Anda di halaman 1dari 10

A.

METODA PELAKSANAAN

Nama Pekerjaan : Pembangunan Tanggul Penutup Sungai Bendung DI. Sei Wampu Kab.
Langkat
Lokasi : Kab. Langkat / Sumatera Utara
Kegiatan : Irigasi dan Rawa IV
Tahun : 2020

Setelah meneliti gambar rencana serta mempelajari kondisi lapangan baik secara teknis maupun non
teknis, kami membuat suatu metode pelaksanaan untuk melaksanakan pekerjaan ini sebagai
berikut :

A. RUANG LINGKUP PEKERJAAN


Ruang lingkup pekerjaan terdiri dari :

BAB -1 PEKERJAAN PERSIAPAN

1.1 Mobilisasi/Demobilisasi Alat


1.2 Kisdam dan Dewatering
1.3 Fasilitas sementara untuk penyedia jasa
1.4 Laboratorium, Peralatan Laboratorium dan Pengujian
1.5 Pengujian Georadar
1.6 Keamanan dan Kesehatan Kerja Serta Keselamatan Konstruksi
1.7 Pembuatan Akses jalan dan pemeliharaan

BAB- 2 PEKERJAAN TANGGUL PENUTUP HULU

A. PEKERJAAN TANAH
2.1 Galian tanah tanpa jarak angkut (Penghamparan 0 - 100 m)
2.2 Pasangan geotextile
2.3 Timbunan tipe - C1 dari borrow pit dengan jarak (0 - 2000 m)

B. PEKERJAAN BETON
2.1 Bekisting tanpa perancah
2.2 Pembesian dengan besi ulir
2.3 Beton type K.225

C. PEKERJAAN BETON
2.1 Pengadaan steel sheet pile type OZ20 A
2.2 Pemancangan steel sheet pile type OZ20 A
2.3 Pemasangan Wire rope 26 mm, Turnbuckle, dan Clamp
2.4 Pemasangan Canal C-20

BAB- 2 PEKERJAAN TANGGUL PENUTUP HILIR


A PEKERJAAN TANAH
3.1 Timbunan tipe - C1 dari borrow pit dengan jarak (0 - 2000 m)

B. PENGADAAN MATERIAL, PERALATAN DAN TENAGA AHLI


Untuk menjamin kelancaran dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan sangat didukung oleh
kebutuhan material yang sangat tepat, peralatan yang cukup serta penempatan tenaga ahli di
lapangan yang sesuai dengan keahlian masing-masing :

1. Pengadaan Material
Material yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini berupa : batu kali/gunung,
besi beton, ijuk, kawat ikat, papan kelas II, paku, kerikil, pasir, semen, tanah timbun, , kayu
cerucuk, minyak bekisting, kayu kaso dan lain-lain. Material tersebut akan didatangkan dari
kota setempat ataupun dari luar daerah. Seluruh bahan tersebut harus mendapat persetujuan
dari Direksi.

2. Pengadaan Peralatan
Peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini adalah Excavator,Bulldozer Vibro Crawler
crane 10-15 Ton ,Dump Truck 5 M3 10 Vibro Hammer ,Molen 0.3 m3, Water Tank Truck s erta
peralatan pertukangan seperti kereta sorong, cangkul, sekop, pangki dan alat bantu lainnya.
Seluruh peralatan akan didatangkan kelokasi pekerjaan pada saat tahap awal pekerjaan dimulai.

3. Tenaga Terampil dan Ahli


Untuk menjamin kelancaran dalam pelaksanaan pekerjaan ini kami akan menyediakan tenaga
terampil dan ahli di lapangan sesuai dengan keahliannya masing-masing yang telah mempunyai
pengalaman dalam bidang pekerjaan ini sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan dan
permasalahan yang mungkin terjadi selama pelaksanaan berlangsung di lapangan.

C. METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN


Metode yang akan dilaksanakan di lapangan untuk pekerjaan ini diuraikan sebagai berikut :

I. PEKERJAAN PERSIAPAN

1.1 Mobilisasi dan Demobilisasi


Mobilisasi
Pekerjaan mobilisasi dilaksanakan bila Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) sudah
ditanda tangani oleh Pengguna Jasa dan telah mendapat persetujuan dari Direksi.
Kendaraan yang digunakan untuk mengangkut alat berat yaitu truck trado (khusus
angkutan alat berat). Bila dalam pelaksanaan memerlukan penambahan alat berat,
kami akan memobilisasi kembali beberapa alat berat yang dibutuhkan sesuai
instruksi Direksi. Untuk mobilisasi peralatan dan pekerja dilaksanakan dengan
menggunakan light truck.

Demobilisasi
Demobilisasi alat berat akan dilaksanakan apabila pekerjaan yang menggunakan
alat berat dilapangan sudah selesai dilaksanakan dengan sempurna (100%) serta
telah mendapat persetujuan dari Direksi. Kendaraan yang digunakan untuk
mengangkut alat berat yaitu truck trado (khusus angkutan alat berat). Untuk
demobilisasi peralatan dan pekerja dilaksanakan dengan menggunakan light truck.

1.2 Dewatering
Pekerjaan akan dilaksanakan untuk membendung air sehingga tidak mengganggu
pekerjaan. Adapun metode pelaksanaan pekerjaan ini adalah pembuatan kisdam
dengan menggunakan karung plastik yang diisikan pasir secukupnya sehingga tidak
terjadi rembesan pada saat pekerjaan pasangan ataupun pekerjaan lainnya.
Selanjutnya karung- karung yang sudah diisi pasir tersebut akan ditumpuk-tumpuk
sehingga air tidak dapat mengalir. Setelah pasir telah selesai ditumpukan
selanjutnya akan dilakukan pengeringan dengan menggunakan pompa air.

1.3 Fasilitas sementara untuk penyedia jasa


Pekerjaan direksikeet akan dilaksanakan pada awal pekerjaan dengan bahan ayang
akan digunakan adalah papan, kayu dan penetup atap (seng gelombang). Pembuatan
direksikeet akan dilaksanakan oleh tukang kayu dan beberapa pekerja untuk
membantu agar pekerjaan ini bisa diselesaikan dengan cepat sehingga bahan -bahan
bangunan dan peralatan pertukangan dapat disimpan kedalam direksikeet. Lokasi
atau titik pembuatan direksikeet ditentukan oleh direksi lapangan.

1.4 Laboratorium, Peralatan Laboratorium dan Pengujian


Dengan semakin banyak diciptakan serta dirpoduksinya alat-alat berbasiskan
teknologi GPR yang user friendly menjadikan pengujian Pekerjaan Steel Sheet Pile
dengan metode pemetaan struktur baja via GPR ini semakin mudah dan cepat.
Delaminasi, void, honeycomb, atau kerusakan-kerusakan lainnya dalam beton, posisi
tulangan, tebal lapisan beton, batas overlay dalam beton dapat terdeteksi dengan
menggunakan GPR.
Secara lebih luas GPR diterapkan dalam berbagai aplikasi diantaranya:
• Pengukuran ketebalan dan struktur gletser
• Penyelidikan arkeologi
• Mendeteksi lokasi objek di dalam tanah misalnya: logam, tulang, tubuh
manusia dll
• Mendeteksi jalur kabel, pipa dalam tanah
• Membuat profil bagian bawah danau, Waduk dan sungai
• Mendeteksi limbah berbahaya dalam tanah
• Pengukuran scouring di sekitar pondasi jembatan
Karena sifat alami dari gelombang microwave yang digunakan oleh sistem radar dan
karena penerapannya tidak lagi terbatas pada fitur geologi bawah permukaan, maka
GPR seringkali disebut impuls radar atau hanya radar saja, terutama ketika diterapkan
pada pemeriksaan struktur beton dan Baja

1.5 Pengujian Georadar

1.6 Keamanan dan Kesehatan Kerja Serta Keselamatan Konstruksi


Kontraktor menyiapkan peralatan P3K di lokasi minimal seperti yaitu :
a. - Helm / Topi Kerja
b. - Baju Safety /Rompi Keselamatan
c. - Sepatu Pelindung/Kerja
d. - Masker
e. - Kacamata Pengaman
f. - Sarung Tangan
g. -Tanda Rambu - rambu
h. - Kotak P3K

1.7 Pembuatan Akses jalan dan pemeliharaan


Pengaturan Pekerjaan di Lapangan
 Alinyemen jalan yang ada beserta patok kilometer yang dipasang
secara benar akan diambil sebagai acuan untuk pengaturan lapangan
pekerjaan-pekerjaan proyek.
 Mengadakan survey secara cermat dan memasang patok beton
(Bench Marks) pada lokasi yang tetap sepanjang proyek untuk
memungkinkan desain, survei perkerasan.
 Memasang tonggak-tonggak konstruksi untuk membuat garis dan
kelandaian bagi pembetulan ujung perkerasan, lebar bahu jalan,
ketinggian perkerasan, drainase samping dan gorong-gorong, sesuai
dengan gambar-gambar proyek dan menurut perintah Direksi Teknik.

 Penumpukan Agregat
 Agregat batu ditumpuk sehingga tidak ada segregasi serta unt uk
menjamin gradasi yang memadai. Tinggi tumpukan maksimum adalah
lima meter.
 Masing-masing jenis berbagai agregat harus ditumpuk secara
terpisah, atau dipisahkan dengan partisi kayu.
Penempatan tumpukan material dan peralatan, harus di tempat-tempat
yang memadai dan tidak boleh menimbulkan kemacetan lalu-lintas dan
membendung lintasan air

PEMELIHARAAN JALAN
 Pekerjaan ini terdiri dan peningkatan kembali dan pembentukan
kembali bahu jalan  yang ada, termasuk pembersihan tumbuh-
tumbuhan, pemotongan, perapihan, pengurugan dengan bahan terpilih
serta pemadatan untuk mengembalikan bahu jalan  mencapai garis,
kemiringan dan dimensi yang benar yang ditunjukkan pada Gambar
Rencana atau seperti yang diperintahkan dalam RKS.
 Penyiapan Lapangan.
 Semua tumbuh-tumbuhan harus dibongkar dari bahu jalan yang ada,
rumput, alang -alang, semak-semak dan tumbuhan lainnya harus
dipotong ulang seperlunya sebelum pembentukan kembali.
 Pembentukan Kembali
 Bahu jalan yang harus dibentuk kembali oleh tenaga kasar, traktor
atau motor grader.
 Pekerjaan tersebut mencakup pembongkaran daerah-daerah yang
tinggi, pengurugan daerah-daerah rendah dengan bahan lebihan, dan
pembentukan kembali bahu jalan tersebut sampai memenuhi
kelandaian, garis batas dan ketinggian
 Pemadatan
 Seluruh pembentukan kembali dan peningkatan bahu jalan harus
diikuti pemadatan dengan mesin gilas roda ban atau peralatan
pemadatan lain  yang cocok yang disetujui oleh Direksi Teknik.
Pemadatan harus dilaksanakan sampai memenuhi persyaratan
kepadatan normal untuk mempersiapkan tanah dasar.
Pelaksanaan
 Penyiapan  lapangan untuk menempatkan bahan bahu Jalan, termasuk
galian  bahan yang ada dan perapian ujung Jalan kendaraan yang ada,
dilaksanakan seperti ditunjukkan pada Gambar Rencana.
 Tanah Dasar atau formasi harus disiapkan dan diselesaikan sesuai
dengan pekerjaan-pekerjaan yang ditentukan
 Bahu ja!an pada kedua sisi jalan tidak boleh dibangun pada waktu
yang bersamaan, harus dibangun satu sisi dulu, baru berikutnya pada
sisi yang lain.

Penghamparan dan Pemadatan


 Penghamparan akhir LPB sampai ketebalan dan kemiringan melintang
Jalan yang diminta harus dilaksanakan dengan kelonggaran kira-kira
15%, penurunan ketebalan untuk pemadatan lapisan-lapisan Lapis
Pondasi Bawah. Segera setelah penghamparan dan pembentukan akhir
masing-masing lapisan harus didapatkan sampai lebar penuh Lapis
Pondasi Bawah permukaan, dengan menggunakan mesin gilas roda
baja atau mesin gilas roda ban Pneumatic atau peralatan pemadat lain
yang disetujui oleh Direksi Teknik.
 Penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan bahan Lapis Pondasi
Bawah akan bergerak secara gradual dari pinggir ke tengah, sejajar
dengan garis sumbu jalan dan harus terus menerus sampai seluruh
permukaan telah didatarkan secara merata. Pada bagian-bagian super
elevasi, kemiringan melintang Jalan atau kelandaian yang terjal,
penggilasan harus bergerak dari bagian yang lebih rendah ke bagian
jalan yang lebih tinggi. Setiap ketidakteraturan atau bagian ambles
yang mungkin terjadi, harus dibetulkan dengan menggaru atau
meningkatkan dan menambahkan bahan Lapis Pondasi Bawah untuk
membuat permukaan tersebut mencapai bentuk dan ketinggian yang
benar
 Bagian-bagian yang sempit di sekitar Kerb atau dinding yang tidak
dipadatkan dengan mesin gilas, harus dipadatkan dengan pemadat
atau mesin tumbuk yang disetujui.
 Kandungan kelembaban untuk pemasangan harus dijaga dalam batas-
batas 3% kurang dari kadar air optimum sampai 1% lebih dari kadar air
o ptimum dengan penyemprotan air atau pengeringan seperlunya, dan
bahan Lapis Pondasi Bawah dipadatkan untuk menghasilkan kepadatan
yang ditetapkan, ke seluruh ketebalan penuh masing-masing lapisan,
mencapai 100% kepadatan kering maksimum yang ditetapkan yang
sesuai dengan Petunjuk Direksi

BAB- 2 PEKERJAAN TANGGUL PENUTUP HULU

A. PEKERJAAN TANAH
2.1 Galian tanah tanpa jarak angkut (Penghamparan 0 - 100 m)
Pekerjaan galian ini akan dilaksanakan untuk penempatan konstruksi
bangunan baru dengan menggunakan excavator. Lokasi penggalian akan
dilaksanakan sepanjang jalur rencana. Sebelum penggalian dilaksanakan terlebih
dahulu dilakukan pengukuran memanjang dan melintang sehingga diperoleh titik
elevasi dasar yang akurat sesuai hasil pengukuran. Untuk penggalian lining
saluran dilaksanakan dengan kemiringan sesuai gambar rencana. Patok-patok
batas penggalian akan dijaga jangan sampai bergeser atau hilang. Hasil
penggalian akan diletakkan pada sisi kanan dan kiri saluran untuk
pembuatan tanggul. Tanah hasil penggalian yang tidak dipakai akan dibuang
keluar lokasi pekerjaan atau tempat pembuangan yang telah disetujui oleh
Direksi

2.2 Pasangan geotextile


Pekerjaan ini meliputi pekerjaan : pengadaan, pengangkutan dan pemasangan
geotextile. Lapisan geotextile terbuat dari geotextile jenis non woven yang
berfungsi sebagai filter (saringan). Pemakaian lapisan geotextile bertujuan sebagai
penahan erosi akibat hujan yang mengakibatkan tanah timbun dibelakang keluar
atau turun. Lapisan geotextile juga dapat menahan aliran air tanah dan dapat
menghambat penurunan tanah lapisan atas ke bawah (secara vertical). Lapisan
geotextile dipasang pada sisi belakang timbunan yang telah dikerjakan atau diatas
yang telah dilaksanakan.Pelaksanaannya dengan cara mengikatkan lapisan
geotextile secara merata pada bagian belakang Timbunan yang telah dikerjakan
dan menghampar secara merata/digelar pada bagian atas Timbunan yang telah
dilaksanakan, kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan timbunan tanah dibelakang
sehingga lapisan geotextile terjepit antara timbun tanah ..

2.3 Timbunan tipe - C1 dari borrow pit dengan jarak (0 - 2000 m)

Setelah geotextile terpasang barulah pekerjaan ini dapat di kerjakan.


Pelaksanaannya sebagai berikut :
Pekerjaan timbunan tanah didatangkan akan dikerjakan pada bagian tanggul
waduk hingga mencapai garis-garis atau batas-batas (elevasi) yang tertera dalam
gambar. Bahan
timbunan akan diperoleh dari tempat pengambilan tanah yang disetujui
Direksi pekerjaan dengan harga akan dibayar sampai ketempat lokasi pekerjaan
(orderan). Setelah itu tanah tersebut akan diratakan menggunakan alat berat
bulldozer (AB) sampai dengan ketebalan yang memadai. Selanjutnya tanah yang
telah dihampar tersebut akan dipadatkan dengan menggunakan Vibrator Roller
dan dilaksanakan lapis demi lapis dengan ketebalan sesuai ketentuan yang ada
sehingga mencapai kepadatan yang memadai sesuai petunjuk Direksi

B. PEKERJAAN BETON
2.1 Bekisting tanpa perancah
Cetakan akan dibuat sesuai dengan berbagai bentuk, bidang bidang, batas-
batas dan ukuran dari hasil beton yang diinginkan sebagaimana pada gambar atau
seperti ditetapkan Direksi. Permukaan acuan/cetakan akan dibuat rata,
sambungan sambungan papan atau sudut sudut dibuat rapat agar tidak bocor yang
dapat berakibat lolosnya air semen dan terjadi sarang sarang kerikil/ keropos.
Bahan untuk cetakan kayu (bekisting) berkualitas baik sesuai dengan spesifikasi
teknis dan diserut sehingga permukaan cetakan beton halus. Semua cetakan
dibuat teguh dan aman pada kedudukanya sehingga mencegah pergerakan selama
pengecoran beton berlangsung.

2.2 Pembesian dengan besi ulir


Pembuatan dan pemasangan besi harus sesuai dengan gambar rencana
konstruksi/detail, kokoh dari kuat agar selama pengecoran posisi tulangan
tidak bergeser. Tulangan yang sudah dipasang tidak diperkenankan untuk
diinjak. Semua penulangan dari bahan Besi Ulir sesuai spesifikasi teknis
pekerjaan ini, penempatan penulangan tidak boleh terbalik antara lapisan atas dan
lapisan bawah. Tulangan harus diikat kuat dengan menggunakan kawat beton,
ujung-ujung kawat beton agar dipotong sependek mungkin agar tidak mencuat
keluar dari beton

2.3 Beton type K.225


Sebelum melakukan pengecoran mutu beton K-225 ini terlabih dahulu dikerjakan
bekisting dan pembesian baru setelah selesai kedua Item pekerjaan ini siap
dilakukan maka dilakukan pengecoran beton cor dengan mutu beton K-225
Memberi tahu Direksi lapangan selambat-lambatnya 24 jam sebelum suatu pengocoran
beton dilaksanakan. Persetujuan Direksi lapangan untuk mengecor beton berkaitan
dengan pelaksanaan pekerjaan cetakan dan pemasangan besi serta bukti bahwa
kontraktor dapat melaksanakan pengocoran tampa gangguan.
Adukan beton tidak dapat dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada semen dan
agregat telah mencapai 1 jam dan waktu ini dapat berkurang lagi jika direksi lapangan
menganggap perlu berdasarkan kondisi tertentu.
Beton harus di cor sedemikian rupa sehingga menghindari terjadinya pemisahan
material (segregation) dan perubahan letak tulangan, cara penuangan dengan alat-alat
pembantu harus mendapat persetujuan Direksi lapangan.
Alat-alat penuang harus selalu bersihdan bebas dari lapisan-lapisan beton yang
mengeras. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan secera bebas dari ketinggian lebih dari
2.m selama dapat dilaksanakan sebaiknya digunakan pipa yang berisi penuh aduk dengan
pangkalnya yang terbenam dalam adukan yang baru dituang.
Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami “Initial set”
atau yang telah mengeras dimana beton akan menjadi plastis karena getaran.
Semua pengocoran bagian dasar kontruksi beton menyentuh tanah harus diberi lantai
kerja setebal 5 cm agar menjadi duduknya tulangan dengan baik dan untuk menghidari
penyerapan air semen oleh tanah.
Bila pengecoran beton harus berhenti sementara sedang boton sudah menjadi
keras,dan tidak berubah menjadi bentuk,harus dibersikan dengan lapisan air semen
(laitance)partikel-partikel yang terlepas sampai suatu kedalaman yang cukup sampai
tercapai beton yang padat.segera setelah pemberhentian pengecoran ini maka adukan
yang melekat pada tulangnya dan cetakan harus dibersihkan. pelaksanaan penulangan
dan penggetaran boton adalah sangat penting. Hasil boton yang berongga-rongga dan
terjadi pengantongan boton-boton tidak akan diterima.pada daerah pembesian yang
penuh (padat)harus digetarkan dengan penggetar berfrekuensi tinggi agar dijamin
pengisian beton dan pemadatan yang baik, tetapi tidak mengenal tulangan. penggetaran
boton harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang mengerti dan terlatih.

C. PEKERJAAN BETON
2.1 Pengadaan steel sheet pile type OZ20 A
2.2 Pemancangan steel sheet pile type OZ20 A
2.3 Pemasangan Wire rope 26 mm, Turnbuckle, dan Clamp
2.4 Pemasangan Canal C-20
METODE PEKERJAAN DINDING PENAHAN TANAH (TURAP) STEEL SHEET PILE

Peralatan yang diperlukan:


- Crawler Crane 10/15 ton
- Vibro hammer 60 KVa
- Genset 250 KVa
- Manual Katrol
- Theodolit
- Alat Bantu, dll 
.
Jenis Material/Bahan yang digunakan:
- Sheet Pile Baja type OZ20 A
- Material Bantu, dll.

Pekerjaan Pendahuluan Lapangan


1. Lakukan perhitungan dan analisis untuk mengecek kedalaman sheet pile yang
tertanam berdasarkan type sheet pile yang dipakai dan data tanah hasil soil
investigation.
2. Pengukuran area pemancangan sheet pile dengan menggunakan theodolite.
3. Lakukan penumpukkan sheet pile pada area stock pile.
4. Area stock pile sedekat mungkin dengan lokasi pemancangan sehingga dapat
dijangkau langsung oleh Crawler Crane 35/45 ton, sehingga penggunaan alat lebih
efesien.
5. Untuk mendapatkan hasil pemancangan yang lurus dapat dilakukan dengan
pemasangan Guide Wall (benang) terlebih dahulu.
6. Lakukan pemancangan sheet pile sesuai urutan yang telah ditentukan dengan
menggunakan Crawler Crane 35/45 Ton + Vibro hammer 60 KVa dan Genset 250
KVa.

Pelaksanaan Kerja Pemancangan Steel Sheet Pile


1. Pengaturan posisi sheet pile
Memasang papan penunjuk untuk memposisikan letak pemasangan sheet pile.

2. Pemancangan Steel Sheet Pile pertama.


Pada pemancangan sheetpile yang pertama sampai tersisa 1 m dari muka tanah
rencana.

Pastikan pemancangan pertama tegak


lurus, karena hal itu akan
berpengaruh terhadap
ketegakan sheet pile
berikutnya. Pemancangan
hanya sampai elevasi + 1.00 m di
atas level rencana, karena connecting antar sheet pile dapat mengakibatkan sheet pile
yang telah terpancang ambIas sewaktu pemancangan sheet pile dilakukan di
sebeIahnya.

3. Pemancangan Tiang (pile) ke dua.

Pemancangan sheet pile kedua mencapai muka level rencana dan terkunci dengan
sheet pile pertama.

Lingkaran joint (penyambung)

Steel Sheet Pile pertama Steel Sheet Pile kedua

Penampang Steel Sheet Pile Setelah Tersambung dan Terkunci

4. Pemancangan Tiang (pile) berikutnya.

Pemancangan tiang (pile) berikutnya mengikuti yang sebelumnya, setelah


dimasukkan pada lingkaran joint (penyambung) sebagai pengunci antara steel
sheet pile setelahnya.

Posisi pemancangan antara sheet pile berikutnya yang terkunci :

5. Proses pengulangan pemancangan


Dilakukan pengulangan pemancangan seperti langkah 2 dan 3 sepanjang garis
referensi pemancangan sheet pile.
Setelah 10 - 15 sheet pile pemancangan dapat dilanjutkan sampai elevasi rencana dan
pemancangan dapat dilanjutkan sesuai urutan yang sama.

6. Pemasangan besi profil Canal C-20.

Pemasangan besi profil canal C-20 dipasang di kedua sisi penahan tanah turap yang
telah selesai dari steel sheet pile dengan menggunakan alat crawler crane. Letak dan
posisi tiang besi canal C-20 sesuai dengan gambar.

7. Pemasangan Angkur dan Kabel Sling Wire Rope serta accessories.

Pemasangan angkur dan kabel sling wire rope serta accessories dipasang pada
masing-masing posisi tiang besi canal C-20 yang dibentangkan sepanjang kedua belah
sisi turap dinding penahan tanah dari Steel Sheet Pile yang telah terpasang. Pekerjaan
pemasangan tersebut menggunakan alat bantu dan peralatan perkuatan angkur dan
sling wire rope.

BAB- 2 PEKERJAAN TANGGUL PENUTUP HILIR


A PEKERJAAN TANAH
3.1 Timbunan tipe - C1 dari borrow pit dengan jarak (0 - 2000 m)

Setelah Steel Sheet pile terpasang barulah pekerjaan ini dapat di kerjakan.
Pelaksanaannya sebagai berikut :
Pekerjaan timbunan tanah didatangkan akan dikerjakan pada bagian tanggul
waduk hingga mencapai garis-garis atau batas-batas (elevasi) yang tertera dalam
gambar. Bahan
timbunan akan diperoleh dari tempat pengambilan tanah yang disetujui
Direksi pekerjaan dengan harga akan dibayar sampai ketempat lokasi pekerjaan
(orderan). Setelah itu tanah tersebut akan diratakan menggunakan alat berat
bulldozer (AB) sampai dengan ketebalan yang memadai. Selanjutnya tanah yang
telah dihampar tersebut akan dipadatkan dengan menggunakan Vibrator Roller
dan dilaksanakan lapis demi lapis dengan ketebalan sesuai ketentuan yang ada
sehingga mencapai kepadatan yang memadai sesuai petunjuk Direksi

Banda Aceh, 17 Januari 2020


PT. BARINDO PRIMA AGUNG

BARLIANTO, SE
DIREKTUR UTAMA

Anda mungkin juga menyukai