mana diambil dari hukum Romawi yang terkenal dengan istilah obligation.
yang satu dan orang yang lain. Hal yang mengikat itu adalah peristiwa
kewajiban secara timbal balik. Pihak yang satu mempunyai hak untuk
menuntut sesuatu dari pihak yang lain, dan pihak yang lain itu wajib
1
memenuhi tuntutan itu, dan sebaliknya. Pihak yang berhak menuntut
itu adalah harta kekayaan yang dapat dinilai dengan uang. Pihak yang
Bagian umum meliputi aturan yang tercantum dalam Bab I, Bab II, Bab III
(Pasal 1352 dan 1353), dan Bab IV KUH Perdata yang belaku bagi
perikatan umum. Adapun bagian khusus meliputi Bab III (kecuali Pasal
1352 dan 1353) dan Bab V sampai dengan Bab XVIII KUH Perdata yang
3 Ibid.
4 Ibid., hlm. 199.
2
Pengaturan nama didasarkan pada “sistem terbuka”, maksudnya
setiap orang boleh mengadakan perikatan apa saja, baik yang sudah
Perikatan yang terjadi karena perbuatan orang, dalam pasal 1353 KUH
C. Sumber-Sumber Perikatan
perjanjian diatur dalam titel II (Pasal 1313 s.d. 1351) dan titel IV s.d.
3
XVIII (Pasal 1457 s.d. 1864) Buku III BW. Sedangkan perikatan yang
bersumber dari undang-undang diatur dalam titel III (Pasal 1352 s.d.
(uit de wet allen) dan perikatan yang lahir dari undang-undang karena
(onrechtmatige).
maupun perikatan yang tidak bernama. Hal ini sesuai dengan asas
4
kontrak (perjanjian) yang berisi dan macam apapun asal tidak
hukum.
D. Syarat-syarat Perjanjian
perjanjian yang terdapat dalam KUH Perdata (civil law) yakni diatur dalam
Pasal 1320 KUH Perdata. Pasal 1320 KUH Perdata menentukan empat
5
b. Adanya kecakapan untuk membuat suatu perjanjian atau perikatan;
balik, adanya kemauan atas kesesuaian kehendak oleh kedua belah pihak
tidak boleh hanya karena kemauan satu pihak saja, ataupun terjadinya
Kesepakatan itu artinya tidak ada paksaan dan tekanan dari pihak
Hal ini berpedoman dengan ketentuan Pasal 1321 KUH Perdata bahwa
7 Salim, Perkembangan Hukum Kontrak Innominat, Jakarta : Sinar Grafika, 2004, hlm.
23.
6
3) Penipuan (bedrug).
Perdata).
menimbulkan suatu gambaran yang tidak jelas dan benar mengenai suatu
hal. Untuk mengatakan bahwa telah terjadi suatu penipuan maka harus
7
kelicikan sehingga pihak lain terbujuk karenanya untuk memberikan
perizinan”.8
orang menjadi percaya, dalam hal ini pihak tersebut bertindak secara aktif
secara sah, yaitu harus sudah dewasa, sehat akal pikiran dan tidak
kedewasaan adalah telah berumur 21 (dua puluh satu) tahun dan atau
perbuatan hukum :
8
3) Istri (Pasal 1330 KUH Perdata), yang dalam
1963.9
Menurut Pasal 1329 KUH Perdata “setiap orang adalah cakap untuk
cakap”. Jadi menurut ketentuan pasal ini, semua orang dianggap mampu
orang yang membuat perjanjian yang nantinya akan terikat oleh perjanjian
perbuatan itu.10
Apabila dilihat dari sudut ketertiban umum, maka oleh karena orang
9 Salim, Hukum Kontrak Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, Jakarta: Sinar Grafika,
2009, hlm. 34.
10 Achmad Ikhsan, Hukum Perdata I B, Jakarta: Pembimbing masa, 1969, hlm. 20.
11 R.Subekti, Op.Cit, hlm. 13.
9
Tegasnya syarat kecakapan untuk membuat perjanjian
objek suatu perjanjian. Menurut Pasal 1313 KUH Perdata “barang yang
tidak tertentu maka dengan sendirinya perjanjian itu tidak sah. Objek atau
10
d. Suatu sebab yang halal
yang halal). Di dalam Pasal 1337 KUH Perdata banyak disebutkan kausa
halal inilah yang menjadi tujuan para pihak yang membuat perjanjian. 13
Perjanjian tanpa sebab yang halal adalah batal demi hukum, kecuali
perjanjian tiada lain adalah isi dari perjanjian itu sendiri. Jadi dalam hal ini
harus dihilangkan salah sangka bahwa yang dimaksud sebab itu di sini
tersebut. Bukan hal ini yang dimaksud oleh undang-undang dengan sebab
atau dorongan jiwa yang untuk membuat suatu perjanjian pada asasnya
yang dimaksud dengan sebab atau kausa dari suatu perjanjian adalah isi
perjanjian itu sendiri. Perjanjian tanpa sebab yang halal adalah batal demi
14
hukum, kecuali ditentukan lain oleh undang-undang.
11
Dari keempat syarat sahnya perjanjiian di atas tidak ada diberikan
halal, maka perjanjian itu batal demi hukum atau perjanjian itu dianggap
tidak pernah ada. Dengan demikian tidak ada dasar untuk menuntut
E. Macam-macam Perikatan
12
menggantungkan adanya suatu perikatan pada suatu syarat yang
tersebut”.
peristiwa yang mungkin akan terjadi tetapi belum tentu akan terjadi
yakni:
15 Subekti, Pokok-pokok Hukum Perdata, Jakarta : PT. Intermasa, 2001, hlm. 128.
13
menangguhkan pelaksanaan perikatan, jika B nikah A wajib
adiknya.16
yang ditetapkan itu adalah peristiwa yang masih akan terjadi dan
14
dengan waktu ini pada dasarnya perikatan telah lahir, hanya saja
presatasi dengan memilih salah satu dari dua benda yang dijadikan
untuk menerima sebagian benda yang satu dan sebagian benda yang
lainnya. Jika debitur telah memenuhi salah satu dari dua benda yang
Hak milik prestasi itu ada pada debitor jika hak ini tidak secara tegas
atau solidair)
sama berhak menagih suatu piutang dari satu orang. Tetapi perikatan
17 Amadi Miru dan Sakka Pati, Hukum Perikatan : Penjelasan Makna Pasal 1233 sampai
1456 BW, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, hlm. 31.
18 Abdulkadir Muhammad, Op.cit., hlm. 250-251.
15
pembayaran ini juga membebaskan semua teman-teman yang
5. Perikatan yang dapat dibagi dan perikatan yang tidak dapat dibagi
dibagi jika benda yang menjadi objek perikatan dapat atau tidak dapat
atau tidak dapat dibagi itu mempunyai arti apabila dalam perikatan itu
terdapat lebih dari seorang debitor atau lebih dari sorang kreditor. Jika
dibagi.
oleh para pihak yang membuat perjanjian itu. Menurut pasal 1304
16
berbunyi “ancaman hukuman adalah suatu ketentuan sedemikian
tidak dipenuhi”.20
17