. 1989. Penelitian dan Penilaian


Pendidikan. Bandung: Sinar Baru.

Suharta, I.G.P. 2002. Pemecahan Masalah, Penalaran. Makalah


disajikan dalam Seminar Nasional Matematika, Universitas
Negeri Malang, Malang, 12 Oktober..

Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan


Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Wahyuni, Dwi. 2000. Studi Tentang Pembelajaran Kooperatif


Terhadap Hasil Belajar Matematika. Malang: Program
Sarjana Universitas Negeri Malang.

Wetherington. H.C. and W.H. Walt. Burton. 1986. Teknik-teknik


Belajar dan Mengajar. (terjemahan) Bandung: Jemmars.
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR

MATEMATIKA MELALUI METODE

PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW

PADA SISWA KELAS XII SMAN 1 KAPONGAN

TAHUN 2008/2009

PENELITIAN TINDAKAN

KELAS

( PTK )

OLEH

NURUL LAILY, S.Pd

NIP: 131 975 395


DINAS PENDIDIKAN SITUBONDO

SMAN 1 KAPONGAN

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA


MELALUI

METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW

PADA SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 KAPONGAN

TAHUN PELAJARAN 2008/2009

Kepala Sekolah Kapongan, 22 Desember


2008
SMAN 1 Kapongan Penulis
Drs. MISYARI NURUL LAILY, S.Pd
NIP: 131 900 625 NIP: 131 975 395

Mengetahui
Pustakawan SMAN 1 Kapongan

LINDA SISILIA, SE

ii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah

SWT, hanya dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis

dapat menyelesaikan tugas penyusunan karya ilmiah dengan judul

“Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Melalui Metode

Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Pada Siswa Kelas XII Tahun

2008/2009”, penulisan karya ilmiah ini kami susun untuk dipakai

dalam bacaan di perpustakaan sekolah dan dapat dipakai sebagai

perbandingan dalam pembuatan karya ilmiah bagi teman sejawat

juga anak didik pada latihan diskusi ilmiah dalam rangka

pembinaan karya ilmiah remaja.


Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mendapat

bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu terima kasih ucapkan

dengan tulus dan sedalam-dalamnya kepada:

1. Yth. Kepala Sekolah SMAN 1 Kapongan

2. Yth. Rekan-rekan Guru SMAN 1 Kapongan

3. Para siswa kelas XII SMAN 1 Kapongan yang menjadi subyek

penelitian ini dan berpartisipasi aktif selama pelaksanaan

tindakan penelitian ini.

4. Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga

penulisan ini selesai.

Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari

sempurna untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat

membangun dari semua pihak selalu penulis harapkan.

Penulis

iv

ABSTRAK

NURUL LAILY, S.Pd, 2009. Meningkatkan Prestasi Belajar


Matematika Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Model
Jigsaw Pada Siswa Kelas XII Tahun Pelajaran 2008/2009
Kata Kunci: belajar matematika, metode kooperatif model jigsaw
Agar dapat mengajar efektif, guru harus meningkatkan kesempatan belajar
bagi siswa (kuantitas) dan meningkatkan mutu (kualitas) mengajarnya. Kesempatan
belajar siswa dapat ditingkatkan dengan cara melibatkan siswa secara aktif dalam
belajar. Hal ini berarti kesempatan belajar makin banyak dan optimal serta guru
menunjukkan keseriusan saat mengajar. Makin banyak siswa yang terlibat aktif dalam
belajar, makin tinggi kemungkinan prestasi belajar yang dicapainya. Sedangkan
dalam meningkatkan kualitas dalam mengajar hendaknya guru mampu merencanakan
program pengajaran dan sekaligus mampu pula melakukan dalam bentuk interaksi
belajar mengajar.
Penelitian berdasarkan permasalahan, (a) Bagaimanakah peningkatan prestasi
belajar matematika dengan diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model
Jigsaw? (b) Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran
kooperatif model Jigsaw terhadap motivasi belajar siswa?
Tujuan penelitian tindakan ini adalah: (a) Ingin mengetahui peningkatan
prestasi belajar siswa setelah diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model
Jigsaw. (b) Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah
diterapkan metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action
research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat
tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan
refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas XII SMAN 1
Kapongan Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar
observasi kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa
mengalami peningkatan dari kondisi awal, siklus I sampai siklus II
yaitu, awal (29,03%), siklus I (64,51%), siklus II (87,09%).
Simpulan dari penelitian ini adalah metode pembelajaran
kooperatif model jigsaw dapat berpengaruh positif terhadap
motivasi belajar Siswa kelas XII SMAN 1 Kapongan serta model
pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif
pembelajaran matematika.

iii
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul ..................................................................... i
Halaman Pengesahan ............................................................. ii
Kata Pengantar ....................................................................... iii
Abstrak ................................................................................... iv
Daftar Isi ................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................ 1

B. Rumusan Masalah .......................................... 4

C. Tujuan Penelitian ............................................ 4

D. Kegunaan Penelitian ...................................... 5

E. Definisi Operasional Variabel ......................... 5

F. Batasan Masalah ............................................ 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Definisi Pembelajaran .................................... 7

B. Pembelajaran Kooperatif .............................. 7

C. Keterampilan-Keterampilan Kooperatif ......... 11

D. Metode Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw

18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Tempat, Waktu, dan Subyek Penelitian .......... 20

B. Rancangan Penelitian .................................... 21

C. Instrumen Penelitian .................................... 22

D. Metode Pengumpulan Data ............................ 26


E. Teknik Analisis Data ..................................... 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Analisis Item Butir Soal ................................. 29

B. Analisi Data Penelitian Persiklus ................... 31

C. Pembahasan .................................................... 41

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................... 43

B. Saran .............................................................. 43

DAFTAR PUSTAKA ................................................................. 45

vi
Lampiran
NILAI HASIL POST TEST DARI KONDISI AWAL HINGGA SIKLUS II
KELAS XII SMA NEGER1 1 KAPONGAN
TAHUN PELAJARAN 2008 – 2009

N SIKLUS SIKLUS
NIS NAMA AWAL
O I II
1 2668 ADI SISWANTO 62 69 75
2 2671 AGUS DIYONO 75 81 80
3 2673 AHMAD DOMIRI 62 62 60
4 2676 AIDATUL HIDAYAH 62 75 75
5 2681 ANIB SULIYASTONO 62 75 70
6 2686 AYU SEFTIA ELMILA R 75 75 75
7 2687 AYUNGKI ELIAN F 75 81 85
8 2689 BRIQI PHAULA 87 81 90
9 2690 BUSTAMIL ARIFIN 62 75 75
10 2694 DEVI MARDIANTI 62 75 75
11 2695 DIAN TURLIFIANA 56 62 70
12 2699 EKA MARETA ANDRIYAN 62 56 75
13 2706 FEBRI WIRA SUSANTO 62 75 75
14 2707 FEBRIYANTI LESTARI 75 81 80
15 2709 FIRMANSYAH 62 75 75
16 2713 HENDRIYANTO 62 56 65
17 2714 HERAWATI 62 62 75
18 2719 IKE WULANDARI 62 75 75
19 2720 IMAM JAMIL 75 81 85
20 2724 JEFRI ROBY AJI K 62 75 75
21 2727 LAN HARIYANTO 62 75 75
22 2820 LUKMAN HAKIM 75 81 80
23 2821 LUKY BELLA PUTRA 62 62 75
24 2728 LUTFI SASMITO 62 62 75
25 2730 MOH. FAUZI ARIFIN 69 75 75
25 2738 MUZAMMIL 62 75 75
27 2745 NINUK VIKHARINA 75 75 75
28 2746 MOH. FAUZI ARIFIN 75 81 80
29 2747 NITA DEWI FITRIANINGSI 62 75 75
30 2748 NOVI RISKIYANTI 62 75 75
31 2753 RAHMAT GUNAWAN ARI 56 62 70
JUMLAH NILAI 2046 2245 2340
NILAI RATA-RATA 65.87 72.41 75,48
NILAI MAKSIMUM 87,00 81,00 90,00
NILAI MINIMUM 56,00 56,00 60,00
JUMLAH ANAK YANG TUNTAS 9 20 27
PROSENTASE KETUNTASAN 29,03% 64,51% 87,09%

Lampiran
DAFTAR HADIR SISWA
SIKLUS ........................
KELAS XII SMA NEGER1 1 KAPONGAN
TAHUN PELAJARAN 2008 – 2009

NO NIS NAMA Tanda Tangan


1 2668 ADI SISWANTO 1
2 2671 AGUS DIYONO 2
3 2673 AHMAD DOMIRI 3
4 2676 AIDATUL HIDAYAH 4
5 2681 ANIB SULIYASTONO 5
6 2686 AYU SEFTIA ELMILA R 6
7 2687 AYUNGKI ELIAN F 7
8 2689 BRIQI PHAULA 8
9 2690 BUSTAMIL ARIFIN 9
10 2694 DEVI MARDIANTI 10
11 2695 DIAN TURLIFIANA 11
12 2699 EKA MARETA ANDRIYAN 12
13 2706 FEBRI WIRA SUSANTO 13
14 2707 FEBRIYANTI LESTARI 14
15 2709 FIRMANSYAH 15
16 2713 HENDRIYANTO 16
17 2714 HERAWATI 17
18 2719 IKE WULANDARI 18
19 2720 IMAM JAMIL 19
20 2724 JEFRI ROBY AJI K 20
21 2727 LAN HARIYANTO 21
22 2820 LUKMAN HAKIM 22
23 2821 LUKY BELLA PUTRA 23
24 2728 LUTFI SASMITO 24
25 2730 MOH. FAUZI ARIFIN 25
26 2738 MUZAMMIL 26
27 2745 NINUK VIKHARINA 27
28 2746 MOH. FAUZI ARIFIN 28
29 2747 NITA DEWI FITRIANINGSI 29
30 2748 NOVI RISKIYANTI 30
31 2753 RAHMAT GUNAWAN ARI 31
Pengamat

Nurul Laily, S.Pd


NIP. 131 975 395

Lampiran

ANALISIS HASIL TEST SIKLUS I

Mata Pelajaran : Matematika


Kompetensi Dasar : Menggunakan sifat-sifat fungsi eksponen dan logaritma
dalam pemecahan masalah
Kelas : XII
Semester : 2 ( dua )
Banyak Soal :4
Banyak Peserta Tes : 31
Skor Maksimal Ket
No Nama Jml %
3 3 5 5 T TT
1 ADI SISWANTO 2 2 3 4 11 69 √
2 AGUS DIYONO 3 3 3 4 13 81 √
3 AHMAD DOMIRI 3 2 2 3 10 62 √
4 AIDATUL HIDAYAH 3 3 3 3 12 75 √
5 ANIB SULIYASTONO 3 3 3 3 12 75 √
6 AYU SEFTIA ELMILA R 3 3 3 3 12 75 √
7 AYUNGKI ELIAN F 3 3 4 3 13 81 √
8 BRIQI PHAULA 3 2 4 4 13 81 √
9 BUSTAMIL ARIFIN 3 2 4 3 12 75 √
10 DEVI MARDIANTI 3 3 3 3 12 75 √
11 DIAN TURLIFIANA 2 3 2 3 10 62 √
12 EKA MARETA ANDRIY 2 3 2 2 9 56 √
13 FEBRI WIRA SUSANTO 3 3 3 3 12 75 √
14 FEBRIYANTI LESTARI 3 3 4 3 13 81 √
15 FIRMANSYAH 3 3 3 3 12 75 √
16 HENDRIYANTO 2 2 2 3 9 56 √
17 HERAWATI 2 2 3 3 10 62 √
18 IKE WULANDARI 3 3 3 3 12 75 √
19 IMAM JAMIL 3 3 3 4 13 81 √
20 JEFRI ROBY AJI K 2 3 4 3 12 75 √
21 LAN HARIYANTO 3 3 3 3 12 75 √
22 LUKMAN HAKIM 3 3 4 3 13 81 √
23 LUKY BELLA PUTRA 2 2 3 3 10 62 √
24 LUTFI SASMITO 2 3 2 3 10 62 √
25 MOH. FAUZI ARIFIN 3 3 2 4 12 75 √
26 MUZAMMIL 3 3 3 3 12 75 √
27 NINUK VIKHARINA 3 3 3 3 12 75 √
28 MOH. FAUZI ARIFIN 3 3 4 3 13 81 √
29 NITA DEWI FITRIANI 3 3 3 3 12 75 √
30 NOVI RISKIYANTI 3 3 3 3 12 75 √
31 RAHMAT GUNAWAN A 2 2 3 3 10 62 √
Jumlah skor 84 85 94 97 2245 20 11
Jumlah skor maksimal 93 93 155 155 3100
% Skor yang dicapai 903 913 606 625 7145
Lampiran

ANALISIS HASIL TEST SIKLUS II

Mata Pelajaran : Matematika


Kompetensi Dasar : Menggambar Grafik fungsi eksponen dan logaritma
Kelas : XII
Semester : 2 ( dua )
Banyak Soal :4
Banyak Peserta Tes : 31
Skor Maksimal Ket
No Nama Jml %
5 5 5 5 T TT
1 ADI SISWANTO 3 3 5 4 15 75 √
2 AGUS DIYONO 5 5 4 2 16 80 √
3 AHMAD DOMIRI 4 4 2 2 12 60 √
4 AIDATUL HIDAYAH 5 5 2 3 15 75 √
5 ANIB SULIYASTONO 4 4 3 3 14 70 √
6 AYU SEFTIA ELMILA R 3 3 4 5 15 75 √
7 AYUNGKI ELIAN F 4 4 4 5 17 85 √
8 BRIQI PHAULA 5 5 4 4 18 90 √
9 BUSTAMIL ARIFIN 3 3 5 4 15 75 √
10 DEVI MARDIANTI 3 3 5 4 15 75 √
11 DIAN TURLIFIANA 3 3 4 4 14 70 √
12 EKA MARETA ANDRIY 5 3 3 4 15 75 √
13 FEBRI WIRA SUSANTO 3 5 3 4 15 75 √
14 FEBRIYANTI LESTARI 4 4 4 4 16 80 √
15 FIRMANSYAH 3 3 5 4 15 75 √
16 HENDRIYANTO 3 3 3 4 13 65 √
17 HERAWATI 5 4 3 3 15 75 √
18 IKE WULANDARI 5 3 3 4 15 75 √
19 IMAM JAMIL 5 4 4 4 17 85 √
20 JEFRI ROBY AJI K 5 3 3 4 15 75 √
21 LAN HARIYANTO 3 5 4 3 15 75 √
22 LUKMAN HAKIM 4 4 4 4 16 80 √
23 LUKY BELLA PUTRA 3 5 3 4 15 75 √
24 LUTFI SASMITO 3 5 3 4 15 75 √
25 MOH. FAUZI ARIFIN 5 3 3 4 15 75 √
26 MUZAMMIL 3 5 3 4 15 75 √
27 NINUK VIKHARINA 3 3 5 4 15 75 √
28 MOH. FAUZI ARIFIN 4 4 4 4 16 80 √
29 NITA DEWI FITRIANI 3 5 3 4 15 75 √
30 NOVI RISKIYANTI 3 3 4 5 15 75 √
31 RAHMAT GUNAWAN A 3 3 4 4 14 70 √
Jumlah skor 117 119 113 119 2340 27 4
Jumlah skor maksimal 155 155 155 155 3100
% Skor yang dicapai 754 767 729 767 7548
Lampiran

ANALISIS HASIL TEST AWAL

Mata Pelajaran : Matematika


Kompetensi Dasar : Menggunakan sifat-sifat fungsi eksponen dan logaritma
dalam pemecahan masalah
Kelas : XII
Semester : 2 ( dua )
Banyak Soal :4
Banyak Peserta Tes : 31
Skor Maksimal Ket
No Nama Jml %
3 3 5 5 T TT
1 ADI SISWANTO 3 3 5 4 10 62 √
2 AGUS DIYONO 3 3 4 2 12 75 √
3 AHMAD DOMIRI 3 3 2 2 10 62 √
4 AIDATUL HIDAYAH 3 3 2 2 10 62 √
5 ANIB SULIYASTONO 3 3 2 2 10 62 √
6 AYU SEFTIA ELMILA R 3 3 3 3 12 75 √
7 AYUNGKI ELIAN F 3 3 3 3 12 75 √
8 BRIQI PHAULA 3 3 4 4 14 87 √
9 BUSTAMIL ARIFIN 3 3 2 2 10 62 √
10 DEVI MARDIANTI 3 3 2 2 10 62 √
11 DIAN TURLIFIANA 3 3 2 1 9 56 √
12 EKA MARETA ANDRIY 2 3 3 2 10 62 √
13 FEBRI WIRA SUSANTO 3 2 3 2 10 62 √
14 FEBRIYANTI LESTARI 2 3 3 4 12 75 √
15 FIRMANSYAH 3 3 2 2 10 62 √
16 HENDRIYANTO 3 2 3 2 10 62 √
17 HERAWATI 2 2 3 3 10 62 √
18 IKE WULANDARI 2 2 3 3 10 62 √
19 IMAM JAMIL 2 2 4 4 12 75 √
20 JEFRI ROBY AJI K 2 3 3 2 10 62 √
21 LAN HARIYANTO 3 2 2 3 10 62 √
22 LUKMAN HAKIM 3 3 3 3 12 75 √
23 LUKY BELLA PUTRA 3 3 2 2 10 62 √
24 LUTFI SASMITO 3 2 3 2 10 62 √
25 MOH. FAUZI ARIFIN 3 3 3 2 11 69 √
26 MUZAMMIL 3 2 3 2 10 62 √
27 NINUK VIKHARINA 3 3 3 3 12 75 √
28 MOH. FAUZI ARIFIN 3 3 3 3 12 75 √
29 NITA DEWI FITRIANI 3 2 3 2 10 62 √
30 NOVI RISKIYANTI 3 3 2 2 10 62 √
31 RAHMAT GUNAWAN A 3 2 2 2 9 56 √
Jumlah skor 87 83 87 77 2340 9 22
Jumlah skor maksimal 93 93 165 165 3100
% Skor yang dicapai 935 892 527 466 7548
PENILAIAN AFEKTIF SIKLUS 1

ASPEK YANG DINILAI


Keaktifan Bekerja sama Ketepatan dalam jumla
NO NO Pred
dalam bertanya/ dalam mengumpulkan h
URUT berpendapat kelompok tugas skor ikat
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 1 √ √ √ 7 B
2 2 √ √ √ 8 B
3 3 √ √ √ 6 C
4 4 √ √ √ 7 B
5 5 √ √ √ 7 B
6 6 √ √ √ 6 C
7 7 √ √ √ 7 B
8 8 √ √ √ 11 A
9 9 √ √ √ 4 C
10 10 √ √ √ 7 B
11 11 √ √ √ 5 C
12 12 √ √ √ 4 C
13 13 √ √ √ 7 B
14 14 √ √ √ 11 A
15 15 √ √ √ 10 A
16 16 √ √ √ 8 B
17 17 √ √ √ 11 A
18 18 √ √ √ 5 C
19 19 √ √ √ 4 C
20 20 √ √ √ 11 A
21 21 √ √ √ 11 A
22 22 √ √ √ 11 A
23 23 √ √ √ 11 A
24 24 √ √ √ 5 C
25 25 √ √ √ 7 B
26 26 √ √ √ 10 A
27 27 √ √ √ 7 B
28 28 √ √ √ 10 A
29 29 √ √ √ 10 A
30 30 √ √ √ 7 B
31 31 √ √ √ 4 C
keterangan:
- kriteria skor : keaktifan dalam bertanya dan berpendapat -
(1) jika siswa tidak pernah bertanya/berpendapat
(2) jika siswa bertanya dan atau berpendapat 1 kali
(3) jika siswa bertanya dan atau berpendapat 2 kali
4) jika siswa bertanya dan atau berpendapat lebih dari 2 kali
kriteria skor: bekerja sama dalam kelompok
(1) jka siswa tidak aktif
(2) jika siswa kaurang aktif
(3) jika siswa aktif
(4) jika siswa sangat aktif
- kriteria skor: ketepatan dalam mengumpulkan
(1) tidak mengumpulkan tugas
(2) terlambat tanpa keterngan
(3) terlambat dengan keterangan
(4) tepat waktu
- kriteria penilaian:
A= jika jumlah skor 10 – 12
B= jika jumlah skor 7-9
C= jika jumlah skor 4 – 6
D= jika jumlah skor 0 - 3
NILAI AFEKTIF SIKLUS 1

No Nama Jml Predikat


1 ADI SISWANTO 7 B
2 AGUS DIYONO 8 B
3 AHMAD DOMIRI 6 C
4 AIDATUL HIDAYAH 7 B
5 ANIB SULIYASTONO 7 B
6 AYU SEFTIA ELMILA R 6 C
7 AYUNGKI ELIAN F 7 B
8 BRIQI PHAULA 11 A
9 BUSTAMIL ARIFIN 4 C
10 DEVI MARDIANTI 7 B
11 DIAN TURLIFIANA 5 C
12 EKA MARETA ANDRIY 4 C
13 FEBRI WIRA SUSANTO 7 B
14 FEBRIYANTI LESTARI 11 A
15 FIRMANSYAH 10 A
16 HENDRIYANTO 8 B
17 HERAWATI 11 A
18 IKE WULANDARI 5 C
19 IMAM JAMIL 4 C
20 JEFRI ROBY AJI K 11 A
21 LAN HARIYANTO 11 A
22 LUKMAN HAKIM 11 A
23 LUKY BELLA PUTRA 11 A
24 LUTFI SASMITO 5 C
25 MOH. FAUZI ARIFIN 7 B
26 MUZAMMIL 10 A
27 NINUK VIKHARINA 7 B
28 MOH. FAUZI ARIFIN 10 A
29 NITA DEWI FITRIANI 10 A
30 NOVI RISKIYANTI 7 B
31 RAHMAT GUNAWAN A 4 C
Jumlah 239
Rata Rata 7,7
Predikat Klasikal B

Kapongan, 12 Pebruari 2009


Peneliti

Nurul Laily, S.Pd


NIP. 131 975 395

PENILAIAN AFEKTIF SIKLUS 2

ASPEK YANG DINILAI


Keaktifan Bekerja sama Ketepatan dalam jumla
NO NO Pred
dalam bertanya/ dalam mengumpulkan h
URUT berpendapat kelompok tugas skor ikat
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 1 √ √ √ 11 A
2 2 √ √ √ 10 A
3 3 √ √ √ 8 B
4 4 √ √ √ 11 A
5 5 √ √ √ 5 C
6 6 √ √ √ 5 C
7 7 √ √ √ 11 A
8 8 √ √ √ 10 A
9 9 √ √ √ 8 B
10 10 √ √ √ 11 A
11 11 √ √ √ 5 C
12 12 √ √ √ 5 C
13 13 √ √ √ 11 A
14 14 √ √ √ 11 A
15 15 √ √ √ 10 A
16 16 √ √ √ 8 B
17 17 √ √ √ 11 A
18 18 √ √ √ 5 C
19 19 √ √ √ 5 C
20 20 √ √ √ 11 A
21 21 √ √ √ 11 A
22 22 √ √ √ 7 B
23 23 √ √ √ 11 A
24 24 √ √ √ 11 A
25 25 √ √ √ 10 A
26 26 √ √ √ 8 B
27 27 √ √ √ 11 A
28 28 √ √ √ 10 A
29 29 √ √ √ 10 A
30 30 √ √ √ 7 B
31 31 √ √ √ 7 B

keterangan:
- kriteria skor : keaktifan dalam bertanya dan berpendapat -
(1) jika siswa tidak pernah bertanya/berpendapat
(2) jika siswa bertanya dan atau berpendapat 1 kali
(3) jika siswa bertanya dan atau berpendapat 2 kali
4) jika siswa bertanya dan atau berpendapat lebih dari 2 kali
kriteria skor: bekerja sama dalam kelompok
(1) jka siswa tidak aktif
(2) jika siswa kaurang aktif
(3) jika siswa aktif
(4) jika siswa sangat aktif
- kriteria skor: ketepatan dalam mengumpulkan
(1) tidak mengumpulkan tugas
(2) terlambat tanpa keterngan
(3) terlambat dengan keterangan
(4) tepat waktu
- kriteria penilaian:
A= jika jumlah skor 10 – 12
B= jika jumlah skor 7-9
C= jika jumlah skor 4 – 6
D= jika jumlah skor 0 - 3

NILAI AFEKTIF SIKLUS 2

No Nama Jml Predikat


1 ADI SISWANTO 11 A
2 AGUS DIYONO 10 A
3 AHMAD DOMIRI 8 B
4 AIDATUL HIDAYAH 11 A
5 ANIB SULIYASTONO 5 C
6 AYU SEFTIA ELMILA R 5 C
7 AYUNGKI ELIAN F 11 A
8 BRIQI PHAULA 10 A
9 BUSTAMIL ARIFIN 8 B
10 DEVI MARDIANTI 11 A
11 DIAN TURLIFIANA 5 C
12 EKA MARETA ANDRIY 5 C
13 FEBRI WIRA SUSANTO 11 A
14 FEBRIYANTI LESTARI 11 A
15 FIRMANSYAH 10 A
16 HENDRIYANTO 8 B
17 HERAWATI 11 A
18 IKE WULANDARI 5 C
19 IMAM JAMIL 5 C
20 JEFRI ROBY AJI K 11 A
21 LAN HARIYANTO 11 A
22 LUKMAN HAKIM 7 B
23 LUKY BELLA PUTRA 11 A
24 LUTFI SASMITO 11 A
25 MOH. FAUZI ARIFIN 10 A
26 MUZAMMIL 8 B
27 NINUK VIKHARINA 11 A
28 MOH. FAUZI ARIFIN 10 A
29 NITA DEWI FITRIANI 10 A
30 NOVI RISKIYANTI 7 B
31 RAHMAT GUNAWAN A 7 B
Jumlah 275
Rata Rata 8,87
Predikat Klasikal B

Kapongan, 24 Pebruari 2009


Peneliti

Nurul Laily, S.Pd


NIP. 131 975 395

REKAPITULASI NILAI AFEKTIF SIKLUS 1 DAN 2


No Nama Jml Predikat Jml Predikat
1 ADI SISWANTO 7 B 11 A
2 AGUS DIYONO 8 B 10 A
3 AHMAD DOMIRI 6 C 8 B
4 AIDATUL HIDAYAH 7 B 11 A
5 ANIB SULIYASTONO 7 B 5 C
6 AYU SEFTIA ELMILA R 6 C 5 C
7 AYUNGKI ELIAN F 7 B 11 A
8 BRIQI PHAULA 11 A 10 A
9 BUSTAMIL ARIFIN 4 C 8 B
10 DEVI MARDIANTI 7 B 11 A
11 DIAN TURLIFIANA 5 C 5 C
12 EKA MARETA ANDRIY 4 C 5 C
13 FEBRI WIRA SUSANTO 7 B 11 A
14 FEBRIYANTI LESTARI 11 A 11 A
15 FIRMANSYAH 10 A 10 A
16 HENDRIYANTO 8 B 8 B
17 HERAWATI 11 A 11 A
18 IKE WULANDARI 5 C 5 C
19 IMAM JAMIL 4 C 5 C
20 JEFRI ROBY AJI K 11 A 11 A
21 LAN HARIYANTO 11 A 11 A
22 LUKMAN HAKIM 11 A 7 B
23 LUKY BELLA PUTRA 11 A 11 A
24 LUTFI SASMITO 5 C 11 A
25 MOH. FAUZI ARIFIN 7 B 10 A
26 MUZAMMIL 10 A 8 B
27 NINUK VIKHARINA 7 B 11 A
28 MOH. FAUZI ARIFIN 10 A 10 A
29 NITA DEWI FITRIANI 10 A 10 A
30 NOVI RISKIYANTI 7 B 7 B
31 RAHMAT GUNAWAN A 4 C 7 B
Jumlah 239 275
Rata Rata 7,7 8,87
Predikat Klasikal B B

Kapongan, 3 Maret 2009


Peneliti
Nurul Laily, S.Pd
NIP. 131 975 395

Anda mungkin juga menyukai