Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA

D I N A S K E S E H A T A N
UPTD PUSKESMAS II MELAYA
Alamat : Jalan Raya Pelabuhan No. 20 Gilimanuk Telp. 0365
61011

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PEMBINAAN DESA SIAGA

A.PENDAHULUAN
Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan
kemampuan serta kemauan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah
kesehatan, bencana, dan kegawadaruratan, kesehatan secara mandiri. Desa yang
dimaksud di sini adalah kelurahan atau istilah lain bagi kesatuan masyarakat hukum
yang memiliki batas – batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
kepentingan yang diakui dan dihormati dalam Pemerintah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

B. LATAR BELAKANG
Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat maka seluruh desa di Indonesia
dituntut untuk menjadi desa yang sehat dengan berbagai Indikator.Syarat Desa Sehat adalah
dengan membentuk Desa Siaga. Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan
sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-
masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Sebuah
Desa dikatakan menjadi desa siaga apabila desa tersebut telah memiliki sekurang-
kurangnya sebuah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes). Poskesdes adalah Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa
dalam rangka mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat
desa. UKBM yang sudah dikenal luas oleh masyarakat yaitu Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu), Warung Obat Desa, Pondok Persalinan Desa (Polindes), Kelompok Pemakai
Air, Arisan Jamban Keluarga dan lain-lain. Untuk dapat menyediakan pelayanan
kesehatan dasar bagi masyarakat desa, Poskesdes memiliki kegiatan :
1. Pengamatan epidemiologi sederhana terhadap penyakit terutama penyakit menular yang
berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan factor resikonya
termasuk status gizi serta kesehatan ibu hamil yang beresiko.
2. Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang
berpotensi menimbulkan KLB serta factor resikonya termasuk kurang gizi.
3. Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan kegawatdarutan
kesehatan.
4. Pelayanan medis dasar sesuai dengan kompetensinya.
5. Promosi kesehatan untuk peningkatan keluarga sadar gizi, peningkatan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), penyehatan lingkungan dan lain-lain.
Dengan demikian Poskesdes diharapkan sebagai pusat pengembangan
atau revitalisasi berbagai UKBM yang ada di masyarakat desa. Dalam melaksanakan
kegiatan tersebut, Poskesdes harus didukung oleh sumber daya seperti tenaga kesehatan
(minimal seorang bidan) dengan dibantu oleh sekurang-kurangnya 2 orang kader.
Selain itu juga harus disediakan sarana fisik berupa bangunan, perlengkapan dan
peralatan kesehatan serta sarana komunikasi seperti telepon, ponsel atau kurir. Untuk sarana
fisik Poskesdes dapat dilaksanakan melalui berbagai cara/alternatif yaitu
mengembangkan Polindes yang telah ada menjadi Poskesdes, memanfaatkan bangunan
yang sudah ada misalnya Balai Warga/RW, Balai Desa dan lain-lain serta membangun
baru yaitu dengan pendanaan dari Pemerintah (Pusat atau Daerah), donatur, dunia
usaha, atau swadaya masyarakat.
Dasar Hukum :
1) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
741/Menkes/Per/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
Kabupaten / Kota;
2) Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1529/Menkes/SK/X/2010 tentang
PedomanUmum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga aktif;
3) Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2269/Menkes/Per/XI/2011 tentang
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
4) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor140.05/292 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Kelompok Kerja Operasionaldan Sekretariat Desa dan Kelurahan Siaga Aktif
Tingkat Pusat;
5) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374/Menkes/SK/V/2009 tentang Sistem
Kesehatan Nasional;

C. TUJUAN
Tujuan umum desa siaga adalah terwujudnya masyarakat desa yang sehat, peduli,
dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya.
Tujuan khususnya adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang pentingnya
kesehatan.
2. Peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa terhadap
risiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan (bencana, wabah,
kegawadaruratan dan sebagainya)
3. Peningkatan kesehatan lingkungan di desa. Meningkatnya kemampuan dan kemauan
masyarakat desa untuk menolong diri sendiri di bidang kesehatan.

D.KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Salah satu kunci keberhasilan dari desa siaga adalah keaktifan para kader. Oleh karena itu,
dalam rangka pembinaan, perlu dikembangkan upaya-upaya untuk memenuhi kebutuhan
para kader agar tidak drop out.
Kader-kader yang memiliki motifasi memuaskan kebutuhan social psikologisnya harus
diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan kreatifitasnya. Sementara kader-
kader yang masih dengan pemenuhan kebutuhan dasarnya harus dibantu untuk memperoleh
pendapatan tambahan misalnya dengan pemberian gaji/insentif atau fasilitas atau dapat
berwira usaha.
Perkembangan desa siaga perlu di pantau dan di evaluai berkaitan dengan ini kegiatan-kegiatan
desa siaga perlu di catat oleh kader, misalnya dalam buku register UKBM (contohnya system
informasi posyandu ).
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Pengembangan desa siaga dilaksanakan dengan membantu/memfasilitasi/mendampingi
masyarakat untuk menjalani proses pembelajaran melalui siklus atau spiral pemecahan
masalah yang terorganisasi dan dilakukan oleh forum masyarakat desa (pengorganisasian
masyarakat), yaitu dengan menempuh tahap berikut .
1. Mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, dan sumber daya,
yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah.
2. Mendiagnosis masalah dan merumuskan alternatif pemecahan
masalah.
3. Menetapkan alternatif pemecahan masalah yang layak
merencanakan dan melaksanakannya.
4. Memantau, mengevaluasi, dan membina kelesatarian upaya yang
telah dilakukan.
Dalam pengembangan desa siaga juga sangat diperlukan forum
komunikasi masyarakat yaitu terbagi menjadi empat money dan pelaporan,
musyawarah mufakat desa, gerakan masyarakat desa, survey mawas diri.
1) Pengembangan tim petugas
Langkah ini merupakan awal kegiatan, sebelum kegiatan lainnya dilaksanakan.
Tujuan langkah ini adalah persiapan para petugas kesehatan yang berada di wilayah puskesmas,
baik petugas teknis maupun petugas administrasi.
Persiapan para petugas ini dapat berbentuk sosialisasi, pertemuan, atau pelatihan
yang bersiafat konsolidasi, yang di sesuaikan dengan kondisi setempat.
Keluaran atau out put dari langkah ini adalah para petugas yang memahami tugas dan
fungsinya, serta siap bekerja sama dalam satu tim untuk melakukan pendekatan
kepada tokoh masyarakat.
2) Pengembangan tim di masyarakat
Tujaun langkah ini adalah mempersiapakan para petugas, tokoh masyarakat,
dan masyarakat (forum masyarakat desa ) agar mereka mengetahui dan mau bekerja sama
dalam satu tim untuk mengembangkan desa siaga.
Langkah ini, termasuk kegiatan advokasi kepada para penentu kebijakan, bertujuan
agar mereka mau memberi dukungan, baik berupa kebijakan atau anjuran, persejuan,
dana, maupun sumber daya lain sehingga pengembangan desa siaga dapat berjalan
denag lancar. Penfdekatan pada tokoh – tokoh masyarakat bertujuan agar mereka
memahami dan mendukung ,khususnya dalam membentuk opini masyarakat guna
menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan desa siaga.
3) Survei Mawas Diri
Survei Mawas Diri (SMD) atau telah mawas diri (TMD) atau Comunity Self Survei (CSS)
bertujuan agar tokoh masyarakat mampu melakukan telah mawas diri untuk desanya.
Survei harus dilakukan oleh tokoh-tokoh masyarakat setempat dengan bimbingan tenaga
kesehatan.
Keluaran atau output dari SMD ini berupa identifikasi masalah kesehatan dan daftar
potensi di desa yang dapat di dayagunakan dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan
tersebut,termasuk dalam rangka membangun poskedes.
Bentuk :
-Curah Pendapat
-Pengisisan Kartu Mawas Diri
-Observasi lapangan dll
- Penyajian Data berupa : - Data masalah
- Data potensi
4) Musyawarah masyarakat desa
Tujuan penyelenggaraan musyawarah masyarakat desa (MMD) ini adalah mencari alternatif
penyelesaian,masalah kesehatan dan upaya membangun poskesdes di kaitkan dengan
potensi yang dimiliki desa.Disamping itu,untuk menyusun rencana jangka panjang
pengembangan desa siaga. Data serta temuan lain yang diperoleh pada
saat SMD disampaikan,biasanya adalah daftar masalah kesehatan,data potensi serta
harapan masyarakat. Hasil pendataan tersebut dimusyawarahkan untuk menentukan
prioritas,serta langkah-langkah solusi untuk pengembangan poskesdes dan
pengembangan desa siaga.
5.) Penilaian Kriteria Desa Siaga Aktif

F.Sasaran
Sasaran pembinaan adalah 16 Desa yang ada di wilayah Puskesmas
Pekuncen
G.
Jadwal
Jadwal Kegiatan dilakukan dari bulan Juli sampai Desember 2016
H.
Evaluasi Pelaksanaan dan Pelaporan
Kegiatan ini dilaksanakan oleh petugas promosi kesehatan Pekuncen dengan
dibantu oleh bidan desa maupun pemegang program lainnya, dan menjadi
tanggungjawab petugas promosi kesehatan Puskesmas Pekuncen.
I.
Pencatan, Pelaporan dan Evaluasi
Tersusun laporan kegiatan penyuluhan kesehatan. Dan laporan di serahkan ke
kepala Pukskesmas dan Dinas Kesehatan Banyumas

Anda mungkin juga menyukai