Anda di halaman 1dari 17

MEMPERTAHANKAN KEJUJURAN SEBAGAI CERMIN KEPRIBADIAN

A. Pengertian Jujur
Dalam bahasa arab, kata jujur semakna dengan “as-sidqu”atau “siddiq” yang berarti
benar atau berkata benar. Lawan katanya adalah dusta, atau dalam bahasa arab “al-
kazibu”.
Secara istilah, jujur atau as-sidqu bermakna :
1.    Kesesuaian antara ucapan dan perbuatan
2.    Kesesuaian antara informasi dan kenyataan
3.    Ketegasan dan kemantapan hati
4.    Sesuatu yang baik yang tidak dicampuri kedustaan

B. Pembagian Sifat Jujur


Imam al-Ghazali membagi sifat jujur sebagi berikut :
a.    Jujur dalam niat atau berkehendak
b.    Jujur dalam Perkataan (lisan)
c.    Jujur dalam perbuatan (amal)
Kejujuran merupakan fondasi atas tegaknya suatu nilai-nilai kebenaran karena jujur
identik dengan kebenaran. Allah SWT berfirman : (qs. Al-azhab/33:70)
Allah SWT juga berfirman : “Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu
mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (itu) sangatlah di benci disisi Allah
SWT jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan”
Perilaku jujur dapat mengantarkan pelakunya menuju kesuksesan dunia dan
akhirat.Jujur adalah sikap yang tulus dalam melaksanakan sesuatu yang diamanatkan,
baik berupa harta maupun tanggung jawab.Orang yang melaksanakan amanat disebut
al-Amin, yakni orang yang terpercya, jujur dan setia.
Diantara factor yang menyebabkan Nabi Muhammad SAW berhasil dalam
membangun masyarakat Islam adalah karena sifat-sifat dan akhlaknya yang sangat
terpuji.Salah satu sifatnya yang menonjol adalah kejujurannya sejak masa kecil sampai
akhir hayat.
Kejujuran akan mengantarkan seseorang mendapatkan cinta kasih dan keridhaan
Allah SWT. Sedangkan kebohongan adalah kejahatan tiada tara, yang merupakan factor
terkuat yang mendorong seseorang untuk berbuat kemunkaran dan menjerumuskannya
ke jurang neraka.
Kejujuran sebagai sumber keberhasilan, kebahagiaan, serta ketentraman, harus
dimiliki oleh setiap muslim. Sedangkan kebohongan adalah muara dari segala
keburukan dan sumber dari segala kecaman karena akibat yang ditimbulkannya a.dalah
kejelekan, dan hasil akhirnya adalah kekejian.Akibat yang ditimbulkan oleh
kebohongan adalah Namimah (mengadu domba), sedangkan namimah dapat melahirkan
kebencian.

C. Ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadist tentang Perintah Berlaku jujur


1. Q.S al-maidah/5:8
Artinya: Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah
sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak
adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada
allah, sesungguhnya allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS: al-
maidahayat:8)

2. Q.S At-Taubah/9:119

“Wahai orang-orang yang beriman!Bertaqwalah kepada Allah SWT., dan bersamalah


kamu dengan orang-orang yang benar.”
Kandungan yang terdapat pada ayat tersebut : Dalam ayat ini Allah SWT menunjukkan
seruan-Nya dan memberikan bimbingan pada orang-orang yang beriman pada-Nyadan
Rosul-Nya, agar mereka tetap dalam ketaqwaan dan mengharapkan ridho-Nya, dengan
cara menunaikan segala kewajiban yang telah ditetapkan-Nya, dan menjauhi segala
larangan yang tela ditentukan-Nya dan hendaklah senantiasa bersama orang-orang yang 
benar dan jujur, mengikuti ketaqwaan, kebenaran dankejjuran mereka. Dan jangan
bergabung kepada kaum munafiq yang selalu menutupi kemunafiqkan mereka dengan
kata-kata dan perbuatanbohong serta ditambah pula dngan sumpah palsu dan alasan-
alasan yang tidak benar
3. Hadist dari Abdullah bin Ma’ud ra.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Ma’ud ra., Rasulullah saw. Bersabda :
“Hendaklah kamu berlaku jujur karena kejujuran menuntunmu pada kebenaran, dan
kebenaran menuntunmu ke surga.Dan senantiasa seseorang berlaku jujur dan selalu
jujur sehingga dia tercatat di sisi Allah SWT.Sebagai orang yang jujur.Dan hindarilah
olehmu berlaku dusta karena kedustaan mununtumu pada kejahatan, dan kejahatan
menuntunmu ke neraka. Dn seseorang senantiasa berlaku dusta dan selalu dusta
sehingga dia tercatat di sisi Allah SWT sebagai Pedusta..” (H.R. Muslim)
Kandungan Hadist :
Kandungan hadist di atas Menceritakan tentang rasulullah saw. Akan melakukan
gazwah (penyerangan) ke Tabuk untuk menyerang tentara Romawi dan orang-orang
Kristen di Syam.

D. Manfaat jujur dalam kehidupan sehari-hari :

a.    HidupTenang jikalau kita sering jujur, maka tidak akan ada rasa khawatir / merasa
bersalah atas sikap yang kita lakukan. Selain itu, kita juga bisa menabung untuk masuk
surga.
b.    Mendapat Pekerjaan jika kita menjadi orang yang jujur, maka kita dapat dipercaya
orang lain dalam melakukan suatu hal. Selain itu, aura yang keluar juga akan terlihat
positif.
c.    Banyak Teman kejujuran membuat orang-orang disekitar kita akan senang dengan
kita. Mereka menganggap kalau kita adalah orang yang dapat dipercaya.
d.    Memperoleh kesuksesan Dengan memiliki sifat jujur orang akan memperoleh
kesuksesan. Contoh : ada seorang pengusaha yang sukses. Ia bisa sukses karena Ia bisa
dipercaya oleh banyak orang. Para klien pun akan berdatangan dan merasa senang
karena proyeknya ditangani oleh orang yang jujur.
e.    Memiliki nama baik Jikalau kita sering berbuat jujur, maka akan banyak orang yang
mengetahui hal tersebut. Jika banyak orang yang mengetahui hal tersebut mungkin
diluar-an mereka akan membicarakan tentang kejujuran mu.
f.     PedomanJikakitaseringjujur, makakitaakanmenjadipedomanbagibanyak orang.

Kesimpulan
1.    Jujur merupakan sifat mulia yang menunjukkan kesesuaian antara kebenaran dengan
apa yang diucapkan atau dilakukan oleh seseorang.
2.    Banyak di jumpai dalil dari Al Qur’an maupun Al Hadits yang membicarakan masalah
kejujuran.
3.    Macam-macam jujur (shiddiq) seperti yang di ungkap diatas ada 5 makna:
a.       Jujur dalam perkataan
b.      Jujur dalam niat dan kemauan
c.       Jujur dalam bermuamalah(pergaulan)
d.      Jujur dalam berjanji
e.       Jujur dalam kenyataan
Namun terdapat satu tambahan menurut sa’id hawwa yaitu jujur dalam menempuh
tangga- tangga agama.
4.    Orang yang berperilaku jujur akan senantiasa mendapat kepercayaan dari orang lain.
Orang lain akan merasa tenteram dan nyaman bersama orang yang berperilaku jujur.
5.    Sedangkan orang yang berperilaku terbalik dari jujur akan senantiasa di jauhi oleh
orang lain. Irang lain akan senantiasa merasa was-was bersamanya.
6.    Orang mukmin harus senantiasa menjadikan jujjur sabagai pakaian dimanapun dan
kapanpun ia berada.

CONTOH MAKALAH AL-QUR'AN DAN HADIS SEBAGAI


PEDOMAN HIDUPKU TERLENGKAP
MAKALAH

AL-QUR’AN DAN HADIS 

SEBAGAI PEDOMAN HIDUPKU

                                        

  KATA PENGANTAR

       Salah satu misi utama (innama) Nabi Muhammad SAW diutus adalah untuk
menyempurnakan keluhuran akhlak. Ini dibuktikan bahwa di dalam al-Qur’an ini digunakan
struktur gramatikal yang menunjukkan sifat eksklusif misi pengutusan Nabi. Dalam struktur
ajaran Islam, pendidikan akhlak adalah yang terpenting. Penguatan akidah adalah dasar.
Sementara, ibadah adalah sarana, sedangkan tujuan akhirnya adalah pengembangan akhlak
mulia. Nabi saw. bersabda, “Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik
akhlaknya.” Nabi saw. juga bersabda, “Orang yang paling baik Islamnya adalah yang paling baik
akhlaknya.” Dengan kata lain, hanya akhlak mulia yang dipenuhi dengan sifat kasih sayang
sajalah yang bisa menjadi bukti kekuatan akidah dan kebaikan ibadah.

       Maka dari itu kami membuat makalah ini yang bertujuan selain untuk memenuhi tugas
“PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI” yang diberikan kepada kami, juga bertujuan
agar para siswa (para pembaca) khususnya kami sebagai penulis mampu mengembangkan
akhlak mulia melalui penerapan Al-Qur’an dan Hadis. Adapun judul makalah kami ini adalah
“AL-QUR’AN DAN HADIS SEBAGAI PEDOMAN HIDUPKU”
       Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu kami
mengharapkan segala saran dan kritik yang konstruktif dan inspiratif dari semua pihak
sehingga dapat menambah wawasan dan sebagai evaluasi diri dalam penyusunan makalah
selanjutnya.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al Qur’an dan hadis merupakan pedoman kehidupan bagi setiap umat Islam.
Apabila manusia tidak mempunyai pendoman dalam hidupnya, dia tidak akan pernah
tau arah yang dituju. Dengan berpedoman pada keduanya maka kehidupan manusia
akan selalu lurus dalam bimbingan Allah Subhanahu wata’ala, karena sebagaimana kita
ketahui bahwasannya al-Qur’an merupakan kalam Allah Swt yang diwahyukan kepada
Nabi Muhammad saw melalui Malaikat Jibril dan hadis merupakan segala ucapan,
perbuatan, dan takrir nabi Muhammad saw. Sebagai umat Islam, kita harus mencintai
al-Qur’an. Oleh karena itu, kita harus rajin belajar al-Qur’an baik disekolah maupun
dirumah. Mencintai berarti merasa senang yang dicintai. Rasa senang itu tentunya akan
terwujud dalam perbuatan yang nyata. Al-Qur’an dan Hadis merupakan wasiat yang
ditinggalkan Rasulullah saw. kepada umat Islam yang paling berharga. Dengan
keduanya, umat Islam dapat berbahagia didunia dan akhirat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana memahami al-Qur’an dan al-Hadis sebagai pedoman hidup?
2. Bagaimana mencintai al-Qur’an dan al-Hadis

C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini adalah untuk mengetahui cara
memahami serta mencintai al-Qur’an dan al-Hadis sebagai pedoman hidup

BAB II
PEMBAHASAN

A. AL- QUR’AN DAN AL-HADIS SEBAGAI PEDOMAN HIDUP


1. Pengertian Al-Qur’an dan Al-Hadis
a) Pengertian Al-Qur’an
Kata Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab yang berarti bacaan. Hasbi Ash-shiddieqy
mengatakan al-Qur’an menurut bahasa adalah bacaan atau yang dibaca. Menurut istilah,
Al-Qur’an adalah kalam Allah Swt. Yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw
melalui Malaikat Jibril dengan lafal dan maknanya. Pengertian ini berdasarkan Q.S as-
syu’ara/26: 192-193. Artinya: Dan sungguh, (Al-Qur’an) ini benar-benar diturunkan
oleh Tuhan seluruh alam, yang dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (jibril). (Q.S. asy-
Syu’ara/26:192-193). Artinya: Demi Al-Qur’an yang penuh hikmah, sungguh, engkau
(Muhammad) adalah salah seorang dari rasul-rasul, (yang berada) diatas jalan yang
lurus, (sebagai wahyu) yang diturunkan oleh (Allah) yang Maha Perkasa, Maha
Penyayang. (Q.S. Yasin/36: 2-5).

b) Pengertian Hadis
Kata hadis berasal dari bahasa Arab yakni al-hadis, jamaknya al- ahaadits, al-hidsan
dan al-hudsan. Dari segi bahasa, kata ini memiliki banyak arti, diantaranya: (1) al-jadid
(yang baru), lawan dari al-qadim (yang lama), (2) al-khabar (kabar atau berita). Hadis
dengan pengertian khabar seperti tersebut diatas dapat dilihat dalam Q.S. Ad-Dhuha
ayat 11.
“ Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan. Adapun menurut T.
Ibrahim dan Darsono Kata Hadis berasal dari bahasa Arab yang berarti baru,
muda,cerita, berita, dan riwayat dari Nabi Muhammad saw. Menurut istilah, hadis
didefinisikan sebagai berikut:
1) Segala ucapan, perbuatan, dan keadaan nabi Muhammad saw.
2) Segala berita yang bersumber dari nabi Muhammad saw, baik berupa ucapan,
perbuatan,takrir (ketepatan), maupun deskripsi sifat-sifat beliau..
3) Segala perkataan, perbuatan, dan takrir nabi Muhammad saw. berkaitan dengan
hukum.
Dari ketiga definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa hadis adalah segala ucapan,
perbuatan, dan takrir nabi Muhammad saw.

2. Fungsi Al-Qur’an dan Hadis


a) Fungsi Al-Qur’an
Menurut Abuddin Nata Al-Qur’an antara lain berfungsi sebagai dalil atau petunjuk
atas kerasaulan Muhammad saw, pedoman hidup bagi umat manusia, menjadi ibadah
bagi yang membacanya, serta pedoman dan sumber petunjuk dalam kehidupan.
Secara umum, fungsi Al-Qur’an bagi kehidupan manusia, antara lain:

1) Sebagai petunjuk bagi manusia agar hidupnya berada dijalan Allah Swt.
2) Merupakan nikmat bagi orang-orang yang beriman.
3) Sebagai kabar gembira bagi orang-orang yang beriman karena Allah Swt
menjanjikan balasan keimanan dengan nikmat di surga.
4) Sebagai pendidikan moral yang sempurna karena di dalamnya terdapat
kisah-kisah umat terdahulu yang dapat dijadikan pelajaran dalam memilih
jalan kehidupan.

b) Fungsi Hadits
Hadits berasal dari Nabi Muhammad Saw, sedangkan kehidupan beliau selalu
dituntun dengan wahyu Allah Swt. Oleh karena itu, ucapan, perbuatan dan takriri beliau
tentu sangat penting bagi kehidupan manusia. Diantara fungsi hadits adalah sebagai
berikut:
1) Mengukuhkan hukum-hukum yang telah disebutkan dalam Al- Qur’an.
2) Menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an yang bersifat mujmal (global).
3) Membatasi keumuman Al-Qur’an.
4) Menetapkan hukum yang belum terdapat dalam Al-Qur’an.

3. Cara-Cara Memfungsikan Al-Qur’an dan Hadis dalam Kehidupan


a) Menjadikan Al-Qur’an dan hadis sebagai pedoman dalam kehidupan pribadi.
b) Menjadikan Al-Qur’an dan hadis sebagai pedoman dalam kehidupan
keluarga/rumah tangga.
c) Menjadikan Al-Qur’an dan hadis sebagai pedoman dalam kehidupan
bermasyarakat.

4. Menerapkan Al-Qur’an dan Hadis sebagai Pedoman Hidup Umat Islam


Iman kepada al-Qur’an dan hadis (Rosul) harus dapat dibuktikan dalam kehidupan
sehari-hari. Keimanan tersebut tidak berarti tanpa adanya pembuktian dalam sikap
hidup sehari-hari. Berikut ini beberapa penerapan ajaran al-Qur’an dan Hadis dalam
kehidupan sehari-hari.
a) Dalam kehidupan pribadi. Sebagai seorang pelajar muslim, penerapan ajaran al-
Qur’an dan hadis dalam kehidupan, antara lain :
 Meningkatkan ketekunan dalam mempelajari al-Qur’an dan hadis.
 Mempelajari ayat-ayat kauniyah (alam semesta) dalam rangka
meningkatkan keimanan.
 Memanfaatkan waktu luang untuk menguasai suatu bidang keterampilan
untuk bekal menghadapi masa yang akan datang.
 Memiliki semangat keilmuan yang tinggi untuk kepentingan dunia dan
akhirat
 Memperbanyak bergaul dengan teman-teman yang soleh.

b) Dalam kehidupan keluarga


(1) Sebagai seorang ayah, penerapan ajaran al-Qur’an dan hadis dalam kehidupan,
antara lain :
 Berusaha mengarahkan diri dan seluruh anggota keluarga agar ucapan,
perbuatan dan sikap hidupnya sesuai denganal- Qur’an dan hadis
 Berusaha memperoleh nafkah yang halal dalam mencukupi kebutuhan
keluarga
 Memberi contoh perilaku yang sesuai dengan al-Qur’an dan hadis
 Memupuk semangat dan ketekunan kepada seluruh anggota keluarga
dalam menjalankan syariat Islam
 Membiasakan bermusyawarah dalam keluarga untuk menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi.
(2) Sebagai seorang ibu, penerapan ajaran al-Qur’an dan hadis dalam kehidupan,
antara lain:
 Senantiasa menaati perintah dan saran-saran suami sebagai pemimpin
rumah tangga selama dalam kebenaran.
 Memberi dukungan kepada suami dalam upaya membentuk keluarga
yang Islami.
 Mendidik anak-anak sesuai dengan al-Qur’an dan hadis.
 Menjaga harta suami dengan membelanjakannya sesuai keperluan dan
tidak berlebih-lebihan.
 Menjaga kehormatan suami, baik ketika suami ada di rumah maupun
tidak.
(3) Sebagai seorang anak, penerapan ajaran al-Qur’an dan hadis dalam kehidupan,
antara lain :
 Menaati anjuran dan bimbingan dari kedua orang tuanya.
 Menjaga amanah yang diberikan oleh kedua orang tuanya.
 Menjaga nama baik kedua orang tuanya dengan membiasakan
berperilaku terpuji.
 Mendoakan kedua orang tua agar senantiasa diberi perlindungan oleh
Allah Swt.
 Mengamalkan ilmu-ilmu yang sudah diperoleh.

c) Dalam kehidupan bermasyarakat


Sebagai anggota masyarakat, dalam menerapkan ajaranal-Qur’andan hadis, antara
lain :
1) Ikut berperan aktif dalam kehidupan masyarakat selama tidak melannggar
norma-norma agama.
2) Menjaga diri dari perilaku yang dapat menimbulkan keresahan di
masyarakat,baik dari ucapan, perbuatan, maupun tingkah laku.
3) Menjaga kerukunan dan gemar menolong.
4) Rela berkorban demi terwujudnya kehidupan masyarakat yang harmonis.
5) Gemar bermusyawarahdalam menghadapi permasalahan dalam masyarakat.

d) Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara


Sebagai warga negara yang baik, dalam menerapkan ajaran al- Qur’an dan hadis
antara lain :
1) Ikut berperan aktif dalam membangun bangsa dan Negara menuju bangsa yang
aman dan sejahtera dalam ridho Allah Swt.
2) Mengutamakankepentingan bersama diatas kepentingan pribadi ataupun
golongan.
3) Ikut berperan aktif dalam menjaga persatuan dan keutuhan bangsa dan negara.
4) Melaksanakan kewajiban sebagai warga negara seperti membayar pajak.
5) Mendukung program-program pemerintahan selama tidak bertentangan dengan
al-Qur’an dan hadis.
6) Ikut berperan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan Negara.

5. Mencintai Al-Qur’an dan Al-Hadis


a) Pengertian Mencintai Al-Qur’an dan Hadis
Cinta berarti selalu mengingat dan memikirkan dalam hati, kemudian terwujud
dalam tindakan nyata. Orang yang mencintai sesuatu, hatinya akan selalu mengingat
dan memikirkannya. Dia akan rela berkorban untuk sesuatu yang dicintainya. Al-Qur’an
dan hadits adalah dua sumber utama dalam hukum Islam. Seorang umat Islam harus
mencintai keduanya karena dengan demikian dia akan selamat, baik didunia maupun
diakhirat. Orang yang mencintai Al-Qur’an dan hadis, dia akan selalu mengutamakan
keduanya diatas yang lain. KecintaanterhadapAl-Qur’an dan hadis akan membuatnya
selalu ingin mengetahui lebih dalam ajaran yang terdapat didalamnya.

b) Perintah Mencintai Al-Qur’an dan Hadis


Sebagai seorang muslim mencintai Al-Qur’an adalah suatu kewajiban. Perintah
mencintai Al-Qur’an dan hadis banyak kita jumpai, baik didalam Al-Qur’an dan hadis.
Berikut ini beberapa dalil yang memerintahkan kita untuk mencintai Al-Qur’an dan
hadis. Katakanlah (Muhammad), “jika kamu mencintai Allah, maka ikutilah aku,
niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun,
Maha Penyayang. (Q.S. Ali-‘Imran/3: 31) Ayat tersebut menyebutkan bahwa orang
yang mencintai Allah, haruslah mengikuti Nabi Muhammad saw. Orang yang mencintai
Allah, berarti dia mencintai Al-Qur’an sebagai kalam-Nya. Dia pun harus mengikuti
ajaran Nabi Muhammad saw. sebagai penerima wahyu Al- Qur’an. Mengikuti Nabi
Muhammad saw. berarti menerima dan mencintai hadits sebagai ajaran-ajaran beliau.
Rasulullah saw. pernah berpesan kepada umatnya agar senantiasa berpegang pada Al-
Qur’an dan hadis.
Dengan perpeganng pada keduanya, umat Islam tidak akan tersesat, baik didunia
maupun diakhirat. Rasulullah saw. bersabda sebagai berikut. “Aku tinggalkan
kepadamu dua perkara. Kamu tidak akan tersesat selama kamu berpegang pada
keduanya, yaitu Kitab Allah (Al-Qur’an) dan sunah Nabi-Nya (hadits)”. (HR. Malik
dari Umar bin Khattab No. 1395)

c) Bentuk-bentuk Mencintai Al-Qur’an dan Hadis


Mencintai Al-Qur’an dan hadits dapat diwujudkan dalm beberapa bentuk, antara
lain:
1) berusaha memilki kitab Al-Qur’an dan hadits meskipun harus menyisihkan
uang saku,
2) memilki kemuauan untuk dapat membaca Al-Qur’n dan hadits secara benar
meskipun harus mengeluarkan biaya,
3) memilki kemauan yang sungguh-sungguh untuk dapat memahami isi Al-
Qur’an dan hadits secara benar,
4) rajin mendatangi majelis-majelis ilmu yang mempelajari Al- Qur’an dan
hadits,
5) tidak suka jika ada pihak lain yang merendahkan atau menghina Al-Qur’an
dan hadits,
6) berusaha menjaga kesucian Al-Qur’an dan hadits tanpa memandang remeh,
dan
7) memiliki kepedulian apabila melihat lembaran yag bertuliskan Al-Qur’an
atau hadits berceceran dengan mengumpulkan atau membakarnya.

d) Manfaat Mencintai Al-Qur’an dan Hadits


Al-Qur’an dan Hadits merupakan dua kitab pokok dalam memhami ajaran Islam.
Mencintai keduanya tentu banyak membawa manfaat. Diantara manfaat mencintai Al-
Qur’an dan hadits adalah sebagai berikut:
1) Memperoleh nasihat,obat hati, petunjuk, dan rahmat dari Allah SWT. Allah
SWT berfirman Wahai manusia! Sungguh telah datang kepadamu pelajaran (Al-
Qur’an) dari Tuhnmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan
petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman. (QS. Yunus/10: 57)
2) Terhindar dari kesesatan dan kecelakan dunia dan akherat. Allah Swt. berfirman
Jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku maka (ketahuilah) barang siapa
mengikuti petunjuk-Ku, dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. (QS.
Taha/20: 123)
3) Memperoleh kecintaan dan ampunan dari Allah Swt. Allah Swt. berfirman
Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Alah, ikutilah aku, niscaya
Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun,
Maha Penyayang. (QS. Ali ‘Imran/3: 31)

e) Perilaku Orang yang Mencintai Al-Qur’an dan Hadis


Setelah memperhatikan bentuk-bentuk mencintai Al-ur’an dan hadits, perilaku
keduanya dapat diwujudkan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) berupaya mewujudkan berdirinya taman pendidikan Al-Qur’an (TPQ) di
lingkungan masing-masing,
2) ikut serta secar aktif dalam upaya melancarkan jalnnya TPQ, baik denngan
pikiran, tenaga, mapun materi,
3) menyedikan waktu khusus untuk mempelajari Al-Qur’an dan hadits untuk
kemudian di ajrakan kepada orang lain,
4) mengajak orang-orang yang belum mau belajar Al-Qur’an dan hadits, dan
5) selalu menjadikan Al-Qur’an dan hadits sebagai dasar dalam segala
tindakan dan cara berpikirnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Al-Qur’an dan hadis merupakan dua peninggalan terbesar nabi Muhammad saw.
bagi umat islam. Jika mau berpegang pada keduanya, kita tidak akan tersesat selama-
lamanya. Al-qur’an dan hadis merupakan dua hal yang diwariskan nabi Muhammad
saw. kepada umatnya. Tentu saja warisan itu mempunyai fungsi khusus bagi umat islam
dalam kehidupannya.Al-qur’an dan hadis harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,
baik kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, maupun berbangsa dan bernegara sebagai
bukti kecintaan kita sebagai umat islam terhadap al-Qur’an.
B. Saran

Setiap muslim harus mencintai al-Qur’an dan al-hadis. Mencintai keduanya bukan
berarti harus memilikinya yang besar dan mahal untuk dipajang dilemari. Akan tetapi,
mencintai keduanya dapat diwujudkan dengan selalu berusaha mempelajari dan
mengamalkan isi ajaran yang terkandung didalamnya dan orang-orang yang mencintai
al-Qur’an dan al-hadis akan menempatkan keduanya diatas segala-galanya.

DAFTAR PUSTAKA

T. Ibrahim, Darsono, Pemahaman Al-Qur’an dan Hadis untuk kelas VII Madrasah Tsanawiyah,
Solo: PT Tiga serangkai Pustaka Mandiri, 2014. Hlm. 4

Hasbi ash-Shiddieqy, T.M. Sejarah dan Pengantar Ilmu Tafsir, Jakarta: Bulan Bintang, 1972.
Hlm. 16

Sohari, Sahrani, Ulumul hadits, Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2010. Hlm 1 Mohamamad
Zuhri, Terjemah Juz ‘Amma ( Juz XXX), Jakarta: Pustaka Amani, 1994. Hlm 52
T. Ibrahim, Darsono, Pemahaman Al-Qur’an dan Hadis untuk kelas VII Madrasah Tsanawiyah,
Solo: PT Tiga serangkai Pustaka Mandiri, 2014. Hlm. 5

Abbudin, Nata, Al-Qur’an dan Hadis, Jakarta: PT. Raja Grapindo persada. 1996. Hlm 57 T.
Ibrahim, Darsono, Pemahaman Al-Qur’an dan Hadis untuk kelas VII Madrasah Tsanawiyah,
Solo: PT Tiga serangkai Pustaka Mandiri, 2014. Hlm. 8

Anda mungkin juga menyukai