Tugas Akhir PDF
Tugas Akhir PDF
(Konsentrasi Geoinformatika)
Oleh :
Muhammad Akhyar
NPM 13051308
DI KABUPATEN SUMEDANG
Menyetujui,
Pembimbing Akademik I
Mengetahui,
i
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan laporan Tugas Akhir yang saya
buat ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya, baik untuk naskah
laporan maupun kegiatan yang tercantum sebagai bagian dari Tugas Akhir ini. Saya
mengakui terdapat karya orang lain, namun telah saya cantumkan sumber yang jelas ke
dalam daftar pustaka. Bila suatu saat ada yang menjiplak laporan yang telah dibuat ini
tanpa seizin saya, saya berharap pihak kampus memberikan sanksi berdasarkan aturan
tata tertib di Politeknik Geologi dan Pertambangan “AGP” Bandung. Tetapi bila tidak
ada jalan keluar juga dari permasalahan ini maka harus menempuh jalur hukum.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa ada paksaan dari
pihak manapun.
Muhammad Akhyar
NPM: 13051308
ii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
Dalam menyelesaikan laporan ini penulis banyak mendapat dukungan baik itu
moral maupun materil dari berbagai pihak. Dengan demikian tidak lupa penulis ingin
1. Bapak Ir. Djumara Wiradastra, M.Si, selaku Direktur Politeknik Geologi dan
Pertambangan “AGP” .
2. Bapak Ir. Nana Suryana, selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi
3. Bapak Dr. Adang Saputra S.T, S.Si, M.Si selaku pembimbing akademis I.
5. Kepada keluarga besar terutama kedua orang tua yang telah banyak memberikan
6. Teman-teman dan semua pihak yang telah banyak membantu penulis baik
iii
iv
besarnya dan segala kerendahan hati serta keterbatasan kemampuan, kiranya laporan
ini masih belum sempurna, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca.
Muhammad Akhyar
13051308
ABSTRAK
menjadi salah satu sarana yang cukup berperan dalam menentukan solusi pada bidang
kebijakan, maka dapat diwujudkan dalam tingkat keleluasaan suatu wilayah untuk
ArcGIS adalah salah satu perangkat lunak yang cukup populer seiring
digunakan oleh kalangan GIS (Geographic Information System) atau orang-orang yang
alokasi kegiatan maupun pemilihan jenis penggunaan lahan adalah salah satu hasil
analisis dari aplikasi ArcGIS, Tujuannya adalah untuk menghasilakan Peta Zona
v
DAFTAR ISI
PRAKATA ........................................................................................................... iv
ABSTRAK .......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL................................................................................................ x
1.5 Metoda................................................................................................ 3
vi
vii
3.1.7 Klimatologi............................................................................... 20
Air Tanah.................................................................. 27
Geologi ..................................................................... 32
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................... 42
5.1 Kesimpulan......................................................................................... 49
LAMPIRAN ......................................................................................................... 52
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Sistematika penulisan laporan Tugas Akhir .................................. 6
3.7 Kelas dan Interval Kelas Zona Keleluasaan Wilayah Perkotaan ... 40
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Lokasi Penelitian Tugas Akhir .................................................. 5
Union ........................................................................................ 35
xi
BAB I
PENDAHULUAN
oleh semakin tingginya tingkat pertumbuhan penduduk perkotaan baik secara alami
(fertilitas dan mortalitas), maupun migrasi. Jenis pembangunan yang dilakukan cukup
harus berdasarkan potensi dan kondisi yang dimiliki suatu wilayah, harus sesuai
dengan kapabilitas, kesesuaian dan daya dukung lahan, maka diharapkan hasil
produksi dan produktivitas akan lebih tinggi, yang berarti tingkat keberhasilan yang
Dengan adanya perubahan tata guna lahan maka diperlukan adanya analisis
mengenai lahan perkotaan dari sisi geospasial untuk menentukan zona keleluasaan
wilayah perkotaan .
1
2
Berdasarkan latar belakang diatas, masalah yang akan dibahas adalah sebagai
berikut:
Sumedang;
Maksud dari pelaksanaan Tugas Akhir ini adalah pemanfaatan aplikasi SIG
Kabupaten Sumedang.
Sumedang.
Adapun manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini, adalah:
kawasan kota.
2. Analisis Spasial;
1.5 Metoda
kajian dan ruang lingkup diatas, maka beberapa metode yang akan digunakan adalah:
A. Metode Kepustakaan
B. Metode Observasi
lainnya.
4
C. Metoda Interview
a. Kebutuhan User
b. Kesediaan Data
c. Kesedian Perangkat
d. Kebutuhan
D. Kegiatan Studio
1.1). Secara geografis daerah kajian terletak di antara 7° 2' 28.95" - 6° 34' 44.37"
Lintang Selatan dan 107° 44' 15.20" - 108° 13' 16.28" Bujur Timur. Adapun jadwal
Dalam peyusunan laporan tugas akhir ini, struktur dan sistematika yang
digunakan penyusun mengacu pada pedoman yang dikeluarkan oleh program studi
menyelesaikan laporan tugas akhir terdiri dari 5 bab, lihat tabel 1.1.
6
LANDASAN TEORI
pertama (bahasa inggris : Geographic Information System disingkat GIS) adalah sistem
informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi
keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit adalah sistem komputer yang memiliki
sebuah database. Para praktisi juga memasukkan orang yang membangun dan
mengoperasikannya dan data sebagai bagian dari system ini. Teknologi Sistem
daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan rute. Misalnya, SIG bisa
membantu perencana untuk segera cepat menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi
bencana alam, atau SIG dapat digunakan untuk mencari lahan basa (wetlands) yang
Istilah ini digunakan karena GIS dibangun secara mendasar dari “geografi” atau
“spasial”. Objek ini mengarah kepada spesifikasi lokasi dalam suatu area. Objek bisa
berupa fisik, budaya atau ekonomi alamiah. Kenampakan tersebut ditampilkan pada
suatu peta untuk memberikan gambaran yang representative dari spasial suatu objek
7
8
sesuai dengan kenyataanya di bumi. Symbol, warna dan gaya garis digunakan untuk
mewakili setiap spasial yang berbeda pada peta dua dimensi. Saat ini teknologi
3) Pemakai (User)
4) Data
5) Metode
2.2 MapInfo
Informasi Geografis, yang berkantor pusat di North Greenbush, New York, merupakan
perangkat lunak, data (baik spasial dan non spasial) serta konsultasi dengan manajemen
pasar, analisis demografi (TargetPro), layanan web Envinsa, serta perangkat lunak SIG
GIS, MapInfo Professional, MapXtreme 2005 dan MapXtreme Java untuk pemetaan
berbasis web dan desktop, serta alat-alat pengembang seperti Mapbasic. Versi terbaru
2.3 ArcGIS
ArcGIS adalah paket perangkat lunak yang terdiri dari produk perangkat
Terdapat pula produk ArcGIS berbasis server, serta produk ArcGIS untuk PDA.
Global Mapper adalah salah satu perangkat lunak yang cukup populer sering
digunakan oleh kalangan praktisi GIS (geographics information system) atau orang-
orang yang berkecimpung di bidang pemetaan. Salah satu keistimewaan program ini
adalah kompatibilitasnya dengan banyak sekali format file. Sehingga dapat digunakan
oleh banyak orang dari latar belakang pengetahuan perangkat lunak lain yang berbeda-
beda.
Global Mapper® dari Intermap lebih dari sekadar alat penayang yang
menampilkan arsiran, elevasi, atau kumpulan data vektor yang paling populer:
Perangkat ini juga dapat mengkonversi, mengedit, mencetak, melacak GPS, dan
memungkinkan Anda menerapkan fungsi SIG pada kumpulan data Anda dalam satu
Global Mapper® versi baru, rilis 6, mampu menampilkan elevasi data dalam 3D
sesungguhnya.
Global Mapper® bukan sekadar perangkat serbaguna, namun memiliki fungsi built-in
untuk perhitungan jarak dan area, pembauran arsir dan penyesuaian kontras, melihat
11
elevasi, dan perhitungan garis pandang, serta kemampuan tingkat lanjut seperti
rektifikasi citra, pembuatan kontur dari data permukaan, analisis tampilan arah aliran
dari data permukaan, serta triangulasi dan melakukan gridding data titik 3D. Tugas
berulang dapat diselesaikan dengan menggunakan fungsi bahasa script yang built-in
nilai (bobot) pada setiap parameter bahaya geologi dan sumber daya geologi. Besarnya
pembangunan perkotaaan, dalam hal ini kepentingan untuk alokasi kegiatan dengan
jenis penggunaan lahan pemukiman, industri, perdagangan, dan jasa. Semakin penting
12
suatu parameter untuk pembangunan perkotaan maka bobotnya akan semakin besar,
sumber daya geologi dilakukan melalui analisis kuantitatif dan tumpang susun dengan
dimengerti dengan lebih baik. Dengan melakukan analisis spasial, diharapkan muncul
infomasi baru yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan di bidang
yang dikaji.Metoda yang digunakan sangat bervariasi, mulai observasi visual sampai
Data spasial merupakan dasar operasional pada sistem informasi geografis. Hal
ini terutama dalam sistem informasi geografis yang berbasiskan pada sistem digital
computer. Namun demikian pemikiran tentang pemanfaatan data spasial ini sebenarnya
tidak hanya dilakukan pada operasional sistem informasi geografis digital yang berlaku
pada saat ini. Perkembangan yang cepat dalam teknologi digital komputer saat ini
akses, manipulasi, dan duplikasi data hingga analisis terhadap data spasial menjadi
13
sangat mudah dengan bantuan teknologi digital ini.Data spasial memberikan amatan
terhadap berbagai fenomena yang ada pada suatu obyek spasial. Secara sederhana data
Dalam bentuk lain data spasial ini dinyatakan dalam bentuk grid koordinat
seperti dalam sajian peta ataupun dalam bentuk piksel seperti dalam bentuk citra satelit.
Atribut lokasional data spasial (yaitu, untuk pemukiman, rumah tangga, daerah, dll)
secara resmi dinyatakan dengan cara dari fitur geometris dari titik, garis atau unit areal
(poligon) dalam pesawat, atau, lebih jarang, pada permukaan. Ini referensi spasial
pengamatan juga fitur penting dari Sistem Informasi Geografis (SIG), yang
membuatnya menjadi alat yang alami untuk membantu dalam analisis data spasial.
Peran penting lokasi untuk data spasial, baik dalam arti absolut (koordinat) dan
dalam pengertian relatif (spasial pengaturan, jarak) memiliki implikasi besar bagi cara
di mana mereka harus diperlakukan dalam analisis statistik, seperti yang dibahas secara
rinci di Anselin (1990a). Memang, lokasi menimbulkan dua kelas efek spasial socalled:
ketergantungan spasial dan heterogenitas spasial. Yang pertama, sering juga disebut
sebagai autokorelasi spasial atau asosiasi spasial, berikut langsung dari (1979) Hukum
Pertama Tobler dari Geografi, menurut yang "semuanya berhubungan dengan segala
sesuatu yang lain, tetapi hal-hal lebih terkait dekat dari pada benda yang jauh." Sebagai
Akibatnya, nilai-nilai yang sama untuk variabel akan cenderung terjadi di lokasi
didalam kota akan sering dikelilingi oleh daerah lainnya kejahatan tinggi, atau sebuah
pendapatan rendah.
14
perhitungan terhadap aspek pada setiap parameter. Kegiatan ini didahului dengan
pengumpulan data digital setiap peta yang menjadi parameter. Selanjutnya dilakukan
perhitungan kuantitatif dengan melakukan pemberian skor dan bobot terhadap setiap
penggunaan lahan.
2.10 Sturges
Keterangan :
Dari hasil penjumlahan bobot pada layer yang sudah di overlay, didapatkan nilai
maksimum dan nilai minimum. Yang kemudian dari hasil tersebut dilakukan
Keterangan :
IK = Interval kelas
K = banyaknya kelas
BAB III
PELAKSANAAN ANALISIS
7° 2' 28.95" - 6° 34' 44.37" Lintang Selatan dan 107° 44' 15.20" - 108° 13' 16.28"
Bujur Timur. Dengan luas wilayah administratif 155.872 Ha, terdiri dari 26
3.1.2 Topografi
Wilayah Sumedang adalah pegunungan, kecuali di sebagian kecil wilayah utara berupa
dataran rendah. Gunung Tampomas (1.667 m), berada di Utara Perkotaan Sumedang.
16
17
A. 0 – 8%, merupakan daerah datar hingga berombak dengan luas area sekitar
12,24%. Kemiringan wilayah dominan di bagian timur laut, barat laut, barat
komposisi area mencakup 51,68%. Kemiringan lereng tipe ini paling dominan
sampai ke tenggara, bagian selatan sampai barat daya dan bagian barat;
E. Lebih dari kemiringan 40%, merupakan daerah bergunung dengan luas area
Kabupaten Sumedang bagian selatan, bagian timur dan bagian barat daya.
3.1.3 Geomorfologi
Menurut Van Bemmelem (1949) daerah Sumedang terletak pada zona Bogor
bagian timur yang membentang dari barat ke timur, yaitu mulai dari Rangkasbitung,
Bogor, Subang, Sumedang, dan berakhir di Bumiayu dengan panjang ±40 km.
Zona Bogor merupakan daerah antiklinorium dengan arah sumbu lipatan barat-timur.
3.1.4 Geologi
Batuan-batuan miosen dan pliosen dilipat dalam antiklinorium dengan arah barat-
barat laut. Ini merupakan bagian dari struktur keseluruhan (regional) yang
pliosen terletak secara tidak selaras diatas tumpukan batuan Mio-pliosen yang
terlipat.
20
3.1.6 Stratigrafi
beberapa satuan batuan antara lain dari tua ke muda yakni, Formasi Cinambo yang
terdiri dari Anggota Batupasir (Tomcl) dan Anggota Serpih (Tomcu) berumur
Oligosen atas sampai Oligo- Miosen. Selanjutnya diendapkan secara tidak selaras
Formasi Halang yang terdiri dari Anggota Breksi Volkanik (Tmhl) dan Anggota
secara tidak selaras pula diendapkan Formasi Breksi Terlipat, Breksi Gunung api
bersifat Andesitis (Qob) berumur Quarter Bawah. Setelah itu diendapkan pula
Formasi Batuan Volkanik Muda (Qvu) berumur Quarter Tengah. Dan paling akhir
aktivitas geologi paling muda adalah endapan sekarang yaitu berupa Endapan
Resen, yang terdiri dari Aluvial dan Talus deposit berumur Resen.
3.1.7 Klimatologi
daerah tropis. Dalam satu tahunnya ada dua (2) musim yaitu musim kemarau antara
bulan April – September dan musim penghujan antara bulan Oktober – Maret.
tingkat kerentanan sangat rendah untuk terkena gerakan tanah. Pada zona ini
21
jarang atau hampir tidak pernah terjadi gerakan tanah, baik gerakan tanah lama
maupun gerakan tanah baru, kecuali pada daerah tidak luas pada tebing
sungai. Merupakan daerah datar sampai landai dengan kemiringan lereng lebih
kecil dari 15% dan lereng tidak dibentuk oleh endapan gerakan tanah, bahan
timbunan atau lempung yang bersifat plastis atau mengembang. Luas zona
kerentanan rendah untuk terkena gerakan tanah. Umumnya pada zona ini
jarang terjadi gerakan tanah jika tidak mengalami gangguan pada lereng, dan
jika terdapat gerakan tanah lama, lereng telah mantap kembali. Gerakan tanah
berdimensi kecil mungkin dapat terjadi, terutama pada tebing lembah (alur)
sungai. Kisaran kemiringan lereng mulai dari landai ( 5 - 15%) sampai sangat
terjal (50 - 70%), tergantung pada kondisi sifat fisik dan keteknikan batuan dan
tanah pembentuk lereng. Pada lereng terjal umumnya dibentuk oleh tanah
pelapukan yang tipis dan vegetasi penutup baik, umumnya berupa hutan atau
kerentanan menengah untuk terkena gerakan tanah. Pada zona ini dapat terjadi
gerakan tanah terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai,
gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan. Gerakan tanah lama
dapat aktif kembali akibat curah hujan yang tinggi dan erosi kuat. Kisaran
kemiringan lereng mulai dari landai (5 - 15%) sampai curam hingga hampir
22
tegak (>70%), tergantung pada kondisi sifat fisik dan keteknikan batuan dan
kurang sampai sangat jarang. Luas zona kerentanan gerakan tanah menengah
kerentanan tinggi untuk terkena gerakan tanah. Pada zona sering terjadi
gerakan tanah, sedangkan gerakan tanah lama dan gerakan tanah baru masih
aktif bergerak, akibat curah hujan yang tinggi dan erosi yang kuat. Kisaran
kemiringan lereng mulai dari agak terjal (30 ~ 50%) hingga hampir tegak (>
70%) tergantung pada kondisi sifat fisik dan keteknikan batuan dan tanah
kurang. Luas zona kerentanan gerakan tanah tinggi ini menempati ± 19,240 ha
3.1.9 Bencana
alam dan / atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis.
23
A. Bencana Alam
Yang disebabkan oleh factor cuaca : banjir, tanah longsor, angin topan,
badai.
tsunami.
bangunan runtuh.
berikut:
proses yang memadai, ketersediaan memori yang relatif cukup besar serta tampilan
yang baik didukung oleh monitor dengan grafis yang mumpuni. Berikut adalah
RAM : 4 GB RAM
Hardisk : 500 GB
Input Device digunakan untuk memasukan data yang akan di proses dalam
b. Process Device
berfungsi untuk memproses dan mengelola data yang masuk dari Input
sebagai parameter. Untuk kelanjutan analisis yang lebih detail dapat menggunakan
DATA
Klasifikasi Klasifikasi
Skor dan Skor dan
Bobot Bobot
OVERLAY
(INTERSECT))
PETA KELELUASAAN
WILAYAH PERKOTAAN
pada setiap parameter. Pemberian skor diambil berdasarkan setiap kisaran pada setiap
Ketersediaan Air Tanah pada suatu lahan merupakan hal yang sangat penting,
mengingat fungsi Air Tanah sebagai sumber pasokan air bersih untuk berbagai kebutuhan,
terutama di saat kemarau panjang dimana air permukaan tidak mencukupi. Bertolak dari
hal tersebut, maka analisis ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui kemampuan
lahan dalam menunjang ketersediaan Air Tanah dalam penentuan zona keleluasaan
wilayah perkotaan. Untuk persebaran air tanah dapat dilihat pada gambar 3.4.
28
Pambagian tingkat klasifikasi ketersedian air tanah ini ditinjau dari aspek
Sangat Rendah
4. 1
(0,5 lt/dt)
29
yaitu dengan mengelompokan garis kontur yang berpola relatif sama pada peta
Kemiringan Lereng.
30
1. Datar (0-8%) 4
2. Landai (9-15%) 3
Sangat Terjal
4. 1
(26-40%)
3.2.4.3 Klasifikasi Skor dan Bobot Untuk Komponen Potensi Gerakan Tanah
(Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi, Kementerian Energi Dan Sumber
tinggi, menengah, rendah sampai sangat rendah seperti pada gambar 3.6.
31
Pambagian tingkat klasifikasi potensi gerakan tanah ini ditinjau dari aspek
tingkat kerentanan gerakan tanah. Dibawah ini merupakan tabel untuk mengetahui
1. Sangat Rendah 4
2. Potensi Rendah 3
4
3. Gerakan Tanah Menengah 2
4. Tinggi 1
32
Keras
1. 4
(>50 NSPT)
Sedang
2. 3
(30-50 NSPT)
Tanah/ Batuan 5
Lunak
3. 2
(10-30 NSPT)
Sangat Lunak
4. 1
(<10 NSPT)
33
3.2.4.5 Klasifikasi Skor dan Bobot Untuk Komponen Kawasan Rawan Bencana
Gempabumi
Dan Sumber Daya Mineral), Kabupaten Sumedang termasuk dalam dua kawasan
Gambar 3.8 Peta kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi kabupaten Sumedang
1. I – V MMI 4
4. IX – XII MMI 1
3.3 Overlay
Setelah semua peta parameter diberi skor dan bobot, tahapan selanjutnya
Langkah pertama adalah dengan membuka semua layer peta (SHP) yang dijadikan
parameter ke dalam ArcMap. Add Data > pilih semua peta yang akan dibuka didalam
Semua layer peta harus sudah diberi field skor dan bobot, field skor di isi dengan skor
yang sudah ditentukan sebelumnya, dan kosongkan field bobot yang akan di isi setelah
proses overlay.
Gunakan tool Union yang ada di dalam menu Geoprocessing atau di dalam
ArcToolbox > Analisis tools > Overlay > Union untuk mengoverlay semua layer peta,
Gambar 3.11 List layer peta yang akan di overlay di dalam jendel Union
36
Setelah proses union berhasil, maka akan menghasilkan layer baru yang merupakan
gabungan dari semua layer peta sebelumnya. Pada bagian attribute table layer tersebut
3.4 Skoring
Karena sebelumnya pada field bobot di semua layer peta tidak di isi/di
kosongkan. Maka setelah proses union, lakukan pengisian pada field tersebut dengan
isian berupa perkalian field skor di kali (x) bobot dari setiap parameter. (misal
pengisian field bobotHG : field skorHG * 3) dimana nilai tiga (3) merupakan bobot
Setelah semua field bobot parameter telah di isi, selanjutnya buat field baru dengan
nama bobot_total kemudian lakukan penjumlahan (+) semua field bobot parameter
Sebelum melanjutkan, kita harus ketahui terlebih dahulu banyaknya kelas yang
terbentuk dan interval kelas zona keleluasaan wilayah perkotaan berbasis geologi
Keterangan :
Satuan peta yang dioverlaykan dalam penentuan zona keleluasaan wilayah perkotaan
K = 1+3,22 log N
K = 1+3,22 log 5
K = 1+3,22 x 0,698
Dari hasil penjumlahan bobot pada layer yang sudah di overlay, didapatkan nilai
maksimum 73 dan nilai minimum 28. Yang kemudian dari hasil tersebut dilakukan
Keterangan :
IK = Interval kelas
39
K = banyaknya kelas
Maka perhitungan dari rumus metode ini berdasarkan data-data diatas adalah sebagai
berikut :
IK = Range/K
IK = 73-28/3
IK = 45/3
IK = 15
Dari perhitungan tersebut maka didapat interval kelas zona keleluasaan wilayah
Kembali ke hasil penjumlahan bobot setiap parameter. Buat field baru untuk
menyimpan nama kelas interval, kemudian isikan setiap record berdasarkan interval
Tabel 3.7 Kelas dan Interval Kelas Zona Keleluasaan Wilayah Perkotaan
II (Agak Leluasa) 44 - 59
I (Leluasa) 60 - 75
Hasil akhir dari proses zonasi sesuai dengan kelas yang telah ditentukan akan
16
41
BAB IV
PEMBAHASAN
Analisisi Kuantitatif dilakukan dengan cara memberi nilai (bobot) pada setiap
sumber daya geologi dan bahaya geologi. Besarnya nilai ditentukan berdasarkan
1. Geologi;
2. Air tanah;
3. Kemiringan lereng;
Karena mencakup daerah yang luas, analisis awal ini bersifat lebih umum.
Untuk mengetahui hasil klasifikasi nilai dan bobot dapat di lihat pada tabel di
Lampiran.
42
43
Zona keleluasaan yang dihasilkan dari analisis di bagi dalam 3 (tiga) zona,
yaitu, leuasa, agak leluasa, dan tidak leluasa. Zona leluasa mencakup luas 283,9 Km2
atau 17,96% dari keseluruhan daerah analisis, zona agak leluasa mencakup luas 1.171
Km2 atau 74,11% dari keseluruhan daerah analisis, sedangkan zona tidak leluasa
mencakup luas 125,1 Km2 atau 7,91% dari keseluruhan daerah analisis. Untuk
persebaran zona di setiap kecamatannya dapat di lihat pada tabel 4.1 di bawah:
zona ini memiliki tingkat keleluasaan yang tinggi. Zona ini tersebar di 26
kecamatan yang terdapat di kabupaten Sumedang dengan luas total 283,9 Km2.
Zona ini memiliki tingkat keleluasaan yang cukup tinggi dengan wilayah
penyebaran yang paling luas. Zona ini tersebar di 26 Kecamatan yang terdapat di
Kecamatan yang terdapat di Kabupaten Sumedang, dengan luas total 125,1 Km2
47
Dari hasil pengklasifikasian zona kita dapat melihat hasil persebaran zona
keleluasaan, berdasarkan hasil pengklasifikasian zona ini pada sebaran zona leluasa
hingga zona agak leluasa masih dapat dilakukan pembangunan untuk wilayah
perkotaan dan juga infrastruktur. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan
48
Sumedang saat ini mencakup 106 Km2, dengan persebaran pada zona leluasa : 47,25
Km2 , pada zona agak leluasa : 57,41 Km2 , dan pada zona tidak leluasa : 1,13 Km2.
5.1 Kesimpulan
Sumedang.
2. Dari penentuan zona tersebut didapatkan sebaran zona keleluasaan pada daerah
penelitian yang meliputi 3 (tiga) zona yaitu zona leluasa, zoa agak leluasa, dan
3. Wilayah yang termasuk pada Zona leluasa mencakup luas 283,9 Km2 atau 17,96%
dari keseluruhan daerah analisis, zona agak leluasa mencakup luas 1.171 Km2 atau
74,11% dari keseluruhan daerah analisis, sedangkan zona tidak leluasa mencakup
luas 125,1 Km2 atau 7,91% dari keseluruhan daerah analisis. Untuk persebarannya
pengembangan wilayah perkotaan yang cukup leluasa dan aman dari bencana
geologi.
5.2 Saran
1. Agar hasil analisis lebih detail maka diperukan lebih banyak parameter.
49
50
2. Disarankan menggunakan peta dengan skala peta yang sama dan dengan skala
50
DAFTAR PUSTAKA
Djuri, 1995. “Peta Geologi Lembar Arjawinangun, Jawa Barat, Skala 1:100.000”.
Informatika.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, “Peta Zona Kerentanan Gerakan
Surono, “Peta Kawasan Rawan Bencana Gempabumi jawa Bagian Barat”, Pusat
51
LAMPIRAN
1. Sangat Rendah 4
2. Rendah 3
Potensi
4
Gerakan Tanah
3. Menengah 2
4. Tinggi 1
52
No. Komponen Kisaran Nilai Bobot
1. I – V MMI 4
4. IX – XII MMI 1
53
54
55
56
57
58
59
60