Anda di halaman 1dari 24

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................ ii

Daftar Isi ................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................  1


A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
C. Tujuan ..................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 2


A.    Dalil Menutup Aurat ............................................................................................. 2
B.     Menunjukkan Perilaku Berbusanah Muslim & Muslimah ................................. 3

BAB III PENUTUP .................................................................................................  19


A.     Kesimpulan ........................................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Pakaianku adalah Pribadiku
" Ajining Raga saka Busana” yang memiliki arti : " kehormatan badan dilihat
daripakain yang di kenakan"
Sejarah busana lahir seiring dengan dengan sejarah peradaban manusia itu
sendiri. Oleh karenanya, busana sudah ada sejak manusia diciptakan. Kesimpulan ini
dapat diambil dari firman Allah SWT,
“Wahai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syetan sebagaimana
ia telah mengeluarkan ibu-bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya
pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya”.

B.     Rumusan Masalah

Busana memiliki fungsi yang begitu banyak, dari menutup anggota tertentu di tubuh
hingga penghias tubuh. Sebagaimana yang telah diterangkan pula oleh Allah dalam Al-
Qur’an, yang mengisyaratkan akan fungsi busana, “Wahai anak Adam (manusia),
sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi (aurat)
tubuhmu dan untuk perhiasan.”

Dari tata cara, bentuk, dan mode berbusana, manusia dapat dinilai kepribadiannya.
Dengan kata lain, cara berbusana merupakan cermin kepribadian seseorang.
Konsekwensi sebagai manusia agamis adalah berusaha semaksimal mungkin untuk
melaksanakan segala perintah Allah dan meninggalkan segala larangan agamanya.
Salah satu bentuk perintah agama Islam adalah perintah untuk mengenakan busana yang
menutup seluruh aurat yang tidak layak untuk dinampakkan pada orang lain yang bukan
muhrim.

C.    Tujuan

Dari situlah akhirnya muncul apa yang disebut dengan istilah “Busana Muslimah”.

Busana muslimah adalah busana yang sesuai dengan ajaran Islam, dan pengguna
gaun tersebut mencerminkan seorang muslimah yang taat atas ajaran agamanya dalam
tata cara berbusana. Busana muslimah bukan hanya sekedar simbol, melainkan dengan
mengenakannya, berarti seorang perempuan telah memproklamirkan kepada makhluk
Allah akan keyakinan, pandangannya terhadap dunia, dan jalan hidup yang ia tempuh,
dimana semua itu didasarkan pada keyakinan mendalam terhadap Tuhan Yang Mahaesa
dan Kuasa.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Dalil Menutup Aurat


Aurat wanita adalah seluruh anggota tubuhnya kecuali wajah dan dua telapak
tangannya. Leher dan rambutnya adalah aurat di hadapan lelaki ajnabi (bukan mahram)
walaupun sehelai. Pendek kata, dari hujung rambut sampai hujung kaki kecuali wajah
dan dua telapak tangan adalah aurat yang wajib ditutup.

Dalil-dalil AL-QUR'AN

"Wahai Nabi, suruhlah isteri-isterimu dan anak-anak perempuanmu serta perempuan-


perempuan yang beriman, supaya melabuhkan pakaiannya bagi menutup seluruh
tubuhnya (semasa mereka keluar); cara yang demikian lebih sesuai untuk mereka
dikenal (sebagai perempuan yang baik-baik) maka dengan itu mereka tidak diganggu.
Dan (ingatlah) Allah adalah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani." (Surah Al-
Ahzab, ayat 59).

"Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan yang beriman supaya menyekat


pandangan mereka (daripada memandang yang haram), dan memelihara kehormatan
mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka kecuali yang
zahir daripadanya; dan hendaklah mereka menutup belahan leher bajunya dengan
tudung kepala mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka
melainkan kepada suami mereka, atau bapa mereka atau bapak mertua mereka atau
anak-anak mereka, atau anak-anak tiri mereka, atau saudara-saudara mereka, atau anak
bagi saudara-saudara mereka yang lelaki, atau anak bagi saudara-saudara mereka yang
perempuan, atau perempuan-perempuan Islam, atau hamba-hamba mereka, atau orang
gaji dari orang-orang lelaki yang telah tua dan tidak berkeinginan kepada perempuan,
atau kanak-kanak yang belum mengerti lagi tentang aurat perempuan; dan janganlah
mereka menghentakkan kaki untuk diketahui orang akan apa yang tersembunyi dari
perhiasan mereka; dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, wahai orang-orang
yang beriman, supaya kamu berjaya." (Surah An-Nur, ayat 31).

B.     Menunjukkan Perilaku Berbusana Muslim Dan Muslimah

Hadis-hadis NABI S.A.W.

“Sesungguhnya wanita itu adalah aurat, setiap kali mereka keluar, syeitan akan
memperhatikannya.” (HR. Bazzar & At- Tirmizi).

Bahawa Asma’ bint Abi Bakr (kakaknya) bertemu Nabi s.a.w. dalam keadaan
pakaiannya nipis sehingga nampak kulit badannya, lalu Nabi s.a.w. pun bersabda:
“Wahai Asma’, seorang perempuan yang telah sampai haidh (baligh) tidak boleh dilihat
(hendaklah bertutup) pada badannya melainkan ini dan ini” (sambil baginda
menunjukkan ke arah wajah dan kedua pergelangan tangannya). (HR Abu-Dawud)
“Allah merahmati wanita-wanita Muhajirin yang pertama, apabila turunnya ayat (yang
bermaksud) “…dan hendaklah mereka menutup belahan leher baju mereka dengan
tudung kepala mereka…”,serta-merta mereka mengoyakkan apa sahaja kain (yang ada
di sekeliling mereka) lalu bertudung dengannya.” (HR, Al-Bukhari).

Siksaan Neraka Wanita Yang Berpenampilan Menyimpang Dari Islam :


         Wanita yang memakan badannya sendiri adalah ia yang berhias untuk lelaki yang
bukan muhrimnya dan suka mengumpat orang lain.
         Wanita yang akan memotong badannya sendiri dengan gunting neraka adalah ia
memperkenalkan dirinya kepada orang yang kepada orang lain bersolek dan berhias
supaya kecantikannya dilihat para laki-laki yang bukan muhrimnya.
Etika Berpakaian:
  Tidak berpakaian yang menyerupai lawan jenisnya, laki-laki tidak berpakaian yang
menyerupai wanita dan juga wanita tidak berpakaian yang menyerupai laki-laki.
  Tidak berpakaian menyerupai orang yang non-Islam. Islam melarang umatnya untuk
memekai pakaian yang menyerupai pakaian, menggunkan simbol-simbol yang dimiliki
oleh orang-orang non-Islam.
  Hendaklah tidak menggunakan wangi-wangian yang menimbulkan fitnah dan
rangsangan nafsu.
  Hendaklah pakaian itu yang wajar dan beradab, bukan berupa perhiasan yang
menyolok, yang aneh-aneh baik potongannya maupun memiliki warna warni yang
menarik, yang menimbulkan fitnah dan perhatian.
  Hendaklah hijab/jilbab/ pakaian tersebut menutup seluruh badan (auratnya), tidak
tipis, transparan, tidak sempit, tidak ketat, tidak menampakkan lekuk tubuh dan aurat.
Karena dimaksud dan tujuan hijab/jilbab adalah menutup, jika tidak menutup, tidak
dinamakan hijab, karena hal tersebut tidak menghalangi penglihatan terhadap aurat dan
lekuk-lekuknya aurat. Hal inilah yang disinyalir oleh Nabi SAW “wanita-wanita yang
berpakaian tetapi telanjang”. wanita yang demikian itu dinyatakan tidak masuk surga
dan tidak mencium baunya surga.
  Hendaknya tidak memakai pakaian dengan model yang aneh-aneh agar berbeda
dengan kebanyakan orang, dan memakainya dengan perasaan sombong dan takabbur,
karena hal ini dilarang oleh agama Islam.
  

Berbusana Muslim dan Muslimah

Berbusana Muslim dan Muslimah Merupakan Cermin Kepribadian dan Keindahan Diri

Berpakaian Sesuai dengan Ketentuan Syariat Islam dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Perintah menutup aurat  :


    Makna busana muslim/muslimah
2. Memahami aurat dan batasan
    Menunjukkan perilaku berbusana
    batasannya muslim/muslimah                            

3. Memahami dalil menutup aurat:


    Membiasakan perilaku berbusan muslim/muslimah dalam kehidupan sehari-hari

A. Memahami Makna Busana Muslim/Muslimah dan Menutup Aurat


1. Makna Aurat
Menurut bahasa, aurat berati malu, aib, dan buruk. Kata aurat berasal dari kata awira
yang artinya hilang perasaan. Jika digunakan untuk mata,berarti hilang cahayanya dan
lenyap pandangannya. Pada umumnya, kata ini memberi arti yang tidak baik dipandang,
memalukan dan mengecewakan.
Menurut istilah dalam hukum Islam, aurat adalah batas minimal dari bagian tubuh yang
wajib ditutupi karena perintah Allah Swt.

2. Makna Jilbab dan Busana Muslimah Secara etimologi, jilbab adalah sebuah pakaian
yang longgar untuk menutup seluruh tubuh perempuan kecuali muka dan kedua telapak
tangan. Dalam bahasa Arab, jilbab dikenal dengan istilah khimar, dan bahasa Inggris
jilbab dikenal dengan istilah veil. Selain kata jilbab untuk menutup bagian dada hingga
kepala wanita untuk menutup aurat perempuan, dikenal pula istilah kerudung, Hijab,
dan sebagainya.
Pakaian adalah barang yang dipakai (baju, celana, dan sebagainya). Dalam bahasa
Indonesia, pakaian juga disebut busana. Jadi, busana muslimah artinya pakaian yang
dipakai oleh perempuan. Pakaian perempuan yang beragama Islam disebut busana
muslimah. Berdasarkan makna tersebut, busana
muslimah dapat diartikan sebagai pakaian wanita Islam yang dapat menutup aurat yang
diwajibkan agama untuk menutupinya, guna kemaslahatan dan kebaikan wanita itu
sendiri serta masyarakat di mana ia berada.
Perintah menutup aurat sesungguhnya adalah perintah Allah Swt. yang dilakukan secara
bertahap. Perintah menutup aurat bagi kaum perempuan pertama kali diperintahkan
kepada istri-istri Nabi Muhammad saw. agar tidak berbuat seperti kebanyakan
perempuan pada waktu itu .
(Q.S. Al- Ahzāb[33] : Ayat 32
ْ َ‫ض ْعنَ بِ ْالقَوْ ِل فَي‬
‫ط َم َع الَّ ِذي فِي قَ ْلبِ ِه َم َرضٌ َوقُ ْلنَ قَوْ اًل َّم ْعرُوفًا‬ َ ‫يَا نِ َسا َء النَّبِ ِّي لَ ْستُ َّن َكأ َ َح ٍد ِّمنَ النِّ َسا ِء ۚ إِ ِن اتَّقَ ْيتُ َّن فَاَل ت َْخ‬

Artinya : " Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika
kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga
berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang
baik,

(Q.S. Al- Ahzāb[33] : Ayat 33


َّ ‫َوقَرْ نَ فِي بُيُوتِ ُك َّن َواَل تَبَرَّجْ نَ تَبَرُّ َج ْال َجا ِهلِيَّ ِة اأْل ُولَ ٰى ۖ َوأَقِ ْمنَ ال‬
ُ ‫صاَل ةَ َوآتِينَ ال َّز َكاةَ َوأَ ِط ْعنَ هَّللا َ َو َرسُولَهُ ۚ إِنَّ َما ي ُِري ُد هَّللا‬
ْ ‫ت َويُطَه َِّر ُك ْم ت‬
‫َط ِهيرًا‬ ِ ‫س أَ ْه َل ْالبَ ْي‬
َ ْ‫ب عَن ُك ُم ال ِّرج‬َ ‫لِي ُْذ ِه‬
Artinya : " dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan
bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat,
tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud
hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu
sebersih-bersihnya.

Setelah itu, Allah Swt. memerintahkan kepada istri-istri Nabi saw. agar tidak
berhadapan langsung dengan laki-laki bukan mahramnya (Q.S.Al-Ahzāb [33] Ayat :53).
Selanjutnya, karena istri-istri Nabi saw. juga perlu keluar rumah untuk mencari
kebutuhan rumah tangganya, Allah Swt. memerintahkan mereka untuk menutup aurat
apabila hendak keluar rumah (Q.S. al-Ahzāb/33:59).
Dalam ayat ini, Allah Swt. memerintahkan untuk memakai jilbab, bukan hanya kepada
istri-istri Nabi Muhammad saw. dan anak-anak perempuannya, tetapi juga kepada istri-
istri orang-orang yang beriman. Dengan demikian, menutup aurat atau berbusana
muslimah adalah wajib hukumnya bagi seluruh wanita yang beriman.

B. Ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadis tentang Perintah Berbusana Muslim/Muslimah


1. Q.S. Al-Ahzab[33] Ayat : 59

َ‫ين َعلَ ْي ِه َّن ِمن َجاَل بِيبِ ِه َّن ۚ ٰ َذلِكَ أَ ْدن َٰى أَن يُ ْع َر ْفنَ فَاَل ي ُْؤ َذ ْينَ ۗ َو َكان‬
™َ ِ‫ك َونِ َسا ِء ْال ُم ْؤ ِمنِينَ يُ ْدن‬ َ ‫يَا أَيُّهَا النَّبِ ُّي قُل أِّل َ ْز َوا ِج‬
َ ِ‫ك َوبَنَات‬
‫هَّللا ُ َغفُورًا َّر ِحي ًما‬

Artinya : " Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan
isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh
mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu
mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Pertama, menjaga pandangan. Pandangan diibaratkan “panah setan” yang siap


ditembakkan kepada siapa saja.
Rasulullah saw. bersabda kepada Ali ra., “Wahai Ali, janganlah engkau mengikuti
pandangan (pertama yang tidak sengaja) dengan pandangan (berikutnya), karena bagi
engkau pandangan yang pertama dan tidak boleh bagimu pandangan yang
terakhir (pandangan yang kedua)” (H.R. Abu Dawud dan At-Tirmidzi, dihasan-kan oleh
Syaikh al-Albani).

Kedua, menjaga kemaluan. Orang yang tidak bisa menjaga kemaluannya pasti tidak bisa
menjaga pandangannya. Hal ini karena menjaga kemaluan tidak akan bisa dilakukan
jika seseorang tidak bisa menjaga pandangannya. Menjaga kemaluan dari zina adalah
hal yang sangat penting dalam menjaga
kehormatan. Karena dengan terjerumusnya ke dalam zina, bukan hanya harga dirinya
yang rusak, orang terdekat di sekitarnya seperti orang tua, istri/ suami, dan anak akan
ikut tercemar. “Dan, orang-orang yang memelihara kemaluannya. Kecuali terhadap
istri-istri mereka atau budak-budak yang mereka miliki. Maka sesungguhnya, mereka
dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang sebaliknya, mereka itulah orang-
orang yang melampaui batas.” (Q.S. al-Ma’ārij/70:29-31)
Allah Swt. sangat melaknat orang yang berbuat zina, dan menyamaratakannya dengan
orang yang berbuat syirik dan membunuh.
Sungguh, tiga perbuatan dosa besar yang amat sangat dibenci oleh Allah Swt. Firman-
Nya: “Dan, janganlah kalian mendekati zina. Sesungguhnya, zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (Q.S. alIsrā’/17:32).
Ketiga, menjaga batasan aurat yang telah dijelaskan dengan rinci dalam hadis-hadis
Nabi. Allah Swt. memerintahkan kepada setiap mukminah untuk menutup auratnya
kepada mereka yang bukan muhrim, kecuali yang biasa tampak dengan memberikan
penjelasan siapa saja boleh melihat. Di antaranya adalah suami, mertua, saudara laki-
laki, anaknya, saudara perempuan, anaknya yang laki-laki, hamba sahaya, dan pelayan
tua yang tidak ada hasrat terhadap wanita.

Di samping ketiga hal di atas, Allah Swt. menegaskan bahwa walaupun auratnya sudah
ditutup namun jika berusaha untuk ditampakkan dengan berbagai cara termasuk dengan
menghentakkan kaki supaya gemerincing perhiasannya terdengar, hal itu sama saja
dengan membuka aurat. Oleh karena itu, ayat ini ditutup dengan perintah untuk
bertaubat karena hanya dengan taubat dari kesalahan yang dilakukan dan berjanji untuk
mengubah sikap, kita akan beruntung.
( Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti_ 27)

Aktivitas 1:
Carilah melalui berbagai media, para aktris/aktor atau public figure yang telah
mengubah penampilan cara berpakaiannya secara islami. Kemudian, berilah kesimpulan
tentang perubahan penampilan ter sebut, apakah sudah mencerminkan sikap pribadi
yang baik ataukah belum!

Aktivitas 2:
Akhir-akhir ini muncul perdebatan tentang penggunaan jilbab di kalangan polisi wanita
(Polwan) oleh Mabes Polri. Ada pihak yang tidak menyetujui dengan rencana tersebut
dengan alasan yang belum jelas. Kemukakan pendapat kamu tentang hal tersebut!
Bagaimana dengan larangan di sejumlah perusaan atau dunia kerja terhadap pekerja
yang berjilbab?
Aktivitas 3:
Carilah ayat al-Qur’ān dan hadis yang berhubungan dengan perintah mengenakan
busana muslim dan muslimah atau perintah menutup aurat! .
Menerapkan Perilaku Mulia Mengenakan busana yang sesuai dengan syari’at Islam
bertujuan agar manusia terjaga kehormatannya. Ajaran Islam tidak bermaksud untuk
membatasi atau mempersulit gerak dan langkah umatnya. Justru dengan aturan dan
syari’at tersebut, manusia akan terhindar dari berbagai kemungkinan yang akan
mendatangkan bencana dan kemudaratan bagi dirinya.

Berikut ini beberapa perilaku mulia yang harus dilakukan sebagai pengamalan
berbusana sesuai sya ri’at Islam, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun
masyarakat.
1. Sopan-santun dan ramah-tamah
Sopan-santun dan ramah-tamah merupakan ciri mendasar orang yang beriman.
Mengapa demikian? Karena ia merupakan salah satu akhlak yang dicontohkan oleh
Rasulullah saw. sebagai teladan dan panutan. Rasulullah adalah orang yang santun dan
lembut perkataannya serta ramah-tamah prilakunya. Hal itu ia tunjukan bukan saja
kepada keluarga dan sahabat-sahabatnya, tetapi kepada orang lain bahkan kepada orang
yang me-musuhinya sekalipun.

2. Jujur dan amanah


Jujur dan amanah adah sifat orang-orang beriman dan saleh. Tidak akan keluar
perkataan dusta dan perilaku khianat jika seseorang benar-benar beriman kepada Allah
Swt. Orang yang membiasakan diri dengan hidup jujur dan amanah, maka hidupnya
akan diliputi dengan kebahagiaan. Betapa tidak, banyak orang yang hidupnya gelisah
dan menderita karena hidupnya penuh dengan dusta. Dusta adalah seburuk-buruk
perkataan.

3. Gemar beribadah
Beribadah adalah kebutuhan ruhani bagi manusia sebagaimana olah raga,makan,
minum, dan istirahat sebagai kebutuhan jasmaninya. Karena ibadah adalah kebutuhan,
maka tidak ada alasan orang yang beriman untuk melalaikan atau meninggalkannya.
Malahan, ia akan dengan senang hati melakukannya
tanpa ada rasa keterpaksaan sedikitpun.

4. Gemar menolong sesama


Menolong orang lain pada hakikatnya menolong diri sendiri. Bagi orang yang beriman,
menolong dengan niat ikhlas karena Allah Swt. semata akan mendatangkan rahmat dan
karunia yang tiada tara. Berapa banyak orang yang ngemar membantu orang lain
hidupnya mulia dan terhormat. Namun sebaliknya, bagi orang-orang yang kikir dan
enggan membantu orang lain, dapat dipastikan ia akan mengalami kesulitan hidup di
dunia ini. Tolonglah orang lain, niscaya pertolongan akan datang kepadamu meskipun
bukan berasal dari orang yang kamu tolong!
5. Menjalankan amar makruf dan nahi munkar
Maksud amar makruf dan nahi munkar adalah mengajak dan menyeru orang lain untuk
berbuat kebaikan dan mencegah orang lain melakukan kemunkaran/ kemaksiatan. Hal
ini dapat dilakukan dengan efektif jika ia telah memberikan contoh yang baik bagi
orang lain yang diserunya. Tugas mulia tersebut haruslah dilakukan oleh setiap orang
yang beriman. Ajaklah orang lain berbuat kebaikan
dan cegahlah ia dari kemunkaran!

Rangkuman
1. Menutup aurat adalah kewajiban agama yang ditegaskan dalam al-Qur’ān  maupun
hadist Rasulullah
saw.
2. Kewajiban menutup aurat disyari’atkan untuk kepentingan manusia itu sendiri
sebagai wujud kasih    sayang
dan perhatian Allah Swt. terhadap kemaslahatan hamba-Nya di muka bumi.
3. Kewajiban bagi kaum mukminah untuk mengenakan jilbab untuk menutup auratnya
kecuali terhadap
beberapa golongan.
4. Dalam Q.S. Al-Ahzāb/33:39 ditegaskan perintah menggunakan jilbab dan
memanjangkannya hingga ke dada,
dengan tujuan untuk memberikan rasa nyaman dan aman kepada setiap mukminah.
5. Hadis dari Ummu A'isyyah berisi anjuran kepada setiap muslimah untuk menghadiri
Salat I´dul Fitri dan
I´dul Adha meskipun sedang haid atau dipingit.Sementara yang tidak memiliki jilbab,
dia bisa meminjamnya
dari saudara seiman.
6. Allah Swt. berfirman dalam Q.S. an-Nµr[24] Ayat :31 untuk menjaga pandangan,
memelihara kemaluan, dan
tidak menampakkan aurat, kecuali kepada: suami, ayah suami, anak laki-laki suami,
saudara laki-laki, anak
laki saudara lakilaki, anak lelaki saudara perempuan, perempuan mukminah, hamba
sahaya, pembantu tua
yang tidak lagi memiliki hasrat terhadap wanita.
7. Allah Swt. memerintahkan setiap mukmin dan mukminah di dua ayat ini untuk
bertaubat untuk memperoleh
keberuntungan.

Pakaian Sebagai Cermin Pribadi


Islam sangat mengagungkan keindahan dan keluhuran akhlaq. Akhlaq bagi
seorang muslim adalah identitas sekaligus kepribadiannya. Hal ini akan tercermin dalam
setiap aktivitas hidupnya, baik dalam bersikap, bertutur kata maupun dalam
berpenampilan dan berpakaian. Penampilan dan pakaian akan mencerminkan
kepribadian seseorang. Seorang muslim dan muslimah harus senantiasa memegang
atauran dan nilai-nilai Islam dalam dirinya.
APA ITU AURAT?
Aurat pada dasarnya sesuatu yang malu bila dilihat. Menurut pandanagn Islam
aurat adalah sesuatu yang haram ditampakkan. Aurat bisa memancing nafsu birahi.
Aurat sering digunakan syetan sebagai alat untuk memalingkan Bani Adam dari
kebenaran. Karena dahsyatnya daya tarik aurat, tak jarang seseorang mendewakannya
dan tak jarang seseorang hancur kariernya karena aurat. Bila aurat bebas terbuka dan
berjalan kemana-maan maka tunggulah munculnya malapetaka hidup (Al Ittihad,
1198:3).
Aurat dapat juga berarti kelemahan, “Sesungguhnya rumah kami adalah aurat
(QS. Al Ahzab: 13). Maksudnya rumah itu lemah tidak bisa melindungi sepenuhnya
barang-barang berharga yang ada di dalamnya. Agar barang-barang berharga tidak
mudah di curi, maka aurat harus dijaga dan ditutup rapat.
. Dalam sejarah umat manusia, wanitalah yang pertama kali mencampakkan dua
bersaudara (Qabil dan Habil) pada lembah dendam dan permusuhan bahkan
pembunuhan hingga hal  itu berlangsung turun temurun.
“Perempuan itu aurat, maka apabila ia keluar rumah, berdirilah (terangsang) syetan
kepadanya.”
  (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Wanita sering diidentikkan dengan bunga sebagai lambang keindahan dan symbol
kenikmatan. Tidak ada yang paling enak dipandang menurut pandangan nafsu, selain
lemah gemulainya perempuan, tak heran bila perempuan dijadikan komoditi yang layak
dipasarkan dan mendatangkan untung besar, karena itu Rasulullah SAW mengingatkan :
“Sesungguhnya dunia ini sangat manis, Allah menyerahkan kepada kamu untuk melihat
bagaimana kamu berbuat, karena itu berhati-hatilah pada wanita. Sesungguhnya fitnah
pertama Bani Israil terjadi karena wanita” (HR.Muslim)
Rasulullah bersabda:
“Tidak ada suatu cobaan sepeninggalanku yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki
yang melebihi bahayanya, cobaan yang berhubungan dengan soal wanita” (HR.
bukhari)

a. Kewajiban Menutup Aurat Dan Batas-Batasnya


Menutup aurat hukumnya wajib bagi semua muslim baik laki-laki dan
perempuan. Bagi wanita seluruh anggota badan kecuali muka dan telapak tangan, bagi
laki-laki minimal antaar lutut dan pusat. Selain itu juga diperintahkan agar berpakaian
rapih dan sopan.
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makn
dan minumlah dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allahtidak menyukai
orang-orang yang berlebih-lebihan”
(Al A’raf: 31)

b. Syarat Pakaian Menurut Syar’i


Syarat pakaian menurut syar’I adalah :
1. Untuk pria, pakaian bebas, akan tetapi khusus untuk celana hendaknya dari bahan bukan
levis. Dan
hendaknya memakai baju berkerah. Atau biasa yang digunakan adalah bahan sarung
2. Untuk wanita, diwajibkan untuk setiap wanita muslim memakai jilbab (menurunkan
kain kerudungnya
sampai menutupi dada (QS. An Nuur: 31))
Adapun syarat pakaian bagi wanita muslim adalah :
a.        menutup seluruh badan selain yang dikecualikan (An Nuur:31, Al Ahzab:59)
b.        Bukan berfunngsi sebagai perhiasan (An Nuur:31)
c.        Kainnya harus tebal, tidak tipis
d.        Harus longgar, tidak ketat sehingga tidak menggambarkan sesuatu dari tubuhnya
e.        Tidak diberi wewangian atau parfum
“Siapapun perempuan yang memakai wewangian, lalu ia melewati kaum laki-laki agar
ia menghirup wanginya, maka ia sudah berzina” (HR. Nasa’I)
f.         Tidak meyerupai laki-laki
“Rasulullah melaknat pria yang menyerupai pakaian wanita dan wanita yang
meyerupai pakaian laki-laki” (HR. Abu Dawud)
g.        Tidak meyerupai pakaia wanita kafir
“Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk kaum itu” (HR. Ahmad)
h.        Bukan libas syuhrah (pakaian popularitas)
“Barang siapa mengenakan pakaian syuhrah (untuk mencari popularitas) di dunia,
niscaya Allah mengenakan pakaian kehinaan pada hari kiamat, kemudian
membakarnya dengan api neraka” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)
. Keuntungan Dari Menutup Aurat
Adapun keuntungan dari menutup aurat adalah :
1.        Terjaganya harga diri seorang muslim
2.        Membrikan kemuliaan baik di dunia maupun di akherat
3.        Melindungi tubuh dari segala penyakit dan sengatan matahari
4.        Bagi muslimah : supaya mudah dikenal dan tidak diganggu (Al Ahzab:59)

Sedangkan akibat dari tidak mengindahkan dari perintah menutup aurat adalah :
1.        Terkoyaknya harga diri seorang muslim
2.        Mendatangkan kehinaan baik di dunia maupun di akherat
3.        Mendatangkan laknat Allah dan Rasul-Nya
4.        Mendatangkan azab Allah
Tidak adanya kemuliaan bagi seorang muslim dan muslimah

Pakaian secara umum dipahami sebagai “alat” untuk melindungi tubuh atau “fasilitas“
untuk memperinda penampilan. Tetapi selalin untuk memenuhi dua fungsi tersebut,
pakaian pun dapat berfungsi sebagai “alat” komunikasi yang non-verbal, karena pakaian
mengandug simbol-simbol yang memiliki beragam makna. Islam menganggap pakaian
yang dikenakan adalaha simbol identitas, jati diri, kehormatan dan kesederhanaan bagi
seseorang, yang dapat melindungi dari berbagai bahaya yang mungkin mengancam
dirinya.

Busana menurut bahasa adalah segala sesuatu yang menempel pada tubuh dari ujung
rambut sampai ujung kaki. Menurut istilah, busana adalah pakaian yang kita kenakan
setiap hari dari ujung rambut sampai ujung kaki berserta segala pelengkapannya, seperti
tas, sepatu, dan segala macam perhiasan/aksesoris yang melekat padanya. Al-Quran
paling tidak menggunakan tiga istilah untuk pakaian yaitu, libas, tsiyab, dan sarabil. 
Kata libas digunakan oleh Al-Quran untuk menunjukkan pakaian lahir maupun batin,
sedangkan kata tsiyab digunakan untuk menunjukkan pakaian lahir. Kata ini terambil
dari kata tsaub yang berarti kembali, yakni kembalinya sesuatu pada keadaan semula,
atau pada keadaan yang seharusnya sesuai dengan ide pertamanya.

Busana islam adalah suatu ungkapan terhadap pakaian yang berfungsi menutupi tubuh
manusia yang dapat terlindung dari hawa padas dan dingin. Sementara dari pakaian
islami adalah ungkapan dari pakaian islami yang berfungsi menutupi seluruh aurat baik
pria maupun wanita yang tidak transparan tidak ketat dan tidak menyurupai lawan jenis.

Busana muslimah adalah busana yang sesuai dengan ajaran Islam, dan pengguna gaun
tersebut mencerminkan seorang muslimah yang taat atas ajaran agamanya dalam tata
cara berbusana. Busana muslimah bukan hanya sekedar symbol, melainkan dengan
mengenakannya berarti seorang perempuan telah memproklamirkan kepada makhluk
Allah akan keyakinan, pandangannya terhadap dunia, dan jalan hidup yang ia tempuh,
dimana semua itu didasarkan pada keyakinan mendalam terhadap Tuhan Yang Maha
Esa dan Kuasa.

A. ADAB BERPAKAIAN DALAM ISLAM

Firman Allah s.w.t. dalam Surah al-A`araf, ayat 26 yang bermaksud;

"Hai anak Adam, Sesungguhnya kami Telah menurunkan kepadamu Pakaian untuk
menutup auratmu dan Pakaian indah untuk perhiasan. dan Pakaian takwa  Itulah yang
paling baik. yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah,
Mudah-mudahan mereka selalu ingat".

Islam sebenarnya adalah agama yang mudah dan memudahkan umatnya bila garis dasar
yang ditetapkan dalam berpakaian ialah menutup aurat dan bersih. Aurat mengikut
jumhur ulama bagi lelaki ialah dari bawah lutut hingga ke atas pusat mereka.Walau
bagaimanapun, adab dan kesopanan dalam berpakaian menurut Islam menambahkan
sehingga ke atas bahu apabila kita diminta meletakkan kain atau pakaian lain menutupi
hingga ke atas dua bahu ketika hendak sembahyang.

Sedangkan aurat bagi wanita ialah seluruh tubuh mereka kecuali muka dan dua tangan
bermula dari pergelangan tangan mereka. Ada juga pendapat yang menyatakan bahawa
seluruh tubuh wanita itu adalah aurat termasuk muka mereka dengan alasan muka juga
boleh menarik perhatian lelaki yang “hatinya berpenyakit” dan akan menimbulkan
fitnah dalam masyarakat.

Firman Allah s.w.t. dalam Surah An-Nur, ayat 31 bermaksud;

“Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan yang beriman supaya menyekat


pandangan mereka (daripada memandang yang haram), dan memelihara kehormatan
mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka kecuali yang
zahir daripadanya; dan hendaklah mereka menutup belahan leher bajunya dengan
tudung kepala mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka
melainkan kepada suami mereka, atau bapa mereka atau bapa mertua mereka atau
anak-anak mereka, atau anak-anak tiri mereka, atau saudara-saudara mereka, atau
anak bagi saudara-saudara mereka yang lelaki, atau anak bagi saudara-saudara
mereka yang perempuan, atau perempuan-perempuan Islam, atau hamba-hamba
mereka, atau oranggaji dari orang-orang lelaki yang telah tua dan tidak berkeinginan
kepada perempuan, atau kanak-kanak yang belum mengerti lagi tentang aurat
perempuan; dan janganlah mereka menghentakkan kaki untuk diketahui orang akan
apa yang tersembunyi dari perhiasan mereka; dan bertaubatlah kamu sekalian kepada
Allah, wahai  orang-orang yang beriman, supaya kamu berjaya.”

Firman Allah s.w.t. dalam surah Al-Ahzab, ayat 59 yang bermaksud;

“Wahai Nabi, suruhlah isteri-isterimu dan anak-anak perempuanmu serta perempuan-


perempuan yang beriman, supaya melabuhkan pakaiannya bagi menutup seluruh
tubuhnya (semasa mereka keluar); cara yang demikian lebih sesuai untuk mereka
dikenal (sebagai perempuan yang baik-baik) maka dengan itu mereka tidak diganggu.
Dan (ingatlah) Allah adalah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.”

Inilah antara lambang kesempurnaan dan ajaran bagaimana Islam mendidik umatnya
dalam berpakaian dan memilih pakaian yang melambangkan ketaqwaan kepada Allah.

Oleh itu, kita sebagai umat Islam dan selagi kita meyakini bahawa setiap ajaran Islam
itu benar dan meyakini bahawa Allah itu benar,  maka kita akan dengan rela hati
memilih dan berpakaian menurut Islam dan menjulang tinggi pakaian yang manjadi
syiar dan lambang keislaman dan ketaqwaan kita walaupun ada mereka yang membenci,
marah atau menyerang kita.

Sewajarnya seseorang itu memakai pakaian yang sesuai kerana pakaian sopan dan
menutup aurat adalah cermin seseorang itu Muslim. Di dalam Islam ada garis panduan
tersendiri mengenai adab berpakaian (untuk lelaki dan wanita) yaitu:

1. Menutup aurat. Aurat lelaki menurut ahli hukum ialah daripada pusat hingga ke
lutut. Aurat wanita pula ialah seluruh anggota badannya, kecuali wajah, tapak
tangan dantapak kakinya. Rasulullah SAW bersabda bermaksud: “Paha itu
adalah aurat.”(H.R. Bukhari)
2. Tidak menampakkan tubuh. Pakaian yang jarang sehingga menampakkan aurat
tidak memenuhi syarat menutup aurat. Pakaian jarang bukan saja menampak
warna kulit, tapi juga bias merangsang nafsu orang yang melihatnya. 
Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: “Dua golongan ahli neraka yang
belum pernah aku lihat ialah, satu golongan memegang cemeti seperti ekor
lembuyang digunakan bagi memukul manusia dan satu golongan lagi wanita
yangmemakai pakaian tetapi telanjang dan meliuk-liukkan badan juga
kepalanya seperti bonggol unta yang tunduk.Mereka tidak masuk syurga dan
tidak dapat mencium baunya walaupun bau syurga itu dapat di cium dari jarak
jauh.”(H.R. Muslim)
3. Pakaian tidak ketat. Tujuannya  adalah supaya tidak kelihatan bentuk tubuh
badan
4. Tidak menimbulkan riak Rasulullah SAW bersabda bermaksud: “Sesiapa yang
melabuhkan pakaiannya kerana perasaan sombong, Allah SWT tidak akan
memandangnya pada hari kiamat.” Dalam hadis lain, Rasulullah SAW
bersabda bermaksud:”Sesiapa yang memakai pakaian yang berlebih-lebihan,
maka Allah akan memberikan pakaian kehinaan pada hari akhirat nanti.” (H.R.
Ahmad, Abu Daud, an- Nasa’iy dan Ibnu Majah)
5. Lelaki, wanita berbeda maksudnya pakaian yang khusus untuk lelaki tidak boleh
dipakai oleh wanita, begitu juga sebaliknya. Rasulullah SAW mengingatkan hal
ini dengan tegas: “Allah mengutuk wanita yang meniru pakaian dan sikap
lelaki, dan lelaki yang meniru pakaian dan sikap perempuan.”(H.R. Bukhari
dan Muslim).  Baginda juga bersabda : “Allah melaknat lelaki berpakaian
wanita dan wanita berpakaian lelaki.” (H.R. Abu Daud dan Al-Hakim).
6. Larangan pakai sutera. Islam  mengharamkan kaum lelaki memakai sutera.
Rasulullah SAW bersabda bermaksud: “Janganlah kamu memakai sutera,
sesungguhnya orang yang memakainya di dunia tidak dapat memakainya di
akhirat.” (H.R. Muttafaq ‘alaih)
7. Melabuhkan pakaian contohnya seperti tudung yang seharusnya dipakai sesuai
kehendak syarak yaitu bagi menutupi kepala dan rambut, tengkuk atau leher
dan juga dada. Allah berfirman bermaksud: “Wahai Nabi, katakanlah
(suruhlah) isteri-isteri dan anak-anak perempuanmu serta perempuan-
perempuan beriman, supaya merekamelabuhkan pakaiannya bagi menutup
seluruh tubuhnya (semasa mereka keluar);cara yang demikian lebih sesuai
untuk mereka dikenal (sebagai perempuan yang baik-baik) maka dengan itu
mereka tidak diganggu. Dan (ingatlah) Allah adalahMaha Pengampun dan
Maha Penyayang.” ?(al-Ahzab:59)
8. Memilih warna sesuai contohnya warna-warna lembut termasuk putih kerana ia
nampak bersih dan warna ini sangat disenangi dan sering menjadi pilihan
Rasulullah SAW. Baginda bersabda bermaksud: “Pakailah pakaian putih
kerana ia lebih baik, dan kafankan mayat kamu dengannya (kain putih).” (H.R.
an-Nasa’ie dan al-Hakim)
9. Larangan memakai emas termasuk  dalam etika berpakaian di dalam Islam
ialah barang-barang perhiasan emas seperti rantai, cincin dan sebagainya. 
Bentuk perhiasan seperti ini umumnya dikaitkan dengan wanita namun para
lelaki cenderung berhias seperti wanita.  Semua ini amat bertentangan dengan
hukum Islam. Rasulullah s.a.w. bersabda bermaksud: “Haram kaum lelaki
memakai sutera dan emas, dan dihalalkan (memakainya) kepada wanita.”
10. Mulakan sebelah kanan.  Apabila memakai baju, mulakan sebelah kanan. 
Rasulullah SAW bersabda: “Apabila seseorang memakai kasut, mulakan
dengan sebelah kanan, dan apabila menanggalkannya, mulakan dengan sebelah
kiri supaya yang kanan menjadi yang pertama memakai kasut dan yangterakhir
menanggalkannya.” (Riwayat Muslim).
11. Selepas beli pakaian apabila memakai pakaian baru dibeli, ucapkanlah seperti
yang diriwayatkanoleh Abu Daud dan At-Tarmizi yang bermaksud:”Ya Allah,
segala puji bagi-Mu, Engkau yang memakainya kepadaku, aku memohon
kebaikannya dan kebaikan apa-apa yang dibuat baginya, aku mohon
perlindungan kepada-Mu daripada kejahatannya dan kejahatan apa-apa
yangdiperbuat untuknya. Demikian itu telah datang daripada Rasulullah”.
12. Berdoa, ketika menanggalkan pakaian, lafaz- kanlah: “Pujian kepada Allah
yang mengurniakan pakaian ini untuk menutupi auratku dan dapat
mengindahkan diridalam kehidupanku, dengan nama Allah yang tiada Tuhan
melainkan Dia.”

Sebagai seorang Islam, sewajarnya seseorang itu memakai pakaian yang sesuai menurut
tuntutan agamanya kerana sesungguhnya pakaian yang sopan dan menutup aurat adalah
cermin seorang Muslim yang sebenar-benarnya.

B. BUSANA YANG SYAR’I TAPI TRENDI

Prinsip berpakaian dalam islam dikenakan oleh seseorang sebagai ungkapan ketaatan
dan ketundukan kepada Allah, kerena itu berpakaian bagi orang muslim maupun
muslimah memiliki nilai ibadah. Oleh karena demikian dalam berpakaian seseorang
harus mengikuti aturan yang ditetapkan Allah dalam Al Qur’an dan As-Sunnah. Dalam
berpakaian seseorang pun tidak dapat menentukan kepribadiannya secara mutlak, akan
tetapi sedikit dari pakaian yang digunakannya akan tercermin kepribadiannya dari
sorotan lewat pakaiannya.

Syarat-syarat yang harus ada dalam busana muslim yang syar’i adalah:

 Dapat menutupi seluruh angggota badan selain yang telah dikecualikan oleh
agama, seperti wajah dan telapak tangan
 Jangan dijadikan sebagai sarana untuk menghiasi tubuh
 Busana tersebut harus tebal dan tidak tipis
 Seharusnya busana yang akan dikenakan lebar dan tidak sempit
 Jangan sampai menggunakan parfum atau pewangi pada busana yang akan
dikenakan tersebut
 Busana wanita jangan sampai menyerupai pakaian pria
 Busana tersebut jangan sampai menyerupai busana yang sering dipergunakan
orang-orang kafir

Allah telah mewajibkan bagimu untuk berhijab, maka Allah pun telah memberikan
ketentuan-ketentuannya. Dan berhijab yang syar’i tidak hanya sekedar menutup aurat
saja. Dan hal ini yang banyak disalah-pahami kebanyakan muslimah. Sehingga
dibuatlah berbagai macam model busana muslimah dengan prinsip “yang penting
menutup aurat”. Mereka  lebih mementingkan faktor keindahannya, keanggunan, ke-
stylish-an, tanpa memperdulikan sudah benar atau belum jilbab yang digunakannya. 
Sehingga dari salah paham ini muncullah banyak kesalahan-kesalahan dalam berbusana
muslimah.  Kesalahan-kesalahan itu antara lain:

Tidak Menutup Aurat Secara Sempurna

Banyak dari busana muslimah yang ada sekarang tidak menutup aurat secara sempurna,
melainkan terdapat celah-celah yang memperlihatkan aurat walau hanya sedikit. Dan
menurut jumhur ulama, bahwa aurat wanita adalah seluruh tubuh kecuali muka dan
telapak tangan. Sebagaimana ulama ahli tafsir Imam Al-Qurthubi berkata :
Pengecualian itu adalah pada wajah dan telapak tangan. Yang menunjukkan hal itu
adalah apa yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Aisyah bahwa Asma binti Abu Bakr
menemui Rasulullah sedangkan ia memakai pakaian tipis. Maka Rasulullah berpaling
darinya dan berkata kepadanya : “Wahai Asma ! Sesungguhnya jika seorang wanita itu
telah mencapai masa haid, tidak baik jika ada bagian tubuhnya yang terlihat, kecuali
ini.” Kemudian beliau menunjuk  wajah dan telapak tangannya. Allah Pemberi Taufik
dan tidak ada Rabb selain-Nya”. Maka, selain muka dan telapak tangan, tidak boleh
terlihat walaupun sedikit. Aurat yang sering ditampakan dalam berbusana muslimah
yang salah antara lain:

Leher
Baik karena jilbab terlalu pendek atau karena jilbab yang diterpa angin, tidak boleh
sampai terlihat lehernya.

Lengan
Beberapa muslimah hanya menggunakan baju berlengan panjang tanpa decker.
Sehingga ada bagian lengan yang terlihat bila tangan digerakkan. Padahal dari ujung
bahu sampai pergelangan tangan termasuk aurat yang tidak boleh terlihat.

Rambut
Baik rambut yang terurai didepan, dibelakang atau disekitar daerah telinga tidak boleh
terlihat.

Kaki
Syariat memerintahkan laki-laki untuk menjauhi isbal dan wanita menjulurkan
pakaiannya sampai melebihi mata kaki, namun yang banyak terjadi justru sebaliknya. 
Laki-laki banyak ber-isbal, dan wanita malah berpakaian lebih tinggi dari mata kaki,
sehingga terlihatlah kakinya. Padahal kaki (semua bagian) termasuk aurat yang tidak
boleh terlihat. Untuk hal ini dianjurkan memakai busana yang panjangnya melebihi
mata kaki, atau bahkan sampai menyentuh tanah. Atau mengenakan kaus kaki,
dianjurkan dengan warna gelap, bukan dengan warna kulit.

Ketat
Bahwa Islam melarang muslimah berbusana ketat. Syaikh Al-Albani menjelaskan
bahwa busana muslimah dikatakan ketat jika dapat menggambarkan bentuk anggota
tubuhnya.  Hal ini berdasarkan hadist Usamah: Usamah bin Zaid pernah berkata :
Rasulullah pernah memberiku baju Quthbiyah yang tebal yang merupakan baju yang
dihadiahkan oleh Dihyah Al-Kalbi kepada beliau. Baju itu pun aku pakaikan pada
istriku. Nabi bertanya kepadaku : “Mengapa kamu tidak mengenakan baju Quthbiyah ?”
Aku menjawab : Aku pakaiakan baju itu pada istriku. Nabi lalu bersabda : “Perintahkan
ia agar mengenakan baju dalam di balik Quthbiyah itu, karena saya khawatir baju itu
masih bisa menggambarkan bentuk tulangnya.” (HR. Ahmad dan Al-Baihaqi dengan
sanad Hasan). Jadi, baju ketat bukan hanya baju yang kainnya menempel dengam erat
dikulit, namun termasuk juga baju yang sedikit agak longgar namun masih dapat
menggambarkan siluet dan bentuk tubuh. Seperti pada beberapa baju gamis muslimah
yang banyak digunakan sekarang, yang terdapat belahan pada bagian pinggulnya
sehingga bila digunakan masih bisa memperlihatkan lengkung pinggang dan pinggul
atau siluet si pemakai. Termasuk ketat juga jilbab yang terdapat karet atau ikatan
dibagian lehernya yang bila digunakan dapat menggambarkan bentuk kepala, leher dan
bahu si pemakai. Suatu kesalahan pula yang banyak dilakukan para jilbaber yang sudah
berjilbab besar, yaitu memakai jaket di luar jilbabnya. Hal ini menyebabkan hilangnya
fungsi jilbab yang menutupi bentuk tubuh bagian atas. Dengan memakai jaket di bagian
luar jilbab, akan memperlihatkan bentuk tubuh, bentuk sliuet, bahu, lengan, dan
lengkung pinggang si pemakai. Solusinya, pakailah jaket yang super-besar dan longgar
atau bila memiliki jaket yang tidak besar, pakailah di dalam jilbab (jilbab menutupi
jaket).

Jilbab Terlalu Pendek


Sungguh mengherankan beberapa saudara kita muslimah, yang ia sudah menyadari
wajibnya menutup aurat, namun di dalam hatinya masih ada keinginan untuk
menonjolkan bagian-bagian tubuhnya agar terlihat indah dimata laki-laki.
Waliyyadzubillah. Sehingga mereka pun memakai jilbab sekadarnya saja, terlalu
pendek. Lebih lagi gencarnya syiar ‘busana muslimah gaul’ yang lengkap dengan
jilbab pendek dan ketatnya. Bahkan kadang hanya sepanjang leher dan diikat-ikat
dileher sehingga bagian dada (maaf) tidak tertutupi jilbab. Sungguh ini sebuah
kesalahan fatal dalam berbusana muslimah. Padahal telah jelas dalil menyebutkan:

“Dan hendaklah mereka menutupkan jilbab ke dada mereka…” (QS. An Nur : 31)

Maka disini ulama berpendapat bahwa panjang minimal jilbab adalah sampai menutupi
dada dengan sempurna. Namun ini bukan berati hanya ‘ngepas’ sepanjang itu. Karena
bila diterpa angin, maka bagian dada akan tersingkap, terutama bagi akhwat-akhwat
pengendara motor. Maka, tidak ada pilihan lain bagi muslimah kecuali mengenakan
jilbab yang lebih panjang dari itu. Bahkan sangat baik bila jilbab menjulur panjang
sampai betis atau sampai kaki. Dan inilah pendapat sebagian ulama dengan mengambil
zhahir dari perintah Allah pada surat Al-Ahzab ayat 59:

59.  Hai nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-
isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh
mereka”. yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu
mereka tidak diganggu. danAllah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Jilbab ialah sejenis baju kurung yang lapang yang dapat menutup kepala, muka dan
dada.

Ciri-Ciri Jilbab trendy tetapi tidak syar’i antara lain :

 Tidak seluruh tubuh tertutup. Misalnya, terbukanya bagian kaki bawah, atau
bagian dada karena jilbab diikatkan ke leher, atau yang lagi trendy,  jilbab tapi
lengan bajunya digulung atau dibuka sampe siku.
 Menggunakan pakaian yang tipis, sehingga walaupun perempuan tersebut udah
pake jilbab, tapi lekuk-lekuk tubuh mereka masih keliatan jelas.
 Ada juga perempuan yang berjilbab dengan menggunakan celana panjang
bahkan terkadang memakai celana jeans. Yang perlu ditekankan dan telah
diketahui dengan jelas bahwa celana jeans bukanlah pakaian syar’i untuk kaum
muslimin, apalagi wanita.
 Banyak muslimah yang pake jilbabnya temporer, yaitu jilbab dipakai hanya pada
saat tertentu atau pada kegiatan tertentu, kuliah, acara pengajian kampung Dan
sebagainya, setelah itu tidak dipakai lagi dan yang ada kebanyakan jilbab
tersebut sekedar mampir alias tidak sampai menutup rambut atau menutup
kepala.

Agama tidak pernah melarang manusia untuk mengikuti mode. Akan tetapi, Islam
adalah agama yang hendak membebaskan manusia dari berbagai bentuk perbudakan dan
keterkekangan dari segala macam belenggu, termasuk diperbudak dan dikekang oleh
mode.  Mode tidak lebih hanya sekedar sarana untuk mencapai kesempurnaan, bukan
tujuan utama.

Sesuai taglinenya ‘busana muslim’ tentunya harus memenuhi kriteria sebagai busana
takwa sesuai yang disyariahkan Islam. Jangan sampai semangat mengenakan busana
muslim terbelokkan hanya demi trend. Artinya, mengejar trend boleh, asal syar’i.
Sebab, memang itulah tujuan kita mengenakan busana muslim, yakni ridho Allah
SWT.Jadi jangan dibalik, yang penting trendy, mau syar’i atau tidak urusan
belakangan.

Firman Allah s.w.t. dalam Surah An-Nur, ayat 31 bermaksud;

31. Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan


pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya,
kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain
kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami
mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau
putera-putera suami mereka, atau Saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera
saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-
wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki
yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum
mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar
diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada
Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.

C. FUNGSI BERBUSANA MUSLIM


Busana memiliki fungsi yang begitu banyak, dari menutup anggota tertentu dari tubuh
hingga penghias tubuh. Sebagaimana yang telah diterangkan pula oleh Allah dalam al-
Qur’an, yang mengisyaratkan akan fungsi busana; “Wahai anak Adam (manusia),
sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi (aurat)
tubuhmu dan untuk perhiasan…”.[4]  Dari tata cara, bentuk dan mode berbusana,
manusia dapat dinilai kepribadiannya. Dengan kata lain, cara berbusana merupakan
cermin kepribadian seseorang.

Konsekwensi sebagai manusia agamis adalah berusaha semaksimal mungkin untuk


melaksanakan segala perintah Allah dan meninggalkan segala larangan agamanya.
Salah satu bentuk perintah agama Islam adalah perintah untuk mengenakan busana yang
menutup seluruh aurat yang tidak layak untuk dinampakkan pada orang lain yang bukan
muhrim.[5] Dari situlah akhirnya muncul apa yang disebut dengan istilah “Busana
Muslimah”.

Busana muslimah adalah busana yang sesuai dengan ajaran Islam, dan pengguna gaun
tersebut mencerminkan seorang muslimah yang taat atas ajaran agamanya dalam tata
cara berbusana. Busana muslimah bukan hanya sekedar symbol, melainkan dengan
mengenakannya, berarti seorang perempuan telah memproklamirkan kepada makhluk
Allah akan keyakinan, pandangannya terhadap dunia, dan jalan hidup yang ia tempuh,
dimana semua itu didasarkan pada keyakinan mendalam terhadap Tuhan Yang Maha
Esa dan Kuasa.

Fungsi Berbusana Muslim diantaranya:


1. Tujuan menggunakan busana muslim ialah untuk mendapatkan ridlo Allah SWT.
2. Penutup aurat dan perhiasan, Firman Allah SWT Al-Quran Surat Al A’rof : 26

Hai anak Adam, Sesungguhnya kami Telah menurunkan kepadamu Pakaian untuk
menutup auratmu dan Pakaian indah untuk perhiasan. dan Pakaian takwa Itulah yang
paling baik. yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah,
Mudah-mudahan mereka selalu ingat.

3. Sebagai petunjuk identitas dan pembeda antara seseorang dengan yang lain. Al-
Qur’an surat Al-Ahzab:59

Hai nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri


orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”.
yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak
di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

4. Menjaga pandangan dari fitnah


Sebagai pelindung; memelihara terhadap bencana, dan dari sengatan panas dan dingin.
Al-Qur’an Surat An-Nahl:81

Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang Telah dia ciptakan, dan
dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan dia jadikan bagimu
Pakaian yang memeliharamu dari panas dan Pakaian (baju besi) yang memelihara
kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atasmu
agar kamu berserah diri (kepada-Nya).

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Dari tulisan ringkas ini, dapat diambil kesimpulan bahwa, mode, seni, budaya, dan
etika yang masih masuk dalam bingkai ajaran agamalah yang sanggup menghantarkan
manusia pada kesempurnaan hakiki sebagai manusia, termasuk dalam masalah mode
busana yang berfungsi menjaga etika kepada Allah dan lingkungan sekitar, terkhusus
sesama komunitas manusia.

Dari sini pula akhirnya muncul apa yang disebut dengan “Mode Busana Muslimah”
yang masih masuk dalam koridor ajaran agama Islam. Dan dikarenakan ajaran agama
Islam bersumber dari Dzat Yang Mahasuci dan Sakral, maka mode busana yang
bersandar pada ajaran sakral itu pun bersifat sakral pula.
Jadi, segala bentuk pelecehan terhadap busana muslimah, dengan berbagai modenya
yang masih masuk kategori busana muslimah, sama halnya dengan melecehkan ajaran
agama Allah. Selain itu, menyebarkan budaya busana muslimah, sama halnya dengan
menyebarkan salah satu ajaran Allah.
Jadi Itulah Sahabat Wanita, sekilas tentang Etika dalam berpakaian ala Muslimah,
karenanya tak perlu ragu dan merasa rendah diri dalam memenuhi perintah Allah,
karena sesungguhnya Allah Maha Penyayang.
Busana muslimah adalah busana yang sesuai dengan ajaran Islam, dan pengguna gaun
tersebut mencerminkan seorang muslimah yang taat atas ajaran agamanya dalam tata
cara berbusana.

Islam menetapkan bahawa pakaian itu mestilah bersih, menutup aurat, sopan dan sesuai
dengan akhlak seorang Muslim.

Syarat yang harus ada dalam busana muslim yang syar’i antara lain:

 Pakaian harus menutup aurat


 Pakaian harus tebal tidak tipis atau transparan dan tidak ketat sehingga kelihatan
bentuk tubuhnya
 Busana ersebut jangan sampai menyerupai busana orang-orang kafir

Fungsi berbusana muslim adalah

 Untuk mendapatkan ridlo Allah SWT


 Sebagai penutup aurat dan perhiasan
 Sebagai petunjuk identitas
 Menjaga pandangan dari fitnah
 Sebagai pelindung   

Sebagai seorang muslin dalam menentukan pilihan busana hendaknya kita memilih
busana yang syar’i jangan asal trendy

Anda mungkin juga menyukai