Anda di halaman 1dari 2

TUGAS FIQIH

2. Hal-Hal Yang Membolehkan Shalat Jamak Dan Qasar

A. MUSAFIR
Seseorang yang melakuakan perjalanan jauh kira-kira 16 farsakh maka di perboleh menjamak
shalat dan qasar.akan tetapi tidak semua perjalanan jauh bisa dijadikan alasan bagi seseorang
melakukan kebolehan tersebut berupa jamak dan qasar shalat.

Mengenai permasalahan apakah masih berlaku salat jamak dan qasar bagi musafir di masa
sekarang di mana dengan fasilitas yang sudah canggih sehingga dapat mempercepat
perjalanan jauh menjadi singkat ,para ulama berpendapat bahwa hal itu tetap boleh dilakukan
berdasar hadist nabi SAW.

Artinya:Dari ya’la bin umayyah bahwasanya ia bertanya kepada Umar bin khattab
radiollohu’anhu tentang ayat:jika kamu takut diserang orang orang kafir,padahal
(saat ini)manusia telah aman? Sahabat Umar radiolh’anhu menjawab:Aku sempat
heran seperti keherananmu itulah akupun bertanya kepada Rasulullah
SAW.tentang hal itu dan beliau menjawab:(qasar itu) adalah sedekah dari allah
kepadamu ,maka terimalah sedekah allah tersebut.(H.R.Muslim,abu daud).

B. HUJAN
Ketika turun hujan,boleh menjamak sholat bagi orang tidak dalam berpegian.seorang yg
bermukim boleh melakukan sholat jamak,namun dgn syarat-syarat yg telah ditentukan seperti
berikut

1) dikerjakan pada waktu shalat yg pertama atau menggunakan jamak taqdim.berniat jamak
pada shalat yg pertama

2) air hujan mampu membasahi pakaian atau bagian bawah (misalnya,tidak memiliki
payung) atau air hujan menjadikan jalan licin

3) muallah,beruntun antara dua shalat.

4) hujan masih turun ketika mulai sholat yg pertama sampai setelah takbiratul ihram shalat
yg kedua.

5) mendirikan sholat jamak dgn jamaah di masjid atau tempat yg digunakan untuk
berjamaah yg jauh.

6) bolehnya menjamak karna hujan ditentukan bagi orang yg terbiasa shalat berjamaah di
suatu masjid dan yg datang dri tempat jauh.

1
7) menjamak sholat bagi org yg mukmin boleh,yg telah terbiasa melakukan sholat secara
berjamaah

C. SAKIT
Org yg sakit boleh melakukan jamak taqdim atau ta’khir dan syaratjamaknya seperti org yg
bepergian.

Dia boleh mengambil salh satu yg lebih mudah darinya.dalam arti apabila sakitnya sering
kambuh diwaktu sholat yg pertama,dia boleh menjamak ta’khir dgn syarat niat jamak ta’khir
pada waktu sholat pertama dan masih mersakan sakit sampai selesai sholat yg kedua,apabila
sakitnya seringnkambuh pada sholat yg kedua maka boleh menjamak taqdim adapun
syaratnya seperti jamak taqdim biasa dan masih merasakan sakit sampai taabiratulihram yg
kedua.

Segolongan ulama muta’kirin memberi batasan sakit yg sampai membolehkan jamak adalah
sakit yg mengakibatkan kesulitan (masyaqqah) untuk mendirikan sholat pada
waktunya.golongan ulama yang lain memberi batasan dengan adanya masyaqqah yg jelas,yg
lebih dri sekedar batasan,yaitu sekira masyaqqah tersebut sampai membolehkan duduk dalam
mendirikan sholat,tidak berdiri.

Anda mungkin juga menyukai