BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Anatomi Fisiologi
1. Anatomi Otak
seperti misalnya kontraksi otot. Sistem ini bereaksi ketika tubuh manusia bereaksi
sedangkan reaksi dari stimulus tersebut dinamakan respons. Sistem saraf mengatur
kegiatan tubuh yang cepat, seperti kontraksi otot atau peristiwa visceral yang
berubah dengan cepat. Menerima ribuan informasi dari berbagai organ sensoris
2. Fisiologi Otak
2) Lobus parietalis, yaitu lobus yang berfungsi mengatur perubahan kulit dan
otot
pengecapan.
b. Diensefalon
1) Talamus adalah stasiun relay untuk impuls saraf sensorik bertolak dari
Beberapa sensasi seperti nyeri, tekanan, dan suhu dievaluasi di sini juga
bangun)
mengontrol sistem saraf otonom dan mengatur emosi, perilaku, lapar, haus,
suhu tubuh, dan jam biologis. Hal ini juga menghasilkan dua hormon
Bagian dorsal dari otak tengah terdiri dari dua kolikulus superior yang
perangsangan
3) Mengontrol pendengaran
Terletak di bagian belakang kepala dekat leher: Otak kecil berfungsi untuk
jika otak kecil ini rusak, maka gerakan otot manusia berpotensi tidak dapat
bekerja optimal.
Batang otak terletak didepan otak kecil dan dibawah otak besar, serta menjadi
1. Definisi
Skizofrenia berasal dari dua kata “skizo” yang berarti retak atau pecah (split), dan
”frenia” yang berarti jiwa. Dengan demikian seseorang yang menderita gangguan
Skizofrenia adalah suatu psikosa fungsional dengan gangguan utama pada proses
pikir serta disharmonisasi antara proses pikir, afek atau emosi, kemauan dan
( Maramis, 1998 ).
fungsi dalam bekerja, hubungan sosial atau pemeliharaan diri dari sebelumnya.
Jenis-jenis skizofrenia ditinjau dari segi klinis meliputi; skizofrenia tidak teratur,
2. Etiologi
diri, tidak percaya pada orang lain, ragu, takut salah, pesimis, putus asa terhadap
orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan, dan merasa tertekan. Keadaan ini
dapat menimbulkan perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain, lebih
menyukai berdiam diri, menghindar dari orang lain, dan kegiatan sehari-hari
a. Faktor genetis
Dari hasil penelitian ditemukan beberapa kasus yang disebabkan oleh faktor
keturunan (genetis).
lebih tinggi disbanding populasi umum. Demikian juga, pada studi anak
b. Faktor non-genetis
1) Faktor Lingkungan
dan sebagainya.
2) Faktor Biologi
6
penyebab penyakit. Faktor faali bisa berupa kerusakan jaringan otak atau
struktur otak yang abnormal. Kerusakan ini biasanya dibawa sejak lahir
3) Faktor Psikososial
seks. Gangguan yang terjadi sebagai akibat distorsi dalam hubungan timbal
balik antara bayi dan ibunya, dimana si anak tidak dapat berkembang
3. Manifestasi Klinis
Menurut (Ann Isaac, 2005) tanda dan gejala dari skizofrenia adalah sebagai
berikut:
a. Waham: keyakinan keliru yang sangat kuat, yang tidak dapat dikurangi dengan
menggunakan logika.
b. Asosiasi longgar kurangnya hubungan yang logis antara pikiran dan gagasan
c. Halusinasi: persepsi sensorik yang keliru dan melibatkan panca indra; dalam
terjadi.
secara mendasar
f. Afek datar: tidak adanya respons emosional; afek juga dapat digambarkan
sebagai tumpul (respons datar) atau tidak tepat (kebalikan) dengan apa yang
tujuan
k. Anhedonia: kurang senang melakukan aktivitas dan hal-hal lain yang secara
normal menyenangkan
komunikasi orang lain secara harfiah. Pemikiran konkrit dapat diuji dengan
a. Gangguan proses pikir (bentuk, langkah, dan isi pikiran). Yang paling
f. Emosi berlebihan
h. Gangguan kemauan:
i. Gejala psikomotor
2) Stereotipi
5) Autism
Menurut Keliat (2012) ada beberapa tanda dan gejala dari skizofrenia diantaranya:
a. Gejala positif
1) Waham: keyakinan yang salah, tidak sesuai dengan kenyataan,
dipertahankan dan disampaikan berulang-ulang (waham curiga, waham
kebesaran)
2) Halusinasi: gangguan penerimaan pancaindra tanpa ada stimulus eksternal
(halusinasi pendengaran, penglihatan, pengecapan, penciuman, dan
perabaan)
3) Perubahan arus pikir:
a) Arus pikir terputus: dalam pembicaraan tiba-tiba tidak dapat
melanjutkan isi pembicaraan
b) Inkoheren: berbicara tidak selaras dengan lawan bicara (bicara kacau)
c) Neologisme: menggunakan kata-kata yang hanya dimengerti oleh diri
sendiri, tetapi tidak dimengerti oleh orang lain.
9
d) Perubahan perilaku
Hiperaktif: perilaku motorik yang berlebihan
Agitasi: perilaku yang menunjukkan kegelisahan
Iritabilitas: mudah tersinggung
b. Gejala Negatif
1) Sikap masa bodoh (apatis)
2) Pembicaraan terhenti tiba-tiba (blocking)
3) Menarik diri dari pergaulan sosial (isolasi sosial)
4) Menurunnya kinerja atau aktivitas sosial sehari hari
4. Klasifikasi
a. Skizofrenia Paranoid
pendengaran
1) Ciri-ciri utamanya adalah percakapan dan perilaku yang kacau serta afek
yang datar atau tidak tepat, gangguan asosiasi juga banyak terjadi
penampilan diri
3) Awitan biasanya terjadi sebelum usia 25 tahun dan dapat bersifat kronis
4) Perilaku regresif, dengan interaksi sosial dan kontak dengan realitas yang
buruk
c. Skizofrenia Katatonik
10
1) Ciri-ciri utamanya adalah tidak adanya gejala akut saat ini, melainkan
2) Klasifikasi ini digunakan bila kriteria untuk jenis lain tidak terpenuhi
e. Skizofrenia residu
1) Ciri-ciri utamanya adalah tidak adanya gejala akut saat ini, melainkan
Menurut Ana (2016) kriteria diagnostik DSM III adalah sebagai berikut:
atau hayalan-hayalan lain tanpa hal yang menyiksa atau mengandung unsur
kecemburuan.
11
beberapa peristiwa dengan konten lebih dari satu atau lebih kata yang tidak
logis atau ditandai dengan lemahnya isi pembicaraan, jika berkaitan dengan
b. Kemunduran
Bentuk kemunduran level fungsi seperti; dalam bekerja, hubungan sosial dan
c. Durasi:
Tanda-tanda lanjutan dari penyakit ini selama sedikitnya enam bulan berturut-
turut, dengan beberapa tanda yang muncul saat ini. Periode enam bulan ini
harus meliputi satu fase aktif yang mana gejala-gejala dari kriteria A (diuraikan
Gejala depresi penuh atau mania (episode depresi penuh atau mania)
6. Penatalaksanaan
a. Pertimbangan umum
pengobatan diberbagai tempat, termasuk rumah sakit jiwa akut, rumah sakit
gejala-gejala akut dan memberikan lingkungan yang aman dan terstruktur serta
2) Manajemen lingkungan
asuhan
13
masyarakat
peningkatan resiko.
e. Rehabilitasi Psikososial
dukungan yang diperlukan untuk hidup, belajar dan bekerja dengan baik di
komunitas
1. Pengkajian
a. Riwayat. Tinjau kembali riwayat klien untu adanya stressor pencetus dan data
yang signifikan
5) Riwayat pengobatan
d. Kaji pengetahuan dasar klien dan keluarga. Kaji apakah klien dan keluarganya
1) Gangguan skizofrenia
3) Tanda-tanda kekambuhan
2) Efek antikolinergik
3) Efek kardiovaskular
4) Lain-lain
2. Diagnosa Keperawatan
2) Sosialisasi
3) Komunikasi
4) Menguji realitas
5) Keterampilan pekerjaan
6) Sistem pendukung
disadari, termasuk:
1) Agitasi
2) Marah
3) Curiga
keluarganya.
8) Ketidakpatuhan
a. Tetapkan tujuan yang realistis bersama klien. Pada awalnya, seorang mungkin
2) Berinteraksi satu lawan satu dengan perawat atau anggota tim pengobatan
tepat
5) Membedakan antara pikiran dan perasaan yang berasal dari dalam diri dan
manajemen stress.
c. Tetapkan kriteria hasil yang diinginkan bagi keluarga yang memiliki anggota
penatalaksanaan.
4. Implementasi
5. Evaluasi
18
ansietas
f. Klien membedakan antara pikiran dan perasaan yang distimulasi dari dalam
1. Definisi
Isolasi sosial adalah kesendirian yang dialami oleh individu dan dianggap timbul
karena orang lain serta sebagai suatu keadaan negatif atau mengancam (NANDA,
2017).
Isolasi sosial adalah suatu pengalaman menyendiri dari seseorang dan perasaan
segan terhadap orang lain sebagai sesuatu yang negatif atau keadaan yang
atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.
kebutuhan atau hasrat untuk memiliki keterlibatan kontak dengan orang, tetapi
2. Etiologi
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor Perkembangan
laku curiga pada orang lain maupun lingkungan dikemudian hari. Jika
atau kontrol yang berlebihan dapat membuat anak frustasi. Pada masa
teman lebih berarti dari pada hubungannya dengan orang tua. Remaja akan
orang tua. Individu siap untuk membentuk suatu kehidupan baru dengan
diperoleh dengan tetap. Pada masa dewasa akhir, individu akan mengalami
2) Faktor Biologis
penurunan berat dan volume otak serta perubahan struktur limbik, diduga
ini juga bisa disebabkan oleh adanya norma-norma yang salah yang dianut
oleh satu keluarga, seperti anggota tidak produktif yang diasingkan dari
terhadap orang lain, atau tidak menghargai anggota masyarakat yang tidak
produktif, seperti lansia, orang cacat dan berpenyakit kronik juga turut
b. Faktor Presipitasi
ini:
1) Stresor Sosiokultural
2) Stresor Psikologik
Intensitas ansietas yang ekstrim akibat berpisah dengan orang lain dan
psikotik.
3) Stresor Intelektual
4) Stresor Fisik
Stresor fisik yang memicu isolasi sosial: menarik diri dapat meliputi
Menurut Sutejo (2014) isolasi sosial dapat merupakan hasil dari beragam situasi
tersebut. Berikut ini merupakan beberapa sumber yang berkaitan dengan faktor
tersebut:
a. Patofisiologi
diatas:
23
1) Obesitas
2) Kanker (operasi kepala atau leher yang bersifat merusak tampilan, dll)
identitas.
b. Situasional
2) Perceraian
6) Sejarah hubungan yang tidak memuaskan, seperti tingkah laku sosial yang
c. Maturasional
2) Pada orang dewasa, hal ini berhubungan dengan hilangnya kontak sosial
yang normal.
4. Manifestasi Klinis
a. Data Objektif :
24
1) Tidak ada dukungan dari orang yang penting (keluarga, teman, kelompok)
2) Perilaku bermusuhan
3) Menarik diri
4) Tidak komunikatif
b. Data Subjektif
6) Ekspresi nilai sesuai dengan subkultur tetapi tidak sesuai dengan kultur
dominan
Menurut Keliat (2019), tanda dan gejala dari isolasi sosial adalah :
a. Mayor
25
1) Subjektif
a) Ingin sendiri
2) Objektif
a) Menarik diri
c) Afek datar
d) Afek sedih
e) Afek tumpul
b. Minor
1) Subjektif
b) Merasa sendirian
2) Objektif
a) Menunjukkan permusuhan
b) Tindakan berulang
Respons Respons
Adaptif Maladaptif
Saling Ketergantungan
Keterangan:
a. Respon Adaptif
Respon adaptif adalah respon individu menyelesaikan suatu hal dengan cara
1) Menyendiri (Solitude)
menentukan rencana-rencana.
2) Otonomi
3) Kebersamaan (Mutualisme)
27
sosial.
b. Respon Maldaptif
dengan cara yang bertentangan dengan norma agama dan masyarakat. Respons
1) Manipulasi
2) Impulsif
Respons sosial yang ditandai dengan individu sebagai subjek yang tidak
3) Narsisme
6. Batasan Karakteristik
lingkup isolasi sosial. Batasan karakteristik pada tiap lingkup tersebut meliputi:
c. Ketidaksesuaian budaya
d. Ingin sendirian
e. Kondisi difabel
g. Afek datar
h. Riwayat ditolak
i. Bermusuhan
j. Penyakit
k. Menunjukkan permusuhan
s. Tindakan berulang
t. Afek sedih
v. Menarik diri
29
7. Pohon Masalah
Berinteraksi dengan Orang Lain dengan Masalah Isolasi Sosial Pada Tn. X dan Tn. Y