Kelompok 4 Zoologi
Kelompok 4 Zoologi
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Coelenterata atau yang juga biasa disebut dengan Cnidaria adalah filum hewan yang
memiliki tubuh sangat sederhana. Kata Coelenterata berasal dari kata coelos yang berarti rongga
dan enteron yang berarti usus. Jadi, Coelenterata adalah hewan yang memiliki rongga di dalam
tubuhnya yang sekaligus berfungsi sebagai organ pencernaan makanan. Coelenterata disebut
sebagai hewan sederhana karena jaringan tubuhnya hanya terdiri dari dua lapis sel, yaitu sel
internal dan eksternal. Terdapat sekitar 10.000 spesies Coelenterata yang sebagian besar hidup
di laut.
Sebagian hidup secara soliter, sedangkan sebagian lain hidup berkoloni. Tubuhnya simetri
radial. Jika dipotong tubuhnya melalui sumbu tubuh maka akan mendapatkan beberapa bagian
yang sama. Memiliki rongga gastrovaskuler yang berfungsi untuk mencerna makanan. Tubuhnya
hanya memiliki satu lubang yang berfungsi sebagai mulut sekaligus anus. Merupakan hewan
diploblastik. : ektodermis (epidermis) dan endodermis (gastrodermis). Mempunyai tentakel yang
berfungsi untuk memasukkan makanan ke dalam mulut. Tentakel dilengkapi dengan sel
penyengat yang disebut dengan knidosit (cnidoblast). Memiliki dua bentuk tubuh, yaitu polip dan
medusa. Hidupnya : kebanyakan di laut, beberapa di air tawar.
Coelenterata merupakan diploblastik, hewan ini mempunyai dua lapis sel yaitu ektoderm
yang merupakan lapisan sel luar dan endoderm yang merupakan lapisan dalam. Coelenterata
memiliki dua bentuk tubuh, yaitu polip dan medusa. Pada bentuk polip (seperti tabung),
coelenterata memiliki mulut di bagian dorsal yang dikelilingi oleh tentakel. Sedangkan pada
bentuk medusa yang berbentuk seperti cakram, mulut coelenterata terletak di bagian bawah
(oral) dan tubuhnya dikelilingi oleh tentakel.
Coelenterata dapat bereproduksi baik dengan cara generatif (seksual) maupun vegetatif
(aseksual). Reproduksi secara generatif terjadi saat sel sperma jantan membuahi sel telur (ovum)
betina. Sedangkan perkembangbiakan secara aseksual berlangsung dengan cara pembentukan
tunas pada sisi tubuh coelenterata yang akan tumbuh menjadi individu baru setelah lepas dari
tubuh induknya.
Beberapa jenis coelenterata juga mengalami metagenesis (pergiliran keturunan), yaitu
perkembangbiakan seksual yang diikuti oleh perkembangbiakan aseksual pada satu generasi.
Pada coelenterata jenis ini, tubuh akan memiliki bentuk polip pada satu fase hidupnya, kemudian
berbentuk medusa pada tahap selanjutnya.
Beberapa jenis cerlenterata dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kosmetik bahkan bisa
diolah menjadi agar-agar. Sebagian lain membentuk terumbu karang yang bisa menahan
gelombang. Beberapa spesies coelenterata juga memberikan pemandangan indah di dasar lautan
dengan warna dan bentu mereka yang unik.
BAB II
PEMBAHASAN
Coelenterata sering disebut hewan berongga. Pemberian hwan berongga sebetulnya tidak
tepat karena Coelenterata adalah hewan yang tidak mempunyai rongga tubuh yang sebenarnya,
yang dimiliki hanyalah sebuah rongga sentral yang disebut coelenteron (rongga gastrovaskuler,
rongga tempat terjadinya pencernaan dan pengedaran sari-sari makanan).
Filum Coelenterata terdiri atas empat kelas. Tiga kelas memiliki knidoblast, dimasukkan
kedalam kelompok Cnidaria (terdiri dari kelas hydrozoa, scypozoa, dan kelas anthozoa). satu
kelas lagi tidak memiliki knidoblast dan disebut Acnidaria (kelas ctenophora).
A. Karakteristik Umum
1. Diplobastik
Berdasarkan lapisan jaringan embrionya coelenterata tergolong diplobastik.
Coelenterata terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan ektoderm dan lapisan endodrem. Pada
lapisan ektodrem atau lapisan luar tubuhnya tersusun oleh sel-sel epidermis. Lapisan
ektodrem berfungsi untuk melindungi tubuh dan sensasi. Sedangkan pada lapisan
endoderm atau lapisan dalam tubuh yang berupa gastrodermis. Lapisan endodrem
berfungsi sebadai alat sekresi dan pencernaan makanan.Lapisan tubuh bagian dalam
melapisi rongga gastrovaskuler. Di antara kedua lapisan tersebut terdapat lapisan
mesoglea. Lapisan mesoglea bersifat non seluler seperti agar-agar dan berfungsi sebagai
tempat lalu lintasnya serabut saraf.
2. Bentuk Tubuh Simetri Radial
Coelenterata memiliki bentuk tubuh simetri radial. Bentuk tubuh simetri radial
adalah bentuk tubuh apabila dibagi secara simetri melalui pusat memiliki bagian atas dan
bawah tetapi tidak bagian sisi.
3. Mengalami Dua Kehidupan Berbeda Fase Polid dan Medusa
Coelenterata mengalami metagenesis (pergiliran keturunan) yang memiliki dua
kehidupan yang berbeda antara fase polip dan fase medusa. Polip berbentuk silindris dan
pada bagian proksimal meletakkan di suata tempat atau substrat, bagian distal terdapat
mulut yang dikeliling tentakel, umumnya tidak dapat berpindah tempat dan umumnya
berkembang biar secara vegetatif.
Medusa umumnya berbentuk seperti payung, sisi bawah bagian tengah terdapat
mulut. Ruang digesti berupa saluran radial dengan empat cabang utama yang bermuara
pada saluran sirkuler. Medusa hidup bebas, dan umumnya berkembang biak secara
generatif.
6. Tidak mempunyai kepala, anus, alat peredaran darah, alat eksresi dan alat respirasi.
7. Sistem Gerak Menggunakan Tentakel
Hewan yang tergolong ke dalam filum coelenterata bergerak menggunakan tentakel
yang terdapat di sekitar mulut. Tentakel berfungsi untuk menangkap serta memasukkan
makanan. Pada ujung tentakel terdapat sel knidblast yang terdapat alat penyengat. Alat ini
disebut nematokist. Nematokist berfungsi sebagai alat alat mempertahankan diri dan
melumpuhkan mangsa kedalam tubuhnya.
8. Sistem Pencernaan Coelenterata
Hewan filum coelenterata meniliki proses pencernaan secara intraseluler di sel
gastrodermis dan secara ekstraseluler di rongga gastrovaskuler.
9. Tidak Memiliki Organ atau Sistem Organ
10. Tidak Memiliki Otak
Hewan coelenterata yang tidak memiliki otak. Hewan coelenterata mengandalkan
implus saraf yang berjalan di sekujur tubuhnya untuk mendeteksi keadaan lingkungan di
sekitar mereka.
11. Termasuk Hewan Karnivora
Hewan filum coelenterata tergolong hewan karnivora. Hewan ini biasanya memangsa
plankton dan hewan-hewan invertebrata kecil lainnya.
12. Memiliki Rongga
Hewan coelenterata memiliki rongga yang disebut gastrovaskuler. Rongga alat proses
pencernaan makanan dilakukan, peredaran makanan dan air.
13. Hewan coelenterata tidak memiliki anus dan tidak memiliki sistem eksresi.
14. Coelenterata termasuk hewan yang tergolong bersel banyak.
15. Habitat hewan coelenterata diar tawar maupun air laut. Contoh yang hidup di air
tawar adalah Hydra.
16. Belum mempunyai pusat susunan saraf (mempunyai saraf difus).
17. Jaringan saraf tersebar di seluruh tubuh dengan membentuk jala, yaitu berupa
ganglion saraf.
18. Rangka luar tersusun dari zat kapur atau kitin.
B. Kelompok Cnidaria
1. Kelas Hydrozoa
Contoh : Hydra sp
a. Karakteristik
Tubuh bentuknya seperti tabung dengan panjang 5-10 mm, garis tengah kurang lebih 2 mm.
hidup berbentuk polip, permukaan mulut disebut ujung oral dan permukaan tempat
melekatkan diri disebut ujung aboral. Mulut dikelilingi oleh tentakel dimana jumlah tentakel
di setiap spesies berbeda, ada yang 6 sampai 7 buah tentakel dengan panjang 1-20 mm.
Reproduksi dilakukan secara aseksual dengan cara pembentukan tunas dan seksual dengan
cara pembentukan testes dibagian atas dan ovum dibagian bawah. Persatuan antara
spermatozoid dengan ovum membentuk zigot, zigot akhirnya tumbuh menjadi individu
baru.
Baik spermatozoid maupun ovum dibentuk dalam satu tubuh sehingga disebut
hermafrodit. Dinding tubuh terdiri atas dua lapis atau disebut diploblastik, yaitu lapisan luar atau
disebut dengan epidermis dan dan lapisan dalam atau disebut dengan gastrodermis.
Lapisan luar atau epidermis tersusun atas sel-sel kubus dan ditutupi dengan katikula yang
tipis serta transparan, kecuali epidermis dibagian aboral.
Lapisan luar (epidermis) tersusun atas lima buah tipe sel, yaitu:
a. Sel epiteliomuskuler
Sel epiteliomuskuler berfungsi untuk proteksi dan kontraksi. Sel epiteliomuskuler pada
ujung bebas melekat satu dengan yang lain.ujung yang melekat pada mesoglea mengandung
beberapa serabut kontraktil.sel-sel epiteliomuskuler tersusun secara longitudinal (mengikuti
sumbu panjang tubuh), menonjol ke luar pada kedua belah sel, sehingga sel tersebut
berbentuk seperti huruf T.
b. Sel interstitial
Sel interstitial bentuknya oval, berukuran kecil, terletak di bagian dasar di antara sel-sel
epiteliomuskuler. Fungsi sel interstitial adalah: (1) pembentukan knidoblast, (2)
pembentukkan tunas (bertindak sebagai sel formatif), (3) pembentukkan sel kelamin, (4)
regenerasi dan perbaikan sel-sel yang rusak.
1. Penetran (mempunyai benang yang panjang, pada bagian pangkal terdapat 3 duri yang
panjang dan 3 baris duri).
b. Sistem Metabolisme
Hydra bersifat holozoic, makananya berupa Cyclops, Daphina, larva insekta, Annelida atau
Zooplankton lain. Zooplankton ditangkap tentakel dan dilumpuhkan oleh nematokist,
kemudian ditelan dimasukkan kedalam ongga gastrovaskuler. Didalam rongga
gastrovaskuler makanan tadi akan dicerna dengan bantuan enzym tripsin yang dikeluarkan
oleh sel kelenjar. Se-sel nutrisi segera membentuk pseudopodia dan menangkap zat-zat
makanan yang telah diolah secara ekstrasel. Makanan tadi dicerna lagi didalam vakuola
makanan atua disebut dengan intrasel, kemudian zat-zat makanan diedarkan keseluruh tubuh
secara difusi. Sisa-sisa zat metabolism dan makanan yang tidak dapat dicerna dikeluarkan
kembali melalui mulut.
Belum memiliki organ khusus untuk respirasi dan eksresi, sehingga pada bagian basal atau ujung
aboral banyak penumpukan sisia-sisa eksresi. Respirasi dan eksresi dilakukan secara difusi
melalui seluruh permukaan tubuhnya.
d. Sistem Reproduksi
1). Perkembangiakan secara seksual dilakukan dengan membentuk testes di bagian atas dan
ovarium di bagian bawah. Dalam reproduksi secara seksual beberapa spesies ada yang bersifat
dioecious dan ada pula yang bersifat monoecious ( hermaprodit ). Kebanyakan Hydra bersifat
dioecious.
2). Perkembanganbiakan secara aseksual dilakukan dengan pembentukan tunas pada dinding
tubuhnya yang kemudian melepaskan diri menjadi Hydra baru.
Reproduksi Seksual dan Aseksual Hydra
Obelia merupakan Coelenterata laut yang berkoloni. Bentuk kehidupannya dapat berupa
polip dan medusa. Obelia memiliki dua jenis polip, yaitu:
1) Hydrant ( merupakan polip yang berfungsi untuk mengambil zat-zat makanan. Hydrant
terdiri atas bagian-bagian : ( 1 ) tentakel, ( 2 ) mulut, ( 3 ) hipostom, dan ( 4 ) hidreteka.
Rangkah jerni di bagian luar disebut perisark, menutupi jaringan lunak di bagian
dalam disebut koenosark. Medusa dilepaskan ke dalam air dan menjadi bentuk ubur-ubur
yang dapat berenang. Kemudian akan berkembangbiak secara seksual. Persatuan antara
sel telur dengan sperma menghasilkan zigot yang akan tumbuh menjadi individu baru.
e. Sistematika
a. Karakteristik
Bersifat soliter, bermetagenesis (mengalami pergiliran keturunan antara fase polip dengan
fase medusa (fase medusa lebih menonjol, fase polip mengalami reduksi atau jarang kalih
ditemukan). Bentuknya seperti payung yang tidak begitu cembung, transparan, berdiameter
berkisar 7,5-30 cm. Dari tengah-tengah permukaan tubuh sebelah bawah (permukaan oral atau
permukaan sub umbrella) terdapat kerongkongan yang menggantung ke bawah yang disebut
manubrium. Di ujung distal manubrium terdapat lubang mulut. Setiap sisi atau sudut mulut
dilengkapi tangan mulut (4 buah). Rongga mulut bersambungan dengan manubrium dan
bermuara kedalam rongga perut, yang terdiri atas sebuah rongga sentral dan 4 buah kantong
gastrik dilengkapi tentakel internal endodermal lengkap dengan nematokistnya yang dapat
digunakan untuk melumpuhkan mangsa. Dari kantong gastrik akan menjulur saluran mesoglea
untuk berhubungan dengan saluran cincin yang ada di bagian tepi ubur-ubur.
b. Sistem Pencernaan Makanan
Sistem pencernaan makanan Aurelia aurita terdiri atas pencernaan ekstrasel dan interasel.
Pada pencernaan ekstrasel, zooplankton yang telah melekat atau terkumpul di bawah tubuh akan
disapu oleh flagel yang selanjutnya akan ditangkap oleh tangan mulut untuk dimasukkan ke
dalam mulut. Bulu-bulu gerat yang menghiasi tangan mulut cukup selektif dalam hal memiliki
makanan. Bahan makanan kemudian masuk ke dalam rongga gastrovaskuler melalui
manubrium, di dalam rongga di dalam gastrovaskuler makanan yang belum mati akan di
lumpuhkan oleh nematokist, selanjutnya makanan dicerna dengan bantuan ensym yang
dihasilkan oleh sel-sel kelenjar. Pada pencernaan intrasel, zat-zat makanna yang belum berubah
bentuk menjadi molekul-molekul sederhana akan dicerna lebih lanjut di dalam vakuola makanan.
Sistem pernafasan dan eksresi dilakukan secara langsung melalui seluruh tubuh secara difusi-
osmosis.
d. System saraf
Susunan saraf terdiri atas, jaringan saraf utama, jaringan saraf difus, dan delapan buah ganglia
rhopalia.
e. Alat indera
Alat indera terdiri atas, tentakulokist/rhopalia, berfungsi untuk indera keseimbangan, dan
mengontrol ritme gerak mengembang kempisnya badan paying pada waktu berenang, oseli
berfungsi untukmembedakan gelap dan terang, celah olfaktorius, berfungsi sebagai alat pembau
untuk menyeleksi bahan-bahan makanan.
f. System reproduksi
Organ kelamin terpisah. Proses frtilisasi terjadi didalam rongga enteron betina. Zigot yang
merupakan hasil peleburan antara ovum dan spermatozoid selanjutnya akan dikeluarkan dari
dalam tubuh betina melalui mulutnya dan berkembang menjadi larva berambut getar. (=planula).
Dengan rambut getarnya, planula ini akan menggembara kemudian mengikatkan diri pada suatu
substrat di dasar laut, pada saat itu rambut-rambut getarnya lepas dan tumbub menjadi polip baru
yang disebut skipistoma. Bila telah mencapai ukuran maximal (kl 12 mm) skipistoma mengalami
strobilasi (= membelah secara transversal terbentuk setumpukan ruas-ruas yang masing-masing
berbentuk seperti cakram ). Selanjutnya ruas-ruas strobili (=ephyra) yang telah tua, yaitu yang
terletak di bagian ujung strobila melepaskan diri dan berenang-renang bebas untuk hidup secara
mandiri menjadi ubur-ubur/medusa muda dan selamanya menjadi dewasa.
g. Sistematika
semuanya hidup di laut, terdapat 200 spesies.
Anthozoa meliputi anemone laut, koral batu, Koran tanduk, bulu laut atau pena laut.
Hewan yang termasuk golongan ini tidak mempunyai bentuk medusa, semuanya berbentuk
polip. Rongga gastrovaskulernya bersekat-sekat, mengandung mematokist. Selain pada sekat ini,
mematokist juga terdapat pada tentakel di sekittar mulut. Reproduksi dilakukan secara generative
(= pada tiap sekat di bagian bawah terdapat alat-alat tumbuh yang menghaasilkan spermatozoid
dan ovum, setelah terjadi pembuahan, larva keluar dari tubuh induknya dan tumbuh menjadi
anthozoa baru). Perkembangbiakan vegetative dilakukan dengan pembentukan kuncup.
Anthozoa hidup secara soliter atau berkolomi. Polip hewan karang dapat menghasilkan CaCO 3,
hal inilah yang dapat membantu pembentukan batu karang, perbedaan pokok antara polip
anthozoa dan polip hydrozoa.
3. Lapisan moseglea
Bersifat non seluler Bersifat seluler
4. gonad
Berasal dari lapisan eipdermal Berasal dari lapisan gastromal
Sistem pencernaan makanan dilakukan secara ekstrasel dan intrasel. Pada pencernaan
makanan secera ekstrasel, mangsa dilumpuhkan oleh mematokist. Dengan bantuan tentakel,
makanan ditarik kedalam mulut, kemudian masuk ke stomodeum, lalu ke rongga gastrovaskuler.
Di dalam rongga gastrovaskuler makanan tersebut di cerna secara ekstrasel di lakukan oleh
enzym yang dikeluarkan oleh getah oencernaan. Sari-sari makanan di serap oleh dinding
gastrodermis, sedangkan bagian atau pertikel-pertikel yang tidak dicerna dikeluarkan kembali
melalui mulut.
Sistem repirasi dan eksresi berlangsung secara difusi dan osmosis (belum memilki organ
khusus). Sitem reproduksi berlangsung secara seksual dan aseksual. Metridium morginatum
bersifat monosius (hermaprodit) dan dioesious. Pematangan sel telur dan spermatozoid tidak
sama, dengan demikian perkawinan antara sel telur dengan spermatozoidnya terjadi secara
perkawinan silang, ovom dan spermatozoid yang telah matang akan keluar melalui mulut dan
perkawinannya berlangsung di alam bebas (fertilisasi eksternal). Ovum yang telah dibuahi oleh
spermatozoidnya akan terbentuk zygot. Dari hasil pembelahan zygot tersebut terbentuklah
koeloblastula. Koeloblastula tersebut selanjutnya dengan proses gatrulasi akhirnya terbentuk
planula (larva berambut getar). Planula dengan rambut getarnya akan bereng-renang secara
bebas untuk mencari lingkungan yang sesuai dengan hidupnya kelak. Bila telah menemukan
tempat yang cocok, maka Akan merekatkan diri pada suatu obejek lalu tumbuh menjadi polip
dewasa.
Pada sistem gerak, anemone laut telah memperlihhatkan bentuk gerak yang bervariasi,
karena sistem otot telah mengalami perkembangan lebih sempurna bila dibandingkan dengan
anggota kelas sebelumnya. Sistem otot terdapat pada bagian epirmis dan bagian gatrodermis.
Pada bagian epidermis (bagian tentakel = terdapat serabut memanjang ( lungitudinal), pada
bagian cakral oral = terdapat serabut radial). Pada bagian gastrodermis terdiri atas serabu-serabut
sirkular. Serabur-serabut sirkular ini dijumpai pada bagian tentakel, cakram oral, skapus, dan
cakram pedal. Di bagian dinding kollar serabut sirkular ini menebal dan membentuk apa yang
disebut sphincter.
Susunan ayaraf disebut syaraf difus (belum Nampak adanya susunan syaraf pusat.
Sistem syaraf terdiri atas pleksus epidermal dan pleksus gasstrodermal, yang masing-masing
tersusun atas serabut syaraf dan sel ganglion yang besar. Pleksusu tersebut makin intensif
terutama di bagian tentakel, diskus oral maupun stomodeum.
Struktur Tubuh Metridium
c. Sistematika
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Coelenterata merupakan hewan yang memiliki rongga. Termasuk hewan diploblastik,
tubuh simetris radial. Lapisan selnya terdiri dari ekstoderm dan endoderm dan terdapat
mesoglea. Pada tubuh bagian atas terdapat mulut yang dikelilingi tentakel. Pada
permukaan tentakel terdapat knioblast yaitu sel penyengat. Hidup di air tawar maupun di
air laut. Tubuhnya dapat melekat pada dasar perairan. Coelenterata memiliki dua bentuk
yaitu polip dan medusa. Coelenterata dibedakan menjadi 3 kelas, yaitu : Hydrozoa,
Scyphozoa, dan Anthozoa.
DAFTAR PUSTAKA
D.R. Khanna. 2005. Biology of Coelenterata. New Delhi. Discovery Publishing House.