Anda di halaman 1dari 9

RESUME MATA KULIAH TEORI AKUNTANSI

KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN


BAGIAN 1

Disusun Oleh :

Wulan Ruhiyyih Khanum 041711535011

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Prodi S1 Akuntansi
PSDKU UNIVERSITAS AIRLANGGA
2020
A. Pengertian Kerangka Konseptual
Kerangka Konseptual adalah suatu sistem koheren dari hubungan antara tujuan dan
konsep dasar (fundamental) yang menentukan sifat, fungsi, dan batasan akuntansi dan
pelaporan keuangan dan yang diharapkan mengarah pada panduan yang konsisten. Hal
ini dimaksudkan untuk melayani kepentingan umum dengan menyediakan struktur dan
arahan terhadap akuntansi dan pelaporan keuangan untuk memfasilitasi penyediaan
informasi keuangan dan informasi yang tidak bias.
Tujuan akan mengidentifikasikan sasaran dan maksud akuntansi, sedangkan
fundamental adalah konsep yang mendasari akuntansi, konsep yang memberikan
petunjuk dalam memilih kejadian untuk dicatat, mengukur kejadian tersebut, meringkas
dan mengkomunikasikan pada pihak-pihak yang berkepentingan.
Kerangka konseptual dapat dipandang sebagai teori akuntansi yang terstruktur, karena
struktur kerangka konseptual sama dengan struktur teori akuntansi yang didasarkan pada
proses penalaran logis yang dapat digambarkan dalam bentuk hierarki yang memiliki
beberapa tingkatan. Kerangka konseptual dimaksudkan dalam proses penyusunan
standar.
B. Perlunya Kerangka Konseptual dan Manfaatnya
Perlunya kerangka konseptual :

1. Tanpa adanya seperangkat prinsip yang konsisten menyebabkan ketidakkonsistenan


dalam praktik akuntansi.
2. Digunakan untuk mengatasi campur tangan politik dalam menyusun laporan keuangan
yang netral karena kebijakan akuntansi hanya dapat diimplementasikan dengan
melakukan pertimbangan nilai.
3. Standar harus dihasilkan dari kerangka konseptual untuk memberikan keyakinan
bahwa informasi yang dihasilkan memiliki kualitas/karakteristik yang diperlukan
untuk mencapai tujuan akuntansi.
Manfaat kerangka konseptual :

1. Sebagai pedoman dalam menentukan standar akuntansi


2. Sebagai kerangka referensi untuk memecahkan masalah akuntansi yang tidak diatur di
standar
3. Sebagai dasar membuat pertimbangan dalam menyajikan laporan keuangan
4. Meningkatkan daya banding dengan cara mengurangi berbagai alternatif metode
akuntansi yang ada
C. Elemen-Elemen Laporan Keuangan
1. Konsep Fundamental
Elemen-elemen Dasar Laporan Keuangan Perusahaan Bisnis. SFAC No. 3,
Elemen-elemen Laporan Keuangan Perusahaan Bisnis, mendefinisikan 10 (sepuluh)
elemen yang terkait dengan pengukuran kinerja dan status perusahaan: aset, utang,
ekuitas, investasi oleh pemilik, distribusi kepada pemilik, comprehensive income,
revenue, expenses, gains, dan losses.
Definisi tersebut menyediakan metode penyaringan pertama untuk
menentukan isi laporan keuangan. Pernyataan tersebut menjelaskan karakteristik
penting yang harus dipenuhi sebelum kejadian-kejadian atau keadaan-keadaan
dipertimbangkan sebagai elemen laporan keuangan. Ada tiga hal yang menjadi
catatan penting:
Pertama, konsep income komprehensif lebih terbuka daripada konsep income
akuntansi tradisional. Income komprehensif dapat dimasukkan dalam laporan yang
mencakup perubahan dalam aset bersih perusahaan untuk satu periode dari semua
sumber transaksi kecuali transaksi dengan pemilik. Ini adalah istilah yang all-
inclusive yang dapat membantu pemakai mencari angka income sesungguhnya
dengan (a) menyediakan sifat angka yang kompleks secara detail dan memungkinkan
pemakai membuat penilaian; serta (b) menggambarkan kinerja perusahaan sebagai
kontinum ”dengan transaksi dan kejadian yang terjadi baik yang utama (normal)
maupun luar biasa pada keberadaan perusahaan secara keseluruhan”. Kedua, definisi
aset, utang dan ekuitas terkait dengan jumlah sumber daya dan klaim atas sumber
daya pada waktu tertentu, sementara definisi revenue, expenses, gains, dan losses
terkait dengan dampak transaksi, kejadian, dan keadaan selama satu periode. Ketiga,
nilai aset, utang dan ekuitas dianggap akan berubah sebagai hasil dari revenue,
expenses, gains, dan losses, yang memiliki implikasi artilkulasi. Dengan kata lain,
laporan keuangan dianggap berinteraksi dan berhubungan. SFAC No. 3 kemudian
digantikan oleh SFAC No. 6. Definisi elemen-elemen tersebut identik dengan definisi
elemen-elemen dalam SFAC No. 3, kecuali bahwa definisi pada SFAC No. 6 tersebut
dapat diterapkan juga pada organisasi nonbisnis.
Ruang lingkup dan isi dari pelaporan keuangan menurut SFAC No. 6
berhubungan erat dengan proses pengakuan. Pengakuan berkaitan dengan elemen-
elemen mana yang dimasukkan ke dalam financial statement termasuk atributnya
yang harus diukur. Untuk bisa dimasukkan sebagai bagian financial statement suatu
transaksi tidak hanya harus memenuhi definisi elemen tapi juga harus memenuhi
kriteria pengakuan dan pengukuran yang andal. Unsur-unsur laporan keuangan yaitu:
a) Bagian pertama terdiri dari tiga unsur yaitu: kekayaan, kewajiban, dan modal
yang menggambarkan tingkat atau jumlah sumber-sumber ekonomi atau klaim
pada suatu saat.
b) Bagian kedua terdiri dari tujuh elemen yaitu laba komprehensif dengan
komponen pendapatan, biaya , untung dan rugi serta investasi oleh pemilik
dan distiribusi kepada pemilik.
Detail Elemen-Elemen Laporan Keuangan Sebagai Berikut :
1) Aktiva adalah manfaat ekonomis yang mungkin diperoleh atau dikendalikan
oleh entitas tertentu sebagai akibat transaksi atau kejadian dimasa lalu
2) Kewajiban pengorbanan manfaat ekonomis yang mungkin terjadi dimasa
mendatang yang timbul dari kewajiban saat ini pada entitas tertentu, untuk
mentransfer aktiva atau memberikan jasa kepada entitias lain dimasa yang
akan datang sebagai akibat transaksi atau kejadian dimasa lalu.
3) Modal atau aktiva bersih merupakan nilai sisa aktiva suatu entitas setelah
dikurangi dengan kewajiban. Dalam suatu entitas bisnis modal adalah
kepentingan pemilik, dan dalam organisasi nirlaba tidak terdapat kepentingan
kepemilikian yang sama seperti halnya dalam entitas bisnis.
4) Investasi oleh para pemilik akan meningkatkan jumlah modal dari suatu
entitas bisnis dapat melalui transfer dari entitas lain sehingga memebrikan
nilai atau peningkatan kepentingan kepemilikan dalam kelompok dalam
kelompok entitas tersebut.
5) Distribusi kepada para pemilik akan menurunkan jumlah modal dari suatu
entitas bisnis dapat melalui pemindahan aktiva, pelayanan jasa atau
pengeluaran kewajiban oleh suatu entitas kepada para pemilik. Distribusi
kepada para pemilik dapat mengurangi kepemilikan dalam suatu entitas bisnis.
6) Laba komprehensif adalah jumlah perubahan modal suatu entitas bisnis dalam
satu periode dari transaksi atau kejadian lain yang bukan bersumber dari
pemilik
7) Pendapatan merupakan arus kas masuk atau kenaikan-kenaikan lain atas
aktiva suatu entitas atau pelunasan hutangnya (kombinasi keduanya) selama
satu periode tertentu yang berasal dari pengiriman atau pembuatan barang,
pemberian jasa atau pelaksanaan aktivitas lainnya yang merupakan kegiatan
utama dan masih berlangsungdari entitas tersebut.
8) Biaya adalah aliran keluar atau penggunaan lain aktiva atau timbulnya hutang
(atau kombinasi dari keduanya) selama satu periode tertentu yang berasal dari
pengiriman atau pembuatan barang, pemberian jasa, atau pelaksanaan aktivitas
lainnya yang merupakan kegiatan utama yang masih berlangsung dari entitas
tersebut.
9) Keuntungan adalah kenaikan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi-
transaksi tambahan atau insidental suatu entitas dan dari semua transaksi
lainnya atau kejadian-kejadian serta keadaan lainnya yang memengaruhi
entitas tersebut selama satu periode, kecuali yang berasal dari pendapatan atau
investasi oleh pemilik.
10) Kerugian adalah penurunan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi-
transaksi tambahan atau insidental suatu entitas dan dari semua transaksi
lainnya atau kejadian-kejadian serta keadaan lainnya yang memengaruhi
entitas tersebut selama satu periode, kecuali yang berasal dari biaya atau
distribusi kepada oleh pemilik.
2. Pengakuan Elemen Laporan Keuangan
 Konsep Dasar Pengakuan Pos Pelaporan Keuangan Menurut SFAC No. 5
Pengakuan adalah proses perekaman atau penggabungan secara formal
item ke dalam laporan keuangan entitas sebagai aset, kewajiban, pendapatan,
biaya, atau sejenisnya. Diakui item digambarkan dalam kata dan angka, dengan
jumlah yang termasuk dalam total pernyataan. Pengakuan memahami kedua
pengakuan awal item dan pengakuan perubahan selanjutnya dalam atau
penghapusan item yang sebelumnya dikenal.
 Kriteria Pengakuan Fundamental Suatu Transaksi Atau Kejadian Ekonomi
Menurut Sfac No. 5 Adalah Sebagai Berikut:
SFAC No. 5 tepatnya pada paragraf 63 menyebutkan “Item dan informasi
tentang itu harus bertemu empat kriteria pengakuan mendasar untuk diakui dan
harus diakui ketika kriteria terpenuhi, tunduk pada batasan biaya-manfaat dan
materialitas ambang. Kriteria tersebut adalah:
a) Definisi — Item memenuhi definisi elemen laporan keuangan.
b) Measurability — Memiliki atribut yang relevan yang dapat diukur dengan
keandalan yang cukup.
c) Relevansi — Informasi tentang hal itu mampu membuat perbedaan dalam
keputusan pengguna.
d) Keandalan — Informasi ini representasional setia, dapat diverifikasi, dan
netral.
Keempat kriteria tunduk pada manfaat-biaya yang meresap kendala: manfaat
yang diharapkan dari pengakuan item tertentu harus membenarkan persepsi biaya
penyediaan dan menggunakan informasi tersebut. Pengakuan adalah juga tunduk pada
ambang batas materialitas: item dan informasi tentang hal itu tidak perlu diakui dalam
satu set laporan keuangan jika item tidak cukup besar menjadi material dan agregat
immaterial individual item tidak cukup besar untuk menjadi bahan bagi mereka
laporan keuangan.”
 Tujuan Kriteria
SFAC No. 5 tepatnya pada paragraf 59 menyebutkan “Kriteria ditetapkan
dalam Pernyataan ini untuk diberikan arahan untuk menyelesaikan masalah yang
melibatkan akuntansi pengakuan. Aset dan liabilitas entitas dan efek dari peristiwa
pada mereka dan pada ekuitasnya adalah kandidat untuk pengakuan dalam laporan
keuangannya.”
SFAC No. 5 tepatnya pada paragraf 60 menyebutkan “Beberapa peristiwa
yang memengaruhi aset, liabilitas, atau ekuitas tidak diakui dalam laporan keuangan
pada tanggal waktu mereka terjadi. Beberapa acara yang menghasilkan masa depan
manfaat, misalnya, penciptaan kesadaran produk dengan iklan dan promosi, mungkin
tidak pernah diakui sebagai aset terpisah. Peristiwa lain, misalnya, hilangnya bencana
dengan dimensi yang tidak diketahui, diakui hanya ketika informasi yang cukup
tentang efek dari acara tersebut telah tersedia di dibenarkan biaya untuk mengurangi
ketidakpastian ke tingkat yang dapat diterima. Kriteria pengakuan membantu dalam
membuat penentuan itu.”
 Konsep Dasar Pengakuan Pos Pelaporan Keuangan dalam KKPK (Kerangka
Konseptual Pelaporan Keuangan) Bab 4
Pengakuan merupakan proses pembentukan suatu pos dalam laporan posisi
keuangan atau laporan laba rugi yang memenuhi definisi unsur serta kriteria
pengakuan sebagaimana dinyatakan dalam paragraf 4.38. Hal tersebut dilakukan
dengan menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun dalam jumlah moneter
dan mencantumkannya dalam laporan posisi keuangan atau laporan laba rugi. Pos
yang memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan posisi keuangan atau
laporan laba rugi. Kelalaian untuk mengakui pos tersebut tidak dapat diralat melalui
pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan maupun melalui catatan atau
materi penjelasan.
4.38. Pos yang memenuhi definisi suatu unsur diakui jika:
a) ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan
pos tersebut akan mengalir ke atau dari entitas; dan
b) pos tersebut mempunyai biaya atau nilai yang dapat diukur dengan andal
1) Keandalan Pengukuran
Paragraf 4.41. menyebutkan “Kriteria pengakuan suatu pos yang kedua adalah
ada tidaknya biaya atau nilaiyang dapat diukur dengan andal. Pada banyak kasus,
biaya atau nilai harus diestimasi; penggunaan estimasi yang layak merupakan
bagian esensial dalam penyusunan laporan keuangan tanpa mengurangi
keandalannya. Akan tetapi, ketika estimasi yang layak tidak dapat dilakukan,
maka pos tersebut tidak diakui dalam laporan posisi keuangan atau laporan laba
rugi. Sebagai contoh, hasil yang diharapkan dari suatu tuntutan hukum mungkin
memenuhi definisi baik aset dan penghasilan maupun kriteria probabilitas
pengakuan; akan tetapi, jika klaim tersebut tidak dapat diukur dengan andal, maka
tuntutan tersebut tidak dapat diakui sebagai aset atau sebagai penghasilan; akan
tetapi, eksistensi tuntutan tersebut akan diungkapkan dalam catatan, materi
penjelasan atau skedul tambahan.”
Paragraf 4.42 menyebutkan “Suatu pos yang pada saat tertentu tidak
memenuhi kriteria pengakuan dalam paragraf 4.38 dapat memenuhi syarat
pengakuan di masa depan sebagai akibat dari peristiwa atau keadaan yang terjadi
kemudian (subsequent events).”
Paragraf 4.43 menyebutkan “Suatu pos yang memiliki karakteristik esensial
suatu unsur tetapi tidak dapat memenuhi kriteria pengakuan tetap perlu
diungkapkan dalam catatan, materi penjelasan atau skedul tambahan.
Pengungkapan ini dapat dibenarkan jika informasi mengenai pos tersebut
dipandang relevan dalam mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, dan perubahan
posisi keuangan suatu entitas oleh pengguna laporan keuangan.”
2) Pengakuan Aset
Paragraf 4.44 menyebutkan “Aset diakui dalam laporan posisi keuangan jika
kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke entitas
dan aset tersebut mempunyai biaya atau nilai yang dapat diukur dengan andal.”
Paragraf 4.45 menyebutkan “Aset tidak diakui dalam laporan posisi keuangan
jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin
mengalir ke entitas setelah periode akuntansi berjalan. Dengan demikian, transaksi
tersebut menimbulkan pengakuan beban dalam laporan laba rugi. Perlakuan ini
tidak berarti pengeluaran yang dilakukan manajemen mempunyai intensi lain
selain menghasilkan manfaat ekonomi masa depan bagi entitas di masa depan atau
bahwa manajemen salah arah. Implikasi satu-satunya adalah tingkat kepastian
bahwa manfaat ekonomi akan mengalir ke entitas setelah periode akuntansi
berjalan tidak mencukupi untuk membenarkan pengakuan aset.”
3) Pengakuan Liabilitas
Paragraf 4.46 menyebutkan “Liabilitas diakui dalam laporan posisi keuangan
jika terdapat kemungkinan besar bahwa pengeluaran sumber daya yang
mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban
kini dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal. Dalam
praktik, kewajiban menurut kontrak yang belum dilaksanakan oleh kedua belah
pihak (sebagai contoh, liabilitas atas pesanan persediaan namun belum diterima)
pada umumnya tidak diakui sebagai liabilitas dalam laporan keuangan. Akan
tetapi, kewajiban tersebut dapat memenuhi definisi liabilitas dan syarat pengakuan
jika dalam keadaan tertentu kriteria liabilitas terpenuhi. Dalam kondisi ini,
pengakuan liabilitas mengakibatkan pengakuan aset atau beban terkait.”
4) Pengakuan Penghasilan
Paragraf 4.47 menyebutkan “Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi
ketika kenaikan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan kenaikan
aset atau penurunan liabilitas telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini
berarti pengakuan penghasilan terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan aset
atau penurunan liabilitas (misalnya, kenaikan neto aset yang timbul dari penjualan
barang atau jasa atau penurunan liabilitas yang timbul dari pembebasan pinjaman
yang masih harus dibayar).”
Paragraf 4.48 menyebutkan “Prosedur yang biasanya dianut dalam praktik
untuk mengakui penghasilan, sebagai contoh, persyaratan bahwa pendapatan telah
diperoleh, merupakan penerapan kriteria pengakuan dalam ED Kerangka
Konseptual ini. Prosedur ini pada umumnya dimaksudkan untuk membatasi
pengakuan sebagai penghasilan pada pos-pos yang dapat diukur dengan andal dan
memiliki tingkat kepastian yang cukup.”
5) Pengakuan Beban
Paragraf 4.49 menyebutkan “Beban diakui dalam laporan laba rugi ketika
penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset
atau kenaikan liabilitas telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti
pengakuan beban terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan liabilitas atau
penurunan aset (sebagai contoh, akrual hak karyawan atau penyusutan aset
tetap).”
Paragraf 4.50 menyebutkan “Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar
hubungan langsung antara biaya yang timbul dan perolehan pos penghasilan
tertentu. Proses yang biasanya disebut pengaitan biaya dengan pendapatan
(matching of costs with revenues) ini melibatkan pengakuan pendapatan dan
beban secara gabungan atau bersamaan yang dihasilkan secara langsung dan
bersama-sama dari transaksi atau peristiwa lain yang sama; misalnya, berbagai
komponen beban yang membentuk beban pokok penjualan (cost of goods sold)
diakui pada saat yang sama ketika penghasilan diperoleh dari penjualan barang.
Akan tetapi penerapan matching concept dalam ED Kerangka Konseptual ini tidak
memperkenankan pengakuan pos dalam laporan posisi keuangan yang tidak
memenuhi definisi aset atau liabilitas.”
Paragraf 4.51 menyebutkan “Jika manfaat ekonomi diekspektasikan akan
timbul selama beberapa periode akuntansi dan hubungannya dengan penghasilan
hanya dapat ditentukan secara luas atau tidak langsung, maka beban diakui dalam
laporan laba rugi atas dasar prosedur alokasi yang sistematis dan rasional. Hal ini
sering diperlukan dalam pengakuan beban yang berkaitan dengan penggunaan aset
seperti aset tetap, goodwill, paten, dan merek dagang; dalam kasus tersebut beban
yang dimaksud dikenal sebagai penyusutan atau amortisasi. Prosedur alokasi ini
diintensikan untuk mengakui beban dalam periode akuntansi di mana manfaat
ekonomi yang berkaitan dengan pos-pos tersebut telah dipakai atau habis.”
Paragraf 4.52 menyebutkan “Beban segera diakui dalam laporan laba rugi
ketika pengeluaran tidak menghasilkan manfaat ekonomi masa depan atau ketika
sepanjang manfaat ekonomi masa depan tidak memenuhi syarat, atau tidak lagi
memenuhi syarat, untuk diakui dalam laporan posisi keuangan sebagai aset.”
Paragraf 4.53 menyebutkan “Beban juga diakui dalam laporan laba rugi pada
saat liabilitas timbul tanpa adanya pengakuan aset, seperti ketika liabilitas timbul
akibat garansi produk.”

Anda mungkin juga menyukai