Busana memiliki fungsi yang begitu banyak, dari menutup anggota tertentu di tubuh
hingga penghias tubuh. Sebagaimana yang telah diterangkan pula oleh Allah dalam Al-
Qur’an, yang mengisyaratkan akan fungsi busana, “Wahai anak Adam (manusia),
sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi (aurat)
tubuhmu dan untuk perhiasan.”
Dari tata cara, bentuk, dan mode berbusana, manusia dapat dinilai kepribadiannya.
Dengan kata lain, cara berbusana merupakan cermin kepribadian seseorang.
Konsekwensi sebagai manusia agamis adalah berusaha semaksimal mungkin untuk
melaksanakan segala perintah Allah dan meninggalkan segala larangan agamanya.
Salah satu bentuk perintah agama Islam adalah perintah untuk mengenakan busana yang
menutup seluruh aurat yang tidak layak untuk dinampakkan pada orang lain yang bukan
muhrim.
C. Tujuan
Dari situlah akhirnya muncul apa yang disebut dengan istilah “Busana Muslimah”.
Busana muslimah adalah busana yang sesuai dengan ajaran Islam, dan pengguna
gaun tersebut mencerminkan seorang muslimah yang taat atas ajaran agamanya dalam
tata cara berbusana. Busana muslimah bukan hanya sekedar simbol, melainkan dengan
mengenakannya, berarti seorang perempuan telah memproklamirkan kepada makhluk
Allah akan keyakinan, pandangannya terhadap dunia, dan jalan hidup yang ia tempuh,
dimana semua itu didasarkan pada keyakinan mendalam terhadap Tuhan Yang Mahaesa
dan Kuasa.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalil-dalil AL-QUR'AN
“Sesungguhnya wanita itu adalah aurat, setiap kali mereka keluar, syeitan akan
memperhatikannya.” (HR. Bazzar & At- Tirmizi).
Bahawa Asma’ bint Abi Bakr (kakaknya) bertemu Nabi s.a.w. dalam keadaan
pakaiannya nipis sehingga nampak kulit badannya, lalu Nabi s.a.w. pun bersabda:
“Wahai Asma’, seorang perempuan yang telah sampai haidh (baligh) tidak boleh dilihat
(hendaklah bertutup) pada badannya melainkan ini dan ini” (sambil baginda
menunjukkan ke arah wajah dan kedua pergelangan tangannya). (HR Abu-Dawud)
“Allah merahmati wanita-wanita Muhajirin yang pertama, apabila turunnya ayat (yang
bermaksud) “…dan hendaklah mereka menutup belahan leher baju mereka dengan
tudung kepala mereka…”,serta-merta mereka mengoyakkan apa sahaja kain (yang ada
di sekeliling mereka) lalu bertudung dengannya.” (HR, Al-Bukhari).
Berbusana Muslim dan Muslimah Merupakan Cermin Kepribadian dan Keindahan Diri
2. Makna Jilbab dan Busana Muslimah Secara etimologi, jilbab adalah sebuah pakaian
yang longgar untuk menutup seluruh tubuh perempuan kecuali muka dan kedua telapak
tangan. Dalam bahasa Arab, jilbab dikenal dengan istilah khimar, dan bahasa Inggris
jilbab dikenal dengan istilah veil. Selain kata jilbab untuk menutup bagian dada hingga
kepala wanita untuk menutup aurat perempuan, dikenal pula istilah kerudung, Hijab,
dan sebagainya.
Pakaian adalah barang yang dipakai (baju, celana, dan sebagainya). Dalam bahasa
Indonesia, pakaian juga disebut busana. Jadi, busana muslimah artinya pakaian yang
dipakai oleh perempuan. Pakaian perempuan yang beragama Islam disebut busana
muslimah. Berdasarkan makna tersebut, busana
muslimah dapat diartikan sebagai pakaian wanita Islam yang dapat menutup aurat yang
diwajibkan agama untuk menutupinya, guna kemaslahatan dan kebaikan wanita itu
sendiri serta masyarakat di mana ia berada.
Perintah menutup aurat sesungguhnya adalah perintah Allah Swt. yang dilakukan secara
bertahap. Perintah menutup aurat bagi kaum perempuan pertama kali diperintahkan
kepada istri-istri Nabi Muhammad saw. agar tidak berbuat seperti kebanyakan
perempuan pada waktu itu .
(Q.S. Al- Ahzāb[33] : Ayat 32
ْ َض ْعنَ بِ ْالقَوْ ِل فَي
ط َم َع الَّ ِذي فِي قَ ْلبِ ِه َم َرضٌ َوقُ ْلنَ قَوْ اًل َّم ْعرُوفًا َ يَا نِ َسا َء النَّبِ ِّي لَ ْستُ َّن َكأ َ َح ٍد ِّمنَ النِّ َسا ِء ۚ إِ ِن اتَّقَ ْيتُ َّن فَاَل ت َْخ
Artinya : " Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika
kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga
berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang
baik,
Setelah itu, Allah Swt. memerintahkan kepada istri-istri Nabi saw. agar tidak
berhadapan langsung dengan laki-laki bukan mahramnya (Q.S.Al-Ahzāb [33] Ayat :53).
Selanjutnya, karena istri-istri Nabi saw. juga perlu keluar rumah untuk mencari
kebutuhan rumah tangganya, Allah Swt. memerintahkan mereka untuk menutup aurat
apabila hendak keluar rumah (Q.S. al-Ahzāb/33:59).
Dalam ayat ini, Allah Swt. memerintahkan untuk memakai jilbab, bukan hanya kepada
istri-istri Nabi Muhammad saw. dan anak-anak perempuannya, tetapi juga kepada istri-
istri orang-orang yang beriman. Dengan demikian, menutup aurat atau berbusana
muslimah adalah wajib hukumnya bagi seluruh wanita yang beriman.
َين َعلَ ْي ِه َّن ِمن َجاَل بِيبِ ِه َّن ۚ ٰ َذلِكَ أَ ْدن َٰى أَن يُ ْع َر ْفنَ فَاَل ي ُْؤ َذ ْينَ ۗ َو َكان
™َ ِك َونِ َسا ِء ْال ُم ْؤ ِمنِينَ يُ ْدن َ يَا أَيُّهَا النَّبِ ُّي قُل أِّل َ ْز َوا ِج
َ ِك َوبَنَات
هَّللا ُ َغفُورًا َّر ِحي ًما
Artinya : " Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan
isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh
mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu
mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Kedua, menjaga kemaluan. Orang yang tidak bisa menjaga kemaluannya pasti tidak bisa
menjaga pandangannya. Hal ini karena menjaga kemaluan tidak akan bisa dilakukan
jika seseorang tidak bisa menjaga pandangannya. Menjaga kemaluan dari zina adalah
hal yang sangat penting dalam menjaga
kehormatan. Karena dengan terjerumusnya ke dalam zina, bukan hanya harga dirinya
yang rusak, orang terdekat di sekitarnya seperti orang tua, istri/ suami, dan anak akan
ikut tercemar. “Dan, orang-orang yang memelihara kemaluannya. Kecuali terhadap
istri-istri mereka atau budak-budak yang mereka miliki. Maka sesungguhnya, mereka
dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang sebaliknya, mereka itulah orang-
orang yang melampaui batas.” (Q.S. al-Ma’ārij/70:29-31)
Allah Swt. sangat melaknat orang yang berbuat zina, dan menyamaratakannya dengan
orang yang berbuat syirik dan membunuh.
Sungguh, tiga perbuatan dosa besar yang amat sangat dibenci oleh Allah Swt. Firman-
Nya: “Dan, janganlah kalian mendekati zina. Sesungguhnya, zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (Q.S. alIsrā’/17:32).
Ketiga, menjaga batasan aurat yang telah dijelaskan dengan rinci dalam hadis-hadis
Nabi. Allah Swt. memerintahkan kepada setiap mukminah untuk menutup auratnya
kepada mereka yang bukan muhrim, kecuali yang biasa tampak dengan memberikan
penjelasan siapa saja boleh melihat. Di antaranya adalah suami, mertua, saudara laki-
laki, anaknya, saudara perempuan, anaknya yang laki-laki, hamba sahaya, dan pelayan
tua yang tidak ada hasrat terhadap wanita.
Di samping ketiga hal di atas, Allah Swt. menegaskan bahwa walaupun auratnya sudah
ditutup namun jika berusaha untuk ditampakkan dengan berbagai cara termasuk dengan
menghentakkan kaki supaya gemerincing perhiasannya terdengar, hal itu sama saja
dengan membuka aurat. Oleh karena itu, ayat ini ditutup dengan perintah untuk
bertaubat karena hanya dengan taubat dari kesalahan yang dilakukan dan berjanji untuk
mengubah sikap, kita akan beruntung.
( Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti_ 27)
Aktivitas 1:
Carilah melalui berbagai media, para aktris/aktor atau public figure yang telah
mengubah penampilan cara berpakaiannya secara islami. Kemudian, berilah kesimpulan
tentang perubahan penampilan ter sebut, apakah sudah mencerminkan sikap pribadi
yang baik ataukah belum!
Aktivitas 2:
Akhir-akhir ini muncul perdebatan tentang penggunaan jilbab di kalangan polisi wanita
(Polwan) oleh Mabes Polri. Ada pihak yang tidak menyetujui dengan rencana tersebut
dengan alasan yang belum jelas. Kemukakan pendapat kamu tentang hal tersebut!
Bagaimana dengan larangan di sejumlah perusaan atau dunia kerja terhadap pekerja
yang berjilbab?
Aktivitas 3:
Carilah ayat al-Qur’ān dan hadis yang berhubungan dengan perintah mengenakan
busana muslim dan muslimah atau perintah menutup aurat! .
Menerapkan Perilaku Mulia Mengenakan busana yang sesuai dengan syari’at Islam
bertujuan agar manusia terjaga kehormatannya. Ajaran Islam tidak bermaksud untuk
membatasi atau mempersulit gerak dan langkah umatnya. Justru dengan aturan dan
syari’at tersebut, manusia akan terhindar dari berbagai kemungkinan yang akan
mendatangkan bencana dan kemudaratan bagi dirinya.
Berikut ini beberapa perilaku mulia yang harus dilakukan sebagai pengamalan
berbusana sesuai sya ri’at Islam, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun
masyarakat.
1. Sopan-santun dan ramah-tamah
Sopan-santun dan ramah-tamah merupakan ciri mendasar orang yang beriman.
Mengapa demikian? Karena ia merupakan salah satu akhlak yang dicontohkan oleh
Rasulullah saw. sebagai teladan dan panutan. Rasulullah adalah orang yang santun dan
lembut perkataannya serta ramah-tamah prilakunya. Hal itu ia tunjukan bukan saja
kepada keluarga dan sahabat-sahabatnya, tetapi kepada orang lain bahkan kepada orang
yang me-musuhinya sekalipun.
3. Gemar beribadah
Beribadah adalah kebutuhan ruhani bagi manusia sebagaimana olah raga,makan,
minum, dan istirahat sebagai kebutuhan jasmaninya. Karena ibadah adalah kebutuhan,
maka tidak ada alasan orang yang beriman untuk melalaikan atau meninggalkannya.
Malahan, ia akan dengan senang hati melakukannya
tanpa ada rasa keterpaksaan sedikitpun.
Rangkuman
1. Menutup aurat adalah kewajiban agama yang ditegaskan dalam al-Qur’ān maupun
hadist Rasulullah
saw.
2. Kewajiban menutup aurat disyari’atkan untuk kepentingan manusia itu sendiri
sebagai wujud kasih sayang
dan perhatian Allah Swt. terhadap kemaslahatan hamba-Nya di muka bumi.
3. Kewajiban bagi kaum mukminah untuk mengenakan jilbab untuk menutup auratnya
kecuali terhadap
beberapa golongan.
4. Dalam Q.S. Al-Ahzāb/33:39 ditegaskan perintah menggunakan jilbab dan
memanjangkannya hingga ke dada,
dengan tujuan untuk memberikan rasa nyaman dan aman kepada setiap mukminah.
5. Hadis dari Ummu A'isyyah berisi anjuran kepada setiap muslimah untuk menghadiri
Salat I´dul Fitri dan
I´dul Adha meskipun sedang haid atau dipingit.Sementara yang tidak memiliki jilbab,
dia bisa meminjamnya
dari saudara seiman.
6. Allah Swt. berfirman dalam Q.S. an-Nµr[24] Ayat :31 untuk menjaga pandangan,
memelihara kemaluan, dan
tidak menampakkan aurat, kecuali kepada: suami, ayah suami, anak laki-laki suami,
saudara laki-laki, anak
laki saudara lakilaki, anak lelaki saudara perempuan, perempuan mukminah, hamba
sahaya, pembantu tua
yang tidak lagi memiliki hasrat terhadap wanita.
7. Allah Swt. memerintahkan setiap mukmin dan mukminah di dua ayat ini untuk
bertaubat untuk memperoleh
keberuntungan.
Wanita sering diidentikkan dengan bunga sebagai lambang keindahan dan symbol
kenikmatan. Tidak ada yang paling enak dipandang menurut pandangan nafsu, selain
lemah gemulainya perempuan, tak heran bila perempuan dijadikan komoditi yang layak
dipasarkan dan mendatangkan untung besar, karena itu Rasulullah SAW mengingatkan :
“Sesungguhnya dunia ini sangat manis, Allah menyerahkan kepada kamu untuk melihat
bagaimana kamu berbuat, karena itu berhati-hatilah pada wanita. Sesungguhnya fitnah
pertama Bani Israil terjadi karena wanita” (HR.Muslim)
Rasulullah bersabda:
“Tidak ada suatu cobaan sepeninggalanku yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki
yang melebihi bahayanya, cobaan yang berhubungan dengan soal wanita” (HR.
bukhari)
Sedangkan akibat dari tidak mengindahkan dari perintah menutup aurat adalah :
1. Terkoyaknya harga diri seorang muslim
2. Mendatangkan kehinaan baik di dunia maupun di akherat
3. Mendatangkan laknat Allah dan Rasul-Nya
4. Mendatangkan azab Allah
Tidak adanya kemuliaan bagi seorang muslim dan muslimah
Pakaian secara umum dipahami sebagai “alat” untuk melindungi tubuh atau “fasilitas“
untuk memperinda penampilan. Tetapi selalin untuk memenuhi dua fungsi tersebut,
pakaian pun dapat berfungsi sebagai “alat” komunikasi yang non-verbal, karena pakaian
mengandug simbol-simbol yang memiliki beragam makna. Islam menganggap pakaian
yang dikenakan adalaha simbol identitas, jati diri, kehormatan dan kesederhanaan bagi
seseorang, yang dapat melindungi dari berbagai bahaya yang mungkin mengancam
dirinya.
Busana menurut bahasa adalah segala sesuatu yang menempel pada tubuh dari ujung
rambut sampai ujung kaki. Menurut istilah, busana adalah pakaian yang kita kenakan
setiap hari dari ujung rambut sampai ujung kaki berserta segala pelengkapannya, seperti
tas, sepatu, dan segala macam perhiasan/aksesoris yang melekat padanya. Al-Quran
paling tidak menggunakan tiga istilah untuk pakaian yaitu, libas, tsiyab, dan sarabil.
Kata libas digunakan oleh Al-Quran untuk menunjukkan pakaian lahir maupun batin,
sedangkan kata tsiyab digunakan untuk menunjukkan pakaian lahir. Kata ini terambil
dari kata tsaub yang berarti kembali, yakni kembalinya sesuatu pada keadaan semula,
atau pada keadaan yang seharusnya sesuai dengan ide pertamanya.
Busana islam adalah suatu ungkapan terhadap pakaian yang berfungsi menutupi tubuh
manusia yang dapat terlindung dari hawa padas dan dingin. Sementara dari pakaian
islami adalah ungkapan dari pakaian islami yang berfungsi menutupi seluruh aurat baik
pria maupun wanita yang tidak transparan tidak ketat dan tidak menyurupai lawan jenis.
Busana muslimah adalah busana yang sesuai dengan ajaran Islam, dan pengguna gaun
tersebut mencerminkan seorang muslimah yang taat atas ajaran agamanya dalam tata
cara berbusana. Busana muslimah bukan hanya sekedar symbol, melainkan dengan
mengenakannya berarti seorang perempuan telah memproklamirkan kepada makhluk
Allah akan keyakinan, pandangannya terhadap dunia, dan jalan hidup yang ia tempuh,
dimana semua itu didasarkan pada keyakinan mendalam terhadap Tuhan Yang Maha
Esa dan Kuasa.
"Hai anak Adam, Sesungguhnya kami Telah menurunkan kepadamu Pakaian untuk
menutup auratmu dan Pakaian indah untuk perhiasan. dan Pakaian takwa Itulah yang
paling baik. yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah,
Mudah-mudahan mereka selalu ingat".
Islam sebenarnya adalah agama yang mudah dan memudahkan umatnya bila garis dasar
yang ditetapkan dalam berpakaian ialah menutup aurat dan bersih. Aurat mengikut
jumhur ulama bagi lelaki ialah dari bawah lutut hingga ke atas pusat mereka.Walau
bagaimanapun, adab dan kesopanan dalam berpakaian menurut Islam menambahkan
sehingga ke atas bahu apabila kita diminta meletakkan kain atau pakaian lain menutupi
hingga ke atas dua bahu ketika hendak sembahyang.
Sedangkan aurat bagi wanita ialah seluruh tubuh mereka kecuali muka dan dua tangan
bermula dari pergelangan tangan mereka. Ada juga pendapat yang menyatakan bahawa
seluruh tubuh wanita itu adalah aurat termasuk muka mereka dengan alasan muka juga
boleh menarik perhatian lelaki yang “hatinya berpenyakit” dan akan menimbulkan
fitnah dalam masyarakat.
Inilah antara lambang kesempurnaan dan ajaran bagaimana Islam mendidik umatnya
dalam berpakaian dan memilih pakaian yang melambangkan ketaqwaan kepada Allah.
Oleh itu, kita sebagai umat Islam dan selagi kita meyakini bahawa setiap ajaran Islam
itu benar dan meyakini bahawa Allah itu benar, maka kita akan dengan rela hati
memilih dan berpakaian menurut Islam dan menjulang tinggi pakaian yang manjadi
syiar dan lambang keislaman dan ketaqwaan kita walaupun ada mereka yang membenci,
marah atau menyerang kita.
Sewajarnya seseorang itu memakai pakaian yang sesuai kerana pakaian sopan dan
menutup aurat adalah cermin seseorang itu Muslim. Di dalam Islam ada garis panduan
tersendiri mengenai adab berpakaian (untuk lelaki dan wanita) yaitu:
1. Menutup aurat. Aurat lelaki menurut ahli hukum ialah daripada pusat hingga ke
lutut. Aurat wanita pula ialah seluruh anggota badannya, kecuali wajah, tapak
tangan dantapak kakinya. Rasulullah SAW bersabda bermaksud: “Paha itu
adalah aurat.”(H.R. Bukhari)
2. Tidak menampakkan tubuh. Pakaian yang jarang sehingga menampakkan aurat
tidak memenuhi syarat menutup aurat. Pakaian jarang bukan saja menampak
warna kulit, tapi juga bias merangsang nafsu orang yang melihatnya.
Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: “Dua golongan ahli neraka yang
belum pernah aku lihat ialah, satu golongan memegang cemeti seperti ekor
lembuyang digunakan bagi memukul manusia dan satu golongan lagi wanita
yangmemakai pakaian tetapi telanjang dan meliuk-liukkan badan juga
kepalanya seperti bonggol unta yang tunduk.Mereka tidak masuk syurga dan
tidak dapat mencium baunya walaupun bau syurga itu dapat di cium dari jarak
jauh.”(H.R. Muslim)
3. Pakaian tidak ketat. Tujuannya adalah supaya tidak kelihatan bentuk tubuh
badan
4. Tidak menimbulkan riak Rasulullah SAW bersabda bermaksud: “Sesiapa yang
melabuhkan pakaiannya kerana perasaan sombong, Allah SWT tidak akan
memandangnya pada hari kiamat.” Dalam hadis lain, Rasulullah SAW
bersabda bermaksud:”Sesiapa yang memakai pakaian yang berlebih-lebihan,
maka Allah akan memberikan pakaian kehinaan pada hari akhirat nanti.” (H.R.
Ahmad, Abu Daud, an- Nasa’iy dan Ibnu Majah)
5. Lelaki, wanita berbeda maksudnya pakaian yang khusus untuk lelaki tidak boleh
dipakai oleh wanita, begitu juga sebaliknya. Rasulullah SAW mengingatkan hal
ini dengan tegas: “Allah mengutuk wanita yang meniru pakaian dan sikap
lelaki, dan lelaki yang meniru pakaian dan sikap perempuan.”(H.R. Bukhari
dan Muslim). Baginda juga bersabda : “Allah melaknat lelaki berpakaian
wanita dan wanita berpakaian lelaki.” (H.R. Abu Daud dan Al-Hakim).
6. Larangan pakai sutera. Islam mengharamkan kaum lelaki memakai sutera.
Rasulullah SAW bersabda bermaksud: “Janganlah kamu memakai sutera,
sesungguhnya orang yang memakainya di dunia tidak dapat memakainya di
akhirat.” (H.R. Muttafaq ‘alaih)
7. Melabuhkan pakaian contohnya seperti tudung yang seharusnya dipakai sesuai
kehendak syarak yaitu bagi menutupi kepala dan rambut, tengkuk atau leher
dan juga dada. Allah berfirman bermaksud: “Wahai Nabi, katakanlah
(suruhlah) isteri-isteri dan anak-anak perempuanmu serta perempuan-
perempuan beriman, supaya merekamelabuhkan pakaiannya bagi menutup
seluruh tubuhnya (semasa mereka keluar);cara yang demikian lebih sesuai
untuk mereka dikenal (sebagai perempuan yang baik-baik) maka dengan itu
mereka tidak diganggu. Dan (ingatlah) Allah adalahMaha Pengampun dan
Maha Penyayang.” ?(al-Ahzab:59)
8. Memilih warna sesuai contohnya warna-warna lembut termasuk putih kerana ia
nampak bersih dan warna ini sangat disenangi dan sering menjadi pilihan
Rasulullah SAW. Baginda bersabda bermaksud: “Pakailah pakaian putih
kerana ia lebih baik, dan kafankan mayat kamu dengannya (kain putih).” (H.R.
an-Nasa’ie dan al-Hakim)
9. Larangan memakai emas termasuk dalam etika berpakaian di dalam Islam
ialah barang-barang perhiasan emas seperti rantai, cincin dan sebagainya.
Bentuk perhiasan seperti ini umumnya dikaitkan dengan wanita namun para
lelaki cenderung berhias seperti wanita. Semua ini amat bertentangan dengan
hukum Islam. Rasulullah s.a.w. bersabda bermaksud: “Haram kaum lelaki
memakai sutera dan emas, dan dihalalkan (memakainya) kepada wanita.”
10. Mulakan sebelah kanan. Apabila memakai baju, mulakan sebelah kanan.
Rasulullah SAW bersabda: “Apabila seseorang memakai kasut, mulakan
dengan sebelah kanan, dan apabila menanggalkannya, mulakan dengan sebelah
kiri supaya yang kanan menjadi yang pertama memakai kasut dan yangterakhir
menanggalkannya.” (Riwayat Muslim).
11. Selepas beli pakaian apabila memakai pakaian baru dibeli, ucapkanlah seperti
yang diriwayatkanoleh Abu Daud dan At-Tarmizi yang bermaksud:”Ya Allah,
segala puji bagi-Mu, Engkau yang memakainya kepadaku, aku memohon
kebaikannya dan kebaikan apa-apa yang dibuat baginya, aku mohon
perlindungan kepada-Mu daripada kejahatannya dan kejahatan apa-apa
yangdiperbuat untuknya. Demikian itu telah datang daripada Rasulullah”.
12. Berdoa, ketika menanggalkan pakaian, lafaz- kanlah: “Pujian kepada Allah
yang mengurniakan pakaian ini untuk menutupi auratku dan dapat
mengindahkan diridalam kehidupanku, dengan nama Allah yang tiada Tuhan
melainkan Dia.”
Sebagai seorang Islam, sewajarnya seseorang itu memakai pakaian yang sesuai menurut
tuntutan agamanya kerana sesungguhnya pakaian yang sopan dan menutup aurat adalah
cermin seorang Muslim yang sebenar-benarnya.
Prinsip berpakaian dalam islam dikenakan oleh seseorang sebagai ungkapan ketaatan
dan ketundukan kepada Allah, kerena itu berpakaian bagi orang muslim maupun
muslimah memiliki nilai ibadah. Oleh karena demikian dalam berpakaian seseorang
harus mengikuti aturan yang ditetapkan Allah dalam Al Qur’an dan As-Sunnah. Dalam
berpakaian seseorang pun tidak dapat menentukan kepribadiannya secara mutlak, akan
tetapi sedikit dari pakaian yang digunakannya akan tercermin kepribadiannya dari
sorotan lewat pakaiannya.
Syarat-syarat yang harus ada dalam busana muslim yang syar’i adalah:
Dapat menutupi seluruh angggota badan selain yang telah dikecualikan oleh
agama, seperti wajah dan telapak tangan
Jangan dijadikan sebagai sarana untuk menghiasi tubuh
Busana tersebut harus tebal dan tidak tipis
Seharusnya busana yang akan dikenakan lebar dan tidak sempit
Jangan sampai menggunakan parfum atau pewangi pada busana yang akan
dikenakan tersebut
Busana wanita jangan sampai menyerupai pakaian pria
Busana tersebut jangan sampai menyerupai busana yang sering dipergunakan
orang-orang kafir
Allah telah mewajibkan bagimu untuk berhijab, maka Allah pun telah memberikan
ketentuan-ketentuannya. Dan berhijab yang syar’i tidak hanya sekedar menutup aurat
saja. Dan hal ini yang banyak disalah-pahami kebanyakan muslimah. Sehingga
dibuatlah berbagai macam model busana muslimah dengan prinsip “yang penting
menutup aurat”. Mereka lebih mementingkan faktor keindahannya, keanggunan, ke-
stylish-an, tanpa memperdulikan sudah benar atau belum jilbab yang digunakannya.
Sehingga dari salah paham ini muncullah banyak kesalahan-kesalahan dalam berbusana
muslimah. Kesalahan-kesalahan itu antara lain:
Banyak dari busana muslimah yang ada sekarang tidak menutup aurat secara sempurna,
melainkan terdapat celah-celah yang memperlihatkan aurat walau hanya sedikit. Dan
menurut jumhur ulama, bahwa aurat wanita adalah seluruh tubuh kecuali muka dan
telapak tangan. Sebagaimana ulama ahli tafsir Imam Al-Qurthubi berkata :
Pengecualian itu adalah pada wajah dan telapak tangan. Yang menunjukkan hal itu
adalah apa yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Aisyah bahwa Asma binti Abu Bakr
menemui Rasulullah sedangkan ia memakai pakaian tipis. Maka Rasulullah berpaling
darinya dan berkata kepadanya : “Wahai Asma ! Sesungguhnya jika seorang wanita itu
telah mencapai masa haid, tidak baik jika ada bagian tubuhnya yang terlihat, kecuali
ini.” Kemudian beliau menunjuk wajah dan telapak tangannya. Allah Pemberi Taufik
dan tidak ada Rabb selain-Nya”. Maka, selain muka dan telapak tangan, tidak boleh
terlihat walaupun sedikit. Aurat yang sering ditampakan dalam berbusana muslimah
yang salah antara lain:
Leher
Baik karena jilbab terlalu pendek atau karena jilbab yang diterpa angin, tidak boleh
sampai terlihat lehernya.
Lengan
Beberapa muslimah hanya menggunakan baju berlengan panjang tanpa decker.
Sehingga ada bagian lengan yang terlihat bila tangan digerakkan. Padahal dari ujung
bahu sampai pergelangan tangan termasuk aurat yang tidak boleh terlihat.
Rambut
Baik rambut yang terurai didepan, dibelakang atau disekitar daerah telinga tidak boleh
terlihat.
Kaki
Syariat memerintahkan laki-laki untuk menjauhi isbal dan wanita menjulurkan
pakaiannya sampai melebihi mata kaki, namun yang banyak terjadi justru sebaliknya.
Laki-laki banyak ber-isbal, dan wanita malah berpakaian lebih tinggi dari mata kaki,
sehingga terlihatlah kakinya. Padahal kaki (semua bagian) termasuk aurat yang tidak
boleh terlihat. Untuk hal ini dianjurkan memakai busana yang panjangnya melebihi
mata kaki, atau bahkan sampai menyentuh tanah. Atau mengenakan kaus kaki,
dianjurkan dengan warna gelap, bukan dengan warna kulit.
Ketat
Bahwa Islam melarang muslimah berbusana ketat. Syaikh Al-Albani menjelaskan
bahwa busana muslimah dikatakan ketat jika dapat menggambarkan bentuk anggota
tubuhnya. Hal ini berdasarkan hadist Usamah: Usamah bin Zaid pernah berkata :
Rasulullah pernah memberiku baju Quthbiyah yang tebal yang merupakan baju yang
dihadiahkan oleh Dihyah Al-Kalbi kepada beliau. Baju itu pun aku pakaikan pada
istriku. Nabi bertanya kepadaku : “Mengapa kamu tidak mengenakan baju Quthbiyah ?”
Aku menjawab : Aku pakaiakan baju itu pada istriku. Nabi lalu bersabda : “Perintahkan
ia agar mengenakan baju dalam di balik Quthbiyah itu, karena saya khawatir baju itu
masih bisa menggambarkan bentuk tulangnya.” (HR. Ahmad dan Al-Baihaqi dengan
sanad Hasan). Jadi, baju ketat bukan hanya baju yang kainnya menempel dengam erat
dikulit, namun termasuk juga baju yang sedikit agak longgar namun masih dapat
menggambarkan siluet dan bentuk tubuh. Seperti pada beberapa baju gamis muslimah
yang banyak digunakan sekarang, yang terdapat belahan pada bagian pinggulnya
sehingga bila digunakan masih bisa memperlihatkan lengkung pinggang dan pinggul
atau siluet si pemakai. Termasuk ketat juga jilbab yang terdapat karet atau ikatan
dibagian lehernya yang bila digunakan dapat menggambarkan bentuk kepala, leher dan
bahu si pemakai. Suatu kesalahan pula yang banyak dilakukan para jilbaber yang sudah
berjilbab besar, yaitu memakai jaket di luar jilbabnya. Hal ini menyebabkan hilangnya
fungsi jilbab yang menutupi bentuk tubuh bagian atas. Dengan memakai jaket di bagian
luar jilbab, akan memperlihatkan bentuk tubuh, bentuk sliuet, bahu, lengan, dan
lengkung pinggang si pemakai. Solusinya, pakailah jaket yang super-besar dan longgar
atau bila memiliki jaket yang tidak besar, pakailah di dalam jilbab (jilbab menutupi
jaket).
“Dan hendaklah mereka menutupkan jilbab ke dada mereka…” (QS. An Nur : 31)
Maka disini ulama berpendapat bahwa panjang minimal jilbab adalah sampai menutupi
dada dengan sempurna. Namun ini bukan berati hanya ‘ngepas’ sepanjang itu. Karena
bila diterpa angin, maka bagian dada akan tersingkap, terutama bagi akhwat-akhwat
pengendara motor. Maka, tidak ada pilihan lain bagi muslimah kecuali mengenakan
jilbab yang lebih panjang dari itu. Bahkan sangat baik bila jilbab menjulur panjang
sampai betis atau sampai kaki. Dan inilah pendapat sebagian ulama dengan mengambil
zhahir dari perintah Allah pada surat Al-Ahzab ayat 59:
59. Hai nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-
isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh
mereka”. yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu
mereka tidak diganggu. danAllah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Jilbab ialah sejenis baju kurung yang lapang yang dapat menutup kepala, muka dan
dada.
Tidak seluruh tubuh tertutup. Misalnya, terbukanya bagian kaki bawah, atau
bagian dada karena jilbab diikatkan ke leher, atau yang lagi trendy, jilbab tapi
lengan bajunya digulung atau dibuka sampe siku.
Menggunakan pakaian yang tipis, sehingga walaupun perempuan tersebut udah
pake jilbab, tapi lekuk-lekuk tubuh mereka masih keliatan jelas.
Ada juga perempuan yang berjilbab dengan menggunakan celana panjang
bahkan terkadang memakai celana jeans. Yang perlu ditekankan dan telah
diketahui dengan jelas bahwa celana jeans bukanlah pakaian syar’i untuk kaum
muslimin, apalagi wanita.
Banyak muslimah yang pake jilbabnya temporer, yaitu jilbab dipakai hanya pada
saat tertentu atau pada kegiatan tertentu, kuliah, acara pengajian kampung Dan
sebagainya, setelah itu tidak dipakai lagi dan yang ada kebanyakan jilbab
tersebut sekedar mampir alias tidak sampai menutup rambut atau menutup
kepala.
Agama tidak pernah melarang manusia untuk mengikuti mode. Akan tetapi, Islam
adalah agama yang hendak membebaskan manusia dari berbagai bentuk perbudakan dan
keterkekangan dari segala macam belenggu, termasuk diperbudak dan dikekang oleh
mode. Mode tidak lebih hanya sekedar sarana untuk mencapai kesempurnaan, bukan
tujuan utama.
Sesuai taglinenya ‘busana muslim’ tentunya harus memenuhi kriteria sebagai busana
takwa sesuai yang disyariahkan Islam. Jangan sampai semangat mengenakan busana
muslim terbelokkan hanya demi trend. Artinya, mengejar trend boleh, asal syar’i.
Sebab, memang itulah tujuan kita mengenakan busana muslim, yakni ridho Allah
SWT.Jadi jangan dibalik, yang penting trendy, mau syar’i atau tidak urusan
belakangan.
Busana muslimah adalah busana yang sesuai dengan ajaran Islam, dan pengguna gaun
tersebut mencerminkan seorang muslimah yang taat atas ajaran agamanya dalam tata
cara berbusana. Busana muslimah bukan hanya sekedar symbol, melainkan dengan
mengenakannya, berarti seorang perempuan telah memproklamirkan kepada makhluk
Allah akan keyakinan, pandangannya terhadap dunia, dan jalan hidup yang ia tempuh,
dimana semua itu didasarkan pada keyakinan mendalam terhadap Tuhan Yang Maha
Esa dan Kuasa.
Hai anak Adam, Sesungguhnya kami Telah menurunkan kepadamu Pakaian untuk
menutup auratmu dan Pakaian indah untuk perhiasan. dan Pakaian takwa Itulah yang
paling baik. yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah,
Mudah-mudahan mereka selalu ingat.
3. Sebagai petunjuk identitas dan pembeda antara seseorang dengan yang lain. Al-
Qur’an surat Al-Ahzab:59
Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang Telah dia ciptakan, dan
dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan dia jadikan bagimu
Pakaian yang memeliharamu dari panas dan Pakaian (baju besi) yang memelihara
kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atasmu
agar kamu berserah diri (kepada-Nya).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari tulisan ringkas ini, dapat diambil kesimpulan bahwa, mode, seni, budaya, dan
etika yang masih masuk dalam bingkai ajaran agamalah yang sanggup menghantarkan
manusia pada kesempurnaan hakiki sebagai manusia, termasuk dalam masalah mode
busana yang berfungsi menjaga etika kepada Allah dan lingkungan sekitar, terkhusus
sesama komunitas manusia.
Dari sini pula akhirnya muncul apa yang disebut dengan “Mode Busana Muslimah”
yang masih masuk dalam koridor ajaran agama Islam. Dan dikarenakan ajaran agama
Islam bersumber dari Dzat Yang Mahasuci dan Sakral, maka mode busana yang
bersandar pada ajaran sakral itu pun bersifat sakral pula.
Jadi, segala bentuk pelecehan terhadap busana muslimah, dengan berbagai modenya
yang masih masuk kategori busana muslimah, sama halnya dengan melecehkan ajaran
agama Allah. Selain itu, menyebarkan budaya busana muslimah, sama halnya dengan
menyebarkan salah satu ajaran Allah.
Jadi Itulah Sahabat Wanita, sekilas tentang Etika dalam berpakaian ala Muslimah,
karenanya tak perlu ragu dan merasa rendah diri dalam memenuhi perintah Allah,
karena sesungguhnya Allah Maha Penyayang.
Busana muslimah adalah busana yang sesuai dengan ajaran Islam, dan pengguna gaun
tersebut mencerminkan seorang muslimah yang taat atas ajaran agamanya dalam tata
cara berbusana.
Islam menetapkan bahawa pakaian itu mestilah bersih, menutup aurat, sopan dan sesuai
dengan akhlak seorang Muslim.
Syarat yang harus ada dalam busana muslim yang syar’i antara lain:
Sebagai seorang muslin dalam menentukan pilihan busana hendaknya kita memilih
busana yang syar’i jangan asal trendy