Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MANDIRI

ANALISIS FARMASI II

Nama : Rosy Dwi Nurcholida

NIM : 051511133103

Kelas :C

TUGAS BACA ANALISIS FARMASI II : ANALISIS SEDIAAN KOSMETIKA


SEMESTER GASAL 2016/2017

Determination of Parabens in Body Wash using Solid-Supported Liquid-Liquid


Extraction

1. Buatlah skema ringkas proses preparasi sampel sampai pada siap untuk diinjeksikan
ke KCKT dalam artikel tersebut !
2. Metode apa yang digunakan untuk memisahkan analit dari matriks sediaan kosmetika
dalam prosedur dalam artikel ?
3. Tuliskan rincian metode KCKT berikut beserta alasan mengapa hal tersebut digunakan
dalam prosedur terpilih :
a. Spesifikasi kolom dan prinsip pemisahannya
b. Detection method
c. Temperatur kolom
4. Tulis dan jelaskan parameter validasi metode analisis yang dilakukan dalam artikel
tersebut, termasuk acceptance criteria untuk masing-masing parameter !
Jawab:
1. Skema proses preparasi sampel kosmetik

Menimbang 24 sampel masing-masing 1,00±0,05 gram

Lakukan spike sampel

Menambahkan 2,5 ml aseton

Menambahkan 1,25 ml larutan NaCl

Vortex selama 30 detik

Ekstraksi menjadi 24 sampel

Melakukan spike 175 µg/ml pada 12 sampel Melakukan spike 20 µg/ml pada 12 sampel

6 sampel diekstraksi 6 sampel diekstraksi 6 sampel diekstraksi 6 sampel diekstraksi


dengan SLE dengan LLE dengan SLE dengan LLE

SLE LLE

Load sampel Transfer sampel

Tunggu 15 menit Menambahkan 20 ml etil asetat

Eluasi dua kali dengan 10 ml etil asetat Menambahkan 5 ml larutan NaCl

Shake, vent, and decant water

Mengeringkan dengan ~0,2 g MgSO4

Mengeringkan dengan N2

Merekonstitusi dengan 500 µL MeOH

Injeksi ke HPLC
2. Metode yang digunakan untuk memisahkan analit dari matriks sediaan
kosmetika dalam prosedur dalam artikel adalah metode SLE (Solid Liquid
Extraction) dan metode LLE (Liquid Liquid Extraction).

3. Rincian Metode KCKT yang digunakan:


a. Spesifikasi kolom dan prinsip pemisahannya
Aglient ZORBAX Eclipse Plus C18 4.6 x 150 mm, 5 µm (p/n 95993-902). Kolom ini
dugunakan untuk metode KCKT Reverse Phase dengan fase gerak adalah fase
polar dan fase diamnya adalah fase non polar. Panjang kolom 4.6 x 150 mm
dengan diameter kolom 5 µm.
Alasan digunakan kolom C18 dalam percobaan tersebut karena penggunaan
kolom tersebut memerlukan biaya analisis yang murah.

b. Detection method
Detector yang digunakan adalah Diode Array Detector. Digunakan detector 80Hz
Diode Array Detector karena dapat mendeteksi sampel yang memiliki panjang
gelombang maksimal di daerah sinar UV-VIS sedangkan sampel yang dideteksi
memiliki panjang gelombang maksimal 230 nm dimana panjang gelombang 230
nm berada di daerah panjang gelombang sinar UV. Selain itu, detektor DAD dapat
menghitung match factor, library search, dan mengevaluasi kemurnian peak,
sehingga penggunaan detektor DAD lebih menguntungkan.

c. Temperatur kolom
Pada artikel yang diberikan tidak dicantumkan suhu kolom yang digunakan untuk
memisahkan analit. Maksimal suhu kolom yang diperbolehkan untuk kolom Agilent
Technology adalah 80°C. (Zhu, et. Al, 2005).

4. Parameter validasi metode analisis dalam artikel beserta acceptance criteria:


a. Linieritas
Linieritas merupakan suatu metode yang menunjukkan hubungan proporsional
antara respon detektor dengan perubahan konsentrasi analit.
Acceptance criteria of linearity (Cazes,2004) :
Correlation coefficient >0,99 Response ratios RSD ≤ 5,0%
y-intercept ± 10% Visual Linear
Data tersebut
menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi (r) pada data tersebut memiliki nilai
lebih dari r = 0,999 yaitu sebesar 0,9997 sehingga metode tersebut telah
memenuhi parameter linieritas.
b. Presisi
Presisi merupakan kedekatan dari suatu seri pengukuran yang diperoleh dari
sampel yang homogen dan ditunjukkan oleh relatif standar deviasi (RSD).
Acceptance criteria (Cazes,2004):
Assay repeatability ≤ 1%
Intermediate precision ≤ 2%

Data tersebut menunjukkan bahwa dengan metode SLE pada konsentrasi 175
µg/mL memenuhi persyaratan validasi metode dari parameter presisi karena nilai
prosentase RSD kurang dari 1%. Sedangkan ketiga metode lainnya tidak
memenuhi persyaratan presisi karena nilai RSD melebihi 1%.
c. Akurasi
Akurasi merupakan kedekatan hasil pengukuran dengan nilai sesungguhnya dan
dinyatakan dengan persen perolehan kembali (% recovery).
Acceptance criteria (Cazes,2004) :
Mean recovery per concentration 100,0% ± 2,0%
Data tersebut menunjukkan metode SLE pada konsentrasi 175 µg/mL memenuhi
persyaratan validasi metode dari parameter akurasi karena nilai persen recovery
berada pada rentang 100,0% ± 2,0%. Sedangkan ketiga metode lainnya tidak
memenuhi persyaratan akurasi karena nilai persesn recovery diluar rentang
persyaratan.

DAFTAR PUSTAKA
Cazes, Jack. 2004. Analytical Instrumentation Handbook, Third Edition. New York : CRC
Press. Page 1029
Zhu, Chuiru, et.all, 2005,Elevated Tempratute HPLC: Principlea and Application to Smal
Moleules and Biomoleculs, USA: LCGC North America

Anda mungkin juga menyukai