Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“BIOETIK KESEHATAN MASYARAKAT”

Disusun Oleh:

Lidya Azzahra

Moch.Al Farisi

Rakhma Tri Dinda

Reni Afizah

Sandratul Aini

Wina Sukma Aulia

Shabila Salindri

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 1B

UNIVERSITAS FORT DE KOCK

2019
KATA PENGANTAR
puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-NYA, sehingga kami
penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Tidak lupa shalawat serta salam selalu
kita curahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing
umatnya di jalan yang benar.

Kami ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu dalam penyusunan
makalah ini. Makalah ini kami susun berdasarkan tugas dari mata kuliah yang diberikan oleh
Dosen saya yang berjudul Makalah Kesehatan Masyarakat. Makalah ini bersisi tentang
pengertian, macam-macam, dan bahaya Narkoba. Penyusunan makalah ini salah satunya
bertujuan memberi informasi kepada para remaja tentang bahaya Narkoba.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khusunya para remaja.
Penyusun juga meminta maaf apabila banyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini..

Bukittinggi,27 November 2019


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................iii

A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................1
C. Tujuan Penulisan................................................................................1
D. Manfaat Penulisan..............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................iv


A. Defenisi Bioetik.................................................................................3
B. Prinsip Bioetik...................................................................................4
C. Jenis Bioetik Kesehatan Masyarakat.................................................7

BAB III PENUTUP.................................................................................v


A. Kesimpulan .......................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................vi


BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kemajuan dibidang ilmu kesehatan telah memberi harapan hidup yang lebih baik pada
manusia. Namun terlepas dari keberhasilan ilmu kesehatanmengatasi berbagai masalah
kesehatan. Masalah lain yang berkaitan juga mulaimuncul. Dengan meningkatnya teknologi,
perawatan dan pelayanan kesehatan,banyak penyait yang menimbulkan wabah dalam skala besar
dapat dicegah.Dalam setengah abad terakhir telah terjadi perubahan-perubahan besardalam
aspek-aspek kehidupan sosial, ekonomi, budaya, politik, moralitas,intelektualitas, keagamaan,
dan lain-lain diseluruh dunia. Bersaman denganperubahan-perubahan itu, berlangsung juga
revolusi biomedis, yaitu kemajuan kemajuan luar biasa dalam ilmu biologi, ilmu dan teknologi
kedokteran,teknologi peralatan medis, bioteknologi medis, dan penerapan semua aspek
multidisiplin tersebut dalam pelayanan kesehatan masyarakat (Samsi Jacobalis,2005:201).
Kehadiran bioteknologi akan menguasai kehidupan manusia dan memilikikekuatan besar untuk
mengubah jalan perkembangan organisme dalamkehidupan. Manusia memanfaatkan
bioteknologi tidak hanya untuk menemukan dan mengurai kehidupan, tetapi berusaha mengubah
dan menciptakan kehidupan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari bioetik ?


2. Apa saja prinsip yang terdapat dalam kaidah bioetik ?
3. Apa saja jenis bioetik dalam kesehatan masyarakat ?

C. Tujuan

1. Mengetahui definisi bioetik.


2. Mengetahui prinsip yang terdapat dalam kaidah bioetik.
3. Mengetahui jenis bioetik dalam kesehatan masyarakat.

1
D. Manfaat

Menambah pengetahuan maupun wasasan tentang apa yang di maksud dengan bioetik dan
jenis bioetik dalam kesehatan masyarakat, serta bagaimana implementasi kaidah bioetik dalam
kesehatan masyarakat dari sudut pandang islam.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Definisi Bioetik

Bioetika atau bioethics atau etika biologi didefinisikan oleh Samuel Gorovitz sebagai
“penyelidikan kritis tentang dimensi-dimensi moral dari pengambilan keputusan dalam konteks
berkaitan dengan kesehatan dan dalam konteks yang melibatkan ilmu-ilmu biologi”. Jadi
bioetika menyelidiki dimensi etik dari masalah-masalah teknologi, ilmu kedokteran, dan biologi
yang terkait dengan penerapannya dalam kehidupan (Shannon, 1995).

Jenie (1997) mengemukakan bahwa bioetika berperan sebagai pengaman bagi riset
bioteknologi, sedangkan Djati (2003), menegaskan bahwa bioetika tidak untuk mencegah
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang biologi atau bioteknologi, tetapi
menyadarkan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai batas-batas dan tanggung
jawab terhadap kehidupan manusia dan kemanusiaan. Van Potter (1970) dalam Muchtadi (2007)
menyebutkan bahwa bioetika ialah suatu disiplin baru yang menggabungkan pengetahuan biologi
dengan pengetahuan mengenai sistem nilai manusia, yang akan menjadi jembatan antara ilmu
pengetahuan dan kemanusiaan, membantu menyelamatkan kemanusian, mempertahankan dan
memperbaiki dunia beradab. Honderih Oxford (1995) dalam Muchtadi (2007) menyatakan,
bahwa bioetika adalah kajian mengenai pengaruh moral dan sosial dari teknik-teknik yang
dihasilkan oleh kemajuan ilmu-ilmu hayati.

Etika yang berkaitan dengan masalah biologi dikenal dengan nama bioetika (Shannon,
1995). Memahami berbagai pengertian bioetika sesuai pendapat para ahli memberikan
pemahaman, bahwa bioetika bukanlah suatu disiplin ilmu, tetapi lebih kepada penerapan etika,
moral, bahkan hukum dan nilai sosial ke dalam pembahasan ilmiah biologi. Dan pentingnya
etika dalam konteks biologi digunakan untuk menjawab berbagai persoalan kehidupan baik yang
berkaitan dengan hewan dan tumbuhan, bahkan manusia. Oleh karena itu implementasi bioetika
dan perspektifnya dalam perkembangan berbagai keilmuan biologi seperti kedokteran,
bioteknologi, ekologi, pertanian, bahkan dalam perdebatan politik, hukum, dan filsafat
menjadikan bioetika sebagai pijakan untuk memecahkan dan menjawab persoalan didalamnya.

3
B. Prinsip Bioetik

Beauchamp dan Childress (1994) menguraikan (Empat prinsip etika Eropa) bahwa untuk
mencapai suatu keputusan ETIK diperlukan 4 KaidahDasar Moral - Kaidah Dasar Bioetik (Moral
Principle) dan beberapa rules atau kriteria dibawahnya. Keempat Kaidah Dasar Moral tersebut
adalah :

1. Prinsip “Autonomy” (self-determination)

Otonomi (Autonomy) berasal dari bahasa Yunani ”autos” yang berarti sendiri dan ”nomos”
yang berarti peraturan atau pemerintahan atau hukum. Awalnya otonomi dikaitkan dengan suatu
wilayah dengan peraturan sendiri atau pemerintahan sendiri atau hukum sendiri. Namun
kemudian, otonomi juga digunakan pada suatu kondisi individu yang maknanya bermacam-
macam seperti hak untuk bebas, pilihan pribadi, kebebasan berkeinginan dan menjadi diri
sendiri. Makna utama otonomi individu adalah aturan pribadi atau perseorangan dari diri sendiri
yang bebas, baik bebas dari campur tangan orang lain maupun dari keterbatasan yang dapat
menghalangi pilihan yang benar, seperti karena pemahaman yang tidak cukup. Seseorang yang
dibatasi otonominya adalah seseorang yang dikendalikan oleh orang lain atau seseorang yang
tidak mampu bertindak sesuai dengan hasrat dan rencananya.Terdapat berbagai pendapat tentang
penerapan prinsip otonomi.Meskipun demikian, secara umum ada beberapa cara menerapkan
prinsip otonomi, khususnya dalam praktek kedokteran. Cara-cara tersebut antara lain
menyampaikan kebenaran atau berita yang sesungguhnya (tell the truth),menghormati hak
pribadi orang lain (respect the privacy of others),melindungi informasi yang bersifat rahasia
(protect confidential information),mendapat persetujuan untuk melakukan tindakan terhadap
pasien (obtain consent for interventions with patients),membantu orang lain membuat keputusan
yang penting (when ask, help others make important decision)

Hal penting dalam menerapkan prinsip otonomi adalah menilai kompetensi pasien. Para
pakar meyakini belum ada satu definisi kompetensi pasien yang dapat diterima semua pihak,
sehingga begitu banyak defnisi tentang kompetensi pasien. Salah satu definisi kompetensi pasien
yang dapat diterima adalah ”kemampuan untuk melaksanakan atau performa suatu tugas atau
perintah”.

4
2. Prinsip Tidak Merugikan “Non-Maleficence”

Prinsip non-maleficence, yaitu melarang tindakan yang membahayakan atau memperburuk


keadaan pasien. Prinsip ini dikenal sebagai “primum non nocere” atau “do no harm”. Prinsip ini
berhubungan dengan ungkapan Hipokrates yang menyatakan “saya akan menggunakan terapi
untuk membantu orang sakit berdasarkan kemampuan dan pendapat saya, tetapi saya tidak akan
pernah menggunakannya untuk merugikan atau mencelakakan mereka”.

Prinsip non-maleficence sering menjadi pembahasan dalam bidang kedokteran terutama


kasus kontroversial terkait dengan kasus penyakit terminal, penyakit serius dan luka serius.
Prinsip ini memegang peranan penting dalam pengambilan keputusan untuk mempertahankan
atau mengakhiri kehidupan. Penerapannya dapat dilakukan pada pasien yang kompeten maupun
tidak kompeten. Pada dasarnya, prinsip nonmaleficence memberikan peluang kepada pasien,
walinya dan para tenaga kesehatan untuk menerima atau menolak suatu tindakan atau terapi
setelah menimbang manfaat dan hambatannya dalam situasi atau kondisi tertentu.Banyak filosof
yang menjadikan prinsip non-maleficence sebagai satu kesatuan dengan prinsip beneficence
(mengutamakan tindakan untuk kebaikan pasien). Namun, banyak juga yang
membedakannya.Pertimbangannya antara lain pemikiran bahwa kewajiban untuk tidak
membahayakan atau mencelakakan pasien, tentu berbeda dengan kewajiban untuk membantu
pasien, walaupun keduanya untuk kebaikan pasien.

3. Prinsip Murah Hati “Beneficence”

Prinsip moral yang mengutamakan tindakan untuk ditujukan ke kebaikan pasien atau
penyediaan keuntungan dan menyeimbangkan keuntungan tersebut dengan risiko dan biaya.
Dalam Beneficence tidak hanya dikenal perbuatan untuk kebaikan saja, melainkan juga
perbuatan yang sisi baiknya (manfaat) lebih besar daripada sisi buruknya
(mudharat).Beneficence secara makna kata dapat berarti pengampunan, kebaikan, kemurahan
hati, mengutamakan kepentiang orang lain,mencintai dan kemanusiaan. Beneficence dalam
makna yang lebih luas berarti tindakan yang dilakukan untuk kebaikan orang lain. Prinsip moral
beneficence adalah kewajiban moral untuk melakukan suatu tindakan demi kebaikan atau
kemanfaatan orang lain (pasien).

5
Prinsip ini digambarkan sebagai alat untuk memperjelas atau meyakinkan diri sendiri
(self-evident) dan diterima secara luas sebagai tujuan kedokteran yang tepat.Penerapan prinsip
beneficence tidak bersifat mutlak. Prinsip ini bukanlah satu-satunya prinsip yang harus
dipertimbangkan, melainkan satu diantara beberapa prinsip lain yang juga harus
dipertimbangkan. Prinsip ini dibatasi keseimbangan manfaat, resiko, dan biaya (sebagai hasil
dari tindakan) serta tidak menentukan pencapaian keseluruhan kewajiban. Kritik yang sering
muncul terhadap penerapan prinsip ini adalah tentang kepentingan umum yang diletakan di atas
kepentingan pribadi. Sebagai contoh, dalam penelitian kedokteran, atas dasar kemanfaatan untuk
kepentingan umum sering prosedur penelitian yang membahayakan individu subjek penelitian
diperbolehkan.Padahal, terdapat prinsip-prinsip lain yang semestinya juga dipertimbangkan
.Prinsip beneficence harus diterapkan baik untuk kebaikan individu seorang pasien maupun
kebaikan masyarakat keseluruhan.Beberapa bentuk penerapan prinsip beneficence merupakan
komponen penting dalam moralitas. Karena luasnya cakupan kebaikan, maka banyak ketentuan-
ketentuan dalam praktek (kedokteran) yang baik lahir dari prinsip beneficence ini. Beberapa
contoh penerapan prinsip beneficence ini adalah:

a. Melindungi dan menjaga hak orang lain.


b. Mencegah bahaya yang dapat menimpa orang lain.
c. Meniadakan kondisi yang dapat membahayakan orang lain.
d. Membantu orang dengan berbagai keterbatasan (kecacatan).
e. Menolong orang yang dalam kondisi bahaya.

4. Prinsip Keadilan “Justice”

Prinsip moral yang mementingkan fairness dan keadilan dalam bersikap maupun dalam
mendistribusikan sumber daya (distributive justice) atau pendistribusian dari keuntungan, biaya
dan risiko secara adil. Prinsip Justice diterjemahkan sebagai menegakan keadilan atau kesamaan
hak kepada setiap orang (pasien). Definisi lainnya adalah memperlakukan orang lain secara adil,
layak dan tepat sesuai dengan haknya. Situasi yang adil adalah seseorang mendapatkan
mendapatkan manfaat atau beban sesuai dengan hak atau kondisinya.

6
Situasi yang tidak adil adalah tindakan yang salah atau lalai berupa meniadakan manfaat kepada
seseorang yang memiliki hak atau pembagian beban yang tidak sama. Prinsip justice lahir dari
sebuah kesadaran bahwa jumlah benda dan jasa (pelayanan) itu terbatas, sedangkan yang
memerlukan seringkali melabihi batasan tersebut. Prinsip justice kemudian diperlukan dalam
pengambilan keputusan tersebut. Terdapat beberapa kriteria dalam penerapan prinsip justice,
antara lain:

a. Untuk setiap orang ada pembagian yang merata (equal share)


b. Untuk setiap orang berdasarkan kebutuhan (need)
c. Untuk setiap orang berdasarkan usahanya (effort)
d. Untuk setiap orang berdasarkan kontribusinya (contribution)
e. Untuk setiap orang berdasarkan manfaat atau kegunaannya (merit)
f. Untuk setiap orang berdasarkan pertukaran pasar bebas (freemarket exchange)

C. Jenis Bioetik Kesehatan Masyarakat

1. Kloning

Secara etimologis, kloning berasal dari kata “clone” yang diturunkan dari bahasa Yunani
“klon”, artinya potongan yang digunakan untuk memperbanyak tanaman. Kata ini digunakan
dalam dua pengertian, yaitu :

a. Klon sel yang artinya menduplikasi sejumlah sel dari sebuah sel yang memiliki
sifat-sifat genetiknya identik.
b. Klon gen atau molekular, artinya sekelompok salinan gen yang bersifat identik
yang direplikasi dari satu gen dimasukkan dalam sel inang.

Sedangkan secara terminologis, kloning adalah proses pembuatan sejumlah besar sel atau
molekul yang seluruhnya identik dengan sel atau molekul asalnya.

7
Pada prinsipnya mengklon individu baru ialah mengganti inti telur dengan inti sel
definitif, lalu merangsang sel telur itu tumbuh.Secara umum dikenal beberapa metode untuk
melakukan kloning, antara lain:

a) Artificial embryo twinning Pada embrio yang masih dini dilakukan separasi secara
manual sehingga menghasilkan sel-sel individu, yang selanjutnya akan membelah dan
berkembang. Embrio ini diimplantasikan pada inang subtitusi sampai cukup bulan dan
kemudian dilahirkan. Oleh karena embrio-embrio klon ini berasal dari zigot yang sama
maka mereka secara genetik identik.
b) Somatic cell nuclear transfer (SCNT) Sel somatik yang dipakai adalah sel sel di dalam
tubuh selain sel sperma dan sel telur. Inti sel somatik ditransfer ke sel telur yang telah
dilakukan enukleasi. Sel telur dengan inti baru ini akan berlaku sebagai zigot, yang
kemudian diimplantasikan ke inang subtitusi. SCNT bertujuan untuk menghasilkan
embrio yang akan digunakan pada riset, terutama riset sel punca. Sel-sel ini kemudian
dipanen untuk digunakan pada riset bioteknologi dengan harapan dapat diaplikasikan
bagi berbagai aspek yang menunjang kesejahteraan manusia, termasuk aspek kesehatan
dan pengobatan. Beberapa jenis kloning yang telah diteliti, antara lain (Wangko,
Kristanto, 2010):
1. Kloning molekul (Molecular cloning)

Kloning DNA bertujuan menghasilkan sejumlah besar DNA yang identik,


termasuk gen, promotor, sekuens noncoding, dan fragmen DNA, untuk penelitian
lanjut atau menggunakan DNA pada organisme yang intak untuk menghasilkan
protein yang bermanfaat baik bagi penelitian maupun aplikasi bagi kesehatan
manusia.Kloning dilakukan dengan menggunakan bakteri dan plasmid. Dalam hal
melakukan kloning gen atau potongan DNA, plasmid asal (cloning vector)
diisolasi dari sel bakteri. Gen sel tertentu disisipkan ke dalam plasmid,sehingga
terbentuk plasmid dengan DNA rekombinan. Plasmid yang baru dimasukkan ke
dalam sel bakteri, dan terbentuk bakteri rekombinan yang akan membentuk sel
klon. Gen yang disisipkan akan ikut pada bakteri yang bermitosis.

8
2. Kloning sel

Kloning sel bertujuan menghasilkan suatu populasi sel dari satu sel tunggal.
Tehnik yang diperkenalkan adalah dengan menggunakan cincin kloning. Suspensi sel
tunggal yang telah dipapar dengan agen mutagenic atau obat tertentu ditempatkan
pada pengenceran tinggi untuk menghasilkan koloni-koloni yang terisolasi. Setiap
koloni tumbuh dari satu sel tunggal. Sel-sel klon dikumpulkan dari dalam cincin dan
dipindahkan untuk pertumbuhan lanjut.

3. Kloning organisme

Disebut juga kloning reproduksi yang bertujuan untuk menghasilkan organisme


multisel yang identik secara genetik, dan merupakan reproduksi aseksual dimana tidak
terjadi fertilisasi. Dilakukan transfer inti dari sel dewasa donor ke dalam sel telur tanpa
inti. Bila sel telur telah membelah normal maka akan dipindahkan ke dalam uterus inang
substitusi. Klon yang dihasilkan tidak sepenuhnya identik oleh karena sel somatik dapat
mengandung mutasi DNA inti. Selain itu mitokondria di dalam sitoplasma juga
mengandung DNA, dan selama SCNT, DNA ini sepenuhnya berasal dari sel telur donor,
jadi genom mitokondria tidak serupa dengan sel telur donor. Hal ini sangat perlu
diperhatikan pada cross species nuclear transfer oleh karena bila terjadi incompatbilitas
mitokondria maka akan mengarah ke kematian sel. Selain itu dalam proses kloning peran
kromosom seks (inaktivasi) belum dapat dipenuhi. Tahapan-tahapan dalam mengkloning
manusia yaitu :

a. Sebuah sel diambil dari pria atau wanita donor, kemudian mengambil sel telur
ibu yang subur.
b. Nukleus diambil, sel telur dipisahkan dari kode genetiknya, kemudian DNA
diambil dari nucleus
c. Nukleus sel donor digabung dengan sel telur, kemudian sel telur diberi kode
genetik donor.
d. Sel dikembangkan di laboratorium sampai menjadi embrio.
e. Embrio ditanam di uterus ibu atau ibu pengganti (surrogate mother).
f. Janin menjadi salinan genetik yang persis dari sel donor.

9
Gambar 1 : Tahapan Kloning pada Manusia

Sumber : dharwanto.blogspot.com

Teknologi kloning diharapkan dapat memberi manfaat kepada manusia,khususnya dibidang


medis. Beberapa keuntungan dari teknologi cloning ialah :

a. Kloning manusia memungkinkan banyak pasangan tidak subur untuk mendapatkan


anak.
b. Organ manusia dapat dikloning secara selektif untuk dimanfaatkan sebagai organ
pengganti bagi pemilik sel organ itu sendiri, sehingga dapat meminimalisir risiko
penolakan
c. Sel-sel dapat dikloning dan diregenerasi untuk menggantikan jaringan tubuh yang
rusak, misalnya urat syaraf dan jaringan otot.
d. Teknologi kloning memungkinkan para ilmuwan medis untuk menghidupkan dan
mematikan sel-sel. Dengan demikian, teknologi ini dapat digunakan untuk mengatasi
kanker. Di samping itu, ada sebuah optimisme bahwa kelak kita dapat menghambat
proses penuaan berkat apa yang kita pelajari dari kloning.

10
e. Teknologi kloning memungkinkan dilakukan pengujian dan penyembuhan penyakit-
penyakit keturunan. Dengan teknologi kloning,kelak dapat membantu manusia dalam
menemukan obat kanker, menghentikan serangan jantung, dan membuat tulang,
lemak, jaringan penyambung, atau tulang rawan yang cocok dengan tubuh pasien
untuk tujuan bedah penyembuhan dan bedah kecantikan.

2. Bayi Tabung
Bayi tabung merupakan suatu proses pembuahan yang terjadi di luar Rahim antara ovum
dan sperma yang telah disiapkan dan dibiarkan bercampur dalam sebuah tabung kimia serta
diberi suhu yang menyemai panas badan seorang wanita agar tetap hidup. Sehingga antara
ovum dan sperma terjadi fertilisasi, kemudian menjadi morulla, lalu dipindahkan ke dalam
Rahim seorang wanita yang telah disiapkan untuk melanjutkan kehamilan secara alami. Jika
dilihat dari proses pembuahan hingga reproduksinya, bayi tabung dikelompokkan menjadi
dua macam, yaitu secara alami yang artinya dilakukan oleh pasangan suami-stri yang terikat
dalam sebuah perkawinan yang sah, dan melalui donor yang artinya salah satu benihnya
(sperma atau ovum), dan proses pembuahannya dilakukan oleh bukan pasangan suamiistri
tanpa ikatan perkawinan (sewa rahim/meminjam rahim orang lain) Program bayi tabung pada
awal mulanya bertujuan untuk menolong bagi pasangan suami-istri yang tidak mampu
mendapatkan keturunan secara normal atau bahkan mengalami kemandulan. Dalam
perkembangannya, program ini tidak hanya menolong pasangan suami istri yang
menginginkan seorang anak, tetapi ada latar belakang atau motivasi lain seperti pasangan
suami-istri ingin mendapatkan bayi super, namun benih yang digunakan baik ovum ataupun
sperma berasal dari orang lain. Ada pula seorang istri ingin mempertahankan tubuhnya yang
dikarenakan tuntutan profesi atau ingin menjadi wanita karir, sehingga proses pembuahannya
menggunakan rahim orang lain atau sewa rahim yang mana dalam istilah kedokterandikenal
dengan sebutan ibu pengganti (surrogate mother).

11
3. Transplantasi Organ
Transplantasi organ adalah pemindahan sebagian atau seluruh organ dari suatu tubuh ke
tubuh yang lain, atau dari suatu tempat ke tempat yang lain pada tubuh yang sama.
Transplantasi organ dapat berupa pemindahan tangan, ginjal, jantung. Transplantasi organ
merupakan pemindahan sebuah organ atau lebih dari seorang manusia pada saat hidup, atau
setelah mati kepada manusia lain. Transplantasi ini ditujukan untuk menggantikan organ
yang rusak tak berfungsi pada penerima dengan organ lain yang masih berfungsi dari donor
sehingga resipien (penerima organ tubuh) dapat bertahan hidup secara sehat. Donor organ
dapat merupakan organ yang masih hidup ataupun organ yang telah meninggal (Ebrahim,
2001:95).Transplantasi organ dapat dibedakan berdasarkan segi pendonor dan penerima
organ:

a. Dari Segi Pemberi Organ (Pendonor)

1. Transplantasi dengan donor hidup

Transplantasi dengan donor hidup adalah pemindahan jaringan atau organ tubuh
seseorang yang hidup kepada orang lain atau ke bagian lain dari tubuhnya sendiri tanpa
mengancam kesehatan. Biasanya yang dilakukan adalah transplantasi ginjal, karena
memungkinkan seseorang untuk hidup dengan satu ginjal saja. Akan tetapi mungkin bagi donor
hidup juga untuk memberikan sepotong/sebagian dari organ tubuhnya misalnya paru, hati,
pankreas dan usus. Juga donor hidup dapat memberikan jaringan atau sel degeneratif, misalnya
kulit, darah dan sumsum tulang.

2. Transplantasi dengan donor mati/jenazah

Transplantasi dengan donor mati atau jenazah adalah pemindahan organ atau jaringan
dari tubuh jenazah orang yang baru saja meninggal kepada tubuh orang lain yang masih hidup.
Pengertian donor mati adalah donor dari seseorang yang baru saja meninggal dan biasanya
meninggal karena kecelakaan, serangan jantung, atau pecahnya pembuluh darah otak. Dalam
kasus ini, donasi organ akan dipertimbangkan setelah usaha penyelematan mengalami kegagalan.

12
b. Dari Penerima Organ (Resipien)

a) Autograft
Autotransplantasi adalah pemindahan suatu jaringan atau organ ke tempat lain dalam tubuh
orang itu sendiri. Biasanya transplantasi ini dilakukan pada jaringan yang berlebih atau pada
jaringan yang dapat beregenerasi kembali.

b) Isograft

Termasuk dalam autograft adalah "syngraft" atau isograft yang merupakan prosedur transplatasi
yang dilakukan antara dua orang yang secara genetik identik.

c) Allograft

Allograft adalah pemindahan suatu jaringan atau organ dari tubuh seseorang ke tubuh orang lain.

d) Xenotransplantation

Xenotransplantation adalah pemindahan suatu jaringan atau organ dari species bukan manusia
kepada tubuh manusia.

e) Transplantasi Domino

Merupakan multiple transplantasi yang dilakukan sejak tahun 1987. Donor memberikan organ
jantung dan parunya kepada penerima donor, dan penerima donor ini memberikan jantungnya
kepada penerima donor yang lain. Biasanya dilakukan pada penderita "cystic fibrosis"
(hereditary disease) dimana kedua parunya perlu diganti dan secara teknis lebih mudah untuk
mengganti jantung dan paru sebagai satu kesatuan. Biasanya jantung dari penderita ini masih
sehat, sehingga jantungnya dapat didonorkan kepada orang lain yang membutuhkan.

f) Transplantasi split
Kadangkala donor mati khususnya donor hati, hatinya dapat dibagi untuk dua penerima,
khususnya dewasa dan anak, akan tetapi transplatasi ini tidak dipilih karena transplantasi
keseluruhan organ lebih baik. (Bakti Bawono Adisasmito, 2010) .

13
4. Abortus
Abortus adalah terhentinya (mati) dan dikeluarkannya kehamilan sebelum janin berumur 20
minggu dihitung dari haid terakhir atau berat janin kurang dari 500 gram atau panjang janin
kurang dari 25 cm (Ansar, 2002 dalam Rochmawati, 2013). Di kalangan ahli kedokteran dikenal
dua macam abortus (keguguran kandungan) yakni abortus spontan dan abortus buatan. Abortus
spontan adalah mekanisme alamiah yang menyebabkan terhentinya proses kehamilan sebelum
berumur 28 minggu. Penyebabnya dapat karena penyakit yang diderita si ibu, pendarahan
(blooding), kecelakaan ataupu sebab-sebab lain yang pada umumnya berhubungan dengan
kelainan pada sistem reproduksi (Syafruddin, 2003). Abortus spontan merupakan abortus yang
terjadi secara spontan tanpa ada unsur kesengajaan. Abortus buatan atau induced abortion
merupakan suatu upaya yang disengaja untuk menghentikan proses kehamilan sebelum berumur
28 minggu, dimana janin (hasil konsepsi) yang dikeluarkan tidak bisa bertahan hidup di dunia
luar (Syafruddin, 2003). Abortus buatan, jika ditinjau dari aspek hukum dapat digolongkan ke
dalam dua golongan yakni :

a. Abortus buatan legal


Yaitu pengguguran kandungan yang dilakukan menurut syarat dan caracara yang dibenarkan
oleh undang-undang. Abortus ini dikenal dengan sebutan abortus artificialis therapicus adalah
pengguguran yang dilakukan oleh dokter atas dasar indikasi medis. Abortus buatan legal yang
sesuai dengan ketentuan-ketentuan sebagaimana diatur dalam pasal 15 UU No.23 Tahun 1992
tentang kesehatan, yakni harus memenuhi syarat sebagai berikut (Syafruddin, 2003) :

1. Berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya tindakan tersebut;


2. Oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenagan;
3. Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan atau suami atau keluarganya Pada
sarana kesehatan tertentu.
Jika anasir-anasir tersebut tidak terpenuhi atau sebagian tidak terpenuhi, maka abortus yang
dilakukan termasuk golongan abortus buatan illegal.

14
b. Abortus buatan illegal
Yaitu pengguguran kandungan yang tujuannya selain dari pada untuk menyelamatkan atau
menyembuhkan si ibu, dilakukan oleh tenaga yang tidak kompeten serta tidak memenuhi syarat
dan cara-cara yang dibenarkan oleh undang-undang. Abortus golongan ini sering juga disebut
dengan abortus provocatus criminalis, karena di dalamnya mengandun unsur kriminal atau
kejahatan (Syafruddin, 2003). abortus provocatus criminalis dilakukan tanpa dasar indikasi
medis. Misalnya, abortus yang dilakukan untuk meniadakan hasil hubungan seks di luar
perkawinan atau untuk mengakhiri kehamilan yang tidak dikehendaki (Salim, 2014). Cara untuk
melakukan pengguguran (abortus) di antaranya dengan cara menggunakan jasa ahli medis di
rumah sakit-rumah sakit. Cara seperti ini pada umumnya dilakukan oleh wanita-wanita yang
hidup di negara-negara tempat penguguran diizinkan atau tidak dikenakan ancaman tuntutan
kejahatan. Tetapi di negara-negara yang melarang abortus atau tidak dapat memperoleh bantuan
ahli medis untuk menggugurkan kandungan, dijumpai jutaan wanita yang harus menyerahkan
diri ke tangan dukun. Pengguguran yang dilakukan oleh dukun-dukun yang tidak memiliki
keahlian medis, biasanya menggunakan cara yang kasar dan keras, seperti memijat bagian-
bagian tertentu, perut dan pinggul misalnya, dari tubuh wanita yang akan digugurkan
kandungannya. Pemijatan seperti itu dimaksudkan untuk mengeluarkan janin dari rahim.
Sedangkan pengguguran yang dilakukan secara medis di rumah sakit rumah sakit, biasanya
menggunakan metode berikut ;

1. Mempergunakan alat khusus untuk memperlebar mulut rahim, kemudian janin dikiret (di-
curet) dengan alat seperti sendok kecil.
2. Aspirasi, yaitu penyedotan isi rahim dengan pompa kecil.
3. Hysterotomi (operasi)

15
Disamping cara di atas, pengguguran juga sering dilakukan denagn menggunakan obat-
obatan. Pemanfaatan obat-obatan itu adakalanya dengan ditelan melalui mulut, atau diletakkan
kedalam vagina (alat kelamin) wanita (Salim, 2014). Sedangkan, akibat yang ditimbulkan oleh
pengguguran yang dilakukan ahli medis adalah:

1. Gangguan psikis Ini dapat terjadi ketika alat untuk memperlebar mulut rahim (uterus)
dimasukkan, atau setelah
2. tembusnya vagina dan dinding rahim. Kadang-kadang terjadi setelah cairan hidrolik yang
berbeda dimasukkan.
3. Pendarahan (blooding) sebagai akibat dari pengguguran obat-obatan dan alat-alat. Inilah
di antara akibat dan koplikasi yang timbul dai usaha pengguguran dan tidak sedikit yang
mengakibatkan kematian (Salim,2014).

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bioetika merupakan suatu penerapan etika, moral, bahkan hukum dan nilai sosial ke dalam
pembahasan ilmiah biologi. etika dalam konteks biologi digunakan untuk menjawab berbagai
persoalan kehidupan baik yang berkaitan dengan hewan dan tumbuhan, bahkan manusia.

Dalam kasus kloning, apabila diterapkan pada hewan tidak mengundang masalah, tetapi
apabila berhasil diterapkan pada manusia, hal ini tentu akan mengundang masalah Kloning
tersebut apabila dikaitkan dengan perkawinan, akan timbul masalah, karena kloning bisa berhasil
tanpa keterlibatan jenis kelamin laki-laki.

Dalam kasus bayi tabung, bayi tabung diperbolehkan asal keadaan suami istri tersebut benar-
benar memerlukan bayi tabung untuk membantu pasangan suami istri tersebut memperoleh
keturunan. masalah bayi tabung, jika sperma dan ovum yang dipertemukan itu berasal dari
suami-istri yang sah, maka hal itu dibolehkan. Tetapi, jika sperma dan ovum yang dipertemukan
itu bukan berasal dari suami-istri yang sah maka hal itu tidak dibenarkan bahkan dianggap
sebagai perzinahan terselubung.

Dalam Kasus Transplantasi Organ,beberapa syarat yaitu donor dalam keadaa sehat yang
berarti donor anggota tubuh bagi siapa saja yang memerlukan pada saat si donor masih hidup.
Transplantasi organ diperbolehkan jika penerima donor dalam keadaan yang sekarat,pencakokan
tidak menyebabkan suatu akibat yang dapat membahayakan dan yang terakhir telah disetujui
oleh wali,ataupun keluarga dengan syarat untuk membantu dan menolong bukan untuk mencari
keuntungan dan diperjualbelikan.

aborsi merupakan tindakan apabila bertujuan menyelamatkan nyawa Ibu dari bayi tersebut,
dengan catatan kandungan tersebut belum mencapai usia 4 bulan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Aziz, Mushofa, Imam Musbikhin. 2001. Kloning Manusia Abad XXI, hlm 16. Jogjakarta:
Pustaka Pelajar
Bakti Bawono Adisasmito, W. 2010. Naskah Akademi Transplantasi Organ
Manusia. Depok : Naskah Akademik Universitas Indonesia. Beauchamp TL, Childress
JF.1994.Principles of Biomedical ethics.4th ed. New.
Chusna, A.2012. Aborsi dan Hak atas Pelayanan Kesehatan: Sebuah Tinjauan
Teologis, Yuridis, dan Medis, Jurnal Tarbiyah STAIN Ponorogo, vol.IX, no.1, Juni, pp.97-116.
Didapat dari http://jurnal.stainponorogo.ac.id/index.php/justicia/article/download/339/293
[Diakses pada tanggal 23 Agustus 2017 pukul 17:10]
Hasyim Mannan. 2007. Kloning dalam Perspektif Syariah Islam, hlm 4. Surabaya: Mimeo
Idries AM, Tjiptomargono A. 2008. Peran ilmu kedokteran forensik untuk kepentingan
penyidikan. Jakarta: Sagung Seto
Jenie, U.A. 1997. Perkembangan Bioteknologi dan Masalah-Masalah Bioetika yang Muncul.
Makalah Seminar Regional. Surabaya: IKIP Surabaya.
Kuntari, T., Wilopo, S.A. and Emilia, O.2010.Determinan Abortus di Indonesia , Jurnal
Kesehatan Masyarakat Nasional, vol. IV, no. 5, April, pp. 223-229. Didapat dari
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=269742&val=7113&title =Determinan
%20Abortus%20di%20Indonesia [Diakses pada tanggal 23 Agustus 2017 pukul 14:27]
Kus, Lusia. 2010. Kapan Perlu Bayi Tabung [online] :
http://health.kompas.com/read/2010/06/16/16150036/Kapan.Perlu.Program BayiTabung -
Diakses pada 23 Agustus 2017

18

Anda mungkin juga menyukai