Anda di halaman 1dari 3

Nurrachda Hanafi

1906292553

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Daftar Pustaka: Mubarak, Z. (2008) ‘Matakuliah pengembangan kepribadian terintegrasi


(MPKT): buku ajar’. Available at:
https://books.google.co.id/books?id=P5xKtAEACAAJ.

Manusia Sebagai Makhluk Berkelompok

Keluarga
Keluarga

Definisi

Keluarga merupakan unit terkecil


dari kelompok yang akan
membentuk masyarakat.

Dibedakan Menjadi

Keluarga Inti Keluarga Besar Keluarga


Keluarga Sesama
Kohabitasi
Jenis (Homosexual
(Kumpul Kebo)
Family)
KETERANGAN

Keluarga merupakan unit terkecil dari kelompok yang akan membentuk masyarakat.
Keluarga memiliki tujuan tertentu yaitu sepasang manusia yang sepakat untuk Bersatu
membangun sebuah keluarga yang sejahtera baik sejahtera dalam lahir maupun batin, materi
maupun non materi, dan jasmani maupun rohani.

Keluarga dari segi bentuknya dibagi menjadi keluarga inti dan keluarga besar dimana
keluarga inti merupakan keluarga dengan anggota yang mencakup ayah, ibu, dan anak.
Sedangkan, keluarga besar merupakan keluarga dengan anggota yang lebih luas, seperti
kakek, nenek, paman, bibi, sepupu, dll. Saat berkumpul mereka menjadi satu keluarga besar.
Terbentuknya keluarga besar sering dilandasi dengan upaya tolong-menolong atau kebutuhan
merawat orang tua.

Negara Barat belakangan ini memunculkan bentuk keluarga baru, yaitu keluarga
kohabitasi di Indonesia lebih dikenal dengan istilah “Kumpul Kebo” dimana keluarga ini
merupakan pasangan yang tiggal satu rumah dan membina keluarga di luar pernikahan.
Negara barat juga menyebutkan adanya jenis keluarga sesama jenis atau “homosexual
family” di kenal dengan istilah “LGBT” (lesbian, gay, biseksual, dan transgender). Kedua
jenis keluarga baru yang sedang marak di Negara Barat ini tidak lazim dan melanggar Norma
Agama dan Norma Susila serta tidak sesuai dengan nilai Pancasila Indonesia. Secara tegas
masyarakat Indonesia menganggap keberadaan dua jenis keluarga ini sebagai penyakit yang
harus disembuhkan atau bahkan dihilangkan.

Peran keluarga sangat dibutuhkan untuk membentuk kepribadian dengan meneruskan


nilai-nilai budaya dan adat istiadat. Dengan maraknya bentuk keluarga baru dari Negara
Barat memperlihatkan bahwa generasi muda sekarang sedang berhadapan dengan nilai
budaya dan kebiasaan barat. Gerakan feminism, LGBT, consumerism, materialism, liberalism
telah dengan gegabah mereduksi peran keluarga sebagai wadah untuk mempertahankan dan
memperkuat nilai-nilai luhur. Akibatnya, generasi muda kehilangan kepribadian dan malah
mengadopsi budaya negatif Barat dalam arus globalisasi yang jelas menggerus nilai budaya
luhur Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai