1
BAB I
PENDAHULUAN
Hampir di setiap wilayah Indonesia terdapat banyak sungai besar maupun kecil yang
menguasai hampir 80% hajat hidup masyarakat Indonesia, terutama petani sebagai basis
dasar negara Agraris. Kebutuhan akan ketersediaan air pada suatu daerah sangatlah perlu
diperhatikan dikarenakan air merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang tidak bisa
dipisahkan dari kehidupannya. Indonesia merupakan daerah yang memiliki dua musim yakni
musim kemarau dan musim penghujan. Sehingga perlu dikembangkan potensi - potensi
sungai tersebut guna meningkatkan hasil produksi pertanian, salah satunya dengan
membangun bendung.
Bendung adalah suatu bangunan yang dibuat dari pasangan batu kali, bronjong atau
beton, yang terletak melintang pada sebuah sungai yang tentu saja bangunan ini dapat
digunakan pula untuk kepentingan lain selain irigasi, seperti untuk keperluan air minum,
pembangkit listrik atau untuk penggelontoran suatu kota. Menurut macamnya bendung dibagi
dua, yaitu bendung tetap dan bendung sementara, bendung tetap adalah bangunan yang
sebagian besar konstruksi terdiri dari pintu yang dapat digerakkan untuk mengatur ketinggian
muka air sungai sedangkan bendung tidak tetap adalah bangunan yang dipergunakan untuk
meninggikan muka air di sungai, sampai pada ketinggian yang diperlukan agar air dapat
Bendung sebagai salah satu contoh bangunan air mencakup hampir keseluruhan aspek
bidang ketekniksipilan, yaitu struktur, air, tanah, geoteknik, dan manajemen konstruksi
didalam perencanaan teknis strukturnya. Untuk mendapatkan struktur bendung yang tepat
perlu dilakukan analisis dan perhitungan yang detail dan menyeluruh, hal ini dikarenakan
2
1.2 Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberi gambaran tentang bendung serta
1.3 Permasalahan
Adapun permasalahan yang diangkat pada makalah ini yaitu apa itu bendung, bagian-
Penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kalangan akademik (teoritis)
perencanaannya.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Bendung adalah bangunan melintang sungai yang berfungsi untuk meninggikan muka
air sungai agar bisa disadap. Bendung merupakan salah satu bagian dari bangunan utama.
sungai atau aliran air untuk membelokkan air ke dalam jaringan irigasi, biasanya dilengkapi
dengan kantong lumpur agar bisa mengurangi kandungan sedimen yang berlebihan serta
Fungsi utama dari bangunan utama/bendung adalah untuk meninggikan elevasi muka
air dari sungai yang dibendung sehingga air bisa disadap dan dialirkan ke saluran lewat
Bangungan utama atau bendung yang sudah pernah atau sering dibangun di Indonesia terdiri dari 6
(enam) jenis bangunan utama, diantaranya adalah sebagai berikut :
Bendung tetap adalah jenis bendung yang tinggi pembendungannya tidak dapat
diubah, sehingga muka air di hulu bendung tidak dapat diatur sesuai yang dikehendaki.
Pada bendung tetap, elevasi muka air di hulu bendung berubah sesuai dengan debit
sungai yang sedang melimpas (muka air tidak bisa diatur naik ataupun turun). Bendung tetap
biasanya dibangun pada daerah hulu sungai. Pada daerah hulu sungai kebanyakan tebing-
tebing sungai relative lebih curam dari pada di daerah hilir. Pada saat kondisi banjir, maka
elevasi muka air di bendung tetap (fixed weir) yang dibangun di daerah hulu tidak meluber
4
kemana-mana (tidak membanjiri daerah yang luas) karena terkurung oleh tebing-tebingya
yang curam.
Ada 2 (dua) tipe atau jenis bendung tetap dilihat dari bentuk struktur ambang
pelimpahannya, yaitu:
Ambang tetap yang lurus dari tepi kiri ke tepi kanan sungai
artinya as ambang tersebut berupa garis lurus yang menghubungkan dua titik tepi sungai.
Ambang tetap yang berbelok-belok seperti gigi gergaji. Tipe seperti ini diperlukan bila
panjang ambang tidak mencukupi dan biasanya untuk sungai dengan lebar yang kecil tetapi
debit airnya besar. Maka dengan menggunakan tipe ini akan didapat panjang ambang yang
lebih besar, dengan demikian akan didapatkan kapasitas pelimpahan debit yang besar.
Mengingat bentuk fisik ambang dan karakter
Bendung gerak adalah jenis bendung yang tinggi pembendungannya dapat diubah
Pada bendung gerak, elevasi muka air di hulu bendung dapat dikendalikan naik atau
turun sesuai yang dikehendaki dengan membuka atau menutup pintu air (gate). Bendung
gerak biasanya dibangun pada daerah hilir sungai atau muara. Pada daerah hilir sungai atau
muara sungai kebanyakan tebing-tebing sungai relative lebih landai atau datar dari pada di
daerah hilir. Pada saat kondisi banjir, maka elevasi muka air sisi hulu bendung gerak yang
dibangun di daerah hilir bisa diturunkan dengan membuka pintu-pintu air (gate) sehingga air
tidak meluber kemana-mana (tidak membanjiri daerah yang luas) karena air akan mengalir
Bendung ini berupa bendung pelimpah yang dilengkapi dengan saluran penangkap dan
saringan. Bendung ini meloloskan air lewat saringan dengan membuat bak penampung air
berupa saluran penangkap melintang sungai dan mengalirkan airnya ke tepi sungai untuk
dibawa ke jaringan irigasi. Operasional di lapangan dilakukan dengan membiarkan sedimen
dan batuan meloncat melewati bendung, sedang air diharapkan masuk ke saluran penangkap.
Sedimen yang tinggi diendapkan pada saluran penangkap pasir yang secara periodik dibilas
masuk sungai kembali.
4. Pompa
Ada beberapa jenis pompa didasarkan pada tenaga penggeraknya, antara lain:
a. Pompa air yang digerakkan oleh tenaga manusia (pompa tangan)
b. Pompa air dengan penggerak tenaga air (air terjun dan aliran air)
5
c. Pompa air dengan penggerak berbahan bakar minyak
d. Pompa air dengan penggerak tenaga listrik.
Pompa digunakan bila bangunan-bangunan pengelak yang lain tidak dapat memecahkan
permasalahan pengambilan air dengan gravitasi, atau Jika pengambilan air relatif sedikit
dibandingkan dengan lebar sungai. Dengan instalasi pompa pengambilan air dapat dilakukan
dengan mudah dan cepat. Namun dalam operasionalnya memerlukan biaya operasi dan
pemeliharaannya cukup mahal terutama dengan makin mahalnya bahan bakar dan tenaga
listrik. Dari cara instalasinya pompa dapat dibedakan atas pompa yang mudah
dipindahpindahkan karena ringan dan mudah dirakit ulang setelah dilepas komponennya dan
pompa tetap (stationary) yang dibangun/dipasang dalam bangunan rumah pompa secara
permanen.
5. Pengambilan Bebas
Pengambilan air untuk irigasi ini langsung dilakukan dari sungai dengan meletakkan
bangunan pengambilan yang tepat ditepi sungai, yaitu pada tikungan luar dan tebing sungai
yang kuat atau massive. Bangunan pengambilan ini dilengkapi pintu, ambang rendah dan
saringan yang pada saat banjir pintu dapat ditutup supaya air banjir tidak meluap ke saluran
induk. Kemampuan menyadap air sangat dipengaruhi elevasi muka air di sungai yang selalu
bervariasi tergantung debit pengaliran sungai saat itu.
Pengambilan bebas biasanya digunakan untuk daerah irigasi dengan luasan yang kecil sekitar
150 ha dan masih pada tingkat irigasi ½ (setengah) teknis atau irigasi
sederhana.
Bendung tipe gergaji ini biasanya diperlukan bila panjang ambang tidak mencukupi
dan biasanya digunakan untuk sungai dengan lebar yang kecil tetapi debit airnya
besar. Dilihat dari bentuk fisik dan karakter hidrolisnya, bangunan bendung tipe
Bendung tipe gergaji ini dapat dibangun dengan memenuhi syarat sebagai berikut :
tertentu.
menguntungkan dari beberapa segi. Misalnya dilihat dari segi perencanaan, pengamanan
pengalaman dalam memilih lokasi bendung, tidak semua persyaratan yang dibutuhkan dapat
6
terpenuhi. Sehingga aspek yang mempengaruhi dalam pemilihan lokasi bendung adalah
sebagai berikut :
a. Pertimbangan Topografi
Topografi: dipilih lembah sempit dan tidak terlalu dalam dengan mempertimbangkan
topografi di daerah tangkapan air maupun daerah layanan irigasi
Geoteknik: dipilih dasar sungai yang mempunyai daya dukung kuat, stratigrafi
lapisan batuan miring ke arah hulu, tidak ada sesar aktif, tidak ada erosi buluh,
dan dasar sungai hilir bendung tahan terhadap gerusan air. Disamping itu
diusahakan keadaan batuan tebing kanan dan kiri bendung cukup kuat dan stabil
serta relatif tidak terdapat bocoran samping.
c. Pengaruh Hidraulik
Hidraulik: dipilih bagian sungai yang lurus. Jika bagian sungai lurus tidak
didapatkan, lokasi bendung ditolerir pada belokan sungai; dengan syarat posisi
bangunan intake harus terletak pada tikungan luar dan terdapat bagian sungai
yang lurus di hulu bendung. Jika yang terakhir inipun tidak terpenuhi perlu
dipertimbangkan pembuatan bendung di kopur atau dilakukan rekayasa perbaikan
sungai (river training).
j. Biaya pembangunan
Biaya pembangunan yang efisien : dari berbagai alternatif lokasi bendung dengan
mempertimbangkan faktor-faktor yang dominan, akhirnya dipilih lokasi bendung
yang biaya konstruksinya minimal tetapi memberikan ouput yang optimal.
k. Kesepakatan stakeholer
Kesepakatan stakeholder: apapun keputusannya, yang penting adalah kesepakatan
antar pemangku kepentingan lewat konsultasi publik. Untuk itu
direkomendasikan melakukan sosialisasi pemilihan lokasi bendung.
Bendung saringan bawah adalah tipe bangunan yang dapat menyadap air dari sungai
tanpa terpengaruh oleh tinggi muka air. Tipe ini terdiri dari sebuah parit terbuka yang
terletak tegak lurus terhadap aliran sungai. Jeruji Baja (saringan) berfungsi untuk
mencegah masuknya batu-batu bongkah ke dalam parit. Sebenarnya bongkah dan
batu-batu dihanyutkan ke bagian hilir sungai. Bangunan ini digunakan di bagian/ruas
atas sungai dimana sungai hanya mengangkut bahan-bahan yang berukuran sangat
besar.
Untuk keperluan-keperluan irigasi, bukanlah selalu merupakan keharusan untuk
meninggikan muka air di sungai. Jika muka air sungai cukup tinggi, dapat
dipertimbangkan pembuatan pengambilan bebas bangunan yang dapat mengambil air
dalam jumlah yang cukup banyak selama waktu pemberian air irigasi, tanpa
membutuhkan tinggi muka air tetap di sungai.
Dalam hal ini pompa dapat juga dipakai untuk menaikkan air sampai elevasi yang
diperlukan. Akan tetapi karena biaya pengelolaannya tinggimaka harga air irigasi
8
mungkin menjadi terlalu tinggi pula.
1.5.2 Pengambilan
Pengambilan (lihat Gambar 1-3) adalah sebuah bangunan berupa pintu air. Air irigasi
dibelokkan dari sungai melalui bangunan ini. Pertimbangan utama dalam
merencanakan sebuah bangunan pengambilan adalah debit rencana pengelakan
sedimen.
1.5.3 Pembilas
Pada tubuh bendung tepat di hilir pengambilan, dibuat bangunan pembilas (lihat
Gambar 1-3) guna mencegah masuknya bahan sedimen kasar ke dalam jaringan
saluran irigasi. Pembilas dapat direncanakan sebagai:
(1) pembilas pada tubuh bendung dekat pengambilan
(2) pembilas bawah (undersluice)
(3) shunt undersluice
Untuk bendung dengan mercu bulat memiliki harga koefisien debit yang jauh lebih tinggi
(44%) dibandingkan koefisien bendung ambang lebar. Pada sungai – sungai, type ini banyak
memberikan keuntungan karena akan mengurangi tinggi muka air hulu selama banjir. Harga
koefisien debit menjadi lebih tinggi karena lengkung stream line dan tekanan negatif pada
mercu. Untuk bendung dengan 2 jari – jari hilir akan digunakan untuk menemukan harga
koefisien debit.
Bentuk mercu type Ogee ini adalah tirai luapan bawah dari bendung ambang tajam aerasi.
Sehingga mercu ini tidak akan memberikan tekanan sub atmosfer pada permukaan mercu
sewaktu bendung mengalirkan air pada debit rencananya. Untuk bagian hulu mercu bervariasi
9
sesuai dengan kemiringan permukaan hilir. Salah satu alasan dalam perencanaan digunakan
Tipe Ogee adalah karena tanah disepanjang kolam olak, tanah berada dalam keadaan baik,
maka tipe mercu yang cocok adalah tipe mercu ogee karena memerlukan lantai muka untuk
menahan penggerusan, digunakan tumpukan batu sepanjang kolam olak sehingga dapat lebih
hemat.
Tipe ini digunakan pada tanah dasar aluvial dengan kondisi sungai tidak membawa batuan-
Tipe ini merupakan modifikasi dari tipe Vlughter terlalu besar yang mengakibatkan galian
Pemilihan tipe bendung ( bendung tetap ataupun bendung gerak) didasarkan pada pengaruh
air balik akibat pembendungan (back water). Jika pengaruh air balik akibat pembendungan
tersebut berdampak pada daerah yang luas maka bendung gerak (bendung berpintu)
Jika pengaruh air balik akibat pembendungan tersebut berdampak pada daerah yang tidak
terlalu luas (misal di daerah hulu ) maka bendung tetap merupakan pilihan yang tepat.
Jika sungai mengangkut batu-batuan bongkahan pada saat banjir, maka peredam energi yang
sesuai adalah tipe bak tenggelam. Bagian hulu muka pelimpah direncanakan mempunyai
kemiringan untuk mengantisipasi agar batu-batu bongkah dapat terangkut lewat di atas
pelimpah. Jika sungai tidak mengangkut batu-batuan bongkahan pada saat banjir, maka
peredam energi yang sesuai adalah tipe kolam olakan (stilling basin).
Bangunan tubuh bendung (weir) terdiri dari: pelimpah (spilway), peredam energi (energy
Pelimpah berfungsi untuk menaikkan elevasi muka air. Elevasi puncak pelimpah
direncanakan berdasarkan banyak hal antara lain : elevasi muka air rencana di bangunan bagi
paling hulu, kehilangan tinggi energi pada alat ukur, kehilangan tinggi energi pada
pengambilan saluran primer, kehilangan tinggi energi pada pengambilan, faktor keamanan
dan kemiringan saluran antara bangunan intake dengan bangunan bagi paling hulu.
Ada beberapa macam profil pelimpah antara lain : pelimpah profil bulat, pelimpah profil
Bazin, pelimpah profil Modified Creager, pelimpah menurut standard WES (Waterways
Dengan :
Q = Debit banjir rencana periode ulang 100 tahunan (Q100), diperoleh dari
B = Lebar pelimpah, tidak termasuk pilar dan bangunan pembilas (m)
Kp = koefisien kontraksi pilar (untuk pilar dengan penampang bulat, kp = 0.01)
Dalam menentukan tinggi muka air maksimum pada sungai dipengaruhi oleh:
11
- Lebar dasar sungai (b);
Tinggi mercu bendung, p, yaitu ketinggian antara elevasi lantai udik atau dasar sungai di udik
bendung dan elevasi mercu. Dalam menentukan tinggi mercu bendung maka harus
dipertimbangkan terhadap :
- Tinggi mercu bendung, dianjurkan tidak lebih dari 4,00 meter dan minimum 0,5 H (H
Tinggi mercu bendung (p) dianjurkan tidak lebih dari 4.00 meter dan minimum 0.5 H.
12
d. Menentukan Tinggi Muka Air di Atas Mercu Bendung
Tinggi muka air di atas mercu bendung dapat dihitung dengan persamaan
Qd = Cd ⅔ ⅔ g b H3/2
Dimana :
- Kemampuan melewatkan debit desain dengan tinggi jagaan yang cukup;
- Batasan tinggi muka air genangan maksimum yang diijinkan pada debit desain.
- Sama lebar dengan lebar rata-rata sungai stabil atau pada debit penuh alur (bank full
discharge);
- Umunya diambil sebesar 1,2 kali lebar sungai rata-rata, pada ruas sungai yang telah
stabil.
Pengambilan lebar mercu tidak boleh terlalu pendek dan tidak pula terlalu lebar. Bila desain
panjang mercu bendung terlalu pendek, akan memberikan tinggi muka air di atas mercu lebih
tinggi. Akibatnya tanggul banjir di udik akan bertambah tinggi pula. Demikian pula genangan
banjir akan bertambah luas. Sebaliknya bila terlalu lebar dapat mengakibatkan profil sungai
13
bertambah lebar pula sehingga akan terjadi pengendapan sedimen di udik bendung yang
Lebar mercu bendung efektif , Be, yaitu panjang mercu bendung bruto, Bb, dikurangi dengan
lebar pilar dan pintu pembilas. Artinya panjang mercu bendung yang efektif melewatkan
Be = Bb – 20% Σb – Σt
Be = Bb – 2 (n . kp + ka)H
Dimana :
Harga koefisien kontraksi pilar dapat dilihat pada Standar Perencanaan Irigasi, KP-
02.
Kolam olak adalah suatu konstruksi yang berfungsi sebagai peredam energi yang terkandung
dalam aliran dengan memanfaatkan loncatan hidraulis dari suatu aliran yang berkecepatan
tinggi. Kolam olak sangat ditentukan oleh tinggi loncatan hidraulis, yang terjadi di dalam
aliran.
terjadi pengaliran di bawah bendung. Karena sifat air mencari jalan dengan hambatan yang
paling kecil yang disebut “Creep Line”, maka untuk memperbesar hambatan, Creep Line
harus diperpanjang dengan memberi lantai muka atau suatu dinding vertical. Untuk
menentukan Creep Line, maka dapat dicari dengan rumus atau teori :
Menyatakan bahwa besarnya perbedaan tekanan di jalur pengaliran adalah sebanding dengan
Teori Lane ini memberikan koreksi terhadap teori Bligh, bahwa energi yang diperlukan oleh
air untuk mengalir ke arah vertical lebih besar daripada arah horizontal dengan perbandingan
3:1.
Untuk mengetahui kekuatan bendung, sehingga konstruksi bendung sesuai dengan yang
direncanakan dan memenuhi syarat yang telah ditentukan. Stabilitas bendung ditentukan oleh
Perencanaan pintu berfungsi mengatur banyaknya air yang masuk ke saluran dan mencegah
masuknya benda-benda padat dan kasar ke dalam saluran (pintu pengambilan atau intake
gate). Pada bendung tempat pengambilan bisa terdiri dari 2 pintu yaitu kanan dan kiri, bisa
juga hanya satu tergantung letak daerah yang akan dialiri. Tinggi ambang tergantung pada
15
material yang terbawa oleh sungai. Ambang makin tinggi makin baik, untuk mencegah
masuknya benda padat dan kasar ke saluran, tapi tinggi ini ditentukan atau dibatasi oleh
ukuran pintu. Pada waktu banjir, pintu pengambilan cukup ditutup untuk mencegah
masuknya benda kasar ke saluran. Penutupan pintu tidak berakibat apa apa karena saat banjir
di sungai biaanya tidak lama. Maka yang dianggap air normal pada sungai adalah setinggi
mercu. Ukuran pintu ditentukan dari segi praktis dan estetika. Lebar pintu biasanya maksimal
2 m untuk pintu dari kayu. Jika terdapat ukuran yang lebih besar dari 2 m, harus dibuat lebih
Lebar pintu penguras biasanya diambil dari 1/10 lebar bendung (B), sedangkan pada saat
banjir pintu penguras ditutup. Bila banjir lewat di atas pintu, maka tinggi pintu penguras
harus setinggi mercu bendung. Oleh karena itu, tebal pintu juga harus diperhitungkan untuk
Stabilitas suatu bendung harus memenuhi syarat – syarat konstruksi dari bendung, antara lain:
Bendung harus stabil dan mampu menahan tekanan air pada waktu banjir
Bendung harus dapat menahan bocoran yang disebabkan oleh aliran sungai dan aliran
Tinggi ambang bendung atau crest level harus dapat memenuhi tinggi muka air
16
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bendung adalah bangunan melintang sungai yang berfungsi untuk meninggikan muka air
sungai agar bisa disadap. Bendung merupakan salah satu bagian dari bangunan utama. Fungsi
utama dari bangunan utama/bendung adalah untuk meninggikan elevasi muka air dari sungai
yang dibendung sehingga air bisa disadap dan dialirkan ke saluran lewat bangunan
pengambilan (intake structure). Bendung terdiri atas dua jenis yaitu, bendung tetap dan
bendung gerak. Dalam penentuan suatu bendung perlu dilihat pemilihan lokasi bendung yang
tepat.
3.2 Saran
Dalam perencanaan suatu bangunan air seperti bendung, perlu memperhatikan pemilihan
lokasi yang tepat berdasarkan faktor-faktor, seperti keadaan topografi, keadaan hidrologi,
kondisi topografi, kondisi hidraulik dan morfologi, kondisi tanah serta biaya perencanaan.
Selain itu, pemilihan tipe bendung yang tepat dan perlu memperhatikan stabilitas bendung
tersebut.
18
DAFTAR PUSTAKA
Erman Mawardi, Drs. Dipl. AIT. dan Moch. Memed, Ir. Dipl. HE. APU. 2010.
http//:www.google.com
http//:www.wikipedia.com
19