Lokasi :-
Pemilik Proyek :-
LINGKUP PEKERJAAN
PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. Persiapan dan Sewa Direksi Keet
2. Uitzet Dengan Waterpass / Theodolit
3. Pas. Rambu-rambu Pengaman + Lampu Warning Light
4. Pembuatan Blowplank
5. Pembuatan Papan Nama Proyek
6. Test Hole
7. Persiapan (Mobilisasi & Demobilisasi)
PEKERJAAN TANAH
1. Penggalian Tanah Untuk Konstruksi dengan alat berat
2. Galian Tanah Keras
3. Urugan Tanah Kembali
4. Pengurugan Sirtu (Padat)
5. Pengurugan Pasair (Padat)
6. Pengangkutan Tanah Keluar Proyek
1
1. Pemasangan Lantai Granite Tile Kasar 30 x 30 cm (Gelap / Terang)
2. Pemasangan Lantai Granit Stopper diglasur 30 x 30 cm (warna gelap) Untuk Fasilitas Tuna
Netra
3. Pas. Kerb / Curbing type B uk. 20x30x50 ; K-350
4. Spesi 1 PC : 2 Ps T=3cm
5. Pekerjaan Cutting Aspal Jalan
6. Penanaman rumput gajah mini
7. Pekerjaan Tanah Taman Terolah
8. Pekerjaan Sloof Beton Untuk Taman K-225
PEKERJAAN LAIN-LAIN
2
1. Quality Control Bahan
2. Penanaman pohon Tabebuya Pink & Putih min.
3. Penanaman pohon Pule min. Dia 15 cm
4. Pembersihan Lapangan / Lokasi
5. Pembuatan Kisdam tinggi 1 m ; Tb. 0,6 m
6. Pemasangan Lubang Drainase
7. Dewatering
RENCANA KERJA
Dalam waktu Secepat-cepatnya 7 hari serta selambat-lambatnya 14 hari setelah Surat Perintah
Kerja (SPK) turun, Kontraktor harus mengajukan sebuah rencana kerja atau action plan tertulis lengkap
dengan gambar-gambar pendukung metode kerja, sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan seperti
yang disebutkan dalam dokumen tender, menjelaskan secara terperinci urusan pekerjaan dan cara
melaksanakan pekerjaan tersebut termasuk hal-hal khusus bila diperlukan, persiapan-persiapannya,
peralatan, pekerjaan sementara yang ada sejauh mana hal tersebut mencakup lingkup dari
pekerjaannya dan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi, pengawas dan pihak-pihak atau instansi
yang terkait dengan kelangsungan proyek tersebut di atas.
TEMPAT KERJA
Bilamana diperlukan tempat kerja, dan tempat kerja tersebut di luar daerah pengawasan proyek,
dimana harus membayar sewa/dikeluarkan biaya ganti rugi, maka Kontraktor harus menyelesaikannya
tanpa membebani Direksi dengan pembiayaan tambahan.
TENAGA KERJA
3
Tenaga-tenaga kerja yang digunakan hendaknya dari tenaga-tenaga yang ahli/terlatih dan
berpengalaman pada bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan
ketentuan / petunjuk Direksi pekerjaan.
SATUAN UKURAN
Semua satuan ukuran yang disebutkan dalam spesifikasi ini serta yang digunakan di dalam
pekerjaan adalah standar meter dan kilogram. Bila disebut satu ton, yang dimaksud adalah satu ton
yang bernilai 1000 kilogram.
LAPORAN
Laporan Perkembangan Bulanan
Kontraktor harus mempersiapkan dan memberikan kepada Direksi, tanpa biaya
tambahan, dalam jarak waktu dan dalam bentuk yang ditetapkan oleh Direksi, lima (5) salinan
laporan bulanan yang berisi sebagai berikut :
Perkembangan fisik dari pekerjaan hingga bulan yang mendahului dan perkiraan
perkembangan untuk bulan ini, Tingkat perkembangan berdasarkan pada jadwal pekerjaan
pembangunan. Perkiraan jumlah pembayaran dari Pemberi Pekerjaan kepada Kontraktor untuk
bulan ini. Sebuah tabulasi mengenai catatan Bangunan Kontruksi yang barang barang pokoknya
dan peralatannya terdiri dari Bangunan Konsruksi yang disediakan untuk pelaksanaan pekerjaan
sepanjang bulan sebelumnya. Sebuah tabulasi pegawai menunjukan staf supervisi dan jumlah
4
dari beberapa kelas buruh yang dipekerjakan oleh Kontraktor dalam bulan sebelumnya.
Kwantitas mengenai barang pokok dari bahan-bahan dan alat yang disuplai dan dipergunakan
dalam bulan sebelumnya dengan inventarisasi bahan-bahan demikian itu. Bahan-bahan lainnya
yang mungkin diperlukan berdasarkan kontrak atau secara spesifik oleh Direksi.
Laporan Harian
Kontaktor harus mempersiapkan laporan harian atau berkala dari masing-masing seksi
pekerjaan seperti yang diminta oleh Direksi dan dalam bentuk yang disetujui oleh Direksi.
Laporan tersebut akan berisi namun tidak terbatas pada, pekerjaan yang diperkerjakan di
pekerjaan, bahan-bahan di lokasi pekerjaan, bahan-bahan yang sedang dalam pesanan,
kecelakaan dan informasi lainnya yang relevan dengan perkembangan pekerjaan.
Buku Tamu
Pihak Kontraktor harus menyediakan satu buku tamu di Direksi Keet (Kantor di Lokasi
Proyek). Tamu adalah orang-orang yang bukan karyawan Kontraktor.
5
e) Pada penyerahan terakhir pekerjaan yakni sesudah selesainya masa pemeliharaan harus disertai
Gambar hasil pelaksanaan (as built drawing).
f) Semua ukuran dinyatakan dalam sistem metrik.
g) Kalau terdapat perbedaan dengan spesifikasi maka yang benar dan berlaku adalah yang
ditetapkan oleh Direksi.
WILAYAH KERJA
a) Secara umum Kontraktor dilarang menimbun atau menempatkan bahan-bahan bangunan di tepi
jalan umum karena jalan umum tidak termasuk wilayah kerja Kontraktor kecuali ada
pertimbangan khusus dan atas persetujuan dari Direksi.
b) Apabila tidak terdapat tempat kosong yang sesuai untuk menimbun atau menyimpan bahan-
bahan bangunan di sekitar lokasi proyek, maka bahan bangunan harus didatangkan dari gudang
Kontraktor atau Leveransir setiap hari dengan jumlah yang cukup untuk pekerjaan satu hari.
c) Apabila di dalam pelaksanaan pekerjaan, terdapat jaringan utilitas kontraktor harus
berkoordinasi dengan instansi yang terkait sehubungan dengan jaringan utilitas yang ada.
6
untuk menolak bahan tersebut dan mengharuskan Kontraktor untuk menyingkirkannya dan
diganti dengan bahan-bahan yang sesuai dengan contoh yang telah diperiksa terdahulu.
g) Semua bahan yang disimpan di lokasi proyek harus diletakkan dan dilindungi sedemikian rupa
sehingga tidak akan terjadi kontaminasi atau mengalami proses lainnya yang dapat
mengakibatkan rusaknya atau menurunnya mutu bahan-bahan tersebut.
h) Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Kontraktor dilarang menyimpan bahan-bahan berbahaya
seperti minyak, cairan lainnya yang mudah terbakar, gas dan bahan kimia sedemikian rupa
sehingga keselamatan orang dan keamanan lingkungan sekitarnya dapat dijamin.
i) Penggunaan bahan-bahan dalam pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti pedoman atau
petunjuk dari pabrik yang memproduksinya. Kelalaian dalam hal ini merupakan tanggung jawab
Kontraktor.
j) Direksi berhak menunjuk seorang ahli dalam memeriksa mutu bahan-bahan yang diajukan oleh
Kontraktor , baik di lokasi proyek maupun di gudang leveransir atau dilokasi pabrik atau
produsen. Dalam melaksanakan tugasnya ahli mempunyai wewenang untuk mewakili Direksi
dalam menguji dan menilai bahan-bahan yang diajukan Kontraktor.
7
Apabila pekerjaan telah dianggap selesai, maka Kontraktor harus menimbun kembali saluran dan
sudetan sementara seperti keadaan semula.
f) Untuk pembuatan pasangan talud (plengsengan) pada saluran-saluran yang sudah ada,
Kontraktor diharuskan membuat tanggul (kisdam) sepanjang talud dengan ukuran dan Kontruksi
yang disetujui oleh Direksi. Tanggul / kisdam harus dibuat cukup kuat, tidak mudah rusak akibat
kikisan air. Sebelum pelaksanaan pembuatan tanggul dimulai, Kontraktor harus mengajukan
gambar detail talud beserta spesifikasi bahan yang akan digunakan untuk mendapatkan
persetujuan Direksi.
g) Persetujuan Direksi seperti tersebut pada gambar tidak mengurangi tanggung jawab Kontraktor,
jika sewaktu-waktu talud mengalami kerusakan. Perbaikan talud serta akibat lainnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
h) Perlu koordinasi antar Kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan guna mengendalikan aliran air di
saluran.
8
BAB I
PEKERJAAN PENDAHULUAN
SUB BABI.I
PERSIAPAN DAN SEWA DIREKSI KEET
a) Kontraktor harus menyediakan kantor lapangan untuk dipergunakan oleh Direksi selama
pelaksanaan pekerjaan, alat komunikasi serta gudang untuk menyimpan bahan dan
peralatannya.
b) Lokasi untuk membangun gudang dan kantor lapangan akan ditentukan oleh Direksi.
c) Ukuran dan bentuk gudang, kantor lapangan beserta perlengkapannya akan ditentukan sebagai
berikut:
Ukuran =3mx6m
Lantai = Rabatan beton
Dinding = Triplek tb. 4 mm finish cat tembok
Rangka = Kayu meranti 5/7
Atap = Asbes gelombang kecil
d) Syarat-syarat minimum yang harus dipenuhi untuk pembuatan gudang dan kantor lapangan
adalah penyediaan sarana sanitasi air bersih, sambungan listrik, alat pemadam api dan kotak
pertolongan pertama.
e) Pemeliharaan, kebersihan dan keamanan gudang dan kantor lapangan merupakan tanggung
jawab Kontraktor.
f) Tempat kosong untuk parkir kendaraan proyek harus disediakan di sekitar kantor lapangan.
g) Pada saat pelaksanaan pekerjaan dinyatakan selesai, gudang dan kantor lapangan harus
dibongkar oleh Kontraktor atas biaya sendiri dan semua peralatan dan perlengkapan tetap
menjadi milik Kontraktor.
h) Bangunan untuk kantor Direksi yang diuraikan dalam pasal di atas akan dibayar secara harga unit
price untuk sewa direksi keet, dimana harus dianggap bahwa pembayaran dilaksanakan secara
penuh baik untuk pekerjaan pembangunan, pengadaan, pelayanan, pembersihan maupun
pekerjaan pembongkaran bangunan setelah selesai penanganan pekerjaan.
i) Untuk keperluan air kerja kontraktor harus menyediakan sendiri air tawar yang bersih dan tidak
mengandung minyak, garam, alkali dan bahan-bahan organis atau bahan lain yang dapat
merusak pelaksanaan pekerjaan.
j) Kontraktor harus menyediakan generator sebagai daya listrik secukupnya, guna kebutuhan
penerangan proyek dan keperluan pelaksanaan pekerjaan.
k) Kontraktor bertanggung jawab atas semua biaya pengadaan fasilitas tersebut pada butir a dan b.
l) Bangunan tersebut harus dapat dijamin agar di dalamnya bebas dari air hujan dan sinar
matahari, termasuk dapat melindungi material yang tersimpan.
9
m) Kontraktor harus mengisi perabotan (white board, meja + kursi rapat, meja + kursi kerja)
maupun perlengkapan lain berupa buku harian.
n) Kontraktor membuat dan memasang papan nama proyek dilokasi dengan ukuran 0,9 m x 1,2 m
10
sekitar lokasi proyek. Penempatannya harus dengan persetujuan polisi lalu lintas atau instansi
lain yang berwenang. Bentuk dan ukuran huruf serta susunan kalimat pada rambu dan rintangan
harus jelas, mudah dimengerti oleh setiap pengendara kendaraan dan pada setiap cuaca gelap
dan malam hari harus diberi penerangan. Apabila pekerjaan telah dinyatakan selesai oleh
Direksi, Kontraktor diharuskan menyingkirkan semua rambu-rambu dan rintangan-rintangan
sementara yang tidak diperlukan lagi yang selama pelaksanaan dipergunakan untuk pengaturan
lalu lintas di sekitar lokasi proyek.
SUB BABI.5
PEMBUATAN PAPAN NAMA PROYEK
Penyedia Jasa wajib memasang Papan Nama Proyek ukuran serta model tulisannya akan
ditentukan kemudian. Biaya pembuatan Papan Nama Proyek menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
11
b. Semua pipa dan kabel yang termasuk dalam kategori (a) di atas dan yang sudah tidak
berfungsi lagi serta jalurnya melintasi dan menghalangi aliran air dalam saluran harus
disingkirkan atau dipotong sesuai petunjuk Direksi atas persetujuan Instansi yang
bersangkutan.
c. Biaya penggantian dan perbaikan atas kerusakan terhadap pipa dan kabel yang masih
berfungsi sebagai akibat dari kelalaian Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaannya
adalah menjadi beban Kontraktor sepenuhnya.
d. Apabila dalam rangka pekerjaan penggalian saluran baru atau penggalian memperdalam
dasar saluran lama ditemui lintasan pipa dan kabel yang masih berfungsi, maka Direksi
dan Kontraktor menghubungi instansi yang mengelola jaringan tersebut untuk
menentukan biaya pemindahan jalur pipa atau kabel yang dimaksud untuk dialihkan di
bawah dasar saluran rencana.
e. Direksi berhak menunjuk seorang ahli yang akan memberi pengarahan dan mengawasi
semua pekerjaan instalasi dalam rangka pemindahan dan pengalihan jalur atau lintasan
pipa dan kabel
Cakupan kegiatan mobilisasi dan demobilisasi yang diperlukan dalam Kontrak ini akan
tergantung pada jenis dan volume pekerjaan yang harus dilaksanakan, sebagaimana disyaratkan di
bagian-bagian lain dari Dokumen Kontrak, secara umum harus memenuhi ketentuan berikut :
a) Penyewaan sebidang tanah yang diperlukan untuk Base Camp Kontraktor Pelaksana.
b) Mobilisasi semua Staf / Personil Kontraktor Pelaksana dan Pekerja yang diperlukan untuk
penyelesaian pekerjaan.
c) Penyedian dan Pemeliharaan Base Camp Kontraktor Pelaksana, jika diperlukan Kantor Lapangan,
Tempat Tinggal Staf, Barak Pekerja, Bengkel Kerja, Gudang dan sebagainya.
d) Jika tidak ditentukan dalam Kontrak Kerja Pekerjaan Mobilisasi harus sudah selesai dalam jangka
waktu 30 hari terhitung sejak tanggal Surat Perintah Mulai Kerja.
e) Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan Jadwal / Program Detail Mobilisasi kepada Konsultan
Supervisi, Konsultan manajemen dan Owner maksimal 7 hari terhitung sejak tanggal Surat
Perintah Mulai Kerja.
f) Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah Pembongkaran Tempat Kerja termasuk pemindahan
semua Instalasi, Peralatan dan Perlengkapan Kontraktor Pelaksana dari Tanah Milik Pemerintah
serta pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti semula sebelum pekerjaan
dimulai.
12
2. Pekerjaan Pengukuran dan Survey Lapangan
a) Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus menggerakkan personil tekniknya untuk
melakukan survey dan membuat laporan mengenai kondisi fisik lapangan khususnya
lokasi rencana konstruksi apakah terdapat ketidaksesuaian. Kontraktor bersama-sama
dengan Direksi harus secara bersama-sama mengambil peil permukaan dan sounding
areal kerja dan menyetujui semua kekhususan terhadap mana semua pekerjaan
didasarkan.
b) Kontraktor harus menyediakan dan merawat station survey yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan dan harus membongkarnya setelah pekerjaan selesai.
c) Kontraktor harus memberitahu Direksi sekurang-kurangnya 24 jam dimuka, bila akan
mengadakan levelling pada semua bagian daripada pekerjaan.
d) Kontraktor harus menyediakan atas biaya Kontraktor, semua bantuan yang diperlukan
Direksi dalam pengadaan pengecekan levelling tersebut.
e) Pekerjaan dapat dihentikan beberapa saat oleh Direksi bila dipandang perlu untuk
mengadakan penelitian kelurusan maupun level dari bagian-bagian pekerjaan.
f) Kontraktor harus membuat peil/titik-titik tanda (bench mark) permanen di tiap-tiap
bagian pekerjaan dan peil ukuran ini harus diberi pelindung dan dirawat selama
berlangsungnya pekerjaan agar tidak berubah.
g) Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur selama pekerjaan berlangsung berikut ahli
ukur yang berpengalaman sehingga apabila dianggap perlu setiap saat siap mengadakan
pengukuran ulang.
h) Pengukuran titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat optik dan sudah
ditera kebenarannya/dikalibrasi.
i) Apabila terdapat perbedaan antara elevasi yang tercantum dalam gambar dengan hasil
pengukuran ulang, maka Direksi akan memutuskan hal itu kemudian.
j) Apabila terdapat kesalahan dalam pengukuran kembali, maka pengukuran ulang menjadi
tanggung jawab Kontraktor. Kontraktor harus mengukur ukang lagi dan dikoreksi oleh
pihak Direksi.
k) Pengukuran kembali juga dilakukan setelah pekerjaan selesai.
l) Hasil pengukuran kembali berupa gambar Long Section dan Cross Section per titik. Tiap
Titik adalah sejarak 25 meter.
m) Hasil pengukuran lengkap mengenai peil elevasi, sudut, koordinat, serta letak patok patok
harus dibuat gambarnya dan dilaporkan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
Kebenaran dari hasil laporan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
n) Jika menurut pendapat Direksi kemajuan Kontraktor tidak memuaskan untuk
menyelesaikan pekerjaan survey ini tepat pada waktunya atau dalam hal Kontraktor tidak
13
memulai pekerjaan atau melakukan pekerjaan tidak dengan standar yang ditentukan.
Direksi dapat menunjuk stafnya sendiri atau pihak lain untuk mengerjakan survey
lapangan dan membebankan seluruh biayanya kepada Kontraktor.
o) Jika diperlukan untuk mengetahui kondisi tanah (tekstur, jenis tanah dan daya dukung
tanah), kontraktor diwajibkan melakukan test penyelidikan tanah dengan menunjuk pihak
/ lembaga yang bergerak dalam tes penyelidikan tanah yang bersertifikasi.
14
BAB II
PEKERJAAN TANAH
a.Pekerjaan ini dilaksanakan memakai alat berat, berjalan setelah terpasangnya sheet pile baja
keseluruhan sesuai gambar rencana sebagai kisdam yang didahului pembongkaran pasangan
batu kali eksisting.
b. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, pembuangan tanah atau material lain bila ada dari
tempat kerja atau sekitarnya, untuk penyelesaian yang maksimal dari pekerjaan dalam kontrak
ini, pelaksanaan pekerjaan berjalan setelah terpasangnya bowplank dalam hal ini penentuan
kedalaman galian
c.Sebelum memulai suatu pekerjaan galian/urugan, kontraktor harus yakin bahwa semua permukaan
tanah yang ada maupun garis-garis transit yang tertera dalam gambar rencana adalah benar. Jika
kontraktor tidak merasa puas dengan ketelitian permukaan tanah, kontraktor harus
memberitahukan secara tertulis kepada pemberi tugas, jika tidak maka tuntutan mengenai
ketidak samaan permukaan tanah tidak akan dipertimbangkan.
d. Penggalian area jembatan mengacu pada gambar rencana. Dalam Pelaksanaan Galian agar
dilakukan dimalam hari agar memudahkan dalam Pelaksanaan.
e.Kontraktor harus menjaga sedemikan rupa agar lubang-lubang galian tersebut tidak digenangi air
yang berasal dari hujan, atau lain-lain sebab. Dan bila terjadi genangan air akibat
hujan/rembesan air tanah, maka kontraktor harus menanggulanginya dengan jalan memompa
dan menyalurkannya menuju sungai terdekat. dan biaya untuk pekerjaan tersebut termasuk
dalam harga kontrak.
f. Dasar dari semua galian harus rata, bila pada dasar setiap galian masih terdapat akar-akar tanaman
atau bagian-bagian gembur. Maka ini harus digali keluar sedang lubang-lubang tadi terisi kembali
dengan sirtu, disiram dan dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar yang rata.
g.Terhadap kemungkinan adanya longsoran/runtuhan dari tanah disekitar atau akibat laju sedimen,
kontraktor harus segera membersihkannya dengan pembuatan parameter pembatas yang dapat
berupa kisdam sheet pile baja sebagai dinding pengaman atau pengaturan kemiringan lereng
(jika memungkinkan), dan sebelumnya telah diajukan persetujuannya kepada direksi pekerjaan
dan konsultan pengawas.
h. Kontraktor diwajibkan mengambil pengamanan terhadap bangunan lain yang berada dekat
sekali dengan lubang galian yaitu dengan memberikan penunjang sementara pada bangunan
tersebut sehingga dapat dijamin bangunan tersebut tidak akan mengalami kerusakan.
15
i. Bilamana sesuatu galian yang telah dilaksanakan dalamnya melebihi yang dikehendaki atau
permukaan yang tertera dalam gambar untuk dasar yang kuat kontraktor harus mengisi galian
yang terlalu dalam itu dengan bahan yang sama seperti yang ditentukan untuk pondasi dan bila
galian tersebut dibawah pondasi harus diurug keseluruhannya dengan pasir urug tanpa ada
penambahan biaya.
j. Quality control bahan dilakukan dengan mengambil sampel urugan sirtu dan mengirimkan sampel
tersebut untuk test bahan urugan di laboratorium lembaga independen.
1. Uraian
16
a) Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau penumpukan
tanah atau batu atau bahan lain dari jalan atau sekitarnya yang diperlukan untuk
penyelesaian dari pekerjaan dalam kontrak ini.
b) Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan saluran air dan selokan, untuk
formasi galian atau pondasi pia, gorong – gorong, pembuangan bahan longsoran, untuk
pengupasan dan pembuangan bahan perkerasan beraspal dan/atau perkerasan beton
pada perkerasan lama, dan umumnya untuk pembentukan profil dan penampang yang
sesuai dengan spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian dan penampang melintang
yang ditunjukkan dalam gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
c) Kecuali untuk keperluan pembayaran, ketentuan dari seksi ini berlaku untuk semua jenis
galian yang dilakukan sehubungan dengan kontrak dan pekerjaan galian dapat berupa :
i) Penggalian Tanah dengan Alat Berat
ii) Galian Tanah Biasa Untuk Konstruksi
iii) Galian Tanah Cadas (Aspal dan Rabatan Beton)
iv) Galian Tanah Lumpur
d) Pemanfaatan kembali bahan galian ini harus mendapat persetujuan terlebih dahulu oleh
Direksi Pekerjaan sebelum bahan ini dipandang cocok untuk proses daur ulang. Material
lama bekas galian harus diatu penggunaan/penempatannya oleh Direksi Pekerjaan.
2. Toleransi Dimensi
a. Pekerjaan galian tanah untuk top-bottom precast, plat injak, saluran atau struktur
abutment baik kedalamannya ataupun lebarnya dilaksanakan sesuai dengan yang tertera
pada gambar rencana, dan sudah mendapat persetujuan dari konsultan pengawas dan
direksi pekerjaan.
b. Kelandaian akhir, arah dan formasi sesudah galian tidak boleh bervariasi dari yang
ditentukan lebih tinggi dari 2 cm atau lebih rendah 3cm dari tiap titik.
c. Permukaan galian yang telah selesai yang terbuka terhadap aliran air permukaan harus
cukup rata dan harus memiliki cukup kemiringan untuk menjamin drainase yang bebas
dari permukaan ini tanpa terjadi genangan.
17
pembersihan, memasang patok – patok batas galian dan penggalian yang akan
dilaksanakan.
b. Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan metode kerja dan gambar
detil seluruh struktur sementara yang diusulkan atau yang diperintahkan untuk
digunakan, seperti penyokong (shoring), pengaku (bracing), kisdam (cofferdam), dinding
penahan rembesan (cutoff wall), dan sheet pile, dan gambar – gambar tersebut harus
memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum melaksanakan pekerjaan galian
yang akan dilindungi oleh struktur sementara yang diusulkan.
c. Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi Pekerjaan untuk setiap galian untuk tanah
dasar, formasi atau pondasi yang telah selesai dikerjakan, dan bahan landasan atau bahan
lainnya tidak boleh dihampar sebelum kedalaman galian, sifat dan kekerasan bahan
pondasi disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan.
d. Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan data tertulis tentang lokasi,
kondisi dan kuantitas pekerjaan aspal/beton yang akan dikupas atau digali. Pencatatan
pengukuran harus dilakukan setelah seluruh bahan perkerasan aspal/beton telah dikupas
atau digali.
e. Penyedia Jasa harus membuat request pekerjaan paling lambat 1 hari sebelum
pelaksanaan pekerjaan kepada Konsultan Pengawas dan Direksi Pekerjaan. Pelaksanaan
pekerjaan bisa dilaksanakan setelah request pelaksanaan pekerjaan sudah disetujui oleh
Konsultan Pengawas dan diketahui oleh Direksi Pekerjaan.
18
d. Peralatan berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau keperluan lainnya tidak
diijinkan berada atau beroperasi lebih dekat 1,5 meter dari tepi galian saluran atau galian
pondasi untuk struktur. Terkecuali bilamana struktur yang telah terpasang dalam ggalian
dan galian tersebut telah ditimbun kembali dengan bahan yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas dan Direksi Pekerjaan, dan telah dipadatkan.
e. Kisdam (cofferdam), dinding penahan rembesan (cut-off wall) atau cara lainnya untuk
mengalihkan air di daerah galian harus dirancang sebagaimana mestinya dan cukup kuat
untuk menjamin bahwa keruntuhan mendadak yang dapat membanjiri lokasi kerja
dengan cepat tidak akan terjadi.
f. Dalam setiap saat, bilamana pekerja atau orang lain ynag berada dalam lokasi galian dan
harus bekerja di bawah permukaan tanah, maka Penyedia Jasa harus menempatkan
seorang pengawas keamanan di lokasi kerja yang tugasnya hanya memantau keamanan
dan kemajuan. Sepanjang waktu penggalian, peralatan galian cadangan (yang belum
dipakai) serta perlengkapan P3K harus tersedia pada tempat kerja galian.
g. Semua galian terbuka harus diberi rambu peringatan dan penghalang (barikade) yang
cukup untuk mencegah pekerja atau orang lain terjatuh ke dalamnya, dan setiap galian
terbuka pada lokasi jalur lalu lintas maupun lokasi bahu jalan harus diberi rambu
tambahan pada malam hari dan disertai lampu merah atau kuning guna menjamin
keselamatan para pengguna jalan, sesuai dengan yang diperintahkan Direksi Pekerjaan.
5. Jadwal Kerja
a. Perluasan setiap galian terbuka pada setiap operasi harus dibatasi sepadan dengan
pemeliharaan permukaan galian agar tetap dalam kondisi yang baik, dengan
mempertimbangkan akibat dari pengeringan, perendaman akibat hujan dan gangguan
dari pelaksanaan pekerjaan berikutnya.
b. Galian saluran atau galian lainnya yang memotong jalan yang terbuka untuk lalu lintas
harus dilakukan dengan pelaksanaan setengah badan jalan sehingga jalan tetap terbuka
untuk lalu lintas pada setiap saat.
c. Bilamana lalu lintas pada jalan terganggu karena pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa
harus mendapatkan persetujuan dari pihak yang berwenang dan juga dari Konsulta
Pengawas dan Direksi Pekerjaan.
19
Seluruh galian harus diajaga agar bebas dari air dan Penyedia Jasa harus menyediakan
semua bahan, perlengkapan dan pekerja yang diperlukan untuk pengeringan (pemompaan),
pengalihan aliran air, dan pembuatan drainase sementara, dinding penahan rembesan (cut-off
wall), dan kisdam (cofferdam). Pompa siap pakai di lapangan harus senantiasa dipeliara
sepanjang waktu dan mempersiapkan pompa cadangan jika pompa utama rusak atau tidak bisa
digunakan, untuk menjamin bahwa tak akan terjadi gangguan dalam pengeringan dengan
pompa.
i) Lokasi galian dengan garis dan ketinggian akhir yang melebihi garis dan ketinggian yang
ditunjukkan dalam gambar atau sebagaimana yang diperintahkan Konsultan Pengawas
dan Direksi Pekerjaan harus digali lebih lanjut sampai memenuhi toleransi yang
disyaratkan.
ii) Lokasi dengan penggalian yang melebihi garis dan ketinggian yang ditunjukkan dalam
gambar atau sebagaimana yang diperintahkan Konsultan Pengawas dan Direksi Pekerjaan,
atau lokasi yang mengalami kerusakan, harus ditimbun kembali dengan bahan timbunan
pilihan atau lapis pondasi agregat sebagaimana yang diperintahkan Konsultan Pengawas
dan Direksi Pekerjaan.
iii) Galian pada perkerasan lama dengan dimensi dan kedalaman melebihi yang telah
ditetapkan, harus diisi kembali dengan menggunakan bahan yang sama dengan
perkerasan lama sampai dimensi dan kedalaman yang ditetapkan Konsultan Pengawas
dan Direksi Pekerjaan.
20
9. Pengunaan dan Pembuangan Bahan Galian
a. Semua bahan galian yang dapat dipakai dalam batas – batas dan lingkup kegiatan
bilamana memungkinakn harus digunakan secara efektif untuk formasi timbunan atau
penimbunan kembali.
b. Bahan galian yang mengandung tanah yang sangat organik, tanah gambut, lumpur,
sejumlah besar akar atau bahan tumbuhan lainnya dan tanah kompresif yang menurut
pendapat Konsultan Pengawas dan Direksi Pekerjaan akan menyulitkan pemadatan bahan
di atasnya atau yang mengakibatkan setiap kegagalan atau penurunan (settlement)yang
tidak dikehendaki, harus diklasifikasikan sebagai bahan yang tidak memenuhi syarat untuk
digunakan sebagai timbunan dalam pekerjaan permanen.
c. Setiap bahan galian yang melebihi kebutuhan timbunan atau tiap bahan galian yang tidak
disetujui Konsultan Pengawas dan Direksi Pekerjaan untuk digunakan sebagai bahan
timbunan, harus dibuang oleh Penyedia Jasa di luar lokasi pekerjaan, atau lokasi yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
d. Penyedia Jasa harus beranggungjawab terhadap seluruh pengaturan dan biaya yang
diperlukan untuk pmbuangan bahan galian yang tidak terpakai atau yang tidak memenuhi
syarat untuk bahan timbunan, termasuk pembuangan bahan galian, pengangkutan hasil
galian ke tempat pembuangan dan perolehan ijin dari pemilik atau penyewa tanah
dimana pembuangan galian tersebut akan dilakukan.
e. Bahan hasil galian tidak boleh diletakkan di daerah aliran air agar tidak mengganggu aliran
air dan tidak merusak efisiensi atau kinerja dari struktur. Tidak ada bahan hasil galian yang
boleh ditumpuk sedemikian hingga membahayakan seluruh maupun sebagian dari
pekerjaan struktur yang telah selesai.
21
c. Setiap bahan galian yang masih berada dalam saluran air harus dibuang seluruhnya
setelah pekerjaan berakhir sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu aliran air.
a. Galian di luar garis yang ditunjukkan dadlam profil dan penampang melintang yang
disetujui tidak akan dimasukkan dalam volume yang diukur untuk pembayaran
kecuali bilamana :
22
i) Galian yang diperlukan untuk membuang bahan yang lunak atau tidak
memenui syarat seperti yang disyaratkan dalam Pasal 11.b diatas, atau
untuk membuang batu atau bahan keras lainnya seperti yang disyaratkan
dalam Pasal 11.c diatas:
ii) Pekerjaan tambah sebagai akibat dari longsoran lereng galian yang
sebelumnya telah diterima oleh Direksi Pekerjaan secara tertulis asalkan
tindakan atau metode kerja Penyedia Jasa yang tidak sesuai dengan
spesifikasi ini tidak memberikan kontribusi yang penting terhadap
kelongsoran tersebut.
b. Pekerjaan galian untuk saluran drainase sementara.tidak akan diukur dalam
pembayaran.
c. Galian untuk pengembalian kondisi bahu jalan dan pekerjaan minor lainnya.
d. Galian yang diperlukan untuk pekerjaan pemeliharaan rutin .
2. Pengukuran Galian untuk Pembayaran
a. Pekerjaan galian di luar ketentian seperti di atas harus diukur untuk pembayaran
sebagai pembayaran dalam meter kubik bahan yang dipindahkan. Faktor
penyesuaian berikut ini harus digunakan untuk menghitung kuantitas setara untuk
timbunan.Dasar perhitungan kuantitas galian ini haruslah gambar penampang
melintang profil tanah asli sebelum digali yang telah disetujui dan gambar
pekerjaan galian akhir dengan garis, kelandaian dan elevasi yang disyaratkan atau
diterima. Metode perhitungan haruslah metode luas ujung rata – rata,
menggunakan penampang melintang pekerjaan secara umum dengan jarak tidak
lebih dari 25 meter atau dengan jarak 50 meter untuk medan yang datar.
b. Pekerjaan galian struktur yang diukur adalah volume yang dibatasi oleh bidang –
bidang berikut:
- Bidang atas adalah bidang horisontal seluas bidang dasar pondasi yang
melalui titik terendh dari tanah asli. Di atas bidang horisontal ini galian
tanah diperhitungkan sebagai galian biasa.
- Bidang bawah adalah bidang dasar pondasi.
- Bidang tegak adalah bidang vertikal pondasi
Pengukuran volume tidak diperhitungkan di luar bidang – bidang yang diuraikan di
atas atau sebagai pengembangan tanah selama pemancangan, tambahan galian
karena kelongsoran, bergeser, runtuh atau karena sebab – sebab lain.
c. Galian bahan, tanah gambut, tanah organik, tanah lunak, tanah ekspansif, tanah
tergumpal dan tanah dengan daya dukung sedang, jika tidak disebutkan lain dalam
pasal – pasal yang sebelumnya harus diukur untuk pembayaran sebagai Galian
Biasa.
23
3. Dasar Pembayaran
Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan diatas, akan dibayar menurut
satuan pengukuran dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan harga
untuk masing – masing Mata Pembayaran yang terdaftar di Daftar Penawaran. Dimana
harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan
termasuk kisdam, penyokong, pengaku, sheet pile, dan pekerjaan yang berkaitan, dan
biaya yang diperlukan dalam nelakasanakan pekerjaan galian dan pembuangan bahan
galian sebagaimana diuraikan dalam spesifikasi galian.
Uraian Satuan
Pengukuran
4. Dasar Pembayaran
Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, semua struktur
sementaraseperti kisdam (cofferdam), atau penyokong (shorung), dan pengaku (bracing)
harus dibongkar oleh Penyedia Jasa setelah struktur permanen atau pekerjaan lainnya
selesai. Pembongkaran harus dilakukan sedemikian sehingga tidak mengganggu atau
merusak struktur atau formasi yang telah selesai.
a. Pekerjaan ini mencakup penggalian, pembuangan tanah atau material lain bila ada dari tempat
kerja atau sekitarnya yang perlu, pelaksanaan pekerjaan berjalan setelah terpasangnya
bowplank dalam hal ini penentuan kedalaman galian.
24
b. Pekerjaan galian pada perkerasan aspal dengan menggunakan mesin Cold Milling atau dengan
alat bantu lainnya dengan perusakan sedikit mungkin terhadap material diatas atau dibawah
batas galian yang ditentukan, atau menggunakan alat lain yang telah disetujui Konsultan
Pengawas dan Direksi Pekerjaan yang sesuai dengan analisa dalam item pekerjaan di daftar
penawaran.
c. Bilamana material pada permukaan dasar hasil galian terlepas atau rusak akibat dari
pelaksanaan penggalian tersebut, maka material yang rusak atau terlepas tersebut harus
dipadatkan dengan merata atau dibuang seluruhnya dan diganti dengan material yang sesuai.
d. Setiap lubang pada permukaan dasar galian harus diisi dengan material yang sesuai lalu
dipadatkan dengan merata.
e. Pekerjaan galian pada perkerasan aspal yang ada tanpa menggunakan mesin Cold Milling,
material yang terdapat pada permukaan dasar galian, material yang lepas, lunak atau tergumpal
atau hal-hal lain yang tidak memenuhi syarat, maka material tersebut harus dipadatkan dengan
merata atau dibuang seluruhnya dan diganti dengan material yang sesuai.
1. Umum
Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah atau
bahan berbutir yang disetujui untuk pekerjaan urugan, untuk pekerjaan urugan galian badan jalan,
urugan saluran atau struktur dan untuk urugan umum yang diperlukan untuk membentuk dimensi
urugan sesuai dengan garis kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan atau
disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Direksi Pekerjaan.
2. Toleransi Dimensi
1. Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi dari 2 cm atau
lebih rendah 3 cm dari yang ditentukan atau disetujui..
2. Seluruh permukaan akhir urugan yang terekspos harus cukup rata dan harus memiliki
kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air permukaan yang bebas
Untuk setiap urugan yang akan dibayar menerut ketentuan dari spesifikasi ini, Penyedia Jasa
harus menyerahkan pengajuan kesiapan di bawah ini kepada Direksi Pekerjaan sebelum setiap
persetujuan untuk memulai pekerjaan disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Direksi Pekerjaan :
25
i) Gambar detil penampang melintang yang menunjukkan permukaan yang telah
dipersiapkan untuk penghamparan urugan.
ii) Contoh masing – masing material urugan .
iii) Request pelaksanaan pekerjaan paling lambat 1 (satu) hari sebelum pekerjaan akan
dilaksanakan.
4. Perbaikan Terhadap Urugan yang Tidak Memenuhi Ketentuan atau Tidak Stabil
1. Urugan akhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui
atau toleransi permukaan yang disyaratkan dalam Pasal III.3.b harus diperbaiki dengan
menggemburkan permukaannya dan membuang atau menambah bahan sebagaimana
yang diperlukan dan dilanjutkan dengan pembentukan kembali dan pemadatan kembali.
2. Perbaikan urugan yang tidak memenuhi kepadatan atau ketentuan sifat-sifat bahan dari
spesifikasi ini haruslah seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan dapat
meliputi pemadatan tambahan, penggemburan yang diikuti dengan penyesuaian kadar air
dan pemadatan kembali, atau pembuangan dan penggantian bahan.
3. Perbaikan urugan yang rusak akibat gerusan banjir atau menjadi lembek karena terlalu
basah harus diperbaiki dengan menggaru bahan tersebut dengan penggunaan motor
grader atau alat lainnya secara berulang-ulang dengan selang waktu istirahat selama
penanganan, dalam cuaca cerah. Alternatif lain, bilaman pengeringan yang memadai tidak
dapat dicapai dengan menggaru dan membiarkan bahan gembur tersebut, Direksi
Pekerjaan dapat memerintahkan agar bahan tersebut dikeluarkan dari pekerjaan dan
diganti dengan bahan kering yang lebih sesuai.
1. Bahan :
Bahan yang digunakan sebagai urugan adalah tanah dari hasil galian tanah konstruksi.
2. Mutu Bahan
Tanah yang digunakan adalah tanah yang telah dipilih yang bebas dari lumpur dan tidak berair.
3. Prosedur Pelaksanaan
Pekerjaan urugan tanah kembali tidak boleh dilakukan sebelum pekerjaan pasangan batu
kali atau pekerjaan pasangan saluran telah diselesaikan dan diperiksa serta disetujui oleh Direksi.
Penimbunan dilakukan mendatar lapis demi lapis yang dipadatkan dengan menggunakan
peralatan pemadat. Urugan dilakukan dengan tenaga manusia.
26
1. Bahan :
Bahan yang digunakan sebagai urugan adalah Sirtu Padat
2. Mutu Bahan
Sirtu yang digunakan adalah yang telah dipilih yang bebas dari lumpur dan tidak berair.
3. Prosedur Pelaksanaan
Penimbunan dilakukan mendatar lapis demi lapis yang dipadatkan dengan menggunakan
peralatan pemadat seperti Stampper dan urugan di pasang pada dasar box dan samping box.
Urugan dilakukan dengan tenaga manusia.
1. Bahan :
Bahan yang digunakan sebagai urugan adalah Pasir Urug
2. Mutu Bahan
Pasir yang digunakan adalah yang telah dipilih yang bebas dari lumpur dan tidak berair.
3. Prosedur Pelaksanaan
Penimbunan dilakukan mendatar lapis demi lapis yang dipadatkan dengan menggunakan
peralatan pemadat seperti yang tercantum pada RAB. Urugan dilakukan dengan tenaga manusia.
1. Bahan :
Bahan yang digunakan sebagai urugan adalah Sirtu Padat
2. Mutu Bahan
Sirtu yang digunakan adalah yang telah dipilih yang bebas dari lumpur dan tidak berair.
3. Prosedur Pelaksanaan
Penimbunan dilakukan mendatar lapis demi lapis yang dipadatkan dengan menggunakan
peralatan pemadat dengan alat berat seperti Vibro Roller dan urugan di pasang pada tanah dasar
untuk pekerjaan jalan baru ataupun pekerjaan pemeliharaan jalan. Urugan dilakukan harus
dengan alat berat agar hasil mencapai sesuai dengan rencana.
27
SUB BAB II.4
ANGKUTAN TANAH KELUAR PROYEK
1. Alat transportasi yang digunakan untuk mengangkut tanah sisa galian adalah Dump Truk dengan
kapasitas muat sesuai analisa RAB atau bila kondisi jalan / area yang tidak memungkinkan bisa
menggunakan kendaraan kecil dengan seijin pengawas lapangan
2. Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi setiap kali akan mengadakan pengangkutan
material sisa galian keluar proyek, serta harus mencatat berapa m3 volume dari material yang
telah diangkut setiap ada pekerjaan pengangkutan.
BAB III
PEKERJAAN PENERANGAN JALAN
28
SUB BAB III.1
PJU
a. Pekerjaan Pendahuluan
1. Sarana Bekerja
Menempatkan tenaga kerja/tenaga ahli yang cukup memadai sesuai dengan pekerjaan
yang akan dilaksanakan
Menyediakan alat-alat dan bahan-bahan dengan jumlah yang cukup sesuai kebutuhan
dilapangan
Sebelum memulai pekerjaan dan pelaksanaan tiap tahapan pekerjaan berikutnya,
kontraktor harus mendapat izin dari petugas monitoring pelaksanaan pekerjaan
2. Pekerjaan Persiapan
Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor harus membuat dan menyiapkan antara lain:
Kontraktor harus bersedia bekerja over time baik siang maupun malam hari
Kontraktor harus membuat foto dokumentasi saat sebelum,selama dan setelah selesainya
pekerjaan (prestasi fisik 0%, 50% dan 100%), masing-masing rangkap 3(tiga)
Harus melakukan pengukuran dilapangan dan survei pemasangan APP
Kontraktor diwajibkan membuat rambu-rambu pengaman saat melaksanakan pekerjaan
sehingga dapat memperlancarjalannya pekerjaan
Armatur lengkap dan panel PJU sebelum dipasang ditunjukkan dan diverifikasi terlebih
dahulu ke konsultan pengawas dan direksi pekerjaan
Pekerjaan pembongkaran tiang, ornamen, panel, dan kabel instalasi lama dilakukan
dengan jumlah dan titik/lokasi sesuai gambar perencanaan atau petunjuk petugas
monitoring pelaksanaan pekerjaan
Proses pembongkaran agar dilakukan dengan hati-hati.
Bekas bongkaran tiang, ornamen, panel, dan kabel instalasi lama harus diangkut ke
gudang Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hiajau Kota Surabaya
29
Pengukuran dan penentuan titik di lapangan dilaksanakan oleh kontraktor berdasarkan
gambar dan syarat-syarat yang telah disetujui oleh konsultan pengawas dan direksi pekerjaan.
Selanjutnya titik yang telah ditentukan tersebut dijadikan pedoman untuk melaksanakan
pekerjaan.
Pekerjaan pondasi ini ukurannya disesuaikan dengan gambar dan dilakukan dengan spesi
1pc : 2ps : 3kr, pengadukan menggunakan molen dan pengecoran disertai alat penggetar agar
menghasilkan cetakan beton yang baik. Pondasi sistem flenders menggunakan besi/angker
(sesuai gambar). Bidang pondasi yang terlihat di permukaan tanah diplester halus dan rapi.
Dilengkapi dengan arde (grounding) yang pemasangannya sesuai gambar.
Pekerjaan Strous
Strous terbuat dari beton cor 1pc : 2ps : 3kr, strous ø 30 cm, kedalaman 2 m dari
permukaan. Tulangan pokok ø 10 mm sebanyak 8 buah, diperpanjang 2 m dan dibengkok pada
ujungnya, begel spiral menggunakan besi ø 10 mm (sesuai gambar). Dilengkapi dengan arde
(grounding) yang pemasangannya sesuai gambar.
Menggunakan pipa galvanis medium A ukuran 5”, 4”, 3”, 2”, dan ketebalan pipa galvanis antara
2.8 mm s/d 3.3 mm serta dilakukan pengecatan warna silver. Bentuk tiang decorative sesuai
dengan gambar perencanaan.
Bentuk tiang decorative sesuai dengan gambar perencanaan, dengan dilakukan pengecatan
dengan warna silver
30
Tiang dilengkapi dengan logo Surabaya dan flendes ukuran 40 x 40 cm tebal 19 mm (sesuai
gambar)
Detail tiang sesuai gambar perencanaan dan disertai dengan surat pernyataan
pertanggungjawaban mutlak kesesuaian spesifikasi teknis dari kontraktor dan pembuat tiang
Penyambungan tiang PJU dengan flendes hanya menggunakan metode pengelasan argon/TIG
dengan pekerja yang bersertifikat
1. Umum
31
Garansi penggantian (replacement) armatur ini secara sistem (keseluruhan) termasuk
rumah lampu/housing, modul LED, dan driver berlangsung selama 5 tahun dan disertai
dengan surat pernyataan dari principal dan kontraktor bahwa garansi penggantian
(replacement) secara sistem termasuk komponen-komponen di dalamnya berlangsung
selama 5 tahun
Kontraktor melampirkan sertifikat EMC Testing, EN 61547:2009, yang dikeluarkan oleh
Badan Sertifikasi
Kontraktor melampirkan Uji Sistem Luminaire untuk LED Chips dan LED Driver yang
dikeluarkan oleh Badan Sertifikasi
Kontraktor harus menyertakan hasil uji laboratium independen terkait elektrikal armatur
yang hasil ujinya memuat nilai Power Consumption, Power Factor, dan Total Harmonic
Distortion untuk arus
Setiap armatur harus dilengkapi nomor sesuai dengan nomor urut yang tertera pada
gambar perencanaan. Nomor menggunakan cat oranye, tinggi ukuran tulisan 10 cm, lebar
tulisan 2 cm, dan jenis huruf menggunakan huruf arial, serta tulisan harus jelas dibaca
Penutup optikal lampu harus terbuat dari clear glass temperet polos, tahan terhadap
panas dan sinar ultraviolet yang disebabkan oleh pengaruh lampu dan matahari sehingga tidak
berubah bentuk maupun warnanya menjadi kekuning-kuningan.
Desain sistem optikal lampu harus sudah memuat sebuah reflector terpisah atau unit
reflector bukan merupakan bagian dari badan armatur/rumah lampu. Reflector terbuat dari
bahan aluminium murni andonized. Reflector harus mempunyai ketahanan terhadap lingkungan
(korosi)
Panel lampu PJU dipasang terdiri dari box plat baja tebal 2 mm, dengan ukuran sesuai gambar
perencanaan, yang didalamnya berisi peralatan/perangkat keras dan perangkat lunak untuk aliran listrik
dan pengaturan waktu penyalaan PJU. Magnetic contactor untuk daya 2.200 VA, 3.500 VA, 4.400 VA,
dan 5.500 VA, time switch (Sul 181 h/Sul 181 d), MCB iC60N atau yang setara. Untuk panel tempat KWH
meter sesuai gambar perencanaan. Panel tersebut dipasang pada salah satu tiang PLN atau PJU yang
harus dapat melayani seluruh kebutuhan pengaturan (untuk menyalakan dan mematikan) dari lampu
PJU yang dipasang, serta memenuhi standar kualitas yang diisyaratkan. Pemasangan panel lampu yang
32
dilaksanakan sesuai dengan lokasi penempatan dalam gambar dan petunjuk petugas monitoring
pelaksanaan pekerjaan pada waktu pelaksanaan.
Kontraktor harus memasang arde (grounding) pada setiap panel dan setiap tiang lampu penerangan
1. Umum
Arde (grounding) yang dipasang di setiap panel, terdiri dari besi AS lapis tembaga ø 16
mm dan kabel grounding 10 mm. Besi AS lapis tembaga ø 16 mm dipasang secara vertical
didalam tanah dengan kedalaman sesuai gambar sedangkan kabel grounding 10 mm
dipasang vertikal diatas tanah menghubingkan besi AS lapis tembaga dengan panel
(pemasangan sesuai gambar). Arde (grounding) yang terlihat supaya diamankan dengan
menggunakan pipa PVC ukuran ½” warna putih (sesuai gambar).
Arde (grounding) yang dipasang di setiap tiang yang berpondasi, terdiri dari besi AS lapis
tembaga ø 16 mm dan kabel grounding 10 mm. Besi AS lapis tembaga dipasang secara
vertikal didalam pondasi dengan kedalaman sesuai gambar sedangkan kabel grounding 10
mm dipasang vertikal ke atas menghubungkan besi AS lapis tembaga dengan terminal
tiang (pemasangan sesuai gambar)
Arde (grounding) yang dipasang di setiap tiang tanam, terdiri dari besi AS lapis tembaga ø
16 mm yang dipasang secara vertikal didalam tanah disebelah tiang dengan kedalaman
sesuai gambar, dengan ujung bagian atas tanah dihubungkan ke tiang (sesuai gambar)
33
h. Pengukuran Tahanan Isolasi
Sebelum lampu difungsikan kontraktor harus melaksanakan tes terhadap tahanan isolasi kabel
(merger) agar diperoleh isolasi yang baik.
Sambungan Penghantar dengan sistem Under groun cabel (kabel tanah ) bisa dengan cara
disolder,diterminal , dipres atau cara lain yang sederajat dan dimasukan dalam kotak sambung
( mof )
Penghantar aluminium tidak boleh dihubungkan dengan terminal dari kuningan atau logam lain
berkadar tembaga tinggi, kecuali bila terminal itu telah diberi lapisan yang tepat atau telah
diambil tindakan lain untuk mencegah korosi.
Yang dimaksud Penyambungan Daya dan Penambahan daya adalah pengurusan oleh kontraktor
mulai dari ijin sampai terpasangnya KWH meter dan terbitnya nomor pelanggan dari PLN, termasuk
aliran listrik pada instalasi Penerangan Jalan Umum (PJU). Sedangkan penambahan daya adalah
pengurusan tambah daya oleh kontraktor hingga terpasangnya daya yang baru dan aliran listrik pada
instalasi PJU tetap terjaga dengan baik.
34
Bilamana sampai terjadi kecelakaan sebagai akibat pelaksanaan dilapangan, hal tersebut
sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor
Pengadaan Alat-alat Kerja dan Keselamatan Kerja
Semua alat/peralatan untuk melaksanakan pekerjaan dan alat untuk keselamatan pekerja
sepenuhnya menjadi tanggung jawab pihak kontraktor antara lain:
Sabuk pengaman dalam jumlah yang cukup dan baik
Sarung tangan untuk pengaman tegangan listrik
Tangga dan alat kerja lainnya
Apabila titik yang disepakati terkena utilitas lain maka PJU dapat digeser atau dilakukan
pabrikasi ulang untuk penyesuaian di lokasi sesuai dengan standart yang ada
Bilamana terdapat timbunan tanah bekas galian pekerjaan agar secepatnya diangkat keluar dari
lokasi pekerjaan dengan memberitahukan kepada petugas monitoring pelaksanaan pekerjaan terlebih
dahulu. Pelaksanaan pengangkatan (keluar lokasi pekerjaan) harus sedemikian hingga tidak
mengganggu kelancaran lalu lintas dan tidak terjadi ceceran tanah dijalan aspal. Sebelum diadakan
serah terima pertama pekerjaan, kontraktor diwajibkan untuk membersihkan lokasi pekerjaan dari sisa
bahan dan kotoran akibat pelaksanaan pekerjaan.
m. Foto Dokumentasi
Foto-foto yang memperlihatkan kemajuan pekerjaan, ciri-ciri tertentu dari pekerjaan, peralatan
atau hal-hal yang menarik perhatian lainnya sehubungan dengan pekerjaan atau lingkungannya harus
dibuat sedikitnya tiga kali, yakni:
Foto-foto ini harus dilakukan sedikitnya dari tiga posisi (depan, belakang, samping), serta pada
posisi yang sama untuk masing-masing kejadian. Biaya foto-foto tersebut harus ditanggung oleh
kontraktor dan harus dianggap termasuk dalam over head yang disajikan dalam Daftar Pengajuan Biaya.
n. Pemeliharaan Pekerjaan
Selama pemeliharaan hasil pekerjaan di lokasi tersebut, kontraktor diwajibkan tetap mengawasi
pekerjaan tersebut selama masa pemeliharaan pekerjaan sampai serah terima kedua antara lain:
35
Keamanan dan penjagaan
Penyempurnaan dan pemeliharaan
Pembersihan
Serta membuat laporan pekerjaan perbaikan bila ada bangunan yang rusak dan laporan tersebut
dibuat dengan persetujuan/diketahui pihak direksi pekerjaan dan konsultan pengawas
Bilamana terjadi kerusakan pada utilitas milik Pemerintah Kota Surabaya atau instansi lain yang
terdapat di lokasi pekerjaan termasuk didalamnya adalah:
BAB IV
PEKERJAAN LANTAI PEDESTRIAN DAN JALAN
36
SUB BAB IV.1
GRANITE
a. Umum
Pekerjaan lantai Granite tile, bisa dilaksanakan diatas lapisan konstruksi beton bertulang
yang sudah memenuhi syarat pengeringan, dan selanjutnya pemasangan bekisting bisa
dilaksanakan sesuai dengan pola yang direncanakan. Pada saat pemasangan Granite Tile sebagai
lapis atas, maka lapis permukaan Beton (lapis bawah) harus dalam kondisi kering dan bersih.
Didalam pelaksanaan pekerjaan lapis permukaan berwarna, Granite tile, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan antara lain :
b. Bahan
1. Semen
Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton haruslah jenis semen portland
yang memenuhi AASHTO M85 kecuali jenis IA, IIA, IIIA dan IV. Terkecuali
diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, bahan tambahan (aditif) yang dapat
menghasilkan gelembung udara dalam campuran tidak boleh digunakan.
Terkecuali diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, hanya satu merk semen
portland yang dapat digunakan di dalam proyek.
2. Air
Air yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan, atau pemakaian
lainnya harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti
minyak, garam, asam, basa, gula atau organik. Air akan diuji sesuai
dengan; dan harus memenuhi ketentuan dalam AASHTO T26. Air yang
diketahui dapat diminum dapat digunakan tanpa pengujian. Bilamana
timbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan pengujian air
seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan
perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen + pasir dengan Memakai air
yang diusulkan dan dengan memakai air suling atau minum. Air yang
diusulkan dapat digunakan bilamana kuat tekan mortar dengan air tersebut
pada umur 7 hari dan 28 hari minimum 90 % kuat tekan mortar dengan air
suling atau minum pada periode perawatan yang sama.
3. Granite Tile
Granite Tile yang digunakan untuk pekerjaan ini haruslah memenuhi hal-hal
sebagai berikut :
37
Daya tahan terhadap abrasi :-
Toleransi Ukuran : 0.4 %
Modulus Rupture : Min 450 Kg/cm2
Penyerapan Air : < 0.4 %
Suhu Pembakaran :-
Toleransi Ketebalan : 4 % dari 0.8 cm
Daya Tahan Terhadap Permukaan :-
Permukaan : Tidak Berglazur
Daya Tahan Terhadap Permukaan : Homogen dari atas sampai
bawah (bukan printing)
Ukuran Porceline tile : 30x30 cm
4. Pasir Pasang
Pasir Pasang yang dipakai adalah :
a. Pasir tersebut terdiri dari butir –butir yang bersih dari segala kotoran.
b. Pasir tersebut tidak mengandung lempung atau unsur organik atau non
organic lainnya.
c. Warna hitam pekat
c. Pengeringan
Lapis permukaan/lapis atas Granite Tile setelah selesai pelaksanaan pekerjaan harus
dijaga diberi batasan sedemikian rupa, sehingga tidak bisa dilalui/diinjak. Cacat / kerusakan
pada lapis permukaan akan memerlukan metode perbaikan secara khusus sehingga hasil
perbaikan yang didapat, tidak menimbulkan perbedaan bentuk ataupun perbedaan warna.
Pengeringan, jangka waktu pengeringan memerlukan periode waktu min 14 hari untuk bisa
dilalui / dibuka.
38
pelengkap lainnya yang diperlukan untuk mencapai mutu yang disyaratkan
untuk pekerjaan beton.
3. Dasar Pembayaran
Kuantitas yang diterima dari pekerjaan Granite Tile sebagaimana yang disyaratkan
di atas, akan dibayar pada Harga Kontrak untuk Mata Pembayaran dan
menggunakan satuan pengukuran yang ditunjukkan di bawah dan dalam
Daftar Kuantitas.
Harga dan pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk seluruh
penyediaan dan pemasangan seluruh bahan yang tidak dibayar dalam Mata
Pembayaran lain.
1. Umum
Untuk Spesifikasi Secara Umum sudah di jelaskan pada SUB BAB IV.2 Tentang Pekerjaan
Granite Tile Kasar (Warna).
39
Awal pemasangan lantai pada rencana pedestrian dan kemana sisa ukuran harus
ditentukan, harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Pengawas sebelum pekerjaan
pemasangan dimulai.
Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar harus benar-benar lurus.
Siar arah horizontal pada lantai yang berbeda ketinggian harus merupakan satu garis
lurus.
Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar/nat sebesar ±3 mm setiap
perpotongan siar harus membentuk dua garis tegak lurus dan harus diisi dengan bahan
supergrout.
Siar-siar keramik diisi dengan bahan pengisi siar sehingga membentuk setengah lingkaran
seperti yang disebutkan dalam persyaratan bahan dan warnanya akan ditentukan
kemudian.
Pembersihan permukaan ubin dari sisa-sisa adukan semen hanya boleh dilakukan dengan
menggunakan cairan pembersih untuk keramik seperti "Porstex" buatan lokal atau
sejenis.
1. Umum
Pekerjaan ini digunakan untuk membantu memfasilitasi para penyandang
disabilitas.Pekerjaan Pasangan Stoper granite ini bisa dilaksanakan diatas lapisan konstruksi
beton bertulang yang sudah memenuhi syarat pengeringan, dan selanjutnya pemasangan bisa
dilaksanakan sesuai dengan pola yang direncanakan. Pada saat pemasangan stopper, maka
lapis permukaan Beton (lapis bawah) harus dalam kondisi kering dan bersih. Didalam
pelaksanaan pekerjaan Stoper granite ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :
1.1 Bahan
a. Semen
Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton haruslah jenis semen
portland yang memenuhi AASHTO M85 kecuali jenis IA, IIA, IIIA dan IV.
Terkecuali diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, bahan tambahan (aditif) yang
dapat menghasilkan gelembung udara dalam campuran tidak boleh digunakan.
Terkecuali diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, hanya satu merk semen
portland yang dapat digunakan di dalam proyek.
40
b. Air
Air yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan, atau pemakaian
lainnya harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti
minyak, garam, asam, basa, gula atau organik. Air akan diuji sesuai
dengan; dan harus memenuhi ketentuan dalam AASHTO T26. Air yang
diketahui dapat diminum dapat digunakan tanpa pengujian. Bilamana
timbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan pengujian air
seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan
perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen + pasir dengan memakai air
yang diusulkan dan dengan memakai air suling atau minum. Air yang
diusulkan dapat digunakan bilamana kuat tekan mortar dengan air tersebut
pada umur 7 hari dan 28 hari minimum 90 % kuat tekan mortar dengan air
suling atau minum pada periode perawatan yang sama.
c. Material
Bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah merupakan keramikyang
sudah dihaluskan dan dibuatkan alur dan berpola sesuai gambar rencana dan
haruslah memenuhi hal-hal sebagai berikut :
1.2 Pengeringan
Pasangan Stoper granite setelah selesai pelaksanaan pekerjaan harus dijaga diberi batasan
sedemikian rupa, sehingga tidak bisa dilalui/diinjak. Cacat / kerusakan pada lapis permukaan akan
memerlukan metode perbaikan secara khusus sehingga hasil perbaikan yang didapat, tidak
menimbulkan perbedaan bentuk ataupun perbedaan warna. Pengeringan, jangka waktu pengeringan
memerlukan periode waktu min 14 hari untuk bisa dilalui / dibuka.
41
Pasangan Stoper granite akan diukur dengan jumlah luas pekerjaan yang digunakan dan
diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar atau yang diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan.
b. Dasar Pembayaran
Kuantitas yang diterima dari pekerjaan Pasangan Stoper granite sebagaimana yang
disyaratkan di atas, akan dibayar pada Harga Kontrak untuk Mata Pembayaran dan
menggunakan satuan pengukuran yang ditunjukkan di bawah dan dalam Daftar
Kuantitas. Harga dan pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk seluruh
penyediaan dan pemasangan seluruh bahan yang tidak dibayar dalam Mata Pembayaran
lain.
2. Pemasangan
Kerb harus dipasang dengan teliti sesuai dengan detil, garis dan elevasi yang ditunjukkan
dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Setiap kerb
yang akan dipasang pada suatu kurva dengan radius kurang dari 20 meter harus dibuat dengan
menggunakan cetakan lengkung atau unit-unit pracetak yang melengkung.
3. Sambungan
42
Unit-unit kerb dan jenis-jenis pracetak lainnya harus dipasang dengan sambungan
yang serapat mungkin.
4. Penimbunan Kembali
Setelah suatu pekerjaan beton yang dicor di tempat mengeras dan unit-unit kerb telah
dipasang sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, maka setiap lubang galian
yang tersisa harus ditimbun kembali dengan bahan yang disetujui. Bahan ini harus diisi dan
dipadatkan sampai merata dalam lapisan-lapisan yang tidak melebihi ketebalan 15 cm. Semua
celah di antara kerb baru dan tepi perkerasan yang ada harus diisi kembali dengan jenis
campuran aspal yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan, kecuali dalam Gambar telah ditunjukkan
dengan jelas bahwa pengisian kembali ini tidak diperlukan.
6. Kuat Tekan
Kuat tekan rata - rata tidak boleh kurang dari 350 Kg/Cm2 dan jumlah sample untuk 250
m’ adalah minimal 3 buah.
7. Bentuk
Bahan yang dipakai adalah Curbing dengan panjang 50 cm dengan dimensi 20 x 30 x 50
cm atau yang setara dan sesuai dengan gambar kerja, dengan ukuran sesuai dengan spesifikasi
hasil pabrikan. Bahan yang digunakan untuk kerb adalah bahan khusus buatan pabrik.
43
SUB BAB IV.4.
SPESI 1PC : 2PS T=3 CM
1. Umum
1. Pekerjaan ini mencakup pembuatan spesi yang ditunjukan pada gambar atau seperti yang
diperintahkan oleh Direksi.
2. Ukuran/dimensi pasangan, elevasi serta kelandaian sesuai dengan gambar rencana.
2. Bahan – Bahan :
1. Semen PC 50 Kg
2. Pasir Pasang
3. Air Bersih
3. Mutu Bahan
1. Semen PC 50 Kg
Semen yang digunakan adalah :
a. Jenis Portland Cement (PC) produksi dalam negeri yang memenuhi persyaratan
yang berlaku di Indonesia.
b. Semen tidak boleh disimpan terlalu lama dan yang telah menggumpal atau
membatu tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan.
c. Penyimpanan harus mengikuti spesifikasi serta diletakkan sedemikian rupa
sehingga mudah untuk diperiksa dan diambil.
2. Pasir Pasang
Pasir Pasang yang dipakai adalah :
a. Pasir tersebut terdiri dari butir –butir yang bersih dari segala kotoran.
b. Pasir tersebut tidak mengandung lempung atau unsur organik atau non organic
lainnya.
c. Warna hitam pekat
3. Air
Air yang digunakan dalam campuran harus bersih, bebas dari benda – benda yang
menggangu seperti minyak, garam, asam, basa, busa, gula atau organic lainnya. Air yang
diketahui dapat diminum juga dapat dipakai.
4. Prosedur Pelaksanaan
1. Adukan terdiri dari material Semen, Pasir Pasang, dan Air.
44
Seluruh material tadi ( kecuali air ), harus dicampur, baik dalam kotak yang rapat atau
dalam alat pencampuradukan yang telah disetujui, hingga campuran telah berwarna
merata, baru sesudahnya air ditambahkan dan pencampuran dilanjutkan selama lima
sampai sepuluh menit. Jumlah air harus sedemikian hingga guna menghasilkan adukan
dengan konsistensi ( kekentalan ) yang diperlukan tetapi tidak boleh melebihi 70 % dari
berat semen yang digunakan.
Adukan dicampur hanya dalam kwantitas yang diperlukan untuk penggunaan langsung.
Jika perlu, adukan boleh diaduk kembali dengan air dalam waktu 30 menit dari proses
pengadukan awal. Pengadukan kemlbali setelah waktu tersebut tidak boleh dilakukan.
Adukan yang tidak digunakan dalam 45 menit setelah air ditambahkan harus di buang.
Untuk menghasilkan campuran yang homogen (merata), pengadukan harus menggunakan
Concrete Mixer / Molen dengan kapasitas 7 m3.
Komposisi Campuran menggunakan 1 Pc : 2 Ps, yaitu 1 bagian semen dicampur dengan 2
bagian Pasir Pasang, dalam pelaksanaan dilapangan kontraktor harus membuat kotak
takaran dari kayu dengan ukuran yang sama.
Tebal spesi adalah 3 cm.
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang
diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
Pekerjaan ini bertujuan untuk pemotongan asphalt dan merapikan asphalt
Pekerjaan penanaman rumput gajah dikerjakan sesuai dengan spesifikasi dan gambar
rencana.Jenis Tanaman yang akan ditanam meliputi :
Tanah yang dipakai sebagai media tanaman merupakan tanah yang subur dan diberi
pupuk. Penanaman tanaman diberi pelindung/ pagar pengaman/ sengkang agar tidak rusak
sampai pada jangka waktu tertentu, jenis maupun bentuk dari pelindung ini ditentukan sesuai
dengan gambar detail yang ada. Untuk rumput harus dilakukan perataan tanah, pemadatan,
dan pelapisan pupuk sebelum rumput ditanam. Pengerjaan tanaman dilakukan oleh tenaga
45
ahli yang berpengalaman yang sesuai dengan bidangnya. Sebelum pekerjaan dimulai, kami
akan membuat shop drawing yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Kami akan
menyediakan contoh (sample) tanaman sesuai dengan jenisnya tanaman untuk mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas, dan Pemberi Tugas. Pengolahan tanah untuk rumput
gajah yaitu dengan mencangkul dan membuat lubang penanaman dengan kedalaman sesuai
panjang akar, sekitar 15 cm atau sesuai Gambar Kerja, kemudian diurug dengan tanah merah
yang diberi pupuk dengan perbandingan 50% : 50%. Jarak tanam antara tanaman dapat dibuat
rapat atau sesuai Gambar Kerja. Pemberian air (penyiraman) dilakukan pada pagi hari dan
waktu sore hari setelah matahari hampir terbenam, untuk menjaga penguapan (respirasi) dan
menjaga kisaran Ph tanah antara 6,5 - 7,5 atau menyemprotnya dengan fungisida.
2. Penambahan tanah diukur akan ketinggian dan kemiringannya tanah agar tidak terjadi
genangan air sewaktu hujan atau pada saat penyiraman.
3. Setelah pola atau bentuk tanaman telah selesai maka tanah yang telah siap dicampur
dengan pupuk kandang kemdian di aduk sampai rata, setelah itu di biarkan selama 2
atau 3 hari
1. Umum
Untuk Spesifikasi Secara Umum sudah di jelaskan pada BAB I Pasal 1.19. Tentang Pekerjaan
Beton Bertulang.
46
- Jumlah berat pembesian dalam 1 m3 beton tidak boleh kurang dari pada jumlah
berat yang tertera dalam analisa harga satuan beton bertulang di RAB atau jumlah
luas tulangan dari suatu penampang beton tidak boleh kurang dari pada luas
tulangan yang sesuai dalam gambar rencana.
- Overlapping panjang sambungan harus disesuaikan kembali berdasarkan diameter
besi yang dipilih.
- Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan overlapping sambungan yang
dapat menyulitkan pembetonan atau menyampaikan vibrator.
Pelaksana harus membuat daftar tekukan baja untuk setiap pekerjaan beton dan harus
sesuai dengan rencana.
Tulangan baja dipasang sedemikian rupa sehingga tidak mudah bergeser pada saat
pengecoran beton.
Tulangan harus betul-betul bebas dari bekisting dengan menempatkan potongan-
potongan kecil terbuat dari beton di antara tulangan dan bekisting, sebagai acuan selimut
beton sesuai dengan ketentuan pada BAB I Pasal 1.19.
Pemasangan bekesting harus setepat-tepatnya, sesuai dengan sifat pekerjaannya dan
tidak boleh kelihatan bergetar atau melentur selama melaksanakan pekerjaan serta harus
mudah dibongkar tanpa merusak konstruksi.
Celah-celah pada bekisting ditutup dengan plastik yang cukup tebal, agar air adukan pada
waktu pengecoran tidak lolos keluar.
Sebelum adukan beton dicor, kayu-kayu bekisting harus dibersihkan dari kotoran seperti
serbuk gergaji, tanah dan lain-lain serta harus dibasahi secukupnya, dan perlu diadakan
tindakan-tindakan untuk menghindari mengumpulnya air pembasahan tersembur pada
sisi bawah.
Pengadukan beton (adukan) dari mixer (beton molen) ketempat pengecoran harus
dilakukan dengan cara yang tidak mengakibatkan terjadinya pemisahan komponen-
komponen adukan beton dan harus sudah dicor paling lambat 30 menit sejak
pencampuran dengan air dalam mixer dengan tidak mengurangi ketentuan kualitas beton
yang disyaratkan.
Untuk pemadatan cor-coran, digunakan alat vibrator.
Sesudah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengaruh panas, sehingga tidak terjadi
penguapan yang terlalu cepat.
Persiapan perlindungan atas kemungkinan adanya hujan harus diperhatikan supaya
jangan sampai adukan yang belum mengikat rusak oleh air.
Beton yang dibasahi paling sedikit selama 10 hari setelah pengecoran.
Bekisting/cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai satu kekuatan khusus
yang cukup untuk memikul 2 x beban sendiri. Bilamana akibat pembongkaran cetakan,
47
pada bagian konstruksi akan bekerja beban-beban yang lebih tinggi daripada beban
rencana, maka cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan tersebut berlangsung.
Kontraktor harus memberitahu pengawas bilamana ia bermaksud akan membongkar
cetakan pada bagian-bagian konstruksi yang utama dan minta persetujuan, tetapi dengan
adanya persetujuan itu tidak berarti kontraktor lepas dari tanggung jawab. Jadi pada
dasarnya waktu dan cara pembukaan serta pemindahan cetakan harus mengikuti
petunjuk pengawas. Pekerjaan ini harus dikerjakan dengan hati-hati dan permukaan yang
tidak beraturan harus segera diperbaiki sampai disetujui pengawas.
Pada umumnya waktu pengikatan beton sebelum cetakan-cetakan dibongkar, yaitu
minimum 21 hari bila dengan beban konstruksi.
Kualitas beton untuk Sloof list manhole/tanaman Cor Setempat, adalah seperti yang
sudah disebutkan di atas.
Kontraktor tidak dibenarkan untuk membobok, membuat lubang atau memotong
konstruksi, beton yang sudah jadi tanpa sepengetahuan dan seizin Konsultan Pengawas
dan direksi pekerjaan. Ukuran dari pembuatan lubang, pemasangan alat-alat didalam
beton, dan sebagainya harus menurut petunjuk Konsultan Pengawas dan direksi
pekerjaan.
48
BAB V
PEKERJAAN SALURAN DAN PASANGAN
Cover U-Ditch yang dimaksud adalah Cover U-Ditch Precast yang berasal dari fabrikasi yang
mampu menahan beban kendaraan dengan penulangan sesuai gambar.
Top-Bottom yang dimaksud adalah Precast yang berasal dari fabrikasi yang mampu menahan
beban kendaraan dengan penulangan sesuai gambar.
49
2. Kontraktor harus memesan untuk pembuatan Top-Bottom Precast tersebut pada sebuah pabrik,
yang telah disetujui oleh pihak Direksi
3. Mutu, Dimensi serta Detail Top-Bottom Precast yang dipesan harus sesuai dengan gambar
perencanaan yang sudah disetujui oleh Direksi
4. Syarat diterimanya beton precast, pihak penyedia diwajibkan mengundang pihak pengguna untuk
melakukan inspeksi / tinjauan ke produsen melihat tahapan dan pemakaian bahan pabrikasi
5. Bila mutu pabrikasi dibawah / tidak sesuai dengan spesifikasi teknis, maka pihak pengguna
berhak menolak produk beton precast
6. Kontraktor diharuskan dapat memberikan Jaminan Spesikasi Pemesanan Cover Top-Bottom
Precast (yang berisi Job Mix Formula) serta Surat Dukungan dari Pabrik (dengan melampirkan
analisa harga satuan pabrikasi) yang dikeluarkan oleh Pabrik, kepada Direksi dan Pengawas.
7. Biaya transportasi Top-Bottom Precast yang sudah dipesan, sepenuhnya ditanggung oleh
Kontraktor.
8. Untuk Spesifikasi Lainnya Secara Umum sudah di jelaskan pada BAB I Pasal 1.15. Tentang
Pekerjaan Beton Precast.
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini dimaksudkan untuk memperkuat sambungan antar TOP – BOTTOM
Persyaratan Bahan
1. Electrode Baja
1. Uraian
a. Beton terdiri dari suatu campuran yang sebanding (proporsional) antara semen, air, dan
agregat bergradasi. Campuran beton akan mengendap dan mengeras menurut bentuk yang
diminta, diisyaratkan dan membentuk satu bahan yang padat keras dan tahan lama (awet)
yang memiliki karakteristis tertentu.
b. Agregat meliputi baik yang bergradasi kasar maupun yang bergradasi halus, tetapi jumlah
agregat halus akan dipertahankan sampai jumlah minimum yang diperlukan, yang apabila
dicampur dengan semen akan cukup untuk mengisi rongga-rongga antara agregat kasar serta
memberikan suatu permukaan akhir yang halus.
50
c. Untuk mencapai beton yang kuat dengan keawetan yang optimum, volume air yang
dimasukkan kedalam campuran harus dipertahankan sampai jumlah minimum yang
diperlukan untuk memudahkan pengerjaan selama pencampuran.
d. Bahan tambahan kepada campuran beton seperti memasukkan udara air (air entraining)
atau bahan kimia untuk memperlambat atau mempercepat waktu pengerasan, tidak
diperbolehkan kecuali diminta demikian didalam persyaratan kontrak khusus.
2. Peraturan (Code) Beton
Perbaikan yang terakhir harus sepenuhnya diterapkan kepada semua pekerjaan
beton kecuali dinyatakan secara lain atau yang mengacu kepada pemeriksaan AASHTO dan
Spesifikasi khusus yang tidak tersebut dalam PBI 1971.
3. Kelas-kelas Beton
Klasifikasi dan rujukan mutu harus seperti yang diberikan pada Tabel 1.7.
4. Toleransi
Toleransi dimensi Struktur dengan panjang keseluruhan sampai dengan 6 meter + 5mm
Struktur dengan panjang lebih dari 6 meter +15 mm Panjang balok, slab lantai, kolom dan
dinding nol Antar Kepala Jembatan (Abutment) + 10 mm
Toleransi posisi (dari titik acuan ) + 10 mm Alinyemen vertikal untuk kolom-kolom dan
dinding-dinding + 10 mm
Toleransi untuk selimut beton diatas baja tulangan sampai 5 cm atau lebih 0 dan 10 mm
Selimut dari 5 cm sampai 10 cm 10 mm
5. Penyerahan-penyerahan
Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh semua bahan-bahan yang digunakan
untuk pekerjaan beton bersama-sama dengan data-data pengujian yang menunjukkan
kecocokkan dengan persyaratan mutu spesifikasi ini.
Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi Teknik paling lambat 24 jam sebelum
pencampuran atau pengecoran beton.
6. Penyimpanan Bahan-bahan
Agregat harus disampan secara terpisah sesuai dengan ukuran-ukuran untuk mencegah
terjadinya pencampuran. Semen harus disimpan secara teratur dan rapi mengikuti waktu
penyerahannya, sehingga pemakaiannya dapat diatur dan penyimpanan semen beton
kontruksi tidak boleh lebih dari 3 bulan. Semen yang sudah mengeras, tidak diijinkan
digunakan dalam pekerjaan-pekerjaan kontruksi.
51
Selama pengangkutan semen sampai ke gudang atau lapangan kerja harus dijaga sehingga
semen tidak lembab atau kantong rusak, keadaan penyimpanan untuk bahan-bahan uyang
harus dipakai dilapangan, harus memnuhi persyaratan yang disebutkan dalam pasal-pasal
mengenai karakteristik bahan (NI-3) dan spesifikasi penyimpanan bahan-bahan (PBI 1971,
pasal 3,9 )
7. Kondisi Cuaca
Pada umumnya, pencmpuran, pengangkatan dan pengecoran beton harus dilakukan pada
cuaca kering. Apabila keadaan cuaca tidak menentu, kontraktor harus mengambil tindakan
pencegahan yangdiperlukan untuk melindungi campuran beton terhadap hujan. Dan Direksi
Teknik harus menentukan apakah pencampuran dan pengecoran beton akan dilanjutkan atau
ditunda sampai membaiknya keadaan cuaca.
Kontraktor tidak boleh menuntut penggantian terhadap kerusakan beton yang ditolak karena
hujan.
9. Bahan
a. Semen
Semen yang digunakan untuk pekerjaan Beton harus dipilih berasal dari salah satu jenis
P.C. (Portland Cement) berikut ini, yang memenuhi spesifikasi AASTHO M85
Tipe I : Pemakaian umum tanpa sifat-sifat khusus
moderat (sedang)
52
Tipe III: Digunakan jika diperlukan pencapaian kekuatan awal yang
tinggi
Kecuali diijinkan secara lain oleh Direksi Teknik, semen yang digunakan pada pekerjaan
harus diperoleh dari satu sumber teknik.
b. Air
Air yang digunakan untuk bahan pencampuran dan perawatan beton harus bersih dan
bebas dari bahan-bahan yang berbahaya seperti oli, garam,asam, alkali, gula atau bahan-
bahan organic. Direksi Teknik dapat meminta kontraktor untuk mengadakan pengujian
air yang berasal dari suatu sumber yang dipertimbangkan mutunya meragukan (Rujukan
Pengujian AASHTO T 26)
c. Agregat
Persyaratan umum
1. Agregat untuk pekerjaan harus terdiri dari campuran agregat kasar dan halus, berisi
batu pecah yang bersih, keras dan awet atau kerikil sungai alam harus dicuci.
2. Agregat tersebut harus memenuhi persyaratan gradasi yang diberikan pada Tabel
5.1 dan dengan keadaan mutu (sifat) yang diberikan pada Tabel 5.2.
3. ukuran maksimum agregat kasar tidak boleh lebih besar dari tiga perempat ruang
bebas minimum diantara batang-batang tulangan atau antara batang tulangan dan
cetakan (acuan)
4. Agregat halus harus bergradasi baik dari kasar s/d halus dengan hampir seluruh
partikel lolos saringan 4,75 mm
5. Semua agregat halus, harus bebas dari sejumlah cacat kotoran organic, dan jika
dimintakan demikian oleh Direksi Teknik harus diadakan pengujian kandungan
organic menggunakan pengujian chlorimetric AASTHO T21 setiap agregat yang gagal
test warna, harus ditolak.
6. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton kontruksi.
Gradasi agregat
Gradasi agregat kasar dan agregat halus harus memenuhi persyaratan Tabel 5.1. berikut
ini, namun bahan-bahan yang tidak memenuhi persyaratan gradasi ini tidak perlu ditolak apabila
Kontraktor dapat menunjukkan (berdasarkan campuran percobaan dan pengujian ) bahwa dapat
dihasilkan beton yang memenuhi persyaratn sifat-sifat campuran yang diuraikan.
53
Tabel 5.1 Persyaratan Gradasi Agregat
50 2 100
37 1½ 95 - 100 100
25 1 - 95 - 100 100
19 ¾ 35 - 70 - 90 - 100 100
13 ½ - 25 - 60 - 90 - 100
1,18 # 16 45 - 80 - - -
0,3 # 50 10 - 30
0,15 # 100 2 - 10
54
Syarat-Syarat Mutu Agregat
Agregat untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat-syarat mutu berikut ini yang
diberikan pada Tabel 5.2. dibawah.
Batas Pengujian
55
Tabel 5.3. Perbandingan (Proporsi) Desain Campuran Beton (Berdasarkan Berat)
Perbandingan Dengan
Kelas A Kelas B
(Ratio) Berat Kg/m3
Catatan : Berat semen total yang diperlukan untuk K - 400 harus ditentukan oleh
persyaratan kekuatan yang diperlukan
56
Agregat dapat diukur berdasarkan volume, menggunakan kotak-kotak ukuran yang
direncanakan secara baik dengan kapasitas yang ditentukan secara jelas. Kotak-kotak
tersebut harus diisi sampai berlebih dan agregat lebihan (surplus) diratakan dengan
perata diatas.
Jika pasir diukur berdasarkan volume, harus diperhitungkan volume tambahan pasir
yang mengembang karena kadar air.
1. Pasir basah biasanya akan mengembang kurang lebih 25% berdasarkan volume dan
untuk pekerjaan yang kecil, nilai-nilai berikut dapat diambil untuk kadar air pada
Tabel 5.4.
2. Jika diperlukan demikian oleh Direksi Teknik, pengujian lapangan harus dilakukan
untuk menetukan besarnya pengembangan.
3. Jika diperlukan demikian oleh Direksi Teknik, pengujian lapangan harus dilakukan
untuk menetukan besarnya pengembangan.
Air untuk Pencampuran harus diukur secara teliti dalam sebuah tempat yang sesuai.
Penakaran beton berdasarkan volume, akan dipilih dari salah satu campuran berikut
yang diberikan pada Tabel 5.5.
57
Tabel 5.5. Perbandingan Campuran Beton Untuk Pekerjaan-Pekerjaan Kecil (Berdasarkan
Volume)
Gelegar,pelat
1:2:3 5 0.34 0.28 0.42 54 100 lantai,kolom
bertulang
Pelat lantai,
beton
1:2:4 5 0.34 0.28 0.57 82 109
bertulang,dan
tanpa tulang
Beton massa,
dinding
1 : 2,5 : 5 5 0.41 0.34 0.68 95 132
penahan dan
pekerjaan
Umum Pondasi
1:3:6 5 0.51 0.85 0.85 114 154
beton massa
c. Campuran percobaan
Kontraktor harus memastikan perbandingan campuran dan bahan-bahan yang diusulkan
dengan membuat dan mengadakan pengujian campuran percobaan yang disaksikan oleh Direksi
Teknik, menggunakan peralatan jenis yang sama seperti yang digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan. Campuran percobaan akan diperlakukan dapat diterima, asalkan hasil-hasil pengujian
memuaskan dan memenuhi semua persyaratan perbandingan campuran seperti ditentukan
dalam Tabel V.6.
58
d. Persyaratan Sifat-sifat campuran
Semua beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi persyaratan kekuatan
tekan dan slump (penurunan seperti ditetapkan dalam Tabel 5.6. di bawah atau yang
disetujui Direksi Teknik, bilamana contoh bahan, perawatan dan pengujian-pengujian
sesuai dengan pengujian yang disebutkan dalam spesifikasi ini.
Tabel 5.6. Persyaratan Sifat Campuran Beton
K 400 40 – 60
K 225
(dalam 145 225 120 185 75 - 175
Air)
Catatan : untuk pengujian kekuatan tekan yang dilakukan dengan contoh uji
silinder persyaratan kekuatan harus diturunkan menjadi sekitar 83 % dari
kekuatan kubus
Beton untuk pekerjaan – pekerjaan kecil yang ditakar berdasarkan volume sesuai dengan
Tabel 5.7. harus memenuhi persyaratan kekuatan tekan dan slum minimum yang
diberikan pada Tabel 5.7.
59
Tabel 5.7. Sifat-Sifat Campuran Beton Untuk Pekerjaan Kecil.
Slum Yang
Campuran Silinder 15 cm x 30
Kubus 15 cm Diijinkan (mm)
Nominal cm
(Tanpa Getar)
1:3:6 - - - - -
Beton yang tidak memenuhi persyaratan slump, pada umumnya akan dianggap di bawah
standart dan tidak boleh digunakan dalam pekerjaan, terkecuali Direksi Teknik dapat
menyetujui penggunaan terbatas beton tersebut untuk pekerjaan dengan kelas rendah.
Bilamana hasil-hasil pengujian 7 hari memberikan kekuatan di bawah yang ditentukan
Kontraktor tidak boleh mengecor setiap beton berikutnya, sampai masalah hasil-hasil
kekuatan di bawah ketentuan tersebut diketahui dan Kontraktor telah mengambil
langkah-langkah demikian yang akan meyakinkan bahwa produksi beton memenuhi
persyaratan spesifikasi sehingga memuaskan Direksi Teknik. Beton yang tidak memenuhi
kekuatan tekan 28 hari yang ditetapkan pada Tabel 1.10. dan 1.11. akan dianggap tidak
memuaskan dan pekerjaan-pekerjaan tersebut harus di perbaiki seperti yang ditetapkan
pada Bab 1.19.1 (8) Direksi Teknik akan memperhitungkan kemungkinan cacat-cacat
karena kesalahan pengambilan contoh bahan, perbedaan-perbedaan dalam statistik
persiapan contoh uji yang buruk, dan dapat meminta pengujian-pengujian lebih lanjut
untuk dilaksanakan sebelum mengambil putusan akhir.
e. Penyesuaian Campuran
Penyesuaian Kemudahan dikerjakan
1. Bilamana tidak memungkinkan mendapatkan beton campuran yang dikehendaki
dan kemudahan dikerjakan dengan perbandingan –perbandingan yang ditetapkan
menurut aslinya, Direksi Teknik akan memerintahkan perubahan-perubahan dalam
berat atau volume agregat sebagaimana yang diperlukan asalkan kandungan semen
yang ditunjukkan menurut calon aslinya tidak diganti atau perbandingan air semen
yang ditetapkan dengan pengujian kekuatan tekan untuk kekuatan yang memadai
tidak dilampaui.
2. Mengaduk kembali beton yang telah dicampur dengan menambah air atau dengan
cara lain tidak diperbolehkan. Campuran tambahan untuk meningkatkan
60
kemudahan dikerjakan, dapat diizinkan tergantung kepada persetujuan Direksi
Teknik seperti dinyatakan dibawah.
Penyesuaian kekuatan
1. Bilamana beton tidak memenuhi kekuatan yang telah ditentukan atau telah
disetujui, kadar semen harus ditambah seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik
2. Tidak ada perubahan semen atau sifat bahan-bahan akan dibuat tanpa perintah
tertulis Direk Teknik serta tidak ada bahan-bahan baru yang akan digunakan sampai
Direksi Teknik telah menyetujui bahan-bahan tersebut secara tertulis dan telah
diusulkan perbandingan-perbandingan baru berdasarkan pengujian campuran
percobaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor.
Bahan Campuran Tambahan (additive)
1. Jika dimintakan demikian untuk kontrak khusus atau menurut perintah Direksi
Teknik secara tertulis, bahan campuran tambahan dapat digunakan untuk
meningkatkan mutu beton, pengikatan dan waktu mengeras. Jenis serta Volume
bahan campuran tambahan tersebut harus disetujui oleh Direksi Teknik dan akan
digunakan secara ketat sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat.
2. Kemanfaatan bahan campuran tambahan tersebut harus diuji dalam campuran
percobaan sebelum pemakaian penuh dalam pekerjaan di lapangan.
11. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pencampuran Beton di lapangan
Mencampur dengan pencampur ( mixer) beton
Beton akan dicampur di lapangan dengan sebuah pencampur yang dijalankan dengan
mesin serta jenis yang disetujui mengenai syarat dan ukuran-ukuran menjamin suatu
campuran yang merata/ homogen.
Untuk semua pekerjaan besar dan jika diminta demikian oleh Direksi Teknik, pencampur
tersebut harus dilengkapi dengan sarana penyimpanan air dan satu sarana pengukuran
untuk mengndalikan jumlah air dalam setiap takaran.
Waktu pencampuran tidak boleh kurang dari 1,5 menit untuk mesin-mesin sampai
kapasitas 0,4 m3. diatas ukuran ini jangka waktu pencampuran minimum harus
ditambah 15 detik untuk setiap penambahan 0,112 m3 campuran beton
Pencampur (mixer) tersebut pertama-tama harus dimuati diisi dengan agregat yang
sudah ditakar beserta semen dan dicampur kering untuk waktu yang pendek sebelum
ditambah air.
Sebelum mencampurkan satu takaran beton baru, mesin pengaduk harus dikosongkan
sama sekali dari takaran sebelumnya.
b. Pencampuran dengan tangan
61
Untuk pekerjaan-pekerjaan kecil, dan yang tidak dimungkinkan menggunakan sebuah
pencampur mesin (mixer) Direksi Teknik dapat menyetujui pecampuran beton secara manual
sesuai dengan prosedur berikut ini :
Pencampuran dengan tenaga harus dilakukan diatas satu permukaan (alas) yang keras
bersih dan kedap air.
Urutan pencampuran haruslah :
1. Ukurlah volume agregat kasar dan agregat halus yang diperlukan dengan alat
takaran kotak dan tempatkan agregat halus diatas agregat kasar
2. Tempatkan kantong semen diatas agregat, buka dan tuangkan semen tersebut
3. Aduklah bahan-bahan kering tersebut berkali-kali, sehinggga bahan-bahan
tercampur menyeluruh.
4. Tambahkan air, lebih baik dengan sebuah kaleng yang dilengkapi dengan ujung
semprotan, campurkan terus dan aduklah dengan sekop sampai beton tersebut
mempunyai warna yang seragam dengan kekentalan yang merata.
c. Penyiapan Lapangan
Lapangan pekerjaan untuk penempatan beton harus disiapkan dan semua penanganan
yang diperlukan diselesaikan hingga disetujui Direksi Teknik. Bahan –bahan harus telah
diuji dan ditempatkan yang baik, serta peralatan dalam keadaan bersih siap untuk
digunakan.
Semua penunjangan, pondasi – pondasi dan galian –galian harus diperiksa dan disetujui
oleh Direksi Teknik serta dirawat dalam keadaan kering sebelum beton dicor.
Semua acuan, penulangan dan saran-saran pelengkap lainnya harus ditempatkan secara
benar dan secara aman dan didukung untuk mencegah penggeseran.
d. Acuan / Cetakan
Acuan /cetakan harus dari bahan yang disetujui dan siap pakai serta cocok untuk
jenis dan letak pekerjaan beton yang harus dilaksanakan serta harus memenuhi persyaratan
berikut:
Acuan/ cetakan fabrikasi dapat dari kayu atau baja dengan sambungan yang kedap
pengecoran, pemadatan dan perawatan mengeras beton. Permukaan sebelah dalam
dari acuan / cetakan harus bersih dari setiap kotoran lepas atau bahan-bahan lain
sebelum penggunaan, dan harus disiram air sampai jenuh atau diolesi dengan minyak
mineral anti karat sebelum digunakan.
Kayu dengan permukaan kasar (tidak diserut) dapat digunakan untuk permukaan
bangunan yang tidak kelihatan (expose) tetapi kayu diserut dengan tebal yang rata harus
digunakan untuk permukaan yang kelihatan
62
Ujung –ujung tajam sisi dalam acuan harus dibuat tumpul kecuali diperintahkan lain oleh
Direksi Teknik, menggunakan ganjalan segitiga dengan lebar paling sedikit 20 mm
dipasang di sudut penampang.
Penguatan acuan cetakan terdiri dari baut-baut, klerap atau sarana lain yang digunakan
menurut keperluan untuk mencegah merenggangnya acuan pengecoran beton, dan
acuan tersebut harus dibuat sedemikian hingga di bongkar tanpa merusak permukaan
beton jadi ( selesai )
untuk pengecoran beton pada penunjang dan pondasi acuan tanah dapat digunakan
yang tegantung pada persetujuan Direksi Teknik & Beton akan didukung oleh galian yang
dibentuk dengan baik yang sisi dan dasarnya dirapikan dengan tangan sampai ukuran
yang diperlukan.
Acuan untuk beton yang dicor dibawah air harus kedap air dan di jamin kekakuannya
untuk mencegah suatu penggeseran.
e. Mengangkut dan menempatkan Beton
Pengangkutan beton campuran dari tempat penyampuran hingga tempat pengecoran
dilaksanakan secara halus dan secara efisien untuk mencegah segregasi dan kehilangan
bahan-bahan (air, semen, atau agregat)
Pengangkutan campuran beton dan penempatan dengan peluncur yang disetujui Direksi
Teknik mengenai waktu pengangkutan, panjang dan kemiringan peluncur serta cara
pelaksanaan.
Penuangan Beton tidak boleh dimulai sampai acuan, penulangan dan persiapan lainnya
telah diselesaikan sesuai dengan persyaratan spesifikasi dan telah diperiksa serta
disetujui oleh Direksi Teknik, untuk keperluan ini Kontraktor harus memberitahu Direksi
teknik paling lambat 24 jam sebelumnya.
Beton harus dicampur dan dicor dalam posisi final didalam jangka waktu 60 menit atau
dalam waktu yang lebih pendek sebagaimana diminta Direksi Teknik berdasarkan jenis
semen yang digunakan.
Beton harus dituangkan dalam satu cara hingga tidak terjadi segregasi agregat, dan tidak
ada beton yang harus dijatuhkan secara bebas dari satu ketinggian lebih besar dari 1,50
meter
Pengecoran beton harus dilaksanakn sebagai satu pekerjaan yang menerus tanpa
penghentian sampai akhir yang dipersiapkan sebelumnya.
Beton yang dituangkan untuk konstruksi dengan penulangan yang rapat dan untuk
dinding-dinding beton yang sempit harus ditempatkan dalam lapisan Horisontal dengan
tebal tidak lebih dari 15 cm.
f. Pengecoran Beton dalam Air
63
Pengecoran beton dalam air hanya akan diizinkan jika ditemukan atau diminta demikian
untuk keperluan perencanaan cara yang harus disetujui secara tertulis oleh Direksi Teknik dan
persyaratan berikut harus diterapkan :
Dalam semua hal Beton tersebut harus dibatasi dan tidak diizinkan bercampur dengan
air sampai selesai pengecoran dan cara yang harus dipilih dari :
1. Pengecoran beton dengan pemompaan
2. Pengecoran beton dengan alat tremic
3. Pengecoran beton dengan alat bucket (ember) yang menuang dibawah.
Peralatan yang digunakan harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi Teknik sebelum
digunakan dan bilamana diminta demikian, Kontraktor harus melaksanakan satu uji coba
menunjukkan (memperlihatkan) keefektifan peralatan tersebut.
Selama pengecoran harus diberikan perhatian yang menjamin bahwa beton tersebut
tidak tercampuri dengan air karena kesalahan sambungan-sambungan atau kerusakan
alat. Setiap kegagalan akan menjadi tanggung jawab Kontraktor, yang akan mengambil
tindakan pencegahan dan diminta untuk membongkar dan mengganti beton yang rusak
tersebut sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik.
g. Sambungan kontruksi
Lokasi sambungan –sambungan kontruksi bagi setiap struktur harus ditentukan
sebelumnya, dan ditunjukkan pada gambar rencana, serta harus disetujui oleh Direksi Teknik
sebelum mulai pelaksanaan persyaratan umum berikut ini harus diterapkan :
64
Pemadatan manual hanya diizinkan jika disetujui dan akan terdiri dari pemadatan
tumbuk (cerucuk) didalam campuran beton dengan tongkat pemadat bersama-bersama
dengan permukaan yang menerus sisi luar cetakan.
Pemadatan dengan penggetar dan pemadat tumbuk (cerucuk) harus dibatasi sampai
waktu yang diperlukan untuk menghasilkan pemadatan yang memasukkan tanpa
menyebabkan segregasi bahan-bahan.
Penggetar didalam harus dilaksanakan dengan memasukkan batang penggetar kedalam
beton cor yang masih segar bebas penulangan. Alat penggetar harus dimasukkan ke
dalam campuran beton sejajar dengan sumbu memanjang & dan digetar selama 30 detik
pada setiap lokasi berjarak masing-masing 45 cm (lihat PBI 71).
Jumlah penggetar yang diperlukan harus ditentukan dengan volume beton yang dicor
setiap jam, dengan persyaratan minimum dua penggetar untuk beton empat meter
kubik.
i. Penyelesaian dan Perawatan Beton
Pembongkaran Cetakan
1. Tidak ada acuan yang boleh di bongkar sebelum beton telah cukup kaku dan
mengeras dan telah meraih kekuatan yang cukup untuk berdiri (mendukung)
sendiri. Harus diperoleh izin dari Direksi Teknik sebelum pembongkaran
berlangsung, namun hal ini tidak boleh melepaskan tanggung jawab Kontraktor
terhadap keselamatan pekerjaan.
2. Jangka waktu minimum yang memperbolehkan antara pengecoran dan
pembongkaran acuan diberikan pada Tabel 5.8.
Tabel 5.8. Waktu Untuk Membongkar Acuan
65
3. Untuk memudahkan penyelesaian acuan cetakan yang digunakan pada pekerjaan
hias, tangga, parapet dan lain-lain dapat di bongkar setelah 12 jam.
Permukaan jadi (selesai)
1. Kecuali diperkenankan lain permukaan beton harus diselesaikan segera setelah
pembongkaran cetakan. Setelah sarana penunjang dari kayu atau dari logam dan
lidah-lidah tonjolan dari adukan harus dibongkar
2. Permukaan yang tidak sempurna harus dibuat bagus hingga disetujui Direksi Teknik.
Apabila ada rongga –rongga besar nampak keluar, beton harus disambungkan
kembali sampai bahan yang keras, dibasahi dengan air dan dilapisi dengan lapisan
adonan semen tipis. Adukan beton terdiri dari satu bagian semen dan dua bagian
pasir harus dilapiskan kemudian sampai bentuk permukaan yang diperlukan..
Perawatan Beton
1. Dimulai segera setelah pengecoran beton harus dilindungi terhadap hujan lebat,
panas matahari, atau setiap kerusakan fisik yang dapat menggeser beton tesebut.
2. Untuk menjamin pengerasan dan hidrasi, beton harus dirawat dengan menutup
dengan pasir basah, anyaman atau selimut rawatan yang harus direndam dengan air
untuk jangka waktu paling sedikit 3 hari dan kemudian dirawat dalam keadaan
lembab untuk 4 hari berikutnya.
3. Cetakan yang terpasang harus juga dijaga tetap basah.
Pemeriksaan Akhir Pekerjaan Beton
Pada umumnya, pekerjaan beton tersebut dapat diterima setelah berumur 28
hari, pada gambar rancangan telah dipenuhi selengkapnya. Penyimpangan terhadap
gambar rancangan, spesifikasi –spesifikasi dan atau petunjuk-petunjuk Direksi Teknik
yang dapat menyebabkan kesalahan atau kerusakan kepada pekerjaan –pekerjaan yang
dimaksud dan memerlukan beton tersebut harus dibongkar dan harus diperbaruhi
merupakan tanggung jawab kontraktor dan biaya untuk perbaikan atau pembaharuan
harus sepenuhnya ditanggung oleh kontraktor.
66
Tabel 5.9. Pengujian Laboratorium Untuk Beton
Referensi Test
Test Tipe
AASTHO Bina Marga
67
Ketahan terhadap
abrasi agregat kasr
ukuran kecil dengan T 96 PB 0206 -76 Tes abrsai untuk agregat kasr < 37,5 mm
menggunakan mesin
Los Angeles
b. Pengendalian Lapangan
Pengujian –pengujian pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakn untuk
memenuhi persyaratan spesifikasi. Memotong suatu contoh bahan inti beton dan
pemulihannya harus dikerjakan oleh Kontraktor memenuhi perintah dan berdasarkan
persetujuan oleh Direksi Teknik.
Mengecor dan merawat Pemeriksaan setiap hari untuk persiapan pekerjaan galian, cetakan,
beton penulangan, dan untuk pemadatan penyelesaian, serta perawatan
Test untuk pengembangan Test-test pengendalian yang sederhana harus dilakukan jika diminta
agregat halus oleh Direksi Teknik untuk menentukan kandungan air dalam agregat
sebelum pencampuran
68
Test slum untuk
kekentalan dan kemudian
Test penurunan (slump) untuk setiap takaran besar hasil, beton, dan
dikerjakan, campuran
seperd serta jika diminta oleh Direksi Teknik
Beton basah AASTHO –
T119 PC 0101 - 7
Satu test kekuatan tekan (dengan tiga contoh bahan uji) yang harus
dilakukan untuk setiap, 60 m3 beton campuran yang di cor. Sebagai
Test kekuatan beton tambahan paling sedikit satu test untuk setiap bagian struktur yang
AASTHO – T22 terpisah. Dimana mutu beton menjadi perselisihan, contoh bahan uji
inti harus, dipotong dan di uji seprti di perintahkan oleh Direksi
Teknik
69
lepas dan kembali terhadap struktur beton yang baru saja selesai. Semua pekerjaan-
pekerjaan yang berhubungan dengan penyelesaian untuk penawaran untuk pekerjaan beton.
d. Akan disediakan secara terpisah untuk pengukuran dan pembayaran lain bagi pekerjaan
cetakan yang digunakan dalam pelaksanaan beton yang sesuai dengan item, Volume baja
tulangan, bahan filter porous dan item pembayaran lain yang digunakan dalam pekerjaan
tersebut tidak boleh diukur untuk pembayaran dibawah bab ini tetapi akan diukur dan
dimasukkan untuk pembayaran terpisah yang disediakan ditempat lain dalam spesifikasi ini
e. Apabila perbaikan-perbaikan pekerjaan beton yang tidak memuaskan telah diperintahkan
sesuai dengan Seksi V.3.2(8) spesifikasi ini tidak ada pembayaran tambahan yang dibuat
f. Untuk pekerjaan extra (tambahan) atau volume yang diperlukan bagi perbaikan–perbaikan
tersebut.
1. Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari pengadaan, pemotongan, pembengkokan dan pemasangan batang
baja tulangan dan pengelasan anyaman batang baja untuk penulangan beton sesuai dengan
spesifikasi dan gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.
2. Toleransi
a. Fabrikasi
Pembengkokan batang baja dan fabrikasi harus dilaksanakan betul-betul sesuai dengan
persyaratan PBI 1971 ( NI – 2).
b. Kelonggaran penempatan
Jarak antara penulangan yang sejajar tidak boleh kurang dari diameter batang atau
ukuran maksimum, agregat kasar ditambah 1 cm dengan minimum 3,0 cm dipilih mana
yang lebih besar.
Apabila penulangan dalam balok terdiri dari lebih satu lapis batang, penulangan lapis
atas diletakkan tepat di atas lapis bawah penulangan dengan ruang bebas / jarak vertical
minimum 2,5 cm.
70
Batang tulangan baja harus diletakkan sedemikan sehingga, selimut beton minimum
menutupi pinggir luar penulangan, diberikan pada Tabel 5.11. untuk beberapa macam
kondisi yang didapat :
Tabel 5.11. Selimut Beton Sampai Penulangan
Ukuran batang tulangan yang harus ditutup Permukaan beton yang dapat dilihat
Permukaan beton tidak terbuka Permukaan beton terbuka dibawah air permukaan air
Ukuran toleransi penutup tulangan harus 5 mm
Untuk beton bertulang di bawah muka air yang tidak dapat dijangkau (dilihat) atau
beton yang akan digunakan untuk persyaratan kotoran atau cairan yang membuat karat,
penutup minimum harus ditambahkan menjadi 7,5 cm.
3. Penyerahan-penyerahan
a. Paling sedikit 14 hari sebelum dimulainya pekerjaan, kontraktor harus menyerahkan kepada
Direksi Teknik untuk disetujui, rincian diagram pembengkokan dan daftar batang untuk
penulangan yang diisyaratkan. Rincian ini harus sesuai dengan gambar pelaksanaan yang
disediakan untuk kontrak atau seperti petunjuk Direksi Teknik
b. Kontraktor juga menyediakan daftar sertifikat pabrik pembuat yang memberikan mutu
barang –barang tulangan dan berat satuan dalam kilogram tiap ukuran dan mutu batang atau
dengan baja yang dilas diigunakan dalam pekerjaan.
4. Penyimpanan dan penanganan
a. Kontraktor harus mengirim baja penulangan ke lapangan pekerjaan diikat dan masing-masing
ditandai yang sesuai dengan peruntukannya, menunjukkan ukuran batang panjang, ukuran
dan informasi lainnya yang diperlukan untuk identifikasi yang baik
b. Kontraktor harus menangani dan menyimpan semua batang tulangan dengan cara yang baik
untuk mencegah distorsi (terbengkokkan), karat, atau kerusakan yang lain.
71
a. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memastikan ketepatan daftar batang dan
diagram pembengkokan dan untuk meyakinkan bahwa daftar urutan dipakai secara benar.
Baja tulangan yang disediakan yang tidak sesuai dengan persyaratan sebenarnya atau
spesifikasi, harus ditolak dan diganti atas biaya kontraktor.
b. Baja tulangan dengan setiap kerusakan berikut harus tidak diizinkan didalam pekerjaan.
Panjang batang, ketebalan dan bengkok yang melebihi toleransi fabrikasi yang diuraikan
dalam PBI 1971 (NI–2).
Baja tulangan tidak sesuai dengan diagram pembengkokan atau daftar barang kecuali
dimodifikasi atas permintaan Direksi Teknik.
Baja tulangan karatan atau rusak dan ditolak Direksi Teknik.
c. Kontraktor harus menyediakan fasilitas di lapangan bersama dengan pengadaan batang –
batang lurus untuk pembuatan dan penggandaan baja tulangan yang ditolak oleh Direksi
Teknik atau sebaliknya ditemukan tidak baik untuk digunakan. Di dalam kesalahan fabrikasi
batang harus tidak dibengkokkan kembali atau diluruskan kembali tanpa persetujuan Direksi
Teknik atau dilakukan dengan lain cara yang merusak atau melemahkan baja. Pembengkokan
ulang barang harus dilakukan dengan cara dingin dan tidak boleh digunakan batang yang
sudah dibengkokkan lebih dari dua kali tempat yang sama.
6. Bahan-bahan
a. Batang baja penulangan
Batang baja penulangan adalah polos atau batang ulir sesuai dengan persyaratan PBI
1971 (NI-2). Kecuali dinyatakan lain mutu baja yang digunakan untuk beton bertulang
harus mutu U-24 dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2.
Catatan : untuk baja yang lebih tinggi akan digunakan hanya apabila dinyatakan secara
khusus dalam Daftar Penawaran.
Baja penulangan harus didapat dari pabrik pembuat yang disetujui dan harus disertai
dengan sertifikat pengujian yang memastikan kecocokan mutu. Jika mutu baja
diragukan, Direksi Teknik dapat meminta baja tersebut untuk diuji.
Baja penulangan harus disediakan bersih dan bebas dari debu, Lumpur, minyak, gemuk,
atau karat.
b. Penulangan anyaman baja
Anyaman baja untuk penggunaan sebagai penulangan beton harus kawat baja dilas
pabrik sesuai dengan AASTHO M 55 dan harus diadakan dalam lembar rata atau gulungan
seperti yang disyaratkan oleh Direksi Teknik.
c. Penopang (ganial) yang digunakan untuk menahan penulangan di tempatnya harus terbuat
dari batang kawat ringan atau dengan menggunakan blok beton pencetak (3x3 cm) dibuat
dari ukuran semen (1:2). Tidak ada jenis lain penopang akan diizinkan kecuali seizin Direksi
Teknik.
72
d. Kawat pengikat penulangan
Kawat ikat yang digunakan untuk pengikatan dan pengamana batang tulangan baja
harus kawat baja sesuai dengan PBI 1971 (NI-2) dan disetujui Direksi Teknik.
7. Pelaksanann Pekerjaan
a. Fabrikasi baja tulangan
Batang baja tulangan harus dipotong menurut panjang yang diperlukan dibengkokkan
secara hati-hati menurut bentuk dan ukuran yang diminta, batang tulangan mutu tinggi tidak
boleh dibengkokkan 2 kali. Pemanasan batang tulangan harus dilarang, kecuali apabila
disetujui oleh Direksi Teknik, dimana harus sampai pada pemanasan minimum atau
dilaksanakan dengan kemungkinan yang paling rendah. Apabila jari-jari pembengkokkan
untuk batang tulangan tidak ditunjukkan didalam gambar rencana, ia harus paling sedikit 5
kali diameter batang yang bersangkutan (untuk U 24) atau 6,5 kali diameter batang yang
bersangkutan (untuk mutu yang lebih tinggi). Kait begel harus dibengkokkan sesuai dengan
PBI 1971 (NI-2).
c. Kawat ikat harus kokoh dengan akhir puntiran menghadap kedalam beton.
73
d. Tulangan anyaman baja harus ditempatkan dalam arah memanjang, sepanjang yang dapat
dilaksanakan, dengan penyambungan panjang bertindih selebar satu anyaman penuh.
Anyaman harus dipotong untuk memasang siku-siku dan bukaan-bukaan dan harus diberikan
pada sambungan – sambungan antara slab (lantai).
1. Umum
a. Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari produksi dan pemasangan siar (adonan) semen untuk
digunakan dalam pasangan batu pekerjaan-pekerjaan drainase, pekerjaan beton dan
struktur lainnya yang diperlukan dalam spesifikasi ini.
b. Syarat –syarat pemakaian
Adonan semen harus digunakan sesuai dengan toleransi batasan cuaca dan penjadwalan
pekerjaan yang tepat terhadap bagian-bagian yang pokok dari spesifikasi ini.
c. Contoh Bahan
Dua contoh agregat yang digunakan dalam adonan semen harus diserahkan kepada
Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan selama paling lambat 14 hari sebelum
pekerjaan dimulai bersama – sama dengan rincian sumber hasil data uji yang sesuai
dengan persyaratan untuk gradasi dan syarat – syarat mutu yang diberikan dalam
Spesifikasi ini atau seperti yang ditunjukkan lebih lanjut oleh Direksi Teknik.
74
Tidak ada perubahan dalam sumber pengadaan atau kualitas agregat dibuat tanpa
persetujuan Direksi Teknik, dan setiap perubahan demikian harus disertai dengan
penyerahan contoh – contoh bahan dan laporan pengujian untuk pemeriksaan dan
persetujuan lebih lanjut seperti diatas.
2. Bahan – bahan dan campuran
a. Bahan – bahan
Semen
Semen yang digunakan untuk adonan campuran semen persyaratan AASHTO M85 Type
I. Semen Portland biasa dinyatakan lain dalam daftar penawaran atau diperintahkan di
lapangan oleh Direksi teknik.
75
Tabel 5.12. Persyaratan Gradasi Agregat Halus
9,50 100 -
0,15 2 - 10 Maksimum 25
0,075 - Maksimum 10
b. Syarat – syarat kualitas untuk agregat halus diberikan pada Tabel 5.13. Direksi akan
menerapkan syarat – syarat ini sampai seluas yang diperlukan untuk jenis khusus dan lokasi
pekerjaan.
Tabel 5.13. Syarat – Syarat Kualitas Agregat Halus
Persen gumpalan
Maksimum 1% atas
lempung dan T 112
berat
partikel serpih
3. Kapur Hidrasi
76
a. Kapur hidrasi harus diperoleh dari sumber pengadaan yang disetujui dan mematuhi
persyaratan standar konstruksi PBI N. 1-7 (syarat –syarat untuk kapur bahan bangunan).
b. Bila diminta demikian oleh direksi teknik, sebuah tes kekuatan kapur hidrasi dengan pasir (1 :
3) akan memberikan kekuatan hancur 15 kg/cm2 sesudah 7 hari.
4. Air yang digunakan untuk pencampuran adonan semen harus bersih dan bebas dari benda –
benda kotoran – kotoran lain yang membahayakan campuran.
5. Campuran
Adonan harus sebanding (proporsional) dan memenuhi persyaratan berikut :
a. Adonan semen yang digunakan untuk penyelesaian atau perbaikan cacat–cacat dalam
pekerjaan beton dan untuk penyambungan pipa–pipa beton, sebagaimana diperlukan
dibawah bagian yang relevan dari spesifikasi ini terdiri dari semen dan agregat halus
dicampur dalam perbandingan satu bagian semen terhadap dua bagian agregat halus atas
volume. Sejumlah air yang cukup harus ditambahkan untuk memungkinkan penanganan
campuran tersebut dengan satu rasio maksimum air semen sekitar 0.65 dan adonan tersebut
akan melebihi kekuatan desak yang memenuhi persyaratan beton.
b. Adonan yang digunakan untuk penanaman (pemasangan) dan menyambung pasangan batu
akan terdiri dari satu bagian semen terhadap tiga bagian agregat halus, untuk mana kapur
hidrasi dapat ditambahkan dalam satu jumlah yang sama dengan 10% volume semen.
Sejumlah air yang cukup harus ditambahkan untuk membedakan campuran yang dapat
ditangani dan bila diuji adonan tersebut akan memiliki kekuatan desak tidak kurang dari 50
kg/cm2 pada 28 hari.
6. Pencampuran dan Pengecoran
a. Agregat dan semen harus diukur dan dicampur kering dalam mixer (pencampuran) beton
atau dengan tangan diatas dasar yang cocok sampai dihasilkan satu campuran yang
warnanya merata. Kemudian ditambahkan air yang cukup untuk satu campuran baik dan
pencampuran berlanjut selama 5 – 10 menit sampai didapatkan kekentalan yang diminta.
b. Adonan harus diproduksi dalam volume yang cukup untuk pemakaian segera dan tambahan
dapat diberikan (dalam jangka waktu 30 menit dari waktu pencampuran) bila diminta
demikian untuk mempertahankan satu campuran yang mudah ditangani. Akan tetapi adonan
yang tidak digunakan di dalam 45 menit sesudah pencampuran harus dibuang.
7. Penempatan (Pemasangan)
a. Permukaan yang menerima adonan harus dibersihkan dari setiap bahan lepas, atau benda –
benda lain yang harus dibuang dan kemudian dibasahi dengan air sebelum adonan tersebut
dipasang.
b. Bilamana digunakan sebagai permukaan jadi (selesai), adonan tersebut harus dipasang pada
permukaan yang basah dan bersih dalam ketebalan yang menyediakan satu lapisan
77
pelindung permukaan setebal 1.5 cm dan harus dikulir sampai satu permukaaan yang halus
dan rata.
8. Pengendalian mutu
a. Test Laboratorium
Tes laboratorium yang dapat diterima untuk agregat halus harus dilaksanakan oleh
kontraktor sesuai dengan petunjuk direksi teknik untuk menentukan gradasi dan kondisi
mutu sebagaimana ditentukan di bawah spesifikasi ini.
b. Pengendalian Lapangan
Direksi teknik dapat meminta kontraktor untuk melaksanakan suatu tes pelaksanaan di
lapangan yang dipandang untuk menjamin dipatuhinya spesifikasi ini.
1. Umum
Pekerjaan Beton K-225
Untuk Spesifikasi Secara Umum sudah di jelaskan pada BAB I PasalTentang Pekerjaan
Beton Bertulang.
78
- Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan overlapping sambungan yang
dapat menyulitkan pembetonan atau menyampaikan vibrator.
Pelaksana harus membuat daftar tekukan baja untuk setiap pekerjaan beton dan harus
sesuai dengan rencana.
Tulangan baja dipasang sedemikian rupa sehingga tidak mudah bergeser pada saat
pengecoran beton dan tulangan baja di kerjakan setelah pemasangan Plastik Polythene.
Tulangan harus betul-betul bebas dari bekisting dengan menempatkan potongan-
potongan kecil terbuat dari beton di antara tulangan dan bekisting, sebagai acuan selimut
beton sesuai dengan ketentuan pada BAB I Pasal 1.19.
Pemasangan bekisting harus setepat-tepatnya, sesuai dengan sifat pekerjaannya dan
tidak boleh kelihatan bergetar atau melentur selama melaksanakan pekerjaan serta harus
mudah dibongkar tanpa merusak konstruksi.
Celah-celah pada bekisting ditutup dengan plastik yang cukup tebal, agar air adukan pada
waktu pengecoran tidak lolos keluar.
Sebelum adukan beton dicor, kayu-kayu bekisting harus dibersihkan dari kotoran seperti
serbuk gergaji, tanah dan lain-lain serta harus dibasahi secukupnya, dan perlu diadakan
tindakan-tindakan untuk menghindari mengumpulnya air pembasahan tersembur pada
sisi bawah.
Pengadukan beton (adukan) dari mixer (beton molen) ketempat pengecoran harus
dilakukan dengan cara yang tidak mengakibatkan terjadinya pemisahan komponen-
komponen adukan beton dan harus sudah dicor paling lambat 30 menit sejak
pencampuran dengan air dalam mixer dengan tidak mengurangi ketentuan kualitas beton
yang disyaratkan.
Untuk pemadatan cor-coran, digunakan alat vibrator.
Sesudah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengaruh panas, sehingga tidak terjadi
penguapan yang terlalu cepat.
Persiapan perlindungan atas kemungkinan adanya hujan harus diperhatikan supaya
jangan sampai adukan yang belum mengikat rusak oleh air.
Beton yang dibasahi paling sedikit selama 10 hari setelah pengecoran.
Bekisting/cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai satu kekuatan khusus
yang cukup untuk memikul 2 x beban sendiri. Bilamana akibat pembongkaran cetakan,
pada bagian konstruksi akan bekerja beban-beban yang lebih tinggi daripada beban
rencana, maka cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan tersebut berlangsung.
Kontraktor harus memberitahu pengawas bilamana ia bermaksud akan membongkar
cetakan pada bagian-bagian konstruksi yang utama dan minta persetujuan, tetapi dengan
adanya persetujuan itu tidak berarti kontraktor lepas dari tanggung jawab. Jadi pada
dasarnya waktu dan cara pembukaan serta pemindahan cetakan harus mengikuti
79
petunjuk pengawas. Pekerjaan ini harus dikerjakan dengan hati-hati dan permukaan yang
tidak beraturan harus segera diperbaiki sampai disetujui pengawas.
Pada umumnya waktu pengikatan beton sebelum cetakan-cetakan dibongkar, yaitu
minimum 21 hari bila dengan beban konstruksi.
Kualitas beton untuk Sloof list manhole/tanaman Cor Setempat, adalah seperti yang
sudah disebutkan di atas.
Kontraktor tidak dibenarkan untuk membobok, membuat lubang atau memotong
konstruksi, beton yang sudah jadi tanpa sepengetahuan dan seizin Konsultan Pengawas
dan direksi pekerjaan. Ukuran dari pembuatan lubang, pemasangan alat-alat didalam
beton, dan sebagainya harus menurut petunjuk Konsultan Pengawas dan direksi
pekerjaan.
1. Umum
Pekerjaan Beton K-350
Untuk Spesifikasi Secara Umum sudah di jelaskan pada BAB I PasalTentang Pekerjaan
Beton Bertulang.
80
- Overlapping panjang sambungan harus disesuaikan kembali berdasarkan diameter
besi yang dipilih.
- Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan overlapping sambungan yang
dapat menyulitkan pembetonan atau menyampaikan vibrator.
Pelaksana harus membuat daftar tekukan baja untuk setiap pekerjaan beton dan harus
sesuai dengan rencana.
Tulangan baja dipasang sedemikian rupa sehingga tidak mudah bergeser pada saat
pengecoran beton dan tulangan baja di kerjakan setelah pemasangan Plastik Polythene.
Tulangan harus betul-betul bebas dari bekisting dengan menempatkan potongan-
potongan kecil terbuat dari beton di antara tulangan dan bekisting, sebagai acuan selimut
beton sesuai dengan ketentuan pada BAB I Pasal 1.19.
Pemasangan bekisting harus setepat-tepatnya, sesuai dengan sifat pekerjaannya dan
tidak boleh kelihatan bergetar atau melentur selama melaksanakan pekerjaan serta harus
mudah dibongkar tanpa merusak konstruksi.
Celah-celah pada bekisting ditutup dengan plastik yang cukup tebal, agar air adukan pada
waktu pengecoran tidak lolos keluar.
Sebelum adukan beton dicor, kayu-kayu bekisting harus dibersihkan dari kotoran seperti
serbuk gergaji, tanah dan lain-lain serta harus dibasahi secukupnya, dan perlu diadakan
tindakan-tindakan untuk menghindari mengumpulnya air pembasahan tersembur pada
sisi bawah.
Pengadukan beton (adukan) dari mixer (beton molen) ketempat pengecoran harus
dilakukan dengan cara yang tidak mengakibatkan terjadinya pemisahan komponen-
komponen adukan beton dan harus sudah dicor paling lambat 30 menit sejak
pencampuran dengan air dalam mixer dengan tidak mengurangi ketentuan kualitas beton
yang disyaratkan.
Untuk pemadatan cor-coran, digunakan alat vibrator.
Sesudah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengaruh panas, sehingga tidak terjadi
penguapan yang terlalu cepat.
Persiapan perlindungan atas kemungkinan adanya hujan harus diperhatikan supaya
jangan sampai adukan yang belum mengikat rusak oleh air.
Beton yang dibasahi paling sedikit selama 10 hari setelah pengecoran.
Bekisting/cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai satu kekuatan khusus
yang cukup untuk memikul 2 x beban sendiri. Bilamana akibat pembongkaran cetakan,
pada bagian konstruksi akan bekerja beban-beban yang lebih tinggi daripada beban
rencana, maka cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan tersebut berlangsung.
Kontraktor harus memberitahu pengawas bilamana ia bermaksud akan membongkar
cetakan pada bagian-bagian konstruksi yang utama dan minta persetujuan, tetapi dengan
adanya persetujuan itu tidak berarti kontraktor lepas dari tanggung jawab. Jadi pada
81
dasarnya waktu dan cara pembukaan serta pemindahan cetakan harus mengikuti
petunjuk pengawas. Pekerjaan ini harus dikerjakan dengan hati-hati dan permukaan yang
tidak beraturan harus segera diperbaiki sampai disetujui pengawas.
Pada umumnya waktu pengikatan beton sebelum cetakan-cetakan dibongkar, yaitu
minimum 21 hari bila dengan beban konstruksi.
Kualitas beton untuk Sloof list manhole/tanaman Cor Setempat, adalah seperti yang
sudah disebutkan di atas.
Kontraktor tidak dibenarkan untuk membobok, membuat lubang atau memotong
konstruksi, beton yang sudah jadi tanpa sepengetahuan dan seizin Konsultan Pengawas
dan direksi pekerjaan. Ukuran dari pembuatan lubang, pemasangan alat-alat didalam
beton, dan sebagainya harus menurut petunjuk Konsultan Pengawas dan direksi
pekerjaan.
prosedur yang diberikan oleh produser Pre-Cast , Jika kondisi memang tidak memungkingkan
untuk menggunakan alat berat, maka pemasangan dilakukan manual oleh tenaga manusia.
Kerusakan Pelat akibat kesalahan prosedur pemasangan, merupakan tanggung jawab kontraktor.
Dan kontraktor berkewajiban mengganti Pelat yang rusak dengan Pelat yang baru yang mempunyai
spesifikasi yang seragam.
Telah mempunyai standar mutu yang jelas dan teruji, misal Sistem Kendali
Mutu atau ISO 9001 : 2000
Mampu memberikan jaminan terhadap produk yang dihasilkan
Mampu melakukan pengiriman dalam waktu yang telah disepakati
Mampu memberikan supervisi terhadap pelaksanaan di lapangan bila
diperlukan
2. Desain Beton Pracetak Sesuai SNI 03-2847-2002
Desain beton pracetak tetap harus mengacu pada ketentuan–ketentuan SNI 03-2847-2002 seperti :
82
Perencanaan Struktur Beton Pracetak dan sambungannya harus
mempertimbangkan semua kondisi pembebanan dan deformasi saat proses pabrikasi termasuk
melepaskan dari cetakan, penyimpangan, pengangkutan, hingga pelaksanaan di lapangan.
Perencanaan Pembebanan direncanakan sesuai dengan fungsi dari beton
pracetak tersebut, misal :
a. Desain Top - Bottom harus dihitung sesuai pembebanan seperti pada struktur jembatan dan
pembebanan selama pelaksanaan pemasangan.
b. Desain U-Ditch untuk Crossing jalan akan berbeda dengan desain untuk saluran tepi.
c. Desain Balok untuk jembatan akan berbeda dengan desain untuk balok Bangunan Gedung.
d. Desain
3. Menentukan Kuat Beton Perlu pada umur tertentu pada tahapan – tahapan pabrikasi atau
konstruksi.
Gaya-gaya diizinkan untuk disalurkan antara komponen-komponen struktur antara lain :
Bila mendesain sambungan menggunakan bahan-bahan dengan sifat struktur berbeda, kekakuan
relatif, kekuatan, dan daktilitas harus ditinjau.
1. Identifikasi Produk
Komponen Beton Pracetak harus ditandai dengan nama, dimensi dan tanggal pabrikasinya dan logo
pabrikan (selama memungkinkan untuk dilakukan) guna memudahkan kontrol dan aspek telusur bila
terjadi sesuatu.
2. Persyaratan Pembebanan
a. Desain Top - Bottom untuk harus mampu menahan beban seperti
yang ditunjukkan pada gambar.
83
b. DesainU-Ditch untuk saluran tepi harus mampu menahan seperti
yang ditunjukkan pada gambar.
4. Persyaratan Produksi
1. Bekisting harus cukup kuat dan kaku (terbuat dari besi) dan tidak boleh bocor
2. Harus memiliki penggetar eksternal dan meja getar
3. Harus memiliki sistim curing (steam curing)
4. Harus memiliki alat angkat yang cukup
5. Harus memiliki lapangan penumpukan yang cukup dan tinggi tumpukan dibatasi.
5. Produsen
Produsen bertanggungjawab terhadap kekuatan elemen precast terhadap beban – beban yang bekerja yang
dibuktikan dengan analisa perhitungannya atau uji produk.
84
- Jumlah berat pembesian dalam 1 m3 beton tidak boleh kurang dari pada jumlah
berat yang tertera dalam analisa harga satuan beton bertulang di RAB atau jumlah
luas tulangan dari suatu penampang beton tidak boleh kurang dari pada luas
tulangan yang sesuai dalam gambar rencana.
- Overlapping panjang sambungan harus disesuaikan kembali berdasarkan diameter
besi yang dipilih.
- Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan overlapping sambungan yang
dapat menyulitkan pembetonan atau menyampaikan vibrator.
Pelaksana harus membuat daftar tekukan baja untuk setiap pekerjaan beton dan harus
sesuai dengan rencana.
Tulangan baja dipasang sedemikian rupa sehingga tidak mudah bergeser pada saat
pengecoran beton.
Tulangan harus betul-betul bebas dari bekisting dengan menempatkan potongan-
potongan kecil terbuat dari beton di antara tulangan dan bekisting, sebagai acuan selimut
beton sesuai dengan ketentuan pada BAB I Pasal 1.19.
Pemasangan bekesting harus setepat-tepatnya, sesuai dengan sifat pekerjaannya dan
tidak boleh kelihatan bergetar atau melentur selama melaksanakan pekerjaan serta harus
mudah dibongkar tanpa merusak konstruksi.
Celah-celah pada bekisting ditutup dengan plastik yang cukup tebal, agar air adukan pada
waktu pengecoran tidak lolos keluar.
Sebelum adukan beton dicor, kayu-kayu bekisting harus dibersihkan dari kotoran seperti
serbuk gergaji, tanah dan lain-lain serta harus dibasahi secukupnya, dan perlu diadakan
tindakan-tindakan untuk menghindari mengumpulnya air pembasahan tersembur pada
sisi bawah.
Pengadukan beton (adukan) dari mixer (beton molen) ketempat pengecoran harus
dilakukan dengan cara yang tidak mengakibatkan terjadinya pemisahan komponen-
komponen adukan beton dan harus sudah dicor paling lambat 30 menit sejak
pencampuran dengan air dalam mixer dengan tidak mengurangi ketentuan kualitas beton
yang disyaratkan.
Untuk pemadatan cor-coran, digunakan alat vibrator.
Sesudah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengaruh panas, sehingga tidak terjadi
penguapan yang terlalu cepat.
Persiapan perlindungan atas kemungkinan adanya hujan harus diperhatikan supaya
jangan sampai adukan yang belum mengikat rusak oleh air.
Beton yang dibasahi paling sedikit selama 10 hari setelah pengecoran.
Bekisting/cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai satu kekuatan khusus
yang cukup untuk memikul 2 x beban sendiri. Bilamana akibat pembongkaran cetakan,
85
pada bagian konstruksi akan bekerja beban-beban yang lebih tinggi daripada beban
rencana, maka cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan tersebut berlangsung.
Kontraktor harus memberitahu pengawas bilamana ia bermaksud akan membongkar
cetakan pada bagian-bagian konstruksi yang utama dan minta persetujuan, tetapi dengan
adanya persetujuan itu tidak berarti kontraktor lepas dari tanggung jawab. Jadi pada
dasarnya waktu dan cara pembukaan serta pemindahan cetakan harus mengikuti
petunjuk pengawas. Pekerjaan ini harus dikerjakan dengan hati-hati dan permukaan yang
tidak beraturan harus segera diperbaiki sampai disetujui pengawas.
Pada umumnya waktu pengikatan beton sebelum cetakan-cetakan dibongkar, yaitu
minimum 21 hari bila dengan beban konstruksi.
Kualitas beton untuk Sloof list manhole/tanaman Cor Setempat, adalah seperti yang
sudah disebutkan di atas.
Kontraktor tidak dibenarkan untuk membobok, membuat lubang atau memotong
konstruksi, beton yang sudah jadi tanpa sepengetahuan dan seizin Konsultan Pengawas
dan direksi pekerjaan. Ukuran dari pembuatan lubang, pemasangan alat-alat didalam
beton, dan sebagainya harus menurut petunjuk Konsultan Pengawas dan direksi
pekerjaan.
86
Pelaksana harus membuat daftar tekukan baja untuk setiap pekerjaan beton dan harus
sesuai dengan rencana.
Tulangan baja dipasang sedemikian rupa sehingga tidak mudah bergeser pada saat
pengecoran beton.
Tulangan harus betul-betul bebas dari bekisting dengan menempatkan potongan-
potongan kecil terbuat dari beton di antara tulangan dan bekisting, sebagai acuan selimut
beton sesuai dengan ketentuan pada BAB I Pasal 1.19.
Pemasangan bekesting harus setepat-tepatnya, sesuai dengan sifat pekerjaannya dan
tidak boleh kelihatan bergetar atau melentur selama melaksanakan pekerjaan serta harus
mudah dibongkar tanpa merusak konstruksi.
Celah-celah pada bekisting ditutup dengan plastik yang cukup tebal, agar air adukan pada
waktu pengecoran tidak lolos keluar.
Sebelum adukan beton dicor, kayu-kayu bekisting harus dibersihkan dari kotoran seperti
serbuk gergaji, tanah dan lain-lain serta harus dibasahi secukupnya, dan perlu diadakan
tindakan-tindakan untuk menghindari mengumpulnya air pembasahan tersembur pada
sisi bawah.
Pengadukan beton (adukan) dari mixer (beton molen) ketempat pengecoran harus
dilakukan dengan cara yang tidak mengakibatkan terjadinya pemisahan komponen-
komponen adukan beton dan harus sudah dicor paling lambat 30 menit sejak
pencampuran dengan air dalam mixer dengan tidak mengurangi ketentuan kualitas beton
yang disyaratkan.
Untuk pemadatan cor-coran, digunakan alat vibrator.
Sesudah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengaruh panas, sehingga tidak terjadi
penguapan yang terlalu cepat.
Persiapan perlindungan atas kemungkinan adanya hujan harus diperhatikan supaya
jangan sampai adukan yang belum mengikat rusak oleh air.
Beton yang dibasahi paling sedikit selama 10 hari setelah pengecoran.
Bekisting/cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai satu kekuatan khusus
yang cukup untuk memikul 2 x beban sendiri. Bilamana akibat pembongkaran cetakan,
pada bagian konstruksi akan bekerja beban-beban yang lebih tinggi daripada beban
rencana, maka cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan tersebut berlangsung.
Kontraktor harus memberitahu pengawas bilamana ia bermaksud akan membongkar
cetakan pada bagian-bagian konstruksi yang utama dan minta persetujuan, tetapi dengan
adanya persetujuan itu tidak berarti kontraktor lepas dari tanggung jawab. Jadi pada
dasarnya waktu dan cara pembukaan serta pemindahan cetakan harus mengikuti
petunjuk pengawas. Pekerjaan ini harus dikerjakan dengan hati-hati dan permukaan yang
tidak beraturan harus segera diperbaiki sampai disetujui pengawas.
87
Pada umumnya waktu pengikatan beton sebelum cetakan-cetakan dibongkar, yaitu
minimum 21 hari bila dengan beban konstruksi.
Kualitas beton untuk Sloof list manhole/tanaman Cor Setempat, adalah seperti yang
sudah disebutkan di atas.
Kontraktor tidak dibenarkan untuk membobok, membuat lubang atau memotong
konstruksi, beton yang sudah jadi tanpa sepengetahuan dan seizin Konsultan Pengawas
dan direksi pekerjaan. Ukuran dari pembuatan lubang, pemasangan alat-alat didalam
beton, dan sebagainya harus menurut petunjuk Konsultan Pengawas dan direksi
pekerjaan.
2. Bahan-Bahan
a) Semen Semen yang dipakai harus Portland Cement dari merk yang disetujui dan yang
dalam segala hal memenuhi syarat seperti dikehendaki oleh “Peraturan Beton Bertulang
Indonesia”. Dalam pengangkutan, semen harus terlindung dari hujan, zak (kantong) asli
dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat dan harus disimpan di gudang yang cukup
ventilasinya dan tidak kena air, ditaruh pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 10 cm
dari lantai. Kantong semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tinggi melampaui 2 m,
88
dan tiap pengiriman baru harus dipisahkan dan ditandai dengan maksud agar pemakaian
semen dilakukan menurut urutan pengirimannya.
b) Agregat (butiran, pasir) Agregat harus keras, bersifat kekal dan bersih serta tidak boleh
mengandung bahan-bahan yang merusak umpamanya yang bentuk atau kualitasnya
bertentangan dan mempengaruhi kekuatan atau kekalnya konstruksi beton pada setiap
umur, termasuk daya tahannya terhadap karat dari tulangan besi beton. Agregat (butiran)
dalam segala hal harus memenuhi yang dikehendaki (ketentuan-ketentuan) PBI 1971.
c) Air Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih, bebas dari bahan-bahan yang
merusak atau campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat semen.
3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
Setiap pekerjaan beton, Penyedia Jasa harus melakukan pengujian kuat tekan beton yang
hasilnya harus diketahui oleh pengawas.
a) Toleransi Posisi masing-masing bagian konstruksi harus tepat dalam batas toleransi 1 cm,
toleransi ini tidak boleh bertambah-tambah (cumulative). Ukuran masing- masing bagian
harus seksama dalam – 0,50 dan + 0,50 cm.
b) Pemberitahuan pelaksanaan pengecoran Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran
beton pada bagian-bagian utama dari pekerjaan, kontraktor harus mendapat persetujuan.
Jika tidak mendapat persetujuan, dan pengecoran tidak disetujui, maka kontraktor dapat
diperintahkan untuk membongkar beton yang telah dicor atas biaya sendiri.
c) Pengangkutan Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa hingga dapat dihindarkan
adanya pemisahan dari bagian-bagian bahan. Adukan tidak boleh dijatuhkan dari
ketinggian lebih dari 2 meter. Dalam keadaan terpaksa tinggi jatuh beton lebih dari 2 m,
maka disarankan untuk mempergunakan talang.
d) Pembersihan cetakan dan alat-alat Sebelum beton dicor, semua kotoran dan benda-
benda lepas harus dibuang. Permukaan cetakan yang akan berhubungan dengan beton
harud dibasahi dengan air sebelum dicor.
e) Wajib melakukan slump tes sesuai nilai slump yang tetuai di tiket dan pengambilan
sampel benda uji berupa kubus atau silinder tiap adukan minimal 1 benda uji.
f) Pengecoran Pengecoran ke dalam tempat yang dicor harus selesai sebelum adukan mulai
mengental, yang dalam keadaan normal biasanya dalam waktu 30 menit. Pengecoran
suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti. Tidak boleh
mengecor beton pada waktu hujan, kecuali jika kontraktor mengambil tindakan-tindakan
mencegah kerusakan atau dengan izin dari Direksi.
g) Pemadatan beton Adukan harus dipadatkan dengan memakai alat penggetar (vibrator)
yang berfrekwensi dalam adukan paling sedikit 3000 putaran dalam 1 menit. Penggetaran
harus dimulai pada waktu adukan ditaruh dan dilanjutkan adukan berikutnya. Dalam
89
permukaan yang vertikal, vibrator harus dekat ke cetakan tapi tidak menyentuhnya
sehingga dihasilkan suatu permukaan beton yang baik.Dengan sudut kemiringan vibrator
antara 45 – 90 derajat. Penggetaran tidak boleh dilakukan langsung menembus tulangan
ke bagian-bagian adukan yang sudah mengeras.
h) Perawatan Untuk melindungi beton yang baru dicor dari cahaya matahari, angin dan
hujan, sampai beton itu mengeras dengan baik, dan untuk mencegah pengeringan terlalu
cepat harus diambil tindakan-tindakan sebagai berikut :
i) Semua cetakan yang sudah diisi adukan beton harus dibasahi terus menerus sampai
cetakan dibongkar.
j) Setelah pengecoran, beton harus terus menerus dibasahi selama 14 hari berturut-turut.
1. Uraian
Plastik (Polystyrene) Styrofoam juga dikenal dengan istilah polystyrene yang dihasilkan
dari styrene (C6H5CH9CH2) yang mempunyai gugus phenyl (enam cincin karbon) yang tersusun
secara tidak teratur sepanjang garis karbon dari molekul. Penggabungan acak benzena
mencegah molekul membentuk garis yang sangat lurus sebagai hasilnya polystyrene memiliki
bentuk yang tidak tetap, transparan dan dalam berbagai bentuk plastik.
Menurut Erliza dan Sutedja dalam Suryaman (2009), plastik dapat dikelompokkan atas
dua tipe, yaitu thermoplastic dan thermoset. Thermoplastic adalah plastik yang dapat dilunakkan
berulang kali dengan menggunakan panas, antara lain polyethylene, polyproylene, polystyrene,
dan polyvinil chloride. Sedangkan thermoset adalah plastik yang tidak dapat dilunakkan oleh
pemanasan, antara lain henol formaldehid dan urea formaldehid.
Menurut Nurminah (2002), secara umum dikenal beberapa jenis plastik yang sering
digunakan antara lain:
90
6. PET (Polyethylene Terepthalate)
1. Sifat mekanis
Sifat-sifat mekanis yang menonjol dari bahan ini adalah kaku, keras, mempunyai bunyi seperti
metallic bila dijatuhkan.
3. Abration Resistance
Polystyrene mempunyai kekuatan permukaan relatif lebih keras dibandingkan dengan jenis
termoplastik yang lain. Meskipun demikian, bahan ini mudah tergores.
4. Transparansi
Mempunyai derajat transparansi yang tinggi dan dapat memberikan kilauan yang baik yang tidak
dimilki oleh jenis plastik lain.
5. Sifat elektrikal
Karena mempunyai daya serap air yang rendah maka polystyrene digunakan untuk keperluan
alat-alat listrik.
6. Ketahanan panas
Polystyrene mempunyai softening point yang rendah (90°C), sehingga tidak digunakan untuk
pemakaian pada suhu tinggi. Selain itu polimer ini mempunyai sifat konduktivitas panas yang
rendah. Menurut Wikipedia (8 september 2010) styrofoam adalah merek dagang dari Dow
Chemical Company yang dibuat untuk isolasi panas dan aplikasi kerajinan. Satyarno (2004) dalam
Tiurma (2009) menjelaskan styrofoam adalah gabus putih yang banyak digunakan untuk bahan
pengganjal pada pengepakan barang-barang elektronik.
Styrofoam merupakan bahan yang baik ditinjau dari segi mekanis maupun suhu namun
bersifat agak rapuh dan lunak pada suhu dibawah 100° C menurut Billmeyer (1984) dalam
Dharma Giri (2008). Styrofoam ini memiliki berat jenis sampai 1050 kg/m3, kuat tarik sampai 40
MN/m2, modulus lentur sampai 3 GN/m2, modulus geser sampai 0,99 GN/m2, angka poisson
0,33 menurut Crawford (1998) dalam Dharma Giri (2008).
91
ringan , thermoplastic, yaitu menjadi lunak jika dipanaskan dan mengeras kembali setelah dingin.
Dengan pemanasan, styrofoam akan menjadi lunak pada suhu 1000 C, namun jika dibakar secara
langsung styrofoam akan mudah terbakar dan akan mengeluarkan api berwarna kuning dan akan
meninggalkan jelaga. Selain itu juga memiliki sifat tahan terhadap asam, basa dan sifat korosif
lainnya seperti garam. Styrofoam juga sangat stabil dan tidak mudah terurai dalam waktu yang
lama.
2. Penggunaannya:
Penggunaan plastic polythene di lapangan di sesuaikan dengan analisa atau kondisi
Lapangan dengan pengawasan mandor dan pengawas.Jenis dan typenya sesuai dengan
kebutuhan.
92
SUB BAB V.13.
PENGADAAN DAN PEMASANGAN U-GUTTER PELALUAN AIR 30.20.60 K-225 PABRIKAN
1. Pengadaan
Untuk Spesifikasi Secara Umum sudah di jelaskan pada SEKSI III.3.1. Tentang Pekerjaan
Beton Precetak.
2. Pemasangan
Pemasangan dilakukan Mengunakan Alat Berat dan harus sesuai dengan prosedur yang
diberikan oleh produser Pracetak Box Pelaluan Air, Jika kondisi memang tidak
memungkinkan untuk menggunakan alat berat, maka pemasangan dilakukan manual oleh
tenaga manusia.
Kerusakan Box Pelaluan Air akibat kesalahan prosedur pemasangan, merupakan tanggung
jawab kontraktor. Dan kontraktor berkewajiban mengganti Box Pelaluan Air yang rusak
dengan Box Pelaluan Air yang baru yang mempunyai spesifikasi yang seragam.
ialah :
1. Grill Manhole
2. Grill untuk tangkapan air
3. Grill untuk tanaman / pohon
4. Grill Crossing saluran
c. Bahan
Besi Cor ( Cast Iron )
Besi Cor yang digunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi hal - hal sebagai berikut:
93
b. Untuk grill manhole mampu menahan beban terpusat 5 Ton, (FC 25).
c. Untuk grill tanaman mampu menahan beban terpusat 1 Ton, (FC 25).
d. Untuk grill khusus Crossing Saluran (terletak pada badan jalan) mampu menahan beban
terpusat 40 Ton, (FCD 45).
e. Mutu terdiri dari laju korosi, tes tekan, performance (cat, dimensi, bentuk desain (sesuai
dengan gambar), tidak berkarat, tidak berpori)
f. Setiap pabrikan grill harus melaksanakan pengujian komposisi kimia besi tuang FC 25 di
laboratorium independen dan disaksikan oleh Kontraktor Pelaksana, Konsultan
Pengawas, dan Direksi Pekerjaan.
5. Toleransi Ukuran
a. Dimensi tinggi dan lebar pengaku disesuaikan dengan gambar
b. Toleransi lebar dan panjang ± 3 mm
c. Toleransi tebal frame ± 0.3 mm
d. Toleransi motif timbul ± 0.2 mm
e. Toleransi tebal plat manhole dan BTA minus 0 mm
f. Jarak frame dengan cover max 3 mm
94
b. Diharapakan agar pada waktu pengecoran list sloof beton untuk manhole agar di beri
angkur (dynabolt) sesuai pada gambar, karena nantinya angkur digunakan untuk
pemasangan frame pada manhole tersebut.
c. Grill menggunakan mutu sesuai Fabrikasi
d. Kontraktor harus memesan untuk pembuatan Grill Fabrikasi tersebut pada sebuah pabrik,
yang telah disetujui oleh pihak Direksi
e. Mutu, Dimensi serta Detail Grill Fabrikasi yang dipesan harus sesuai dengan gambar
perencanaan yang sudah disetujui oleh Direksi
f. Berikut penggunaan WARNA SETARA Nippon Paint, yaitu:
Hitam – Black Smoke – NPN 2037 A
Putih – Whispering White – NPOW 1001 P
Abu-abu – Dinosaur Grey – NPN 2042 P
Hijau – Stunning Green – NPBGG 1645 A
Kuning – Circus Top – NPYO 1134 A
Merah – Diva – NPR 1267 A
Coklat – Sable Brown – NPN 1876 A (173 A)
Krem – Yelow Tulip – NPYO 1089 P
Biru – Libery Blue – NPPB 1533 A (281 A)
g. Syarat diterimanya Grill Fabrikasi, pihak penyedia diwajibkan mengundang pihak
pengguna untuk melakukan inspeksi / tinjauan ke produsen melihat tahapan dan
pemakaian bahan pabrikasi (belum pernah dilakukan)
h. Bila mutu pabrikasi dibawah / tidak sesuai dengan spesifikasi teknis, maka pihak
pengguna berhak menolak produk grill
i. Kontraktor diharuskan dapat memberikan Jaminan Spesikasi Pemesanan Grill Fabrikasi
serta Surat Dukungan dari Pabrik (dengan melampirkan analisa harga satuan pabrikasi)
yang dikeluarkan oleh Pabrik, kepada Direksi dan Pengawas.
k. Biaya transportasi Grill Fabrikasi yang sudah dipesan, sepenuhnya ditanggung oleh
Kontraktor.
b. Penyedia wajib merawat dan menjaga grill fabrikasi tetap dalam kondisi baik pada saat
material datang di lokasi sampai pada saat pemasangan.
c. Kontraktor diharuskan dapat memberikan surat pernyataan Jaminan Pemeliharaan Grill
Fabrikasi dengan jangka 1 tahun setelah masa pelaksanaan selesai.
95
SUB BAB V.15.
GRILL TANGKAPAN AIR
1. Umum
Untuk Spesifikasi Secara Umum sudah di jelaskan pada SUB BAB V.13 Tentang Pekerjaan Grill
Fabrikasi.
96
SUB BAB V.16.
GRILL TANGKAPAN AIR (CROSSING) TB. 7 CM
97
SUB BAB V.17.
BOLLARD
1. Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan pemasangan material aspal pada permukaan
yang telah dipersiapkan sebelumnya untuk penghamparan pelaburan aspal atau lapisan
campuran aspal.
2. Lapis Resap Pengikat digunakan pada permukaan yang tidak beraspal,dengan bahan aspal
dari jenis aspal semen AC – 10 ( yang kurang lebih ekivalenAspal penetrasi 80/100 ) atau
jenis AC – 20 (yang kurang lebih ekivalenAspal penetrasi 60/70 ), mematuhi ASSHTO N226
-80, dicairkan dengan minyak tanah. Dipasang hanya pada permukaan yang kering atau
sedikit berlembab.
3. Lapis Perekat digunakan pada permukaan yang beraspal,dengan bahan aspal dari jenis aspal
semen AC – 10 atau AC – 20 yang memenuhi ASSHTO M226 – 80 , diencerkan dengan 25
sampai 30 bagian minyak tanah per 100 bagian aspal. Dipasang hanya pada permukaan yang
benar – benar kering.
4. Pekerjaan Lapisan Resap Pengikat dan Lapis Perekat harus tidak dilaksanakan waktu angin
kencang, hujan atau akan turun hujan. Kecuali mendapat persetujuan lain dari Direksi.
5. Lapisan yang telah selesai harus menutup keseluruhan permukaan yang dilapi dan tampak
merata, tanpa lokasi yang tidak tertutup atau beralur atau berlebihan aspalnya.
98
SUB BAB V.19.
PENGHAMPARAN LAPIS PERMUKAAN ASPAL BETON LASTON (AC) TB. 4 CM (MANUAL)
1. Umum
a) Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan suatu lapis aus permukaan tahan lama dan
padat dari campuran aspal dikenal sebagai Lapisan Aspal Beton (LASTON), tersusun dari
sejumlah agregat tertentu, filter dan aspal semen dihasilkan dari instalasi campuran pusat
(CMP) dan dipasang sesuai dengan spesifikasi-spesifikasi ini dengan ketebalan nominal 4
cm atau diatur tersendiri oleh Direksi Teknik atau ketentuan lain dalam dokumen kontrak,
seperti yang diminta dalam Daftar Penawaran. Campuran Aspal beton tersebut akan
dipasang sebagai satu lapis permukaan baru di atas lapis pondasi atas yang dibentuk
sebelumnya atau sebagai satu lapis ulang diatas suatu perkerasan dengan lapis penutup
yang ada, dan perlu digunakan di atas jalan dengan lalu lintas berat serta kemiringan
terjal.
b) Toleransi Ukuran
Tebal rata-rata terpasang harus sama dengan atau lebih tebal dari tebal nominal
rencana. Tidak ada satu titikpun akan memiliki ketebalan Aspal Beton padat kurang
dari 90 % tebal rencana. Namun tebal rencana dapat disesuaikan dengan
persyaratan di lapangan atau keputusan Direksi Teknik dan diberitahukan secara
tertulis kepada kontraktor.
Variasi permukaan Aspal Beton selesai dari tingkat dan ketinggian yang ditentukan
tidak boleh melebihi 5 mm pada setiap titik bilamana diuji dengan satu mistar
batang lurus panjang 3,0 m.
c) Contoh Bahan
Kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut kepada Direksi Teknik pada paling
lambat 14 hari sebelum pekerjaan dimulai :
99
tindakan-tindakan untuk memberi petunjuk dan mengendalikan lalu lintas selama
pelaksanaan pekerjaan.
Harus disediakan sarana untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dengan separuh
lebar perkerasan, kecuali disediakan satu pengalihan (alternatif) jalan yang sesuai
sehingga disetujui oleh Direksi Teknik.
Tidak ada lalu lintas yang akan diizinkan lewat di atas permukaan jalan yang baru
selesai sampai lapis permukaan aspal beton di padatkan sepenuhnya hingga
memuaskan Direksi Teknik.
100
Ukuran Saringan Presentasi Lolos
(mm) Saringan Atas Berat
19,0 100
12,5 30 – 100
9,5 0 – 55
4,75 0 – 10
0,075 0-1
Agregat Halus
Agregat halus terdiri dari pasir alam dan atau batu pecah tersaring dalam
kombinasi yang cocok, dan harus bersih serta bebas dari gumpalan lempung dan
benda-benda lain yang harus di buang, Gradasi agregat halus sesuai dengan Tabel
5.15. berikut.
9,5 100
4,75 90 – 100
2,36 80 – 100
0,60 25 – 100
0,075 3 – 11
Filler
Bahan filler terdiri dari debu batu sabak atau semen serta harus bebas dari suatu
benda yang harus dibuang. Ia berisi ukuran partikel yang 100 % lolos saringan 0,60
mm dan tidak kurang dari 75 % atas berat partikel yang lolos saringan 0,075
(saringan basah).
101
Uraian Batas Test
c) Bahan Aspal
Bahan aspal harus AC-20 aspal semen gradasi kental (kurang lebih ekivalen dengan
Pen. 60/70) memenuhi persyaratan AASHTO M 226
Suatu bahan adhesif (pengikat) dan anti pengelupasan harus ditambahkan kepada
bahan aspal, jika diminta demikian oleh Direksi Teknik yang bertugas dan
bertanggung jawab pada CPM (Instalasi Campur Pusat). Bahan tambahan tersebut
harus satu jenis yang disetujui oleh ahli Teknik (Engineer) yang bertugas pada CMP
dan harus ditambahkan dan dicampur sesuai dengan petunjuk Pabrik Pembuat.
3. Persyaratan Campuran
a) Komposisi Campuran
Campuran aspal tersebut terdiri dari agregat, bahan filter, dan bahan aspal.
Komposisi rencana campuran berada dalam batas-batas rencana yang diberikan
pada Tabel 5.17.
Tabel 5.17 Komposisi Campuran
102
Kandungan aspal terserap - Maksimum 1.7
Perbandingan campuran final dan formula kualitas aspal beton harus ditentukan
oleh pengujian laboratorium yang dilaksanakan oleh laboratorium CMP dan
campuran rencana sebenarnya harus diserahkan kepada Pemimpin Proyek yang
sesuai dengan persyaratan spesifikasi ini.
b) Sifat-sifat Campuran
Sifat-sifat campuran yang harus dipenuhi oleh CMP (Instalasi Campur Pusat)
diberikan pada Tabel 5.18. di bawah.
Tabel 5.18. Sifat-Sifat Campuran
4. Pelaksanaan Pekerjaan
a) Peralatan Pelaksanaan
Jenis peralatan dan metoda operasi harus sesuai dengan Daftar Peralatan dan
Instalsi Produksi yang telah disetujui dan menurut petunujuk lebih lanjut Direksi
Teknik.
Pada umunya peralatan yang harus dipilih untuk penghamparan dan penyelesaian
harus paver (perata) bertenaga mesin yang mampu bekerja mencapai garis dan
103
ketinggian yang diperlukan dengan penyediaan untuk pemanasan, screeding dan
sambungan perata campuran aspal beton.
Jenis peralatan berikut ini akan dipilih untuk penghamparan, pemadatan dan
penyelesaian.
- Alat pengangkutan
Sejumlah dump truk angkutan yang cukup harus disediakan untuk
mengangkut campuran aspal yang sesuai dengan program perkerjaan yang
telah disetujui. Dump truk tersebut harus dilengkapi dengan dasar bak
logam rata ketat, dibersihkan dan yang sebelumnya dilapisi minyak bakar.
- Peralatan Pemadatan
Untuk pemadatan lapis permukaan tersebut diperlukan peralatan sebagai
berikut :
Vibratory roller atau Baby roller ini merupakan aplikasi untuk meratakan
permukaan dengan operating weight kurang dari 3 ton.
Sebuah mesin gilas ban bertekanan dengan ban dipompa mencapai tekanan
8,5 kg/cm2 (120 lbs/sq.in) dan dengan penyediaan untuk ballast dari 1500
kg – 2500 kg muatan per roda.
- Peralatan untuk Penyemprotan lapis Aspal Resap Pelekat atau Lapis Aspal
Pelekat. Sebuah dstributor/ penyemprotan aspal bertekanan harus
disediakan dengan penyediaan untuk pemanasan aspal.
b) Penyediaan Lapangan
Pemasangan diatas lapis Pondasi Atas.
- Bila memasang diatas pondasi jalan, pondasi tersebut bentuk dan profilnya
harus sama benar dengan yang diperlukan untuk penampang melintang
rencana dan dipadatkan sepenuhnya sampai mendapat persetujuan Direksi
Teknik, yang sesuai dengan persyaratan pemadatan. Pondasi tersebut harus
disapu bersih dari setiap benda yang lepas dan harus dibuang.
104
- Sebelum memasang aspal beton, pondasi jalan tersebut harus dilapisi dengan
Lapis Aspal resap Pengikat pada saatu tingkat pemakaian 0,60 l/m2 atau
tingkat lainnya menurut perintah Direksi Teknik.
Pemasangan diatas satu Permukaan Aspal yang ada.
- Bilamana pemasangan tersebut sebagai satu lapis ulang diatas satu
permukaan aspal yang ada, setiap kerusakan pada permukaan perkerasan
yang ada termasuk lubang-lubang, bagian yang ambles, pinggiran hancur
dan cacat permukaan lainnya harus dibetulkan dan diperbaiki sampai
disetujui Direksi Teknik.
- Sebelum pemasangan aspal beton, permukaan yang ada harus kering dan
dibersihkan dari semua batu lepas dan bahan lain yang harus dibuang, dan
akan disemprotkan aspal perekat pada tingkat pemakaian tidak melebihi
0,50 l/m2, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.
c) Penghamparan
Screed samping atau cetakan yang disetujui harus dipasang sepanjang perkerasan/
bahu jalan sampai garis dan ketinggian yang diperlakukan.
Penghamparan dengan Mesin
- Sebelum operasi pengaspalan dimulai, screed paver harus di panaskan dan
campuran aspal harus dimasukkan/ dituang ke dalam paver pada satu
temperatur didalam batas-batas antara 140 – 110 C.
- Selama pengoperasian paver, campuran aspal tersebut harus dihampar dan
diturunkan sampai ketingkat, ketinggian dan bentuk penampang melintang
yang diperlukan diatas seluruh lebar perkerasan yang mungkin.
- Paver tersebut harus beroperasi pada satu kecepatan yang tidak
menimbulkan retak-retak pada permukaan. Tingkat penghamparan harus
sebagaimana yang disetujui oleh Direksi Teknik memenuhi persyaratan
tebal rencana.
- Jika terjadi suatu segresi, penyobekan atau penyungkilan permukaan, paver
tersebut harus dihentikan dan tidak boleh berjalan kembali sampai
penyebabnya ditemukan dan diperbaiki. Bagian-bagian yang kasar atau
bahan yang telah segresi harus dibuat betul dengan menyebarkan bahan
halus (fines) serta digaruk dengan baik. Akan tetapi penggarukan harus
dihindari sejauh mungkin dan partikel kasar tidak boleh disebarkan diatas
permukaan yang discreed.
- Harus dijaga supaya campuran tidak mengumpul dan mendingin pada sisi
hopper atau dimana saja pada paver.
105
- Bilamana jalan tersebut harus diperkeras separuh lebar pada waktu,
pengerasan separuh lebar pertama tidak boleh lebih dari 1 kilometer
didepan pengerasan separuh lebar jalan yang kedua.
d) Pemadatan Lapis Aspal Beton
Pengendalian Suhu
- Secepat setelah campuran tersebut selesai dihampar dan diratakan
,permukaan tersebut harus diperiksa dan setiap kualitas yang tidak baik
harus segera diperbaiki.
- Suhu campuran lepas terpasang harus dipantau dan penggilasan akan
dimulai ketika suhu campuran tersebut turun hingga 110o C dan harus
diselesaikan sebelum suhu turun di bawah 65o C.
- Pengilasan campuran tersebut akan terdiri dari tiga penggilasan secara
berturut-turut dengan urutan pengilasan dari Tabel 5.19 sebagai berikut:
Tabel 5.19 Tahapan Penggilasan
Prosedur Pemadatan
- Tahap awal pengilasan dan penggilasan final akan dikerjakan semuanya
dengan mesin gilas roda baja. Penggilasan kedua atau penggilasan antara
akan dilakukan dengan sebuah mesin gilas ban pneumatic. Mesin gilas awal
akan beroperasi dengan roda kemudi dekat paver.
- Kecepatan mesin gilas tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk mesin gilas
roda baja, dan 6 km/jam untuk mesin gilas ban pneumatic serta akan selalu
cukup lambat untuk menghindari penggeseran campuran panas. Garis
106
penggilasan tidak boleh terlalu berubah – ubah atau arah penggilasan
berbalik secara tiba-tiba, yang akan menimbulkan penggeseran campuran.
- Penggilasan kedua atau penggilasan antara mengikuti sedekat sepraktis
mungkin dibelakang penggilasan pemadatan awal dan harus dilaksanakan
sementara campuran tersebut masih pada satu temperatur yang
memungkinkan akan menghasilkan pemadatan maksimum. Penggilasan
akhir akan dikerjakan bilamana bahan tersebut masih dalam suatu kondisi
cukup dapat dikerjakan untuk membuang semua tanda bekas roda mesin
gilas.
- Penggilasan akan dimulai secara memanjang pada sambungan dan dari
pinggiran sebelah luar yang akan berlangsung sejajar dengan sumbu jalan
menuju ke bagian tengah perkerasan, kecuali pada lengkungan
superelevasi, penggilasan akan mulai pada sisi rendah yang bergerak maju
menuju sisi tengah yang lebih tinggi. Lintasan berikutnya dari mesin gilas
akan bertumpang tindih pada paling sedikit separuh lebar mesin gilas dan
lintasan tidak boleh berhenti pada titik-titik ditempat satu meter dari titik
ujung lintasan-lintasan sebelumnya.
- Bila menggilas sambungan memanjang, mesin gilas pemadat pertama-tama
harus bergerak diatas jalan yang sudah dilewati sebelumnya demikian
sehingga tidak lebih dari 15 cm roda kemudi jalan/ lewat diatas pinggir
perkarasan yang tidak terpadatkan. Mesin gilas harus terus menerus lewat
sepanjang lajur ini menggeser posisinya sedikit demi sedikit menyilang
sambungan tersebut dengan lintasan berikutnya, sampai diperoleh satu
sambungan yang dipadatkan rapih secara menyeluruh.
- Penggilasan akan bergerak maju secara terus menerus sabagaimana
diperlukan untuk mendapatkan pemadatan yang seragam selama waktu
bahwasannya campuran tersebut dalam kondisi dapat dikerjakan dan
sampai semua tanda-tanda bekas roda mesin gilas dan ketidak teraturan
lainnya dihilangkan. Untuk mencegah menempelnya campuran pada mesin
gilas, roda-roda tersebut harus dijaga selalu basah tetapi air yang
berlebihan tidak diizinkan.
e) Penyelesaian
Alat berat atau mesin gilas tidak diizinkan berdiri diatas permukaan yang baru
selesai sampai permukaan tersebut mendingin secara menyeluruh dan matang.
Permukaan Aspal Beton sesudah pemadatan harus halus dan rata sampai
punggung jalan dan ketinggian yang ditetapkan di dalam toleransi yang ditentukan.
107
Setiap campuran yang menjadi lepas-lepas dan hancur, bercampur dengan kotoran
atau yang telah menjadi tidak sempurna dalam setiap arah, harus dipadatkan
segera untuk menyesuaikan dengan luas disekitarnya dan setiap luas yang
menunjukkan suatu kelebihan atau kekurangan bahan aspal atas instruksi Direksi
Teknik akan disingkirkan dan diganti. Semua tempat tinggi, sambungan tinggi,
bagian ambles dan rongga-rongga udara harus diselesaikan sebagaimana diminta
oleh Direksi Teknik.
Sementara permukaan tersebut sedang dipadatkan dan diselesaikan, kontraktor
harus memperbaiki pinggiran- pinggiran menjadi segaris secara rapih. Setiap
bahan-bahan yang berlebih harus dipotong lurus setelah penggilasan final dan
dibuang oleh kontraktor sehingga disetujui oleh Direksi Teknik.
f) Penyelesaian Sambungan
Tidak boleh ada campuran yang dipasang menempel bahan ujung yang sudah
digilas sebelumnya kecuali ujung tersebut tegak atau telah dipotong kembali
sampai satu permukaan tegak. Satu penyiraman tipis aspal yang digunakan untuk
permukaan-permukaan kontak harus dipakai tepat sebelum tambahan dipasang
menempel bahan yang digilas sebelumnya.
5. Pengendalian Mutu
a) Test Laboratorium
Test laboratorium harus dilaksanakan oleh Tenaga Ahli yang bertugas
dan bertanggung jawab pada CMP (Instalasi Campur Pusat) yang sesuai dengan
persyaratan Spesifikasi Umum dan untuk memenuhi persyaratan Spesifikasi yang
diberikan pada Tabel 2.7. Data uji harus disediakan untuk Kontraktor dan Pimpinan
Proyek jika perlu, dan pengujian lebih lanjut harus dilaksanakan bila demikian yang
diminta oleh oleh Direksi Teknik.
Referensi Test
Test Tipe
AASTHO Bina Marga
108
Ketahanan terhadap
abrasi agregat kasar
Test abrasi untuk agregat <
ukuran kecil T 96 PB 0206 – 76
19 mm
menggunakan mesin
Los Angeles
Pelapisan dan
pengelupasan Penahanan aspal sesudah
T 182 PB 0205 – 76
campuran agregat pelapisan dan pengelupasan
aspal
109
menyeluruh pemadatan HRS thd
campuran aspal presentasi kepadatan
dipadatkan Marshall
b) Pengendalian Lapangan
Test pengendalian lapangan berikut harus dilaksanakan selama pelaksanaan
pekerjaan terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik. Pemotongan lubang uji
dan mengembalikan ke keadaan semula dengan bahan Aspal Beton dipadatkan
dengan baik harus dikerjakan oleh Kontraktor di bawah pangawasan Direksi Teknik
Tabel 5.21.
Tabel 5.21. Pengujian Mutu Campuran
Test permukaan perkerasan untuk Permukaan harus diuji setiap hari dengan
kesesuaian dengan punggung jalan, mal dan punggung dan batang lurus panjang
ketinggian dan kemiringan melintang 3 m setelah pemadatan akhir.
Pengujian berat/kepadatan inti aspal Contoh bahan inti harus diambil setiap 200
beton terpasang dan dipadatkan m, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi
(AASHTO T 166) Teknik. Kepadatan campuran yang sudah
disatukan yang telah diuji, tidak boleh
110
kurang dari 97 % bahan (spesimen) padat
laboratorium.
111
Dalam hal bahwa tebal padat yang dipasang kurang dari tebal rencana, penyesuaian akan
dilakukan dengan menggunakan ukuran luas yang diperbaiki sama dengan :
Tebal rencana
d) Tidak ada penyesuaian yang sama dari luas yang diukur akan dibuat untuk tebal yang
dapat diterima yang melebihi tebal rencana, kecuali penambahan tebal tersebut telah
diminta oleh Direksi Teknik secara tertulis.
e) Bila lapis aspal resap perekat atau lapis aspal perekat dipasang yang sesuai dengan
kontrak khusus dan Daftar Penawaran, lapis aspal resap perekat atau lapis aspal perekat
tersebut akan diukur dalam liter.
f) Bilamana aspal beton diletakkan diatas lapis pondasi atas, pekerjaan mempersiapkan dan
memelihara lapis pondasi atas tidak boleh diukur untuk pembayaran dan akan
dimasukkan dalam pekerjaan yang diperlukan untuk penyelesaian lapis pondasi atas
tersebut yang sesuai dengan persyaratan Spesifikasi ini.
g) Bila aspal beton dipasang diatas perkerasan aspal yang ada, pekerjaan yang diperlukan
untuk membuat betul permukaan termasuk perbaikan lubang-lubang, pinggiran hancur
dan bagian-bagian ambles, tidak boleh diukur dan dibayar dibawah bab ini, tetapi akan
diukur dan dibayar sesuai dengan item-item pembayaran yang relevan.
h) Bila perbaikan lapis perata yang tidak memuaskan, telah diminta sesuai dengan spesifikasi
ini, tidak ada tambahan pembayaraan akan dibuat untuk pekerjaan ekstra atau volume
yang diperlukan bagi perbaikan-perbaikan.
i) Tidak ada penambahan pengukuran atau pembayaran yang dibuat untuk pengujian
bahan-bahan yang diperlukan dibawah spesifikasi ini dan semua pekerjaan demikian akan
dianggap telah dimasukkan dalam item pembayaran untuk pemasangan Lapis Aspal
Beton.
1. Umum
a) Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan satu lapisan perata pondasi atas yang padat,
tahan lama, disusun dari agregat dan bahan aspal dicampur di dalam satu instalasi
112
campur pusat (CMP) dan digunakan untuk maksud penguatan perkerasan yang ada dan
pembentukan ulang perkerasan sampai punggung jalan dan kemiringan melintang yang
benar sebelum dipasang satu lapis ulang permukaan baru.
b) Toleransi Ukuran
Tebal praktis minimum lapis pondasi atas perata adalah 4 cm. Dan ketebalan yang
harus dipasang sampai tingkat dan ketinggian yang diatur dilapangan serta
sebagaimana di perintahkan oleh Direksi Teknik. Tebal rata-rata yang ditetapkan
pada gambar rencana adalah berdasarkan pemeriksaan visual dan diberikan
sebagai perkiraan tebal rata-rata ynag diperlukan.
Lapis pondasi atas perata tidak boleh dipasang dalam lapisan melebihi ketebalan
10 cm padat.
Bila diuji dengan satu mal punggung jalan atau batang lurus 3 m, variasi
permukaan selesai pada setiap titik lapis pondasi atas perata tidak boleh melebihi
10 mm dari permukaan atau ketinggian yang telah ditetapkan.
c) Contoh Bahan
Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan berikut kepada Direksi Teknik paling
lambat 14 hari sebelum pekerjaan dimulai.
113
Kontraktor harus bertanggung jawab atas semua akibat lalu lintas yang
diizinkan.lewat, sementara pekerjaan jalan sedang berlangsung.
f) Perbaikan Pekerjaan yang tidak memuaskan
Lapis Aspal Pondasi Atas perata harus diselesaikan sesuai dengan persyaratan
spesifikasi ini dan sampai disetujui Direksi Teknik. Luas lapis pondasi atas perata yang
tidak mematuhi kepada persyaratan-persyaratan ini dan yang dianggap tidak memuaskan
Direksi Teknik harus diperbaiki dengan cara menyingkirkan dan mengganti, menambah
satu lapisan tambahan dan/ atau dengan suatu tindakan tindakan lain yang dianggap
perlu oleh Direksi Teknik.
2. Bahan-Bahan
a) Persyaratan Umum
Semua bahan yang diperlukan untuk lapis aspal pondasi atas perata akan didapat
dari sumber deposit bahan dan bahan olahan industri dan dipasok langsung
kepada CMP (Instalasi Campur Pusat) terkecuali DPUK mengadakan pengaturan
alternatif.
Tanggung jawab untuk persetujuan semua sumber pengadaan dan pelaksanaan
tets laboraorium yang berhubungan dengan campuran pelaksanaandan
pengendalian mutu produksi akan ada pada tenaga Ahli (Engineer) yang bertugas
dan bertanggung jawab di CMP (Instalasi Campur Pusat)
Kualitas Campuran Aspal untuk Lapis Pondasi Atas Perata tersebut harus
memenuhi persyaratan Spesifikasi Umum Bina Marga.
b) Agregat
Agregat Kasar
Agregat kasar untuk Lapis Aspal Pondasi Atas Perata terdiri dari batu atau kerikil
pecah ataupun satu campuran batu pecah dengan kerikil alami bersihyang sesuai.
Gradasi agregat kasar harus memenuhi persyaratan pada Tabel 5.22. berikut.
Tabel 5.22. Persyaratan Gradasi Untuk Agregat Kasar Lapis Aspal Beton Pondasi Atas
Perata
19,0 100
12,5 95 – 100
9,5 50 – 100
114
4,75 0 – 50
0,075 0-5
Agregat Halus
Agregat halus terdiri dari pasir alami dan/ atau batu yang disaring dalam kombinasi
yang cocok. Dan harus bersih serta bebas dari gumpalan lempung dan benda-
benda lain yang harus dibuang. Gradasi agregat halus tersebut harus sesuai
dengan Tabel 5.23. berikut ini.
Tabel 5.23.Persyaratan Gradasi Agregat Halus Lapis Aspal Beton Pondasi Atas Perata
19,0 100
12,5 90 – 100
9,5 80 – 100
4,75 25 – 100
0,075 3 - 11
Tabel 2.24. Syarat-Syarat Kualitas Agregat Kasar Lapis Aspal Pondasi Atas Perata
115
c) Bahan Aspal
Bahan aspal harus aspal semen gradasi kental yang memenuhi persyaratan
AASHTO M 226. Gradasi yang dipakai adalah sebagai berikut :
- Grade AC – 20 (kurang lebih ekivalen dengan Pen 60/70)
Suatu bahan adhesif (pengikat) dan anti pengelupasan harus ditambahkan kepada
bahan aspal,jika diperintahkan demikian oleh Ahli Teknik yang bertugas dan
bertanggung jawab pada CMP (Insatalasi Campur Pusat). Bahan additive
(tambahan) tersebut harus dari jenis yang disetujui Ahli Teknik yang bertugas serta
harus ditambahkan dan dicampur sesuai dengan petunjuk - petunjuk pabrik
pembuat.
3. Persyaratan Campuran
a) Komposisi Campuran
Campuran aspal akan terdiri dari agregat. bahan filler dan bahan aspal. Komposisi
rencana campuran akan berada didalam batas-batas yang diberikan pada Tabel
5.25.
116
Fraksi Filter (bahan halus pengisi) 4.5 – 7.5
4. Pelaksanaan Pekerjaan
a) Peralatan Pelaksanaan
Jenis Peralatan dan methoda operasi harus sesuai dengan Daftar Peralatan dan
Instalasi Produksi yang telah disetujui dan menurut petunjuk lebih lanjut Direksi
Teknik.
Pada umumnya peralatan yang akan dipilih untuk penghamparan dan
penyelesaian harus paver (perata) bertenaga mesin yang mampu bekerja sampai
117
garis dan ketinggian yang diperlukan, dengan penyediaan untuk pemanasan,
screeding dan sambungan perata campuran aspal.
Jenis peralatan berikut ini akan dipilih untuk penghamparan, pemadatan, dan
penyelesaian.
- Alat Pengangkutan
Sejumlah dump truk angkutan yang cukup harus disediakan untuk
mengangkut campuran aspal yang sesuai dengan program pekerjaan yang
telah disetujui. Dump truk tersebut harus dilengkapi dengan dasar (bak)
logam rata, bersih yang sebelumnya dilapisi minyak bakar.
Peralatan Pemadatan
Sebuah mesin gilas ban bertekanan dengan ban dipompa mencapai tekanan
8,5 kg/cm2 (120 lbs/sq.in) dan dengan penyediaan untuk ballast dari 1500
kg – 2500kg muatan per roda.
b) Penyiapan Lapangan
Perkerasan lama harus dibersihkan dari bahan-bahan lepas dan lunak, serta setiap
kerusakan pada perkerasan karena lubang-lubang, bagian ambles, pinggiran
runtuh dan cacat-cacat permukaan harus dibetulkan dan diperbaiki sehingga
mendapat persetujuan Direksi Teknik.
Sebelum memasang lapis aspal beton pondasi atas perata, permukaan lama harus
kering dan dibersihkan dari semua batu lepas serta bahan-bahan lain yang harus
118
dibuang, dan harus disemprot dengan lapis aspal pengikat pada satu tingkat
pemakaian tidak melebihi 0,5 l/m2, terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi
Teknik.
c) Penghamparan
Bila diminta demikian oleh Direksi Teknik, screed samping atau cetakan lain yang
disetujui harus dipasang sepanjang pinggir bahu jalan/ perkerasan sampai garis
dan ketinggian yang diperlukan.
Penghamparan dengan mesin
- Sebelum operasi pengerasan dilmulai, screed paver harus dipanaskan dan
campuran aspal harus dimasukkan/ dituang kedalam paver pada satu
temperatur didalam batas-batas berikut :
Untuk Grade AC – 10, batas suhu : 140 0 C – 110 0 C
119
- Temperatur campuran lepas terpasang harus dipantau dan penggilasan
akan dimulai dan diselesaikan bilamana suhu campuran turun sampai
dibawah batas-batas berikut ini.
Grade AC – 20 – Mulai 125 0 C dan selesai 80 0 C
Prosedur Pemadatan
- Tahap awal penggilasan dan penggilasan akhir akan dikerjakan semuanya
dengan mesin gilas roda baja. Penggilasan kedua atau penggilasan antara
akan dilakukan dengan sebuah mesin gilas ban pneumatic. Mesin gilas awal
akan beroperasi dengan roda kemudi sedekat mungkin paver.
- Kecepatan mesin gilas tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk mesin gilas
roda baja, dan 6 km/jam untuk mesin gilas ban pneumatic serta akan selalu
cukup lambat untuk menghindari penggeseran campuran panas. Garis
penggilasan tidak boleh terlalu berubah-ubah atau arah penggilasan
berbalik secara tiba-tiba, yang akan menimbulkan penggeseran campuran.
- Penggilasan kedua atau penggilasan antara mengikuti sedekat sepraktis
mungkin di belakang penggilasan pemadatan awal dan harus dilaksanakan
sementara campuran tersebut masih pada satu temperatur bahwa akan
120
menghasilkan pemadatan maksimum. Penggilasan akhir akan dikerjakan
bilamana tersebut masih dalam suatu kondisi cukup dapat dikerjakan untuk
membuang semua tanda bekas injakan roda mesin gilas.
- Penggilasan akan dimulai secara memanjang pada sambungan dan dari
pinggiran sebelah luar yang akan berlangsung sejajar dengan sumbu jalan
menuju ke bagian tengah perkerasan. Kecuali pada lengkungan super
elevasi, penggilasan akan mulai pada sisi rendah yang bergerak maju
menuju sisi tinggi. Lintasan berikutnya dari mesin gilas akan bertumpang
tindih pada paling sedikit separuh lebar mesin gilas dan lintasan tidak boleh
berhenti pada titik-titik di tempat satu meter dari titik ujung lintasan-
lintasan sebelumnya.
- Bila menggilas sambungan memanjang, mesin gilas pemadat pertama-tama
harus bergerak diatas jalan yang sudah dilewati sebelumnya demikian
sehingga tidak lebih dari 15 cm roda kemudi jalan/ lewat diatas pinggir
perkerasan yang tidak terpadatkan. Mesin gilas harus terus menerus
sepanjang lajur ini menggeser posisinya sedikit demi sedikit menyilang
sambungan tersebut dengan lintasan berikutnya, sampai diperoleh satu
sambungan yang dipadatkan rapi secara menyeluruh.
- Penggilasan akan bergerak maju secara terus menerus sebagaimana
diperlukan untuk mendapatkan pemadatan yang seragam selama waktu
campuran tersebut dalam kondisi dapat dikerjakan dan sampai semua
tanda-tanda bekas roda mesin gilas dan ketidak teraturan lainnya
dihilangkan. Untuk mencegah menempelnya campuran pada mesin gilas,
roda-roda tersebut harus dijaga selalu basah tetapi air yang berlebihan
tidak diizinkan.
e) Penyelesaian
Alat berat atau mesin gilas tidak diizinkan berdiri diatas permukaan yang baru
selesai sampai permukaan tersebut mendingin secara menyeluruh dan memadat.
Permukaan Lapis Aspal Beton Pondasi Atas sesudah pemadatan harus halus dan
rata sampai punggung jalan dan kemiringan yang ditetapkan di dalam toleransi
yang ditentukan. Setiap campuran yang menjadi lepas-lepas dan hancur,
bercampur dengan kotoran atau yang tidak sempurna. Harus segera dipadatkan
supaya sama dengan sekitarnya dan setiap luas yang menunjukkan suatu kelebihan
atau kekurangan bahan aspal atas instruksi Direksi Teknik akan disingkirkandan
diganti. Semua tempat tinggi, sambungan tinggi. Bagian ambles dan bagian yang
berongga harus diselesaikan sebagaimana diminta oleh Direksi Teknik.
Sementara permukaan tersebut sedang dipadatkan dan diselesaikan, Kontraktor
harus memperbaiki pinggiran-pinggiran menjadi segaris secara rapih. Setiap
121
bahan-bahan berlebih harus dipotong lurus setelah penggilasan akhir dan dibuang
oleh Kontraktor menurut Direksi Teknik.
f) Penyelesaian Sambungan
Tidak boleh ada campuran yang dipasang menempel pada lapisan yang sudah
digilas sebelumnya, kecuali pinggirannya telah dipotong satu permukaan tegak, satu
penyiraman tipis aspal yang digunakan untuk lapis aspal pengikat harus dipakai sebelum
tambahan campuran dipasang menempel pada bahan yang digilas sebelumnya.
5. Pengendalian Mutu
a) Test Laboratorium
Test laboratorium harus dilaksanakan oleh Tenaga Ahli yang bertugas dan
bertanggung jawab pada CMP (Instalasi Campur Pusat) yang sesuai dengan
persyaratan Spesifikasi Umum dan untuk memenuhi persyaratn spesifikasi yang
diberikan pada Tabel 2.7. Data uji harus disediakan oleh Kontraktor dan Pimpinan
Proyek jika perlu, dan pengujian lebih lanjut harus dilaksanakan bila diminta
demikian oleh Direksi Teknik.
Untuk pengujian pengendalian mutu campuran, Kontraktor harus mendapatkan dan
menyediakan catatan-catatan pengujian untuk produksi setiap hari. Meliputi analisa
saringan, pengendalian suhu, kepadatan/ stabilitas/ aliran Marshall dan penyerapan
aspal oleh agregat. Ujian ini dicatat dalam Tabel 2.7..
b) Pengendalian Lapangan
Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan selama pelaksanaan
pekerjaan terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik. Pemotongan lubang uji
untuk contoh inti dan mengembalikan ke keadaan semula dengan bahan ATB
dipadatkan dengan baik harus dikerjakan oleh Kontraktor dibawah pengawasan
Direksi Teknik Tabel 2.28.
Tabel 5.28. Persyaratan Pengendalian Lapangan
122
Contoh bahan inti harus diambil setiap
200 m, kecuali diperintahkan lain oleh
Pengujian berat/kepadatan inti aspal beton Direksi Teknik. Kepadatan campuran
terpasang dan dipadatkan (AASHTO T 166) yang sudah disatukan yang telah diuji,
tidak boleh kurang dari 97 % bahan
(spesimen) padat laboratorium.
123
Teknik, dihitung sebagai panjang bagian perkerasan yang diukur pada garis sumbu
dikalikan denagn lebar rata-rata yang diukur dan disetujui bersama diantara Kontraktor
dan Direksi Teknik.
c) Bilamana suatu lapis aspal pelekat dipasang sesuai dengan persyaratan kontrak tertentu
dan Daftar Penawaran, lapis aspal pelekat tersebut akan diukur dalam liter.
d) Pekerjaan yang diperlukan untuk memperbaiki perkerasan yang ada termasuk
memperbaiki lubang-lubang, pinggiran runtuh dan daerah-daerah ambles, tidak boleh
diukur dan tidak boleh dibayar dibawah bab ini, tetapi akan diukur dan dibayar menurut
item-item pembayaran yang relevan.
e) Bilamana perbaikan lapis perata yang tidak memuaskan telah diminta sesuai dengan
Spesifikasi ini, tidak ada tambahan pembayaran akan dibuat untuk pekerjaan ekstra atau
volume yang diperlukan untuk perbaikan-perbaikan.
f) Tidak ada penambahan pengukuran atau pembayaran akan dibuat untuk pengujian
bahan-bahan yang diperlukan dibawah spesifikasi ini, dan semua pekerjaan demikian
akan dianggap sudah dimasukkan dalam item pembayaran untuk pemasangan Lapis Aspal
Beton Pondasi Atas Perata (LATASTON).
124
bantu innya yang bisa digunakan agar pemancangan trucuk bambu bisa terpalasang
sesuai dengan rencana.
b. Trucuk bambu dipancangkan dalam keadaan baik, tidak cacat yang dapat mengurangi
kekokohan pekerjaan.
c. Apabila pemancangan tidak bisa terbenam seluruhnya (belum sesuai dengan gambar
rencana) maka drop hammer diganti dengan yang lebih berat sehingga kedalaman tiang
trucuk dapat dipancangkan sesuai dengan gambar rencana.
d. Apabila dari hasil pemancangan tersebut di atas menurut Konsultan Pengawas dan
Direksi Pekerjaan hasilnya meragukan misalnya tiang trucuk miring, pecah dan sebagainya
maka Kontraktor harus mencabut tiang trucuk tersebut dan diharuskan melakukan
pemancangan ulang.
e. Segala kerugian yang ditimbulkan akibat hal tersebut di atas adalah menjadi tanggung
jawab kontraktor sepenuhnya.
BAB VI
PEKERJAAN LAIN-LAIN
125
e. Kontraktor membuat laporan tertulis atas data-data kualitas yang dibuat dengan
disahkan oleh Direksi dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai
karakteristik Laporan tertulis tersebut.
f. Penunjukan Laboratorium harus dapat persetujuan dari Direksi/Pengawas.
Pengujian Dengan Menggunakan “Silinder“
Sebelum diadakan pekerjaan pengecoran untuk setiap bagian pekerjaan
strukturbangunan (Pondasi, Sloof, Kolom, Plat Lantai dan Balok), pihak kontraktor harus
membuat percobaan test “silinder“ minimal 3 (tiga) sampel untuk masing masing bagian
pekerjaan dan minimal 1 (satu} sampel untuk setiap ready mix beton.Pelaksanaan
percobaan yang dimaksud adalah pengujian mutu beton dengan silinder terbuat dari plat
baja dengan ukuran Dia.15 cm Tinggi.30 cm atau kubus dengan ukuran 15 cm x 15 cm, jika
dalam pengetesan laboratorium mutu beton yang diinginkan tidak tercapai maka harus
diadakan job mix design.
- Tidak boleh lebih dari 1 nilai diantara 3 nilai hasil pemeriksaan benda uji
berturut-turut.
- Tidak boleh satu pun nilai rata-rata dari 3 hasil pemeriksaan benda uji
berturut-turut berkurang.
- Setiap hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut seperti diatas, harus
dipakai sebagai dasar untuk mempertimbangkan apakah perlu diadakan
perubahan dalam campuran beton.
Pemeriksaan Benda Uji
Adukan beton untuk benda uji harus diambil langsung dari mesin pengaduk dengan
menggunakan ember atau alat lainnya yang tidak menyerap air.
a. Pada adukan beton yang encer, adukan beton diisikan kedalam cetakan dalam 3
lapis yang kira-kira sama tebal, dimana masing-masing lapis ditumbuk 10 kali
dengan tongkat baja dengan diameter 26 mm, dan ujung dibulatkan.
b. Selanjutnya adukan didalam cetakan harus dipadatkan dengan cara yang
sesungguhnya. Apabila dalam hal ini dipergunakan jarum-jarum penggetar, maka
jarum penggetar tersebut harus dimasukkan sentris kedalam setiap kubus tanpa
menyentuh dasarnya. Penggetaran harus dilanjutkan sampai permukaan adukan
beton nampak mengkilap oleh air semen. Kemudian jarum penggetar ditarik dan
diadukkan.
126
c. Benda uji harus disimpan ditempat yang bebas dari getaran dan ditutupi dengan
karung basah selama 24 jam.
d. Sebelum kubus diuji diperiksa kekuatannya, ukurannya harus ditentukan dengan
ketelitian sampai mm. Apabila berat isi dari beton juga harus ditentukan, maka
berat beton harus ditentukan dengan ketelitian sampai ratusan gram.
e. Sebagai beban hancur dari kubus berlaku beban tertinggi yang ditunjukkan oleh
pesawat penguji. Pesawat penguji tidak boleh mempunyai ± 3 % pada setiap
pembebanan diatas 10 % dari kapasitas maksimum.
127
e. Setelah selesai di core benda uji diberi penandaan yang mencakup data – data
antara lain jenis material precast, lokasi pekerjaaan, dan tanggal pembuatan
material.
f. Benda uji coredrill harus disimpan dengan baik dan dirawat dengan dimasukkan ke
dalam air oleh Kontraktor Pelaksana.
g. Untuk pengujian kuat tekan benda uji core drill beton dilaksanakan di laboratorium
independen dan usia benda uji core drill beton harus sudah memenuhi atau lebih
dari 28 hari.
128
d. Untuk pengujian beban terpusat baik grill manhole maupun grill tangkapan air
harus sesuai dengan beban terpusat rencana di spesifikasi SUB BAB IV.1. Direksi
Pekerjaan berhak mengembalikan / me-reject material grill yang tidak sesuai
dengan beban terpusat desain dan diganti dengan material grill yang sesuai
dengan beban terpusat desain.
e. Untuk sertifikat uji korosi yang dimiliki oleh supplier diperlukan hal – hal sebagai
berikut :
- Material yang dipakai adalah material grill manhole dan grill tangkapan air.
- Sampel air dari saluran di lokasi pekerjaan.
- Data temperatur di lokasi pekerjaan.
f. Untuk pengujian laju korosi material grill besi tuang FC 25 menggunakan metode
potensiostat, hasil uji laju korosi harus kurang dari 0,5 mm/tahun. Jika melebihi
ketentuan tersebut maka Direksi Pekerjaan berhak mengembalikan / mereject
material grill yang tidak sesuai dan diganti dengan material grill yang sesuai dengan
persyaratan.
129
6. Pekerjaan Quality Control Bollard
Pengujian untuk bollard meliputi uji laju korosi.
a. Bahan yang dipakai adalah material bollard yang tersedia di lokasi pekerjaan
b. Sebelum pelaksanaan pengujian grill mulai dari pengambilan dan penandaan
sampel di lapangan sampai dengan pengujian di laboratorium independen,
Kontraktor Pelaksana diwajibkan membuat request dan menginformasikan kepada
Konsultan Pengawas dan Direksi Pekerjaan minimal 1 (satu) hari sebelum
pelaksanaan pengujian.
c. Untuk uji korosi diperlukan hal – hal sebagai berikut :
- Material yang dipakai adalah material grill manhole dan grill tangkapan air.
- Sampel air dari saluran di lokasi pekerjaan.
- Data temperatur di lokasi pekerjaan.
d. Untuk pengujian laju korosi material bollard menggunakan metode potensiostat,
hasil uji laju korosi harus kurang dari 0,5 mm/tahun. Jika melebihi ketentuan
tersebut maka Direksi Pekerjaan berhak mengembalikan / mereject material grill
yang tidak sesuai dan diganti dengan material grill yang sesuai dengan persyaratan.
130
SUB BAB V.2.
PENANAMAN POHON TABEBUYA PINK DAN PUTIH MIN. DIA. 10 CM
131
c. Tanaman yang dibutuhkan diperiksa sesuai dengan jenis, kuantitas dan kualitas yang telah
ditentukan dalam spesifikasi teknis.
d. Distribusi tanaman dilakukan sesuai dengan lokasi dan jadwal kerja yang ditetapkan.
2. Menyiapkan lokasi penanaman
a. Bahan dan peralatan untuk pekerjaan lokasi penanaman disiapkan sesuai dengan
kebutuhan.
b. Titik-titik tanam yang telah ditentukan, ditandai sesuai dengan gambar shop drawing.
c. Titik-titik tanam yang telah ditentukan, disiapkan sesuai dengan instruksi kerja.
d. Tanah taman yang telah ditabur, dicampur sesuai dengan instruksi kerja.
3. Penanaman
a. Persiapkan media tanam permanen yang sama dengan media semai yang dibuat
sebelumnya. Buat lubang sedalam 30-50 cm (agar bonggol akar pohon tidak terlihat) pada
media tanam, lalu tanam bibit dengan arah tegak lurus keatas. Timbun kembali dengan
media tanam galian dan padatkan agar bibit berdiri kuat tidak roboh. Lakukan
penyiraman intensif saat masa awal tanam bibit.
b. Pastikan bahwa tempat anda menanam pohon tadi tidak ada batu-batu, atau sampah
yang nantinya akan mengganggu pertumbuhan tanaman.
4. Perawatan
a. Selama masa pemeliharaan, pohon harus tetap hidup. Jika pohon mati, maka harus
dilakukan penggantian pohon yang baru.
5. Cara Pengukuran
a. Cara pengecekan ukuran diameter pohon dimulai dari ± 1 meter dari pangkal bawah
pohon.
132
Pada bagian-bagian tertentu dari jenis pekerjaan yang dilaksanakan, areal pekerjaan kadang-
kadang suatu saat tidak bisa bebas sama sekali dari adanya air. Pada keadaan ini, Kontraktor
diwajibkan mengeringkan atau membebaskan areal pekerjaan yang akan dipakai sebagai
kedudukan Konstruksi dari genangan air atau pengaruh air, karena bisa menyebabkan turunnya
kualitas pekerjaan akibat pengaruh air tersebut. Pada prinsipnya, selama masa pelaksanaan
pekerjaan, semua lokasi yang akan dipakai sebagai kedudukan bangunan harus dijaga agar tetap
kering, bebas dari genanan ataupun rembesan air.
b. Bahan Material
Bahan utama dari pembuatan Kisdam ini yakni Bambu Ori dan Gedeg Guling
Bambu yang dipakai sesuai dengan analisa RAB.
Gedeg yang digunakan harus gedeg yang baru dan bagus,untuk hal ini kontraktor harus
mendapat persetujuan dari Pengawas dan Direksi.
Kawat Ikat diameter 4 mm.
Karung glangsing dan tanah pengisi
c. Pelaksanaan Pemasangan Kisdam
Kisdam dipasang memanjang sepanjang saluran yang akan dikerjakan.
Jarak titik tanam bambu ori ( sebagai penguat kisdam ) arah melintang sejarak 60 cm,
serta arah memanjang sejarak 100 cm.
Bagian dalam bambu ori dipasang gedeg guling setinggi 2 meter dan diikat dengan kawat
pada bambu ori dari dasar saluran, dan bagian dalam tersebut disi tanah yang diambil
dari saluran, sehingga air tidak dapat masuk pada area yang akan dikerjakan.
Khusus pekerjaan pengerukan lumpur, digunakan kisdam sandbag dengan ukuran tinggi
Sampai Dengan 1,00 M.
133
1. Pada bagian-bagian tertentu dari jenis pekerjaan yang dilaksanakan, areal pekerjaan kedang-
kasang suatu saat tidak bisa bebas sama sekali dari adanya air. Pada keadaan ini, Kontraktor
diwajibkan menmgeringkan atau membebaskan areal pekerjaan yang akan dipakai sebagai
kedudukan konstruksi dari genangan air atau pengaruh air, karena bisa menyebabkan turunnya
kualitas pekerjaan akibat pengaruh air tersebut. Pada prinsipnya selama amsa pelaksanaan
pekerjaan, semua lokasi yang akan dipakai sebagai kedudukan bangunan harus dijaga agar tetap
kering, bebas dari genangan ataupun rembesan air.
2. Pekerjaan pengeringan yang dimaksud di sini adalah, termasuk sistem drainase lingkungan
pekerjaan, sehingga tidak menimbulkan dampak yang negatif terutama pada masyarakat dan
lingkungan setempat.
3. Untuk pekerjaan-pekerjaan menurut sifatnya dipandang oleh Pemilik Pekerjaan tidak diperlukan
adanya sistem pengeringan khusus maka semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pengeringan
ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban ker, serta sudah harus diperhitungkan
termasuk “Overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.
4. Pada jenis pekerjaan yang dipandang oleh Pemilik Pekerjaan memerlukan adanya konstruksi
pengertian sifatnya khusus dan memerlukan penanganan tersendiri, maka perhitugan volume
dan pembayaran untuk pelakasannaan pekerjaan pengeringan tersebut diatas, diperhitungkan
dalam satuan (unit) M’ untuk pekerjaan “coferring” atau “kisdam” dan Lump sum untuk
pekerjaan “dewatering”, sedangkan hargasatuan pekerjaan yang ditawarkan, sudah harus
meliputi upah tenaga, bahan material yang dipakai peralatan yang dipergunakan, “Overhead”
dan keuntungan Kontraktor.
134