Beranda ▼
Sabtu, 27 Januari 2018
LAPORAN PENDAHULUAN
TRAUMA CAPITIS RINGAN (TCR) DI RUANGAN
PERAWATAN BEDAH RSUD Dr. H. M. ANWAR MAKKATUTU KABUPATEN
BANTAENG
OLEH :
SAHRUL
14 CP 1073
S1 KEPERAWATAN
(……………………) (………………….)
STIKES TANAWALI PERSADA
KAMPUS II BANTAENG
fungsi otak disertai atau tanpa disertai perdarahan in testina dan tidak mengganggu
jaringan otak tanpa disertai pendarahan in testina dan tidak mengganggu jaringan otak.
45 tahun dan merupakan penyebab kematian no. 4 pada seluruh populasi.Lebih dari
50% kematian disebabkan oleh cidera kepala. Kecelakaan kendaraan bermotor
menrupakan penyebab cedera kepala pada lebih dari 2 juta orang setiap tahunnya,
75.000 orang meninggal dunia dan lebih dari 100.000 orang yang selamat akan
B. ETIOLOGI
Cedera kepala dapat disebabkan oleh dua hal antara lain :
Kekuatan
Fraktur infeksi/ kompresi
Rotasi
Delarasi dan deselarasi
C. PATOFISIOLOGI
Cedera memegang peranan yang sangat besar dalam menentukan berat
seperti trauma akibat pukulan benda tumpul, atau karena kena lemparan benda tumpul.
Cedera perlambatan (deselerasi) adalah bila kepala membentur objek yang secara relatif
tidak bergerak, seperti badan mobil atau tanah. Kedua kekuatan ini mungkin terjadi
secara bersamaan bila terdapat gerakan kepala tiba-tiba tanpa kontak langsung, seperti
yang terjadi bila posisi badan diubah secara kasar dan cepat. Kekuatan ini bisa
dikombinasi dengan pengubahan posisi rotasi pada kepala, yang menyebabkan trauma
regangan dan robekan pada substansi alba dan batang otak.
Cedera primer, yang terjadi pada waktu benturan, mungkin karena memar
pada permukaan otak, laserasi substansi alba, cedera robekan atau hemoragi. Sebagai
“menyebar” sebagai kategori cedera kepala berat pada upaya untuk menggambarkan
hasil yang lebih khusus. Cedera fokal diakibatkan dari kerusakan fokal yang meliputi
kontusio serebral dan hematom intraserebral, serta kerusakan otak sekunder yang
disebabkan oleh perluasan massa lesi, pergeseran otak atau hernia. Cedera otak
menyebar dikaitkan dengan kerusakan yang menyebar secara luas dan terjadi dalam
empat bentuk yaitu: cedera akson menyebar, kerusakan otak hipoksia, pembengkakan
otak menyebar, hemoragi kecil multipel pada seluruh otak. Jenis cedera ini
menyebabkan koma bukan karena kompresi pada batang otak tetapi karena cedera
menyebar pada hemisfer serebral, batang otak, atau dua-duanya.
D. MANIFESTASI KLINIS
3. Iritabel
4. Pucat
8. Kecemasan
9. Sukar untuk dibangunkan
10. Bila fraktur, mungkin adanya ciran serebrospinal yang keluar dari hidung
E. PENATALAKSANAAN MEDIK
cedera otak sekunder . cedera otak sekunder di sebabkan oleh factor sistemik seperti
hipotesis atau hipoksia atau oleh karena kompresi jaringan otak (tunner 2000) .
Pengatasan nyeri yang adekuat juga di rekomendasikan pada penderita cedera kepala
(tunner 2000).
Sinar X : mendeteksi adanya perubahan struktur tulang (faktur pergeseran struktur dan
garis tengah (karena perdarahan edema dan adanya frakmen tulang).
BAER (Brain Eauditory Evoked) : menentukan fungsi dari kortek dan batang otak..
PET (Pesikon Emission Tomografi) : menunjukkan aktivitas metabolisme pada otak.
Pungsi Lumbal CSS : dapat menduga adanya perdarahan subaractinoid.
peningkatan TIK.
10. GDA (Gas Darah Arteri) : mengetahui adanya masalah ventilasi atau oksigenasi yang akan
11. Pemeriksaan toksitologi : mendeteksi obat yang mungkin bertanggung jawab terhadap
penurunan kesadaran.
12. Kadar antikonvulsan darah : dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat terapi yang cukup
G. KOMPLIKASI
Kebocoran cairan serebrospinal akibat fraktur pada fossa anterior dekat sinus frontal atau
Kejang. Kejang pasca trauma dapat terjadi segera (dalam 24 jam pertama dini, minggu
pertama) atau lanjut (setelah satu minggu).
H. PROGNOSA
pada pasien dengan cedera berat. Skor GCS waktu masuk kerumah sakit memiliki nilai
prognostic yang besar : skor pasien 3-4 memiliki kemungkinan meninggal 85% atau tetap
dalam kondisi vegetative , sedangkan pada pasien dengan GCS 12 atau lebih
PENYIMPANGAN KDM
Kecelakaan lalu lintas
krisis situasional perubahan sirkulasi deformitas spasme otot
sekunder pada fraktur
ANSIETAS KERUSAKAN INTEGRITAS G3 fungsi NYERI
JARINGAN KULIT
pemasangan traksi
Pengkajian
Identitas pasien : nama , umur ,jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa,
g. Psikososial a/ data ini penting untuk mengetahui dukungan yang di dapat pasien
di keluarga.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kesulitan dalam mobilitas fisik
Kecemasan berhubungan dengan gambaran tubuh.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi
1. Kaji lokasi nyeri, intensitas dan keluhan pasien
Rasional : menentukan intervensi yang tepat
Intervensi
1. Lakukan latihan gerak pasif sedini mungkin
Kerusakan intergritas kulit berhubungan dengan kesulitan dalam mobilitas fisik
Intervensi
Rasional : penekanan yang terlalu lama pada salah satu lokasi kulit akan
menimbulkan nekrose.
4. Jaga alat tenun tempat tidur pasien kering dan tidak terlipat
Rasional : kain basah dan terlipat akan menimbulkan kerusakan pada kulit
Intervensi
Rasional : Reaksi umum terhadap tife prosedur dan kebutuhan dapat di kenali
dan di ukur
3. Diskusikan tanda dan gejalah depresi
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth, 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.
Guyton dan Hall. 1996. Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta : EGC.
Marlyn E Doengoes. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.
Brunner & Suddarth, 2002,Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa : Waluyo
Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.Made Karyasa, EGC,Jakarta.
NANDA, 2001-2002,NursingDiagnosis: Definitions and Classification. Philadelphia,USA
Judith M Wilkinson, 2007, Buku Saku Daignosis Keperawatan: dengan intervensi NIC dan
Kriteria Hasil NOC, EGC., Jakarta.
Arif Mansjoer, dkk, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius., Jakarta.
Marilynn E. Doengoes,1993, Rencana Asuhan Keperawatan, alih bahasa : I Made Kariasa,
S.Kep., Ni Made Sumarwati, S.Kep: EGC, Jakarta
Suzanne cs & Brenda GB. Buku ajar medikl bedah.edisi 8 Volume 3 .jakarta : EGC: 1999
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA TN. H DENGAN TRAUMA CAPITIS RINGAN (TCR)
DI RUANGAN PERAWATAN BEDAH RSUD Dr. H. M. ANWAR MAKKATUTU
KABUPATEN BANTAENG
OLEH :
SAHRUL
14 CP 1073
S1 KEPERAWATAN
Nama : Tn. H
Umur : 48 tahun
Agama : islam
Suku : makassar
Nama : Ny. W
Alasan masuk rumah sakit : luka robek pada kepala , lutut akibat KLL ( mobil terbalik )
Penyakit yang pernah dialami pasien saat kecil/kanak-kanak : demam, influenza
Makan
Sebelum MRS
Setelah MRS
Minum
Sebelum MRS
Setelah MRS
Tidur
Sebelum MRS
Kebiasaan tidur siang : baik tidak ada factor yang menghambat
Cara mengatasi : -
Setelah MRS
Kesulitan tidur : di pengaruhi oleh factor lingkungan yang asing bagi pasien
Sebelum MRS
Setelah MRS
Sebelum MRS
Kejernihan : jernih
Warna : kuning
Bau : amoniak
Setelah MRS
Warna : kuning
Bau : amoniak
Sebelum MRS
Setelah MRS
Aktivitas pasien selama MRS : berbaring di tempat tidur dan bangun dari tempat
tidur
Sebelum MRS
Kebiasaan mandi : 2 – 3 kali dalam sehari
Penampilan : bersih
Setelah MRS
Kebiasaan mandi : tidak pernah mandi hanya di lap oleh keluarga
Kehilangan BB : berat badan berkurang 1 kg sebelum MRS 51 kg setelah MRS 50 kg
TD : 130/80mmhg
N : 80 ×/menit
S : 36 ®c
Kulit : warna kulit sawo matang, turgor kulit baik.
Kepala/rambut : rambut tidak ada peradangan/lesi pada kepala, nyeri tekan tidak ada
Kuku : ujung kuku tidak bersih , dan ada plek hitam
Mulut dan gigi : bibir tidak kering , fungsi pengecapan baik, tidak ada gangguan saat
menelan
Leher : tidak terjadi pembengkakan, tidak ada nyeri tekan
Abdomen : simetris ikut gerak nafas, tiddak ada nyeri tekan
KLASIFIKASI DATA
Data subjektif
Data objektif
N : 80×/menit
P : 20×/menit
S : 36 ®c
ANALISA DATA
NO DS/DO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 DS Pasien mengatakan nyeri Pergeseran fraktur tulang NYERI
pada daerah kepala dan lutut
DO Pasien Nampak meringis
TD : 130/80 mmhg
N : 80×/menit Spasme otot
P : 20×/menit
S : 36 ®c
Nyeri otot
Nyeri
2 DS Pasien mengatakan tidak Barkontinuitasa jarinagan GANGGUAN
bisa terlaulu bergerak tulang MOBILITAS FISIK
DO Pasien nampak lemah
TD : 130/80 mmhg
N : 80×/menit Deformitas
P : 20×/menit
S : 36 ®
G3 fungsi
Pemasnagan traksi
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NAMA/UMUR : TN. H
RUANGAN /KAMAR : Bedah kelas 1.4
4.dapat memblok
4.penatalakasaan rangsangan nyeri
pemberian obat sehingga nyeri
tidak di
persepsikan
2. Gangguan Tujuan : 1.bantu pasien dalam 1.menghemat
mobilitas fisik aktivitas perawatan energi pasien
berhubungan Diharapkan
diri sesuai keperluan dapat mengcegah
dengan pasien kelelahan
hemiparesis, dapat
kelemahan. menunjukkan
peningkatan 2.latihan tentang 2.untuk
DS : gerak pasif sesegera mengcegah
mobilitas
Pasien mungkin kekakuan sendi
mengatakan seoptimal Yang dapat
tidak bisa mungkin berlanjut pada
terlalu bergerak keterbatasan gerak
KH :
DO : 3. Berikan 3.mempertahankan
Pasien Nampak Meningkatkan foodboard/penyangga posisi ekstremitas
lemah mobilitas kaki
4.anjurkan banyak
makan sayuran yang 4.banyak
berwarna hijau mengandung zat
besi
5.libatkan keluarga
dalam pemenuhan 5.pastisipasi dalam
nutrisi kebutuhan keluarga dapat
pasien meningkatkan
asupan nutrisi
untuk kebutuhn
energy.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
EVALUASI KEPERAWATAN
EVALUASI KEPERAWATAN
EVALUASI KEPERAWATAN
Berbagi
Posting Komentar
‹ Beranda
Mengenai Saya
syahrul ca,lu
Lihat profil lengkapku