Anda di halaman 1dari 3

Anggaran Pembelian dan Pemakaian Bahan

Penganggaran Bisnis
Dosen Pengampu oleh Ahmad Samlawi, S.E., M.Si.

Disusun Oleh:

Izazi Nabila Lainun Almas (17812141009)


Githy Febilla Tirtanegara (17812144024)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2020
Anggaran Pembelian dan Pemakaian Bahan
A. Pengertian dan Tujuan
Biaya langsung adalah semua bahan baku dan suku cadang yang merpakan satu kesatuan
bagian dari produk jadi dan dapat diidentifikasi dengan biaya unit produk jadi. Biaya bahan
langsung biasanya merupakan biaya variabel.
Bahan tak langsung secara umum dapat didefinisikan sebagai bahan yang digunakan dalam
proses produksi namun biayanya tidak dapat diidentifikasi secara langsung pada setiap satuan
barang.
Dalam beberapa literatur biaya langsung diklasifikasikan sebagai pemakaian bahan mentah
untuk proses produksi, sedangkan biaya tak langsung sebagai biaya overhead pabrik. Dalam
praktek akuntansi, kedua jenis biaya tersebut merupakan bagian dari penetapan harga pokok
penjualan secara keseluruhan. Kedua jenis biaya tersebut akan dipisah penyusunan anggarannya.
Tujuan utama dari penyusunan anggaran pembelian dan pemakaian bahan adalah untuk membuat
perincian kepentingan pembelian bahan dan anggaran persediaan yang diinginkan.
B. Merencanakan Anggaran Pembelian dan Pemakaian Bahan

1. Anggaran Pemakaian Bahan Mentah


Anggaran pemakaian bahan mentah menunjukkan uraian secara rinci tentang jenis
kebutuhan bahan mentah dan banyaknya bahan mentah yang harus dibeli untuk memenuhi
kebutuhan dari jumlah produksi yang dianggarkan. Anggaran ini akan menentukan anggaran
pembelian bahan setelah mempertimbangkan persediaan bahan yang direncanakan.
Untuk mengestimasi kebutuhan pemakaian bahan mentah harus memperhatikan dua hal
pokok sebagai berikut:
a. Jumlah volume produksi.
b. Jenis bahan mentah yang dibutuhkan untuk satuan produksi.
c. Standar pemakaian bahan mentah yang seharusnya dibutuhkan untuk setiap produksi jadi
sesuai pemenuhan kualitas tertentu secara wajar
Untuk menetapkan standar pemakaian bahan yang efektif, perlu memperhatikan beberapa
hal yaitu: mengkaji data tentang tingkat unit pemakaian bahan selama pembuatan produk, catatan
permintaan pemakaian bahan mentah secara wajar, studi teknik pemakaian bahan yang
seharusnya atas suatu produk, membandingkan studi literatur dengan pengalaman dalam
pemakaian bahan untuk suatu produk dengan kualitas yang diinginkan, dan mempelajari variansi
yang terjadi dari data historis antara pemakaian bahan dalam anggaran dengan realisasi atas
suatu unit produk yang dihasilkan.
Jika kelima hal tersebut dapat memberikan informasi yang jelas tentang identifikasi dan
karakteristik suatu bahan atas satuan unit produksi maka akan memudahkan bagi penyusun
anggaran pemakaian bahan mentah dalam merumuskan dan menetapkan standar pemakaian
bahan. Ukuran standar pemakaian bahan yang biasa digunakan umumnya menggunakan satuan
unit atau angka perbandingan.
Setelah standar pemakaian bahan ditetapkan, langkah selanjutnya adalah membandingkan
tingkat produksi yang dianggarkan sehingga dapat dihitung seberapa bahan yang harus dibeli
untuk memenuhi persyaratan proses produksi setelah mempertimbangkan perencanaan
persediaan bahan akhir dan persediaan bahan awal.

2. Anggaran Persediaan Bahan Mentah


Penetapan anggaran persediaan bahan sangat penting untuk dilakukan karena hal ini akan
berpengaruh terhadap penyusunan anggaran pembelian bahan yang direncanakan dalam satuan
waktu tertentu. Sebagaimana halnya dalam kebijakan persediaan produk jadi, kebijakan
persediaan bahan baku juga cenderung meminimalkan jumlah biaya untuk penyimpanan
persediaan bahan dan biaya yang diperlukan modal kerja.
Untuk menetapkan berapa banyak persediaan akhir bahan baku mentah pada hakekatnya
tergantung dari kebijakan manajemen dalam persediaan. Kebijakan persediaan bahan baku
dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:
a. Ketersediaan bahan baku di pasar
b. Persediaan besi dalam jumlah yang aman
c. Volume produksi dalam unit pada satuan waktu tertentu
d. Daya tahan bahan baku
e. Biaya penyimpangan dan pemeliharaan bahan
f. Fasilitas gudang untuk penyimpanan persediaan bahan
g. Fluktuasi harga bahan baku
h. Ketetapan waktu dalam penyediaan bahan yang dibutuhkan untuk produksi
i. Besarnya pembelian yang ekonomis
j. Besarnya modal yang dibutuhkan untuk pembiayaan persediaan

Anda mungkin juga menyukai