Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Air digunakan untuk standar untuk zat cair dan padat, hidrogen atau
udara untuk gas. Dalam farmasi, perhitungan berat jenis terutama
menyangkut cairan, zat padat dan air merupakan pilihan yang tepat untuk
digunakan sebagai standar karena mudah didapat dan mudah dimurnikan.
Disamping itu dengan mengetahui bobot jenis suatu zat, maka akan
mempermudah dalam memformulasi obat. Karena dengan mengetahui bobot
jenisnya maka kita dapat menentukan apakah suatu zat dapat bercampur atau
tidak dengan zat lainnya. Dengan mengetahui banyaknya manfaat dari
penentuan bobot jenis maka percobaan ini dilakukan.
1.2 TUJUAN
1.3 MANFAAT
Manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat menerapkan ilmu-ilmu
yang didapat selama praktikum dalam bidang farmasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bobot jenis adalah rasio bobot suatu zat terhadap bobot zat baku yang
volumenya sama pada suhu yang sama dan dinyatakan dalam desimal. Penting
untuk membedakan antara kerapatan dan bobot jenis. Kerapatan adalah massa
per satuan volume, yaitu bobot zat per satuan volume. Misalnya, satu mililiter
raksa berbobot 13,6 g, dengan demikian kerapatannya adalah13,6 g/mL. Jika
kerapatan dinyatakan sebagai satuan bobot dan volume, maka bobot jenis
merupakan bilangan abstrak. Bobot jenis menggambarkan hubungan antara
bobot suatu zat terhadap sebagian besar perhitungan dalam farmasi dan
dinyatakan memiliki bobot jenis 1,00. Sebagai perbandingan, bobot jenis
gliserin adalah 1,25 , artinya bobot gliserin 1,25 kali bobot volume air yang
setara, dan bobot jenis alkohol adalah 0,81 , artinya bobot jenis alkohol 0,81 kali
bobot volume air yang setara. (Ansel, 2006)
Kerapatan adalah turunan besaran karena menyangkut satuan massa dan volume.
Batasannya adalah massa per satuan volume pada temperature dan tekanan tertentu,
dan dinyatakan dalam system cgs dalam gram per sentimeter kubik (g/cm3)
(Martin, 1990)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 ALAT DAN BAHAN
a. Alat
-Timbangan
-Piknometer
-Termometer
-Pipa kapiler
-Gelas ukur 100ml
b. Bahan
-Air
-Es batu
-Etanol
-Parafin
-Asam Borat
4. Bobot Jenis
Bobot jenis adalah perbandingan kerapatan suatu zat terhadap
kerapatan air pada 4oC (d4t ). Karena dalam sistem metrik kerapatan air
pada 4Oc sama dengan 1 gram/cc, maka nilai numeric kerapatan dan bobot
jenis air dalam sistem ini adalah sama. Disamping itu dikenal definisi bobot
jenis yang lain, yaitu ratio kerapatan suatu zat terhadap kerapatan air pada t
yang sama (dt t). Tentukan bobot jenis (dtt) etanol, aseton, dan kloroform.
Problem : Menurut pendapat saudara, manakah yang lebih tepat d4t atau dtt
mengapa?
BAB IV
HASIL PERCOBAAN
4.1 HASIL
Pada asam borat dilakukan 50 kali dan 500 kali ketukan secara konstan dan
didapat hasil
Sebelum diketuk : 24ml
50 kali ketuk : 22ml
500 li ketuk : 22ml
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN
Diharapkan untuk praktikum selanjutnya, lebih mengefektifkan waktu
dengan membagi beberapa praktikum kepada masing-masing kelompok. Alat-
alat laboratorium agar segera dilengkapi untuk menunjang jalannya praktikum,
serta diharapkan praktikan agar berhati-hati dalam menggunakan alat pada saat
praktikum agar dapat menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, Howart C . 2006 . Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi . Jakarta :
Universitas Indonesia.
Lachman, Leon. 2002. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Jilid III.Edisi III.
Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
LAMPIRAN
1.Berat Piknometer kosong 2.Asam Borat 20 gram
3.Asam Borat setelah 50x ketukan 4. Asam Borat setelah 500x ketukan