Anda di halaman 1dari 5

ESSAY

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah: Kegawatdaruratan & Manajemen
Dosen Pembimbing : Ns. Zulmah Astuti, M.Kep

Di Susun Oleh Kelompok 7 (kelompok)

1. Ali Saifudin NIM : 16.11.4066.E.A.003

2. Ika Agustia NIM : 17.11.4066.E.A.0010

3. Linda Octavionita NIM : 17.11.4066.E.A.0028

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM KALIMANTAN TIMUR

AKADEMI KEPERAWATAN YARSI SAMARINDA

TAHUN AJARAN 2019/2020


INNITIAL ASSESMENT (SECONDARY SURVEY)

Latar Belakang

Secondary Survey Care Secondary survey care adalah pemeriksaan teliti dan
menyeluruh dari kepala sampai kaki (head to toe examination), termasuk reevaluasi tanda
vital. Secondary survey care baru dilakukan setelah primary survey care selesai, resusitasi
dilakukan dan ABC dalam keadaan stabil (American College of Surgeons, 2008). 2.7.1
Anamnesis Riwayat “AMPLE” patut diingat (American College of Surgeons, 2008): A :
Allergy M : Medication (obat yang diminum saat ini) P : Past illness (penyakit penyerta) L :
Last meal E : Event (berhubungan dengan kejadian trauma) Mekanisme perlukaan juga
sangat menentukan keadaan pasien dan dapat memprediksi jenis perlukaan yang terjadi. Jenis
perlukaan terbagi menjadi dua, yakni trauma tumpul dan trauma tajam. Pada kasus
kecelakaan lalu lintas, trauma tumpul sering kali terjadi. Keterangan lain yang dibutuhkan
pada kecelakaan lalu lintas ialah pemakaian sabuk pengaman, deformasi kemudi, arah
tabrakan,kerusakan kendaraan, dan adanya penumpang terlempar ke luar.

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan secara detail dari kepala sampai kaki hanya dimulai jika keadaan
mengancam jiwa pasien sudah terevaluasi dan tertangani selama primary survey care.
Pemeriksaan dimulai dari (Manthey, 2005): Kepala, mata, telinga, hidung, dan tenggorokan.
Nilai adakah tanda-tanda fraktur basis kranii dengan mengidentifikasi adanya battle’s sign
(adanya ekimosis di mastoid), raccoon’s eyes (ekimosis di daerah mata), atau hemotimpanum
(kumpulan darah di belakang gendang telinga). Lihat apakah adanya kebocoran cairan
serebrospinal yang ditandai dengan adanya rhinorrhea atau otorrhea. Nilai apakah adanya
depresi fraktur tengkorak dengan palpasi secara hati-hati. Adanya benda asing atau bagian
tulang yang menusuk tidak boleh dimanipulasi. Nilai perlukaan pada wajah dan kestabilannya
dengan mempalpasi tulang wajah. Fraktur fasialis berat dapat berakibat pada gangguan jalan
napas. Nilai laserasi yang perlu ditangani. Nilai ukuran pupil dan fungsinya. Periksa septum
hidung untuk memastikan ada atau tidaknya hematoma. Leher Palpasi servikal dan tentukan
apakah ada nyeri tekan, pembengkakan, atau deformitas.Lihat apakah ada emfisema subkutan
yang mungkin berkaitan dengan pneumotoraks atau trauma laringotrakeal. Toraks Palpasi
daerah sternum, klavikula, dan iga untuk menentukan adanya nyeri tekan atau krepitasi. Lihat
apakah ada memar atau deformitas yang mungkin berkaitan dengan adanya trauma pada paru.
Abdomen Nilai apakah ada distensi, dan nyeri tekan. Dua sumber perdarahan yang paling
sering menyebabkan pasien kehilangan banyak darah ialah hepar dan limpa.Ekimosis pada
daerah punggung mungkin berkaitan dengan adanya perdarahan retroperitoneal. Punggung
Pemeriksaan ini dilakukan dengan log-roll pasien dengan dibantu oleh asisten sambil tetap
menjaga servikal tetap stabil. Palpasi daerah servikal untuk menentukan apakah ada nyeri
tekan atau tidak. Nilai luka tersembunyi pada bagian ketiak, dibawah kolar servikal, dan
daerah bokong. Perineum,rektum, dan uretra Pada perineum, lihat apakah ada ekimosis ,yang
mengarahkan pada adanya fraktur pelvis. Pada uretra, lihat apakah ada akumulasi darah yang
menjadi tanda adanya disrupsi uretra sebelum dilakukan pemasangan kateter uretra. Pada
daerah rektum, periksa apakah adanya letak prostat tinggi yang mengindikasikan adanya
disrupsi pada membran uretra dan menjadi kontraindikasi pemasangan kateter urin.
Ekstremitas Evaluasi kembali status vaskular pasien di setiap ekstremitas, yaitu pulsasi nadi ,
warna kulit, capillary refill time, dan suhunya. Inspeksi dan palpasi secara keseluruhan,
evaluasi range of motion dari setiap persendian. Nilai apakah ada deformitas, krepitasi, nyeri
tekan, pembengkakan, dan laserasi. Fraktur femur dapat menjadi sumber perdarahan
tersembunyi.

Pemeriksaan Neurologis

Pemeriksaan neurologis harus dilakukan dengan teliti meliputi pemeriksaan tingkat


kesadaran, ukuran dan reaksi pupil, serta pemeriksaan motorik dan sensorik. Perubahan
dalam status neurologis dapat dinilai dengan penilaian skor GCS.

Tabel Penilaian skor Glassgow Coma Scale

Penilaian Skor

Membuka Mata (Eye Opening)

Spontan 4

Dengan Perintah 3

Dengan stimulus nyeri 2

Tidak ada respons 1

Respon Verbal

Orientasi baik 5

Kebingungan
Kata-kata yang tidak sesuai 3

Suara-suara yang tidak jelas 2

Tidak ada respon 1

Respon Motorik

Mengikuti perintah 6

Melokalisasi nyeri 5

Fleksi untuk menjauhi 4


stimulus nyeri

Fleksi abnormal (Dekortikasi) 3

Ekstensi (Deserebrasi) 2

Tidak ada respon 1

: American College of Surgeons (2012). Advanced Trauma Life Support Student


Course Manual 9th Edition

Kesimpulan
???

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai