Latar Belakang Prolaps
Latar Belakang Prolaps
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tali pusat lebih mungkin mengalami prolaps jika ada sesuatu yang
mencegah bagian presentasi janin di segmen bawah uterus atau
penurunannya ke dalam panggul ibu. Presentasi tali pusat jarang
terdiagnosis, sehingga memerlukan pemeriksaan yang teliti. Pemeriksaan
ini harus dilakukan pada semua kasus persalinan, seperti pada persalinan
preterm atau jika terdapat malpresentasi atau malposisi janin.
Hal ini dapat mengancam jiwa janin karena aliran darah melalui
pembuluh pusar tidak mampu mengkompromi kompresi tali pusar diantara
janin dan rahim, leher rahim, atau leher panggul. Keadaan ini membuat
janin dapat mengalami hipoksia yang dapat berakibat pada asfiksia
(Phelan, 2013).
Insiden terjadinya prolaps tali pusat adalah 1 : 3000 kelahiran, tali
pusat menumbung kira-kira 1 : 200 kelahiran, sedangkan tali pusat
tersembunyi 50 % tidak diketahui. Myles melaporkan hasil penelitiannya
dalam kepustakaan dunia bahwa angka kejadian prolaps tali pusat berkisar
antara 0,3 % sampai 0,6 % persalinan. Keadaan prolaps tali lebih mungkin
terjadi pada malpresentasi atau malposisi janin, antara lain : presentasi
kepala (0,5 %), letak sungsang (5 %), presentasi kaki (15 %), dan letak
lintang (20 %). Prolaps tali pusat juga sering terjadi jika tali pusat panjang
dan jika plasenta letak rendah. Mortalitas terjadinya tali pusat menumbung
pada janin sekitar 11-17 %.
Prolaps tali pusat secara langsung tidak mempengaruhi keadaan
ibu, sebaliknya sangat membahayakan janin. Tali pusat menumbung, di
mana ketuban sudah pecah dan tali pusat berada di bawah bagian terendah
janin, keadaan tersebut membuat tali pusat dapat tertekan antara bagian
terendah janin dan dinding panggul yang akhirnya menimbulkan asfiksia
pada janin.
Bahaya terbesar adalah pada presentasi kepala, karena setiap saat
tali pusat dapat terjepit antara bagian terendah janin dengan jalan lahir
sehingga mengakibatkan gangguan oksigenasi janin. Pada tali pusat
terkemuka, sebelum ketuban pecah, ancaman terhadap janin tidak seberapa
besar, tetapi setelah ketuban pecah, bahaya kematian janin sangat besar
Menurut beberapa referensi diketahui bahwa prolaps tali pusat
merupakan keadaan kegawatdaruratan yang membutuhkan penanganan
segera. Beberapa cara dapat dilakukan dalam mengatasi keadaan tersebut
seperti memposisikan ibu, mengembalikan tali pusat pada posisi semula
atau pilihan untuk dilakukan prosedur operasi caesar untuk
menyelamatkan janin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Anatomi Fisiologi Tali Pusat
Tali pusat atau funiculus umbilicalis adalah saluran kehidupan bagi janin
selama dalam kandungan. Dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah
yang selama kehamilan menyuplai zat-zat gizi dan oksigen ke janin. Tetapi
begitu bayi lahir, saluran ini sudah tak diperlukan lagi sehingga harus
dipotong dan diikat atau dijepit.
Fetus yang sedang membesar di dalam uterus ibu mempunyai dua keperluan
yang sangat penting dan harus dipenuhi, yaitu bekalan oksigen dan nutrien
serta penyingkiran bahan kumuh yang dihasilkan oleh sel-selnya. Jika
keperluan ini tidak dapat dipenuhi, fetus akan menghadapi masalah dan
mungkin maut. Struktur yang bertanggung jawab untuk memenuhi keperluan
fetus ialah plasenta. Plasenta yang terdiri daripada tisu fetus dan tisu ibu
terbentuk dengan lengkapnya pada ujung minggu yang ke-16 kehamilan.
Pada plasenta banyak terdapat unjuran seperti “Jari” atau vilus tumbuh dari
membran yang menyelimuti fetus dan menembusi dinding uterus, yaitu
endometrium. Endometrium pada uterus adalah kaya dengan aliran darah ibu. Di
dalarn vilus terdapat jaringan kapilari darah fetus. Darah yang kaya dengan
oksigen dan nutrien ini dibawa melalui vena umbilicalis yang terdapat di dalam
tali pusat ke fetus.
Sebaliknya, darah yang sampai ke vilus dari fetus melalui arteri umbilicalis dalam
tali pusat mengandungi bahan kumuh seperti karbon dioksida dan urea. Bahan
kumuh ini akan meresap merentas membran dan memasuki darah ibu yang
terdapat di sekeliling vilus. Pertukaran oksigen, nutrien, dan bahan kumuh
lazimnya berlaku melalui proses resapan. Dengan cara ini, keperluan bayi dapat
dipenuhi.
Walaupun darah ibu dan darah fetus dalam vilus adalah begitu rapat, tetapi kedua-
dua darah tidak bercampur kerana dipisahkan oleh suatu membran. Oksigen, air,
glukosa, asid amino, lipid, garam mineral, vitamin, hormon, dan antibodi dari
darah ibu perlu menembus membran ini dan memasuki kapilari darah fetus yang
terdapat dalam vilus. Selain oksigen dan nutrien, antibodi dari darah ibu juga
meresap ke dalarn darah fetus melalui plasenta. Antibodi ini melindungi fetus dan
bayi yang dilahirkan daripada jangkitan penyakit.
2.3 Epidemiologi
Insiden terjadinya prolaps tali pusat adalah 1 : 3000 kelahiran, tali pusat
dalam kepustakaan dunia bahwa angka kejadian prolaps tali pusat berkisar
antara 0,3 % sampai 0,6 % persalinan. Keadaan prolaps tali lebih mungkin
terjadi pada malpresentasi atau malposisi janin, antara lain : presentasi kepala
(0,5 %), letak sungsang (5 %), presentasi kaki (15 %), dan letak lintang (20
%). Prolaps tali pusat juga sering terjadi jika tali pusat panjang dan jika
plasenta letak rendah. Mortalitas terjadinya tali pusat menumbung pada janin
sekitar 11-17 %. Penjepitan dan tekanan pada tali pusat oleh bagian terendah
kematian.
2.4 Etiologi
tidak engage.
e. Ruptur membran amnion spontan. Keadaan ketuban pecah dini tersebut
membawa sejumlah besar cairan mengalir ke luar dan tali pusat hanyut
ke vagina.
panggul normal.
a. Tali pusat tersembunyi (Occult Prolaps )adalah tali pusat yang berada di
samping bagian terbawah janin pada ketuban yang masih utuh.
b. Tali pusat terkemuka adalah tali pusat yang terdapat lebih rendah dari
bagian terbawah janin pada ketuban yang masih utuh.
c. Tali pusat menumbung (Funiculi Prolaps) adalah suatu keadaan di mana
tali pusat keluar melalui ketuban yang sudah pecah hingga sampai ke
serviks atau sampai ke vagina.
A B C
2.6 Diagnosis
Ibu tidak dapat merasakan adanya prolaps tali pusat pada dirinya. Masalah
tampak ketika memonitor denyut jantung janin yang menujukkan
penurunan denyut jantung (bradikardi), dan penemuan saat melakukan
vaginal toucher. Alat bantu yang dapat digunakan antara lain : Doppler,
kardiotokograf dan ultrasonografi. Gawat janin yang tampak dengan alat
tersebut menunjukkan pola deselerasi variable sebagai konsekuensi dari
kompresi tali pusat. Diagnostik tali pusat menumbung lebih mudah
ditegakkan ketika terlihat atau terabanya jerat tali pusat di dalam vagina
yang terkadang sudah menjulur sampai di luar vulva. Pemeriksaan dalam
dilakukan untuk menegakkan diagnosa kemungkinan adanya tali pusat
tersembunyi, letak terkemuka atau tali pusat menumbung. Janin yang
masih hidup teraba tali pusat berdenyut, sebaliknya pada janin yang sudah
mati tali pusat tidak berdenyut lagi.
2.7 Patofisiologi
Penyebab primer yang timbul akibat prolaps tali pusat adalah ruptur membran
yang spontan terjadi sebelum bagian presentasi berada pada leher panggul.
Ketika kantung cairan amnion ruptur, tiba-tiba terjadi desakan yang kuat
membuat tali pusat menuju vagina. Pada kehamilan ganda maka kemungkian
terjadinya prolaps tali pusat akan semakin besar karena jika terjadi desakan
antara janin akan membuat janin mengalami kelainan presentasi seperti letak
menyebabkan janin dapat bergerak lebih leluasa dalam rahim. Dan keadaan ini
terjadi ukuran janin yang kecil karena usia gestasi yang masih muda sehingga
janinnya memiliki ukuran kepala yang kecil. Keadaan tali pusat yang panjang
dan plasenta previa juga menjadi penyebab terjadinya prolaps tali pusat.
panggul ibu, sehingga PAP (pintu atas panggul) tidak tertutupi oleh bagian
bawah janin, dan inilah yang mengakibatkan tali pusat bergeser atau turun dari
Prolaps tali pusat akan mengakibatkan tali pusat terjepit antara bagian
terendah janin dan jalan lahir sehingga sirkulasi janin akan terganggu dan ini
janin. Gangguan aliran darah yang lama melalui tali pusat juga dapat
oksigenasi janin, bradikardi yang menetap, bila keadaan ini terus berlangsung
dapat mengakibatkan terjadinya kematian pada janin. Namun bila dapat dan
segera ditangani maka janin tetap hidup, hal ini ditandai dengan adanya teraba
2.7 Penatalaksanaan
Upaya-upaya sebelum tindakan pengakhiran kehamilan segera, sebagai berikut :
1. Tali Pusat berdenyut
2. Memposisikan ibu untuk menungging (knee-chest position) atau posisi
trendelenburg untuk mengurangi tekanan pada tali pusat
3. Mendorong bagian terendah janin ke kranial untuk mengurangi tekanan pada
tali pusat
4. Memantau terus denyut jantung janin dan pulsasi tali pusat
5. Resusitasi intrauterine melalui oksigenasi pada ibu
Gambar 3. Knee Chest Position dan Tredelenburg Position (Hughey,
2009)
a. Jika ibu pada persalinan kala I :
1) Dengan sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi (DTT) masukan
yang menyusul.
3) Jika letak lintang, siapkan segera sectio caesaria.
4) Siapkan segera resusitasi neonatus.
2. Tali pusat tidak berdenyut
Jika tali pusat tidak berdenyut berarti janin telah meninggal. Keadaan ini
sudah tidak merupakan tindakan darurat lagi, lahirkan bayi secara normal
pada ibu dan keluarganya tentang apa yang terjadi serta tindakan apa yang
akan dilakukan.
1. Polindes
a. Lakukan pemeriksaan dalam bila ketuban sudah pecah dan bagian
Puskesmas/RS.
2. Puskesmas
a. Penanganan sama seperti di atas.
b. Jika persalinan pervaginam tidak mungkin dilaksanakan, segera rujuk
ke Rumah sakit.
3. Rumah Sakit.
a. Lakukan evaluasi atau penanganan seperti pada manajemen medik.
b. Jika persalinan pervaginam tidak mungkin terjadi, segera lakukan
sectio caesaria.
a. Posisiskan ibu pada posisi kneechest. Jika mampu kembalikan tali pusat
arah ke atas).
b. Jika tali pusat tidak dapat dimasukkan ke dalam vagina, hindari memegang
tali pusat yang berada di luar vagina, karena hal ini menyebabkan
vasospasme.
c. tutupi tali pusat dengan kasa steril lembab yang dibasahi normal salin
2. Prolaps occult
cepat.
d. persalinan normal hanya dapat dilakukan jika waktu persalinan sudah
3. Prolaps terkemuka
serta pulsasi tali pusat sambil mempersiapkan persalinan baik normal jika tidak
2.8 Prognosis
Prognosis prolaps tali pusat pada ibu dan janin, sebagai berikut :
1. Prognosis bagi ibu umumnya baik. Anemia dan infeksi yang dapat terjadi oleh
karena perdarahan dan tindakan dalam persalinan. Keadaan tersebut dapat
dicegah dan diatasi dengan transfusi darah dan antibiotika.
2. Prognosis bagi janin adalah tidak baik dan berisiko besar untuk meninggal
terutama pada letak kepala. Tekanan parsial pada tali pusat yang berlangsung
kurang dari 7 menit tidak membahayakan. Tekanan sempurna pada tali pusat
yang berlangsung kurang dari 7 menit atau tekanan parsial yang berlangsung
lebih dari 7 menit akan mengakibatkan kematian janin atau kerusakan susunan
saraf pusat (cerebral palsy). Prognosis janin akan membaik dengan sectio
Caesar.
2.9 Pencegahan
Prolaps tali pusat tidak dapat dicegah, tetapi komplikasi janin selanjutnya
dalam morbiditas dan mortalitas janin bila kondisi ini ditangani dengan