KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur
dipanjatkan kepada Allah SWT
yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan
buku “Pedoman Pelaksanaan
Pertanian Perkotaan (Urban
Farming)”.
ii
“Panduan Pelaksanaan Pertanian Perkotaan (Urban
Farming)”.
iii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
Gambar 17 Hidroponik dengan memanfaatkan botol bekas
air mineral (horizontal) ................................... 51
Gambar 18 Cara membuat media tanam ......................... 52
Gambar 19 Contoh Netpot................................................ 53
Gambar 20 Tanaman hidroponik dengan pipa paralon
vertikal ........................................................... 54
Gambar 21 Tanaman hidroponik dengan pipa paralon
horizontal ....................................................... 54
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2
Pemberdayaan pertanian perkotaan (urban
farming) dapat memberikan kontribusi
penyelamatan lingkungan melalui pengelolaan
sampah reuse dan recycle, membantu
menciptakan kota yang bersih dan nyaman,
penghematan biaya transportasi pengangkutan
sampah, ketersediaan bahan pangan yang lebih
segar, dan menjadi penghasilan tambahan
penduduk kota.
3
media tanam, pemanfaatan wadah plastik bekas
sebagai wadah tanam dan instalasi untuk
kegiatan penanaman. Kegiatan ini dapat
dikembangkan pada skala rumah tangga dengan
memberdayakan peran serta masyarakat dalam
mengelola sampah melalui urban farming.
Manfaat yang diperoleh adalah mendapatkan
hasil pertanian, baik itu tanaman sayur maupun
tanaman hias yang ditanam oleh masyarakat,
sehingga secara langsung masyarakat
mendapatkan hasil pertanian yang dapat
dikonsumsi untuk rumah tangga, maupun dapat
menjual hasil pertanian jika memiliki produktivitas
yang tinggi.
4
B. Tujuan
C. Ruang Lingkup
5
BAB II
PENGENALAN URBAN FARMING
1 http://novisanriarambe.blogspot.co.id/2014/07/konsep-urban-
farming-pertanian-perkotaan.html
6
sebelumnya adalah sebuah aktivitas pertanian
baik sederhana maupun skala industri yang di
dalamnya terdapat suatu pola kegiatan produksi,
pemrosesan, dan pemasaran produk yang
melibatkan keterampilan, keahlian, dan inovasi
dalam budidaya dan pengolahan makanan
dengan menerapkan metode produksi intensif,
memanfaatkan dan mendaur ulang sumber daya
dan limbah perkotaan untuk menghasilkan
beragam tanaman dan hewan ternak. Gambar 1
menunjukkan penerapan urban farming di rumah
tangga pada pemanfaatan lahan terbatas.
7
Gambar 1. Penerapan Urban Farming di rumah
tangga2
2
http://www.pulangkerja.com/manfaatkan-lahan-kosong-
dirumahmenjadi-lahan-pertanian/dan
http://pemandangan.fotoindonesia.com/16760/jambangan-
kampungasri-di-surabaya-tanpa-polusi-udara.html
8
yang sama dalam hal produksi pangan, yang
membedakan adalah penggunaan lahan,
transportasi, penggunaan pupuk, dan
pengelolaan yang dianggap lebih sederhana.
Pertanian urban dapat membantu dalam
penghematan pengeluaran rumah tangga atau
dalam skala lebih lanjut dapat memberikan
tambahan pendapatan karena dilakukan dari
lingkup terkecil yaitu skala rumah tangga, dengan
memanfaatkan lahan sempit di rumah atau
sekitar tempat tinggalnya untuk memproduksi
sayuran dan buah yang dapat dikonsumsi rumah
tangga atau dijual kembali. Selain itu, pertanian
kota ini dapat memenuhi kebutuhan pangan
keluarga secara langsung tanpa harus ke pasar
atau supermarket.
9
agar proses urban farming dapat berjalan dengan
lancar, yaitu:
1. Memberikan penyuluhan bagaimana caranya
melakukan proses pertanian perkotaan
dengan memberdayakan sumber daya yang
ada di rumah tangga;
2. Peningkatan kualitas produk; dan
3. Pemahaman urban farming dimanfaatkan
untuk pemenuhan kebutuhan keluarga dan
distribusi ke swalayan untuk produk-produk
layak jual.
3 http://novisanriarambe.blogspot.co.id/2014/07/konsep-urban-
farming-pertanian-perkotaan.html
10
pelaksanaan urban farming adalah sebagai
berikut:
1. Membantu menciptakan kota yang bersih
dengan pelaksanaan 3R (Reduce, Reuse, dan
Recycle) untuk pengelolaan sampah kota,
2. Dapat menghasilkan udara segar dan
meningkatkan kualitas lingkungan kota,
3. Meningkatkan estetika dan keindahan kota,
4. Mengurangi biaya dari pengelolaan sampah,
5. Pemenuhan bahan pangan keluarga yang
lebih segar,
6. Memberikan penghasilan tambahan bagi
penduduk kota.
11
Di wilayah padat penduduk, urban farming
menjadi strategi yang tepat dalam upaya
membantu rumah tangga ekonomi lemah
dalam memperbaiki keamanan pangan dan
asupan nutrisi anggota keluarga. Kegiatan ini
dapat menjadi cara yang efisien dalam
memerangi kelaparan dan malnutrisi karena
mampu memfasilitasi akses untuk
mendapatkan makanan.
2. Membuat lingkungan lebih sehat.
Melalui langkah penghijauan, lingkungan
dapat menjadi lebih sehat sekaligus
mengurangi polusi udara. Makin banyak orang
yang menerapkan urban farming, maka
kualitas lingkungan dapat meningkat.
Hasilnya, suatu wilayah dapat menjadi lebih
sehat untuk ditinggali. Memperindah
pemandangan. Hijaunya tanaman dapat
membantu mempercantik lingkungan rumah
dan menjauhkannya dari kesan gersang.
3. Mengurangi stres.
Urban farming juga diyakini dapat mendukung
proses relaksasi, serta memberikan ruang
12
ketenangan di tengah padatnya populasi
manusia.
4. Mengurangi limbah domestik.
Air buangan yang masih layak bisa
dimanfaatkan untuk menyiram tanaman.
Sementara itu, sampah organik dan anorganik
dapat diolah dan dimanfaatkan sebagai pupuk
dan media urban farming. Dengan begini, kita
dapat mengelola dan mengurangi sampah di
sumbernya.
13
perkotaan sebagai berikut:
14
BAB III
PELAKSANAAN URBAN FARMING
15
tradisional, namun hasil produksi per satuan luas
dari pertanian perkotaan lebih besar
dibandingkan dengan pertanian tradisional
apabila dilakukan secara massal. Pada pertanian
perkotaan, petani urban akan lebih dekat “pasar”
antar petani urban lainnya, yang memiliki
kepedulian terhadap gerakan pertanian
perkotaan yang dapat memudahkan para petani
urban untuk saling berbagi ilmu mengenai
pertanian urban dan bekerjasama antar pihak
untuk memperluas informasi mengenai kegiatan
pertanian urban (Lanarc, 2013).
16
urban hampir di seluruh lahan yang ditemukan
dan lahan tersebut aman untuk dimanfaatkan.
Lahan non pertanian yang dapat
dimanfaatkan menjadi lahan pertanian adalah
pekarangan rumah, halaman parkir, atap
gedung, boulevard, dan lahan terbuka lainnya.
Terdapat dua kunci tantangan untuk
melindungi lahan yang dimanfaatkan untuk
urban farming, yaitu adanya akses lahan yang
dimanfaatkan dan kebijakan serta regulasi
untuk mencegah penggunaan lahan non
pertanian.
2. Jenis lahan untuk urban farming
Lahan yang dapat dimanfaatkan sebagai
lahan pertanian perkotaan dapat diuraikan
sebagai berikut:
a. Pekarangan/Halaman Pemukiman
Pemanfaatan lahan pada pemukiman
tergantung komitmen dari pengembang
dan pemilik rumah masing-masing.
17
Gambar 2. Lorong jalan (gang) perumahan
yang dimanfaatkan untuk urban farming4
4https://news.detik.com/berita/d-3302441/menelusuri-lorong-
garden-makassar-yang-pikat-menlu-australia-julie-
bishop?_ga=2.30304127.1182892239.1519012388-
349420127.1518591378
18
Gambar 3. Atap rumah yang dimanfaatkan
untuk urban farming5
5 https://www.pinterest.com/momogozali/ide-buat-rumah/
19
Gambar 4. Taman yang dimanfaatkan untuk
urban farming6
d. Lahan institusi
Lahan terbuka yang terdapat di lembaga-
lembaga seperti rumah sakit, perguruan
tinggi, dan lembaga lainnya baik
pemerintah dan swasta. Ruang terbuka
yang ada di lembaga/institusi tersebut
biasanya dikembangkan menjadi ruang
vertical garden untuk memberikan
kenyamanan dan estetika, namun dalam
pengembangan tanaman pangan masih
belum dikembangkan lebih lanjut.
6https://www.goodnewsfromindonesia.id/2017/12/28/wagub-
sandiaga-uno-meresmikan-pertanian-urban
20
Gambar 5. Lahan institusi yang dimanfaatkan
untuk urban farming7
e. Lahan pertanian
Lahan pertanian atau sawah yang terdapat
di perkotaan. Lahan ini semakin berkurang
dengan adanya alih fungsi lahan. Hal ini
disebabkan oleh pertambahan jumlah
penduduk yang membutuhkan lahan
terbangun untuk pemukiman,
perdagangan dan kawasan terbangun
lainnya.
7http://medha.lecture.ub.ac.id/2013/06/membuat-sendiri-
konstruksi-vertical-garden/
21
Gambar 6. Lahan pertanian yang
dimanfaatkan urban farming8
8 https://agroinfotek.wordpress.com/2011/04/12/z/
22
1. Timbulan sampah perkotaan
Sebagai salah satu negara berkembang,
timbulan sampah di Indonesia mencapai 65
juta ton dimana sampah organik (sisa
makanan dan kayu/ranting/daun) merupakan
penyumbang terbesar yaitu sekitar 57%,
sedangkan sisanya sebesar 43% terdiri dari
sampah kertas, plastik dan sampah lainnya.
Dari sampah yang dihasilkan tersebut sampah
yang tidak terkelola sebesar 19,62%, sampah
yang ditimbun di TPA sebesar 66,39% dan
sampah yang dimanfaatkan sebesar 14%
(kompos, bank sampah, bahan baku daur
ulang, bahan baku industri kreatif, biogas,
dll) 9 . Jika asumsi timbulan sampah yang
dihasilkan adalah 0,4 kg/orang/hari (SNI, 19-
3983-1995, Tahun 1995), maka estimasi
jumlah sampah organik adalah 0,228
kg/orang/hari dan sampah anorganik sebesar
0,172 kg/orang/hari. Pengelolaan sampah di
sumbernya melalui urban farming ini
23
merupakan satu rangkaian dalam pengelolaan
sampah.
24
produk organik yang lebih segar dan
masyarakat akan mendapatkan manfaat
kesehatan lingkungan. Pengurangan timbulan
sampah adalah dampak selanjutnya dari
pemanfaatan sampah organik menjadi pupuk
organik baik pupuk organik padat dan pupuk
organik cair, serta adanya kegiatan daur ulang
dengan memanfaatkan sampah anorganik
untuk wadah, sehingga secara estetika lahan-
lahan yang belum dimanfaatkan dapat
menjadi lebih indah dengan adanya tanaman
sayuran dan buah.
25
dan pupuk kimia serta dampak yang
ditimbulkan dari penggunaan pupuk organik
dibandingkan dengan pupuk kimia. Petani
atau masyarakat perkotaan karena
keterbatasan lahan dan penggunaan pupuk
organik tidak sebanyak pertanian
konvensional, maka dapat membuat pupuk
organik dan memanfaatkannya untuk
memberi nutrisi lahan pertanian perkotaan
yang mereka kembangkan.
26
b. Selain mengandung unsur Natrium,
Fosfor, Kalium (NPK) seperti pada pupuk
umum yang digunakan para petani,
organik mengandung 16 macam unsur
hara yang diperlukan tanaman. Pupuk
kimia hanya mengandung satu unsur hara
saja dalam jumlah besar sehingga untuk
menghasilkan hasil pertanian yang baik
diperlukan bermacam-macam jenis pupuk
kimia dan dapat berdampak kepada
pencemaran tanah.
c. Penggunaan pupuk organik dalam jangka
panjang membuat tekstur tanah dan hasil
tanaman menjadi lebih baik. Berbeda
halnya dengan pupuk kimia, penggunaan
yang terus-menerus akan mempengaruhi
tekstur tanah, menjadi rusak dan
mengeras. Jumlah asupan pupuk yang
dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang
sama terus meningkat.
d. Pupuk organik tidak membunuh kegiatan
cacing tanah dan mikroorganisme lain
sehingga kesuburan tanahnya terjaga. Air,
27
udara, dan sinar matahari bisa menembus
tanah dengan baik, akibatnya hama dan
penyakit lebih bisa dikendalikan.
Penggunaan pupuk kimia membuat
keseimbangan organisme penyubur tanah
menjadi rusak, sehingga tanah menjadi
keras.
e. Pupuk organik menjaga struktur tanah
tetap gembur sehingga saat hujan kecil
ataupun deras, struktur tanah tetap terjaga
dan tetap dingin pada saat cuaca panas.
Penggunaan pupuk kimia membuat
kemampuan tanah menahan air menjadi
lebih rendah, frekuensi penyiraman air
menjadi lebih pendek.
f. Pupuk organik menyediakan unsur hara
secara bertahap. Tanaman menyerap hara
saat memerlukannya. Pupuk kimia
membuat unsur hara segera larut dan
meresap ke bagian bawah. Apabila hujan
terbatas bisa membuat tanaman tidak bisa
memperoleh pupuk yang tidak larut.
28
g. Bila menggunakan bahan organik,
pertumbuhan tanaman dengan media
yang kaya bahan-bahan alam
membuatnya terlindungi oleh pestisida
alami seperti pestisida nabati, urin sapi, dll.
Bila menggunakan pupuk kimia,
pertumbuhan tanaman menjadi terlalu
cepat sehingga tanah mudah terserang
hama dan penyakit. Untuk mengatasinya
diperlukan pestisida dan insektisida kimia.
h. Pertanian dengan pupuk organik membuat
tanaman bebas dari residu bahan kimia
dengan harga jual lebih tinggi karena tidak
ada kandungan bahan-bahan kimia yang
berbahaya bagi kesehatan manusia.
Penggunaan pupuk kimia sangat besar
kemungkinannya meracuni tanah,
tanaman dan hasil pertanian sebagai
bahan pangan dan makanan ternak.
Pencemaran lingkungan juga lebih besar
kemungkinannya terjadi.
i. Pupuk organik bebas dari efek samping
bila diolah dengan baik. Penggunaan
29
pupuk kimia menimbulkan efek samping
bagi sumber daya manusia yang
menggunakannya. Pada perempuan hamil
bisa menyebabkan bayi cacat atau
Parkinson pada manusia dewasa karena
pekerjaan atau profesi seperti petani. 10
j. Produk yang dihasilkan dari tanaman yang
dirawat dengan pupuk organik menjadi
lebih sehat, lebih enak, dan tidak mudah
rusak. Pada pupuk kimia, produk
mengandung residu bahan kimia pertanian
dan mudah rusak. Sebagian besar
tanaman yang dihasilkan pada pertanian
perkotaan akan dikonsumsi olah rumah
tangga itu sendiri, sehingga penggunaan
bahan-bahan organik menjadi pilihan
utama petani urban dalam
mengembangkan pertanian di lahan
terbatas yang mereka miliki.
10 http://obatparkinson.com/penyebab-penyakit-parkinson/.
30
3. Kebutuhan kompos untuk urban farming
Pertanian konvensional berbeda dengan
pertanian perkotaan yang memanfaatkan
lahan terbatas, lahan yang digunakan untuk
pertanian konvensional akan lebih luas dan
biasanya digunakan untuk tanaman pangan.
Luas total lahan pertanian 24,2 juta hektar,
yang terdiri dari lahan sawah 7,8 juta hektar
dan lahan kering untuk pengembangan
tanaman pangan 16,4 juta hektar (Setyorini
2005). Pupuk organik yang dibutuhkan sekitar
48,4 juta ton dengan takaran anjuran 2 ton/ha.
Potensi ketersediaan pupuk organik yang
berasal dari jerami dan pupuk kandang
masing-masing adalah 15,708 dan 28,932 juta
ton atau total 44,640 juta ton. Maka, rata-rata
kebutuhan pupuk organik adalah 1-2 ton per
hektar sedangkan kebutuhan pupuk kimia
adalah sekitar adalah 250 Kg Urea, 100 Kg
TSP, dan 75 Kg KCL. Kebutuhan pupuk
didasarkan pada (Agus dan Rujiter, 2014):
a. Jumlah hara yang terangkut bersama saat
panen.
31
b. Cadangan hara yang ada di dalam tanah.
c. Tanda kekurangan unsur hara pada
tanaman.
32
tanaman (jerami, batang jagung) perlu
dikembalikan ke lahan pertanian. Sedangkan
untuk pertanian organik pada pertanian
perkotaan sisa tanaman dapat diolah kembali
menjadi pupuk organik dan dimanfaatkan
kembali pada pertanian perkotaan tersebut.
4. Pengolahan sampah anorganik dalam urban
farming
Sampah anorganik yang digunakan dalam
kegiatan Urban Farming adalah wadah plastik
seperti botol bekas air mineral, botol bekas
minuman bersoda, maupun wadah lain yang
dapat digunakan kembali sebagai media
tanam di pertanian perkotaan. Wadah tersebut
harus bebas dari kandungan kimia berbahaya
sehingga tidak dapat menggunakan botol
bekas pembasmi serangga dan sampah
anorganik lain yang mengandung B3. Hal
tersebut dapat mempengaruhi hasil tanaman
karena mengandung pestisida kimia.
Beberapa contoh pemanfaatan sampah
anorganik dalam urban farming adalah botol
bekas dan paralon bekas.
33
Gambar 7. Botol bekas
34
masing, sehingga untuk memudahkan
penggantian wadah, petani urban dapat
melakukan penyimpanan media tanam. Untuk
lokasi pertanian perkotaan yang lahannya
sangat terbatas dapat menggunakan konsep
vertical garden dengan menyusun media
secara vertikal untuk lahan pertanian. Lahan
tersebut dapat dimaksimalkan, sehingga hasil
pertanian yang dihasilkan dapat maksimal.
Penggunaan pewadahan yang baik pada
kegiatan pertanian perkotaan adalah dengan
botol atau wadah plastik dan kaca yang
sebelumnya tidak digunakan sebagai wadah
bahan berbahaya dan beracun.
35
perlu diperhatikan dalam membuat urban
farming dengan metode taman mikro.
a. Wadah tanaman
Kita bisa menanam pohon di tanah
langsung atau menggunakan wadah pot,
botol, ember bekas, ban mobil bekas, atau
media penampung lainnya.
11https://www.hipwee.com/tips/15-kreasi-pot-tanaman-dari-
barang-bekas-ini-su ngguh-unik-dan-layak-coba/
36
Gambar 10. Ember bekas sebagai wadah tanaman12
b. Media penanaman
Media penanaman dapat menggunakan
kompos atau tanah kebun. Kompos dibuat
dengan mamanfaatkan sampah organik
yang berasal dari rumah tangga, dengan
teknologi sederhana seperti biopori atau
takakura, sedangkan tanah kebun juga
dapat digunakan dengan benda-benda
substrat, seperti kulit kacang, sabut
kelapa, sekam padi, atau tanah laterit. Bila
12https://dekorrumah.net/wp-
content/uploads/2017/04/kerajinan-tangan-dari-barang-bekas-
cinduk-untuk-dijadikan-pot-bunga.jpg
37
substrat juga tidak tersedia, kita bisa
menggunakan air yang dicampurkan
dengan larutan pupuk.
c. Pengairan
Untuk pengairan atau irigasi, kita bisa
memanfaatkan air hujan atau air sisa yang
masih layak. Air yang diperlukan untuk
menyiram tanaman terbilang relatif sedikit.
Untuk taman seluas satu meter persegi,
hanya membutuhkan kurang dari tiga liter
air per hari.
d. Tanaman
Di taman mikro, kita bisa menanam
berbagai sayuran siap saji, seperti kol,
selada, mentimun, cabai, tomat, dan
bawang. Sebagai variasi, coba tanamkan
pula tanaman herbal, seperti kunyit, jahe,
lengkuas, kencur, dan sebagainya.
38
bulan, 10 kol tiap tiga bulan, sekitar 200 tomat
atau 30 kg per tahun, atau 36 bonggol selada
per dua bulan.
2. Sistem hidroponik
Hidroponik merupakan salah satu cara dalam
penerapan urban farming dengan
memanfaatkan lahan terbatas dan dapat
dilakukan oleh siapa saja. Hidroponik adalah
menanam dengan menggunakan media air
atau tenaga kerja air, sedangkan fungsi tanah
untuk penyangga tanaman dan air yang
merupakan pelarut nutrisi untuk kemudian di
serap tanaman.
39
pertumbuhannya lebih cepat 30–50 persen,
dan hasil tanaman lebih besar13.
13 urbancikarang.com
40
Gambar 11. Rockwool
14file:///Volumes/NO%20NAME/%20(F)/Urban%20farming/
Kumpulan%20materi%20urban%20farming/Cara%20Membuat
%20Tanaman%20Hidroponik%20di%20Rumah%20Untuk%20P
emula%20%20Rumah%20dan%20Kebun.webarchive
41
Basahi rockwool dengan air,
dengan cara dicipratkan atau
disemprot kecil agar rockwool tidak
terlalu basah/digenangi air,
kemudian tempatkan di nampan
atau kotak plastik bekas yang ada.
Lubangi bagian tengah setiap
rockwool dengan lidi/tusuk gigi, kira-
kira 2 mm.
Masukkan benih tanaman ke dalam
lubang yang sudah dibuat di atas
rockwool.
Tutup wadah dengan kantong
plastik hitam dan tempatkan di
tempat yang teduh atau gelap.
Kalau sudah ada benih yang pecah
(ditandai dengan munculnya calon
akar dan menyembul calon daun),
pindahkan wadah berisi benih
tersebut di bawah sinar matahari
pagi sampai siang. Kalau matahari
sudah terik, cukup simpan di tempat
42
yang terang dan tidak perlu ditutup
lagi oleh plastik hitam.
Tambahkan atau semprotkan air
agar rockwool tetap basah dan
lembab jika dirasa media sudah
kering.
Pindahkan benih ke media
hidroponik pada saat benih sudah
siap tanam (tumbuh daun sejati – 4
daun), untuk mendapatkan nutrisi
tambahan selain air dan sinar
matahari.
43
2) Cara menyemai benih:
Taburkan arang sekam ke dalam
nampan plstik secara teratur dan
merata dengan ketebalan 1-2 cm.
Tebar benih dengan jarak tebar 0,5
cm.
Setelah bibit tersebar merata beri
taburan sekam kembali untuk
menutupi benih dengan ketebalan
0,5-1 cm.
Basahi media dengan
menggunakan air sampai media
arang sekam terlihat lembab.
Simpan di tempat yang lembab dan
gelap.
Setelah muncul kecambah pada
benih, kemudian dijemur dan
dikontrol kelembapan media sampai
benih siap dipindahkan ke dalam
instalasi hidroponik.
44
Gambar 13. Menyemai benih hidroponik
dengan sekam bakar15
15 http://www.urbanhidroponik.com/2017/02/cara-semai-benih-
hidroponik-memakai-sekam-.html
45
2) Cara menyemai benih:
Siapkan tray semai, isi lubang tray
semai dengan pasir yang sudah
basah.
Setelah semua tray semai penuh
dengan pasir masukkan benih pada
masing-masing lubang tray semai.
Siram menggunakan air bersih
secara merata.
Tutup tray semai yang sudah berisi
benih dengan menggunakan plastik
dan simpan sampai benih
berkecambah (biasanya akan
berkecambah pada usia 2 hari).
Jemur di sinar matahari dan jaga
kelembapan media sampai benih siap
pindah tanam.
46
Gambar 14. Menyemai benih dengan
menggunakan pasir16
16http://petanitop.blogspot.com/2015/09/menyemai-dengan-
pasir-dari-batu-zeolit.html
47
2) Cara menyemai benih:
Benih direndam terlebih dahulu
dengan air hangat selama 30 menit
(tergantung benih dengan tingkat
kekerasannya, semakin keras
semakin lama perendamannya).
Tebar benih di bagian tengah kain
flanel yang sudah dibasahi dengan
air dingin.
Lipat bagian pinggir kiri dan kanan
kain flanel, simpan di tempat yang
lembab dan jauh dari jangkauan
sinar matahari.
Setelah benih mulai berkecambah,
siapkan rockwool dan lubangi
sampai kedalaman 1 cm dengan
menggunakan tusuk gigi.
Masukkan benih yang sudah
berkecambah ke dalam lubang,
pastikan penempatan benih tidak
terbalik.
48
Kemudian jemur di sinar matahari
langsung dan jaga kelembapan
rockwool sampai benih berdaun
sejati.
17http://hidroponikbjn.blogspot.co.id/2015/04/semai-
seedbenih.html
49
2) Panaskan paku, lalu buat beberapa
lubang berdiameter 1 cm di potongan
botol bagian atas maupun bawah untuk
aerasi. Namun, jika pemberian nutrisi
menggunakan sistem sumbu, biarkan
tutup botol tetap di tempatnya,
kemudian buat lubang tepat di tengah-
tengah tutup botol untuk memasukkan
sumbu flanel.
3) Jika pemberian nutrisi menggunakan
sistem apung, buka tutup botol
sehingga akar menembus media tanam
lalu berkembang di permukaan larutan
nutrisi.
4) Masukkan potongan botol bagian atas
ke potongan botol bagian bawah yang
sudah diisi larutan nutrisi.
5) Masukkan media tanam ke dalam
potongan botol bagian atas.
50
Gambar 16. Hidroponik dengan
memanfaatkan botol bekas air mineral18
18 http://coretan-yudi.blogspot.co.id/2016/10/mengenal-sistem-
tanam-hidroponik.html
19 http://www.bebeja.com/seledri-hidroponik-di-botol/
51
Gambar 18. Cara membuat media tanam
botol mineral
52
Gambar 19. Contoh Netpot
2) Cara Membuat:
Tentukan terlebih dahulu ukuran
dan dimensi yang ingin di buat pada
peralatan hidroponik (memberikan
jarak yang tepat agar tumbuhan
tidak merasa kesempitan pada saat
tumbuh nantinya),
Buatkan lubang dengan mesin bor
pada ukuran yang telah disiapkan
sebelumnya,
Pasang sumbu dan peralatan lain
yang dibutuhkan untuk menanam
tanaman,
Gabungkan paralon dengan
penyambung paralon T dan L.
53
Gambar 20. Tanaman hidroponik dengan
pipa paralon vertikal
20http://www.ecosnippets.com/gardening/vertical-gardening-
using-pvc-piping/
54
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi
55
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. http://obatparkinson.com/penyebab-penyakit-
parkinson/
Anonim.http://www.ecosnippets.com/gardening/vertical-
gardening-using-pvc-piping/
Anonim. 2014.https://agroinfotek.wordpress.com/2011
/04/12/z/
56
Baskara, Medha. 2013. http://medha. lecture.ub.ac.id/
2013/06/membuat-sendiri-konstruksi-vertical-garden/
57
Rambe. 2014. http://novisanriarambe. blogspot.
co.id/2014/07/konsep-urban-farming-pertanian-
perkotaan.html
58
59