Anda di halaman 1dari 12

HALAMAN PENGESAHAN

JURNAL TUGAS AKHIR SKRIPSI

ANALISIS SEMIOTIKA
GAMBAR PERINGATAN BAHAYA MEROKOK PADA
SEMUA KEMASAN ROKOK DI INDONESIA

Oleh :
Suwarto
NIM : 11032067

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

( Fitria W. Roosinda, S.Sos, M.Si ) ( M. Fadeli, S.Sos, M.Si )


NIP . 28000129 NIP. 26000124

KONSENTRASI JURNALISTIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS BHAYANGKARA
SURABAYA
2015
1

ABSTRAK

Fenomena bahaya merokok bagi kesehatan dan makin meningkatnya


jumlah perokok tiap tahun, Pemerintah memberikan peringatan yang berupa
gambar pada kemasan rokok. Ditetapkannya lima gambar peringatan bahaya
merokok, dipilih lantaran dianggap paling efektif untuk menekan pembelian rokok
dan memberitahu dampak penyakit akibat merokok.
Penelitian ini merupakan analisis semiotika didasarkan pada logika, karena
logika mempelajari bagaimana orang bernalar, sedangkan penalaran menurut
Peirce dilakukan melalui tanda-tanda. Tanda-tanda memungkinkan kita
berpikir, berhubungan dengan orang lain dan memberi makna pada apa yang
ditampilkan oleh alam semesta. Kita mempunyai kemungkinan yang luas dalam
keanekaragaman tanda-tanda, dan di antaranya tanda-tanda linguistik merupakan
kategori yang penting, tetapi bukan satu-satunya kategori.
Tanda menurut Peirce terdiri dari Simbol (tanda yang muncul dari
kesepakatan), Ikon (tanda yang muncul dari perwakilan fisik) dan Indeks (tanda
yang muncul dari hubungan sebab-akibat).

Kata kunci: Semiotika; Analisis semiotik Charles Sanders Peirce; Gambar


peringatan bahaya merokok.

ABSTRACT

The phenomenon of the dangers of smoking to health and the ever


increasing number of smokers each year, the Government gave a warning in the
form of images on cigarette packs. Enactment of five pictures warning of the
dangers of smoking, chosen because it is considered the most effective way to
suppress the purchase of cigarettes and tell the impact of the disease caused by
smoking.
This study is a semiotic analysis is based on logic, because logic is studying
how the reasoning, while the reasoning according to Peirce conducted through
the signs. The signs allow us to think, relate to others and give meaning to what is
displayed by the universe. We have wide possibilities in the diversity of signs, and
among linguistic signs is a category that is important, but not the only one
category.
Sign according to Peirce consisting of symbol (mark arising from the deal),
icons (signs emerging from the physical representation) and index (mark that
appears on the cause-effect relationships).

Keywords: Semiotics; Charles Sanders Peirce semiotic analysis; Pictures


warning the dangers of smoking
2

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Fenomena bahaya merokok bagi kesehatan dan makin meningkatnya

jumlah perokok tiap tahun, termasuk pada perempuan, Pemerintah memberikan

peringatan yang berupa gambar pada kemasan rokok. Pemerintah sebelumnya

telah mengatur peringatan kesehatan ini dalam bentuk tulisan pada kemasan

rokok dan iklan. Namun tulisan ini tak efektif. Kemudian Kementerian

Kesehatan sudah menetapkan lima gambar peringatan yang bisa dipilih untuk

dicetak pada kemasan rokok. Yakni, gambar dengan tema merokok

menyebabkan kanker mulut, merokok membunuhmu, merokok menyebabkan

kanker tenggorokan, merokok dekat dengan anak berbahaya, dan merokok

menyebabkan kanker paru-paru.

Pemuatan gambar tersebut diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah

(PP Nomor 109 tahun 2012) tentang pengamanan bahan yang mengandung zat

adiktif berupa tembakau bagi kesehatan. Tujuannya untuk memberikan

informasi yang benar dan jelas kepada masyarakat agar berfikir rasional untuk

membeli rokok.

Untuk mengkaji tanda dan makna pada kemasan rokok, model semiotika

Charles Sanders Peirce mengemukakan teori segitiga makna atau triangle

meaning yang terdiri dari tiga elemen utama, yakni tanda (sign), object, dan

interpretant. Tanda adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap

oleh panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk

(merepresentasikan) hal lain di luar tanda itu sendiri.


3

Tanda menurut Peirce terdiri dari Simbol (tanda yang muncul dari

kesepakatan), Ikon (tanda yang muncul dari perwakilan fisik) dan Indeks (tanda

yang muncul dari hubungan sebab-akibat). Sedangkan acuan tanda ini disebut

objek. Objek atau acuan tanda adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari

tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda. Interpretant atau pengguna tanda adalah

konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke

suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek

yang dirujuk sebuah tanda. Hal yang terpenting dalam proses semiosis adalah

bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang saat

berkomunikasi. Tanda adalah sesuatu yang merepresentasikan atau

menggambarkan sesuatu yang lain (di dalam benak seseorang yang memikirkan)

(Denzin, 2009: 617).

Menurut Langer, ‘makna’(meaning) adalah hasil relasi yang rumit dari

simbol, objek dan personal. Meaning berisi aspek-aspek logis (denotasi) dan

psikologis ( konotasi). Tidak jarang pula simbol-simbol memiliki makna abstrak

yang menjadikan pemahaman atas simbol itu lebih variatif dan kompleks. Kata-

kata, oleh Langer, disebut sebagai discursive symbolism ( Little John, 2005,ed. 8)

Dari latar belakang diatas penulis tertarik untuk menganalisa tentang

makna gambar yang terdapat pada kemasan rokok. Dalam memotivasi perokok

untuk berhenti merokok diperlukan media gambar yang menarik perhatian dalam

menyampaikan peringatan bahaya merokok kepada masyarakat, dengan asumsi

pesan melalui media gambar dapat ditangkap atau dipersepsikan secara sama oleh

masyarakat. Karena pernyataan atau kalimat saja tidak dapat secara cepat dan
4

efektif diproses dalam benak seseorang. Sebaliknya gambar cepat dipahami dan

dicerna oleh pikiran diberbagai masyarakat dengan status sosial yang berbeda.

1.2. Tujuan Penelitian

Untuk mengkaji apa makna gambar bahaya peringatan merokok pada

kemasan rokok di Indonesia pada masyarakat dalam analisis semiotika.

2. Definisi Konsep

2.1 Semiotika Charles Sanders Peirce

Menurut Peirce semiotika memungkinkan kita berpikir tentang tanda-

tanda, berhubungan dengan orang lain dan memberi makna pada apa yang

ditampilkan oleh alam semesta. Tanda-tanda berkaitan dengan objek-objek yang

menyerupainya dan memiliki hubungan sebab-akibat. Tugas penganut semiotika

Peirce untuk menemukan koherensi dan menyaring hal-hal yang penting. Peirce

mengehendaki agar teorinya yang bersifat umum ini dapat diterapkan pada segala

macam tanda, dan untuk mencapai tujuan tersebut, ia memerlukan konsep-konsep

baru. Untuk melengkapi konsep itu ia menciptakan kata-kata baru yang

diciptakannya sendiri (Kaelan, 2009: 166).

2.2 Kemasan

Pengertian Kemasan Menurut Kotler (1995 : 200) pengemasan adalah

kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah

produk. Swatha mengartikan (1980 : 139) pembungkusan (packaging) adalah

kegiatan-kegiatan umum dan perencanaan barang yang melibatkan penentuan

desain pembuatan bungkus atau kemasan suatu barang. Menurut Saladin (1996 :

28) kemasan adalah wadah atau bungkus.


5

3. Hasil dan Analisis Data

Kemasan merupakan pemenuhan kebutuhan yang terjadi akibat adanya

hubungan antara penghasil barang dengan masyarakat pembeli. Untuk keperluan

tersebut kemasan harus mampu menampilkan sejumlah fungsi yang dimilikinya.

Salah satu dari fungsi kemasan adalah sebagai media komunikasi yang

menerangkan atau mencerminkan produk, citra merek, dan juga sebagai bagian

dari promosi, dengan pertimbangan mudah dilihat, dipahami, dan diingat.

Dalam banyak hal, penjualan tergantung pada citra yang diciptakan oleh

suatu kemasan (Danger, 1992:4). Begitu pentingnya pengaruh kemasan suatu

produk sebagai daya tarik pembeli, maka Pemerintah dalam mengkampanyekan

peringatan bahaya merokok, dengan memasang gambar atau foto seram pada

seluruh kemasan rokok di Indonesia. Melalui media gambar atau foto masyarakat

lebih mudah memahami dengan cepat daripada harus membaca teks.

Sebenarnya titik sentral dari teori semiotika Charles Sanders Peirce adalah

sebuah trikotomi yang terdiri atas 3 tingkat :

1 2 3

Representamen (R1) Qualisign Sinsign Legisign

Object ( O2 ) Icon Index Symbol

Interpretant ( I3 ) Rhema Dicisign Argument

a. Representamen ( bentuk fisik yang dapat diserap pancaindra dan mengacu

pada sesuati) yaitu kemasan rokok yang terbuat dari bahan kertas yang

dicetak berupa gambar peringatan merokok.


6

1. Qualisign ( Tanda berdasarkan sifatnya ; contoh sifat warna merah

dapat dipakai tanda untuk menunjukkan bahaya atau larangan )

2. Sinsign ( Tanda berdasarkan bentuk kenyataan ; contoh terdapat kata

menyebabkan penyakit berarti akan terjadi sakit )

3. Legisign ( Tanda berdasarkan peraturan yang berlaku ; contoh rokok

menyebabkan kanker mulut, ini sesuai PP. No.109 tahun 2012 )

b. Object ( merupakan klarifikasi sebuah tanda )

1. Icon ( Tanda yang mempunyai kesamaan atau ciri-ciri dengan apa

yang dimaksud. Contoh gambar yang terdapat di kemasan rokok

antara lain : mulut, anak kecil, orang merokok, dada terbelah,

tenggorokan )

2. Index ( Tanda yang mempunyai kaitan dengan apa yang diwakilinya ;

contoh asap rokok )

3. Symbol ( Tanda yang berlaku umum berdasarkan kesepakatan bersama

/ konvensi ; contoh gambar paru-paru merupakan lambang penyakit

paru-paru )

c. Interpretant ( Tanda berdasarkan interpretannya )

1. Rhema bahwa lambang dan makna tanda masih dapat dikembangkan.

2. Decisign bahwa lambang dan interpretan terdapat hubungan yang

benar

3. Argument bahwa lambang dan tanda mempunyai sifat umum.

Berdasarkan uraian diatas maka dalam kajian analisis semiotika berikut sudah

tercakup semua didalam dikotomi kedua yaitu ikon, indek dan simbol. Dari
7

kelima peringatan bahaya merokok yang terdapat pada kemasan rokok dapat di

analisa :

3.1. Gambar : Merokok Menyebabkan Kanker Mulut

Analisa gambar di ambil close up agar

penekanan lebih pada objek yang

menunjukkan suatu penyakit, menakutkan dan

menjijikan. Terdapat tulisan 'PERINGATAN'

yang ditulis dengan jenis huruf arial bold


Gambar : dipotret dari kemasan
kapital, ukuran 10, berwarna putih dan diberi
rokok
blok latar belakang hitam pekat. Gambar menunjukkan mulut seorang perokok

yang tampak mengenaskan karena diserang kanker mulut. Di bawah gambar

terdapat tulisan 'MEROKOK SEBABKAN KANKER MULUT'.

Bahasa kamera, fotografer menggunakan komposisi dengan memadukan

keseimbangan freeze sudut pandang close up. Efek freeze yaitu memberi

keleluasaan lebih kepada orang untuk mengamati objek secara detail dan berkesan

contras. Gambar diambil ukuran besar agar fokus dan lebih jelas bentuk kanker

pada mulut itu seperti apa sebenarnya.

3.2. Gambar : Merokok Membunuhmu

Analisa gambar kedua, tetap

menyertakan tulisan 'PERINGATAN' di

bagian atas gambar. Tampak seorang perokok

yang memegang sebatang rokok sambil

menghembuskan asap rokok yang dikelilingi


Gambar : dipotret dari kemasan

rokok
8

tengkorak. Di bawah gambar terdapat tulisan 'MEROKOK MEMBUNUHMU'.

Bahasa Kamera, fotografer menggunakan komposisi dengan memadukan /

mengedit gambar orang di alam nyata dan ketika sudah meninggal dunia.

Tambahan efek hembusan asap rokok lebih menonjolkan kaitan diantara dua

objek yang berbeda. Kesan kontras terletak pada perbedaan dua dimensi

kehidupan dan kematian. Disamping itu tata letak objek diatur berdasarkan

urutan alur supaya menjadi gambar bercerita.

3.3. Gambar : Merokok Menyebabkan Kanker Tenggorokan

Analisa gambar ketiga, tetap

menyertakan tulisan 'PERINGATAN' di

bagian atas gambar. Tampak seorang

pecandu rokok yang menderita kanker

tenggorokan dengan leher bolong dan


Gambar : dipotret dari kemasan
terdapat benjolan kanker yang menjijikkan. Di
rokok
bawah gambar terdapat tulisan besar 'MEROKOK SEBABKAN KANKER

TENGGOROKAN'.

Bahasa Kamera, fotografer menggunakan komposisi yang menitik beratkan

pada gambar ilustrasi. Gambar tidak dalam bentuk apa adanya tetapi melalui

proses editing dengan menuangkan ide untuk mengemas sebuah pesan

komunikasi yang akan disampaikan.

Ilustrasi adalah hasil visualisasi dari suatu tulisan dengan teknik drawing,

lukisan, fotografi, atau teknik seni rupa lainnya yang lebih menekankan

hubungan subjek dengan tulisan yang dimaksud daripada bentuk.


9

3.4. Gambar : Merokok dekat dengan anak berbahaya

Analisa gambar ke empat, tetap

menyertakan tulisan 'PERINGATAN' di

bagian atas gambar. Gambar keempat lebih

menekankan bahaya merokok bagi orang lain,

terutama anak-anak. Pada gambar tersebut,

Gambar : dipotret dari kemasan tampak seorang perokok yang menghisap


rokok
rokoknya sambil menggendong anak kecil. Di bawah gambar terdapat tulisan

'MEROKOK DEKAT ANAK BERBAHAYA BAGI MEREKA'.

Bahasa kamera, fotografer mengambil gambar dengan sudut pandang

medium close up dan medium long shot . Tujuannya dapat menampakkan dua

objek dalam satu frame, tanpa harus kehilangan fokus utama yaitu asap rokok.

Pengambilan gambar asap rokok mendominasi diantara dua objek orang merokok

dan anak kecil yang digendong. Dengan background soft warna abu-abu

mempunyai kesamaan kedudukan dua objek dalam suatu moment yang sama.

3.5. Gambar : Merokok menyebabkan kanker paru-paru.

Analisa gambar ke lima, tetap

menyertakan tulisan 'PERINGATAN' di

bagian atas gambar. Merokok sangat

berbahaya bagi paru-paru. Tapi banyak

perokok yang tidak takut karena belum


Gambar : dipotret dari kemasan
melihatnya sendiri. Nah, pada gambar
rokok
kelima, peringatan bergambar menunjukkan dengan jelas bagaimana paru-paru si
10

perokok menghitam karena kanker. Di bawah gambar tersebut terdapat tulisan

'MEROKOK SEBABKAN KANKER PARU-PARU DAN BRONKITIS

KRONIS'.

Bahasa Kamera, fotografer menggunakan teknik gambar ilustrasi dengan

menggabungkan 2 objek berkaitan dalam suatu frame. Gambar diatur sedemikian

rupa untuk menjelaskan pesan komunikasi nonverbal melalui bahasa visual.

Teknik pengambilan gambar menggunakan sudut pandang extreme close up.

Tujuannya objek utama menjadi lebih detail, pesan komunikasi dapat mudah

diinterpretasikan dan dicerna oleh komunikan.

4. Kesimpulan

Berdasarkan metode semiotika Charles Sanders Peirce bahwa ikon, indek

dan simbol harus jelas sehingga dalam jurnalistik foto sebagai gambaran dari

semua objek penelitian, dapat dengan mudah dipahami dan dicerna oleh semua

orang.

Jadi gambar – gambar peringatan bahaya merokok di setiap kemasan rokok,

merupakan bentuk bahasa kamera hasil teknik pengambilan gambar secara

paradigmatic dan komposisi dari seorang fotografer yang menonjolkan point of

interest (pusat perhatian). Dari suatu pembingkaian objek dengan

mempertimbangkan keseimbangan dan komposisi membuat orang tertarik

untuk memahami langsung tentang ikon, indek dan simbol dari ide pesan dengan

mudah dipahami tanpa harus mengiterpretasikan secara mendalam.


DAFTAR PUSTAKA

Basu Swastha DH, Drs, dan Irawan, Drs, MBA, 1980, Manajemen Pemasaran

Modern, Yogyakarta : Liberty Edisi Kedua.

Denzin, Norman K. dan Yvonna S. Lincoln.2009. Hand Book of Qualitative

E.P Danger. (1992). Memilih Warna Kemasan. Jakarta: PT. Pusaka Binama

Pressindo.

Kaelan. 2009. Filsafat Bahasa Semiotika dan Hermeneutika. Yogyakarta:

Paradigma

Kotler, Philip.1995.Manajemen Pemasaran. Jakarta. Penerbit Erlangga

Littlejohn, Stephen.2005. Theories of Human Communication, 8th edition.

Saladin, Djaslim. 1996. Ringkasan Praktis Teori Dan Disertai Tanya-Jawab:

Unsur-unsur inti Pemasaran dan Manajemen Pemasaran. Bandung: Mandar

Maju

Anda mungkin juga menyukai