Anda di halaman 1dari 14

RA Kartini

RA Kartini lahir pada tanggal 21 April 1879 di kota Jepara. Dimana hari lahir inilah yang
diperingati oleh masyarakat Indonesia sebagai hari Kartini. Hal ini dimaksudkan untuk
menghormati jasa beliau karena dengan gigih melindungi rakyat Indonesia.

Kartini lahir di tengah-tengah keluarga bangsawan Jawa. Sehingga beliau mendapat


gelar RA yang artinya Raden Ajeng. Kemudian setelah menikah, gelar berubah menjadi
Raden Ayu.

Kakek Kartini merupakan bupati pertama yang memberikan pendidikan Barat kepada
anak-anaknya. Kartini sendiri merupakan anak ke-5 dari 11 bersaudara baik kandung
maupun tiri. Sedangkan dari saudara sekandungnya, Kartini merupakan putri tertua.

Kartini diperbolehkan bersekolah di ELS (Europese Lagere School) hingga usia 12


tahun. Beliau belajar bahasa Belanda.

Akan tetapi, di umur 15 tahun beliau harus tinggal di rumah karena sudah dapat
dipingit. Dengan kepandaiannya dalam berbahasa Belanda, beliau mulai belajar menulis
surat kepada teman-teman korespondensi dari Belanda. Salah satu teman yang
mendukung Kartini adalah Rosa Abendanon.

Dimulai dari belajar menulis dan sharing dengan teman-teman Belanda inilah Kartini
mulai tertarik dengan pola pikir perempuan Eropa. Beliau mempelajari hal ini melalui
surat kabar, majalah hingga buku-buku. Kemudian beliau mulai berusaha untuk
memajukan perempuan Indonesia yang masih memiliki status sosial rendah saat itu.

Banyak buku dan majalah dari kebudayaan Eropa yang dia baca. Bahkan di usia 20
tahun, beliau sudah membaca karya-karya yang berbahasa Belanda. Sehingga beliau
punya pengetahuan yang luas tentang ilmu pengetahuan serta kebudayaan.

Selanjutnya, Kartini mulai memperhatikan masalah emansipasi wanita dengan


membandingkan wanita Eropa dengan wanita Indonesia. Dan baginya seorang wanita
harus memperoleh persamaan, kebebasan dan otonomi serta kesetaraan hukum.
Di usia 24 tahun, tepatnya 12 November 1903, Kartini disuruh menikah dengan Bupati
Rembang yaitu K.R.M Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat. Suami Kartini ini telah
memiliki tiga orang istri.

Suami Kartini memberikan pengertian mengenai keinginan Kartini. Bahkan beliau


membebaskan serta mendukung Kartini untuk mendirikan sekolah wanita di sebelah
timur pintu gerbang perkantoran Rembang. Yang kini menjadi gedung pramuka.

Dari pernikahannya ini, RA Kartini dikaruniai seorang putra bernama Soesalit


Djojoadhiningrat pada tanggal 13 September 1904. Namun empat hari setelah
melahirkan, yaitu usia 25 tahun, Kartini meninggal. Beliau dimakamkan di Desa Bulu,
Rembang.

Yayasan Kartini Dan Penghargaan Untuk RA Kartini

Pada tahun 1912, Yayasan Kartini di Semarang mendirikan sekolah wanita. Yang
kemudian disusul di Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Sekolah
yang diberi nama Sekolah Kartini ini didirikan oleh keluarga Van Deventer,tokoh Politik
Etis.

Setelah Kartini wafat, Menteri Kebudayaan, Agama dan Kerajinan Hindia-Belanda yaitu
Mr. J. H. Abendanon mengumpulkan surat-surat yang dikirimkan Kartini kepada teman-
temannya di Eropa. Setelah dikumpulkan, surat-surat ini kemudian dibukukan dengan
judul Door Duisternis tot Licht yang berarti Habis Gelap Terbitlah Terang.

Dengan terbitnya surat – surat Kartini ini menarik perhatian masyarakat Belanda.
Pemikiran Kartini merubah pandangan masyarakat Belanda terhadap perempuan Jawa.
Tidak hanya itu, beliau juga menjadi inspirasi bagi tokoh kebangkitan nasional
Indonesia. hingga dibuatkannya lagu Ibu Kita Kartini oleh W.R Soepratman.

Pada tanggal 2 Mei 1964, Presiden Soekarno mengeluarkan keputusan yang berisi
penetapan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional. Juga menetapkan tanggal
21 April menjadi Hari Kartini.
Ir. Soekarno

Lahir: 6 Juni 1901, Surabaya


Meninggal: 21 Juni 1970, Jakarta
Jabatan sebelumnya: Presiden Indonesia (1945–1967)
Pasangan: Heldy Djafar (m. 1966–1969), LAINNYA
Pendidikan: Technische Hoogeschool te Bandoeng (1921–1926), Institut Teknologi
Bandung
Anak: Megawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri, LAINNYA
Penghargaan: Penghargaan Perdamaian Lenin, Bintang Kehormatan Filipina

Pada tanggal 6 Juni 1901 Soekarno kecil dilahirkan di Kota Surabaya. Nama asli
Soekarno adalah Koesno Sosrodiharjo. Namun karena waktu itu beliau sering sakit-
sakitan saat masih kecil, akhirnya namanya diganti menjadi Soekarno.

Setelah Bung Karno lulus dari Technische Hoge School atau sekarang menjadi ITB,
beliau mendirikan kelompok belajar (Algemeene Studie Club) yang merupakan cikal
bakal berdirinya PNI (Partai Nasional Indonesia).

Partai Nasional Indonesia ini mempunyai tujuan yang kuat yaitu mengusir para
penjajah dan mewujudkan kemerdekaan yang sangat dicita-citakan oleh bangsa
Indonesia.

Dibalik kecerdasannya, inilah riwayat pendidikan yang tercatat di dalam sejarah


Soekarno:

 Pendidikan Sekolah Dasar EIS (Eerste Inlande School) di Mojokerto


 Pendidikan Sekolah Dasar ELS (Europeesche Lagere School), Mojokerto (1911)
 Hoogere Burger School (HBS), Surabaya (1911-1915)
 Technische Hoge School, Bandung (1920)

Sejarah Soekarno menjadi presiden Indonesia yang pertama, dimulai dari


keaktifannya pada beberapa organisasi yang telah diikutinya. Setelah lulus dari
Hoogere Burger School (HBS) pada tahun 1920, iya melanjutkan belajar di
Technische Hoogeschool atau THS (yang sekarang menjadi ITB). Sehingga pada
tanggal 25 Mei 1926 beliau menyandang gelar insinyur.
Setelah lulus, beliau aktif di dunia politik, salah satunya mendirikan Partai Nasional
Indonesia (PNI) pada tanggal 4 Juli 1927. Berawal dari aksinya inilah yang membuat
sosok Soekarno menjadi sosok yang dikhawatirkan oleh penjajah. Sehingga
menyebabkan beliau dipenjarakan bahkan diasingkan oleh Belanda.

Bung Karno dan para tokoh lainnya berusaha sekuat tenaga untuk dapat meraih
kemerdekaan yang selalu dicita-citakan. Diantaranya dengan menyusun dasar-dasar
pemerintahan negara, Pancasila, UUD 1945, dan teks proklamasi.

Setelah melewati perjuangan yang sangat panjang dan tak mudah, akhirnya dalam
sejarah tercatat pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno dan Mohammad Hatta
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Dan sehari setelahnya, pada sidang PPKI
pada tanggal 18 Agustus 1945 Ir. Soekarno dipilih secara aklamasi menjadi Presiden
Republik Indonesia yang Pertama.

Namun perjuangan beliau tak cukup sampai disitu saja, setelah proklamasi
kemerdekaan Indonesia banyak para sekutu yang tidak mengakui kemerdekaan
Indonesia. Bahkan mereka berusaha merebut kembali kekuasaan di Indonesia.
Beruntung semangat juang Soekarno dan para pejuang lainnya yang tak kenal lelah
mampu melewati semua itu.

Pada saat itu, Soekarno telah dinyatakan mengidap gangguan ginjal dan pernah
menjalani serangkaian pengobatan di Wina, Austria pada tahun 1961. Di tahun 1964
Prof. Dr. K Fellinger dari Fakultas Kedokteran Universitas Wina menyarankan agar
ginjal beliau di angkat. Namun Soekarno menolak dan lebih memilih melakukan
pengobatan tradisional

Hingga tepatnya pada hari minggu, 21 Juni 1970 Ir Soekarno meninggal dunia di Rumah
Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta. Beliau disemayamkan di
kediamannya di Wisma Yaso, Jakarta. Kemudian dimakamkan di Blitar, di dekat makam
ibundanya.

Bapak proklamasi ini sangat berjasa bagi kedamaian Indonesia seperti sekarang ini.
beliau rela mempertaruhkan hidupnya demi tanah air yang begitu beliau cintai. Bahkan
hingga beliau dipenjarakan, dibuang dan diasingkan pun tak ernah menyurutkan
niatnya untuk membela Indonesia merdeka.
KI HAJAR DEWANTARA

Ki Hajar Dewantara adalah pahlawan nasional sekaligus menyandang bapak pendidikan.


Nama asilnya adalah Raden Mas Soewardi Soerjaningrat. Tapi pada tahun 1922 lebih dikenal
menjadi Ki Hadjar Dewantara. Beberapa sumber menyebutkan dengan bahasa Jawanya
yaitu Ki Hajar Dewantoro. Ki Hajar Dewantara lahir di daerah Pakualaman pada tanggal 2
Mei 1889 dan meninggal di Kota Yogyakarta pada tanggal 26 April 1959 ketika umur 69
tahun. Selanjutnya, bapak pendidikan yang biasa dipanggil sebagai Soewardi merupakan
aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, politisi, kolumnis, dan pelopor pendidikan bagi
bumi putra Indonesia ketika Indonesia masih dikuasai oleh Hindia Belanda.

Ki Hajar Dewantara merupakan pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu organisasi pendidikan
yang memberikan kesempatan untuk para pribumi agar bisa mendapatkan hak pendidikan
yang setara seperti kaum priyayi dan juga orang-orang Belanda. Ki Hajar Dewantara yang
lahir pada tanggal 2 Mei kini diperingati di Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional. Ki
Hajar Dewantara punya tiga semboyan yang terkenal yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho yang
berarti di depan memberi contoh, Ing Madya Mangun Karso yang berarti di tengah
memberikan semangat dan Tut Wuri Handayani yang berarti di belakang memberikan
dorongan.

Salah satu bagian dari tiga semboyan buatan Ki Hajar Dewantara yaitu tut wuri handayani
menjadi slogan Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia hingga saat ini. Atas jasanya,
namanya juga diabadikan di sebuah nama kapal perang Indonesia yaitu KRI Ki Hajar
Dewantara. Potret Ki Hajar Dewantara juga  diabadikan di uang kertas pecahan dua puluh
ribu rupiah pada tahun 1998. Tujuh bulan setelah meninggal, Ki Hajar Dewantara diangkat
menjadi pahlawan nasional yang kedua oleh Presiden RI yang pertama, Sukarno, pada
tanggal 28 November 1959 menurut Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 305
Tahun 1959.

Ki Hajar Dewantara yang merupakan pahlawan nasional dari jawa lahir di lingkungan


keluarga Kabupaten Pakualaman. Beliau adalah anak dari GPH Soerjaningrat atau cucu dari
Pakualam III. Ia berhasil menamatkan pendidikan dasar di ELS atau semacam sekolah dasar
di zaman Belanda. Kemudian Ki Hajar Dewantara melanjutkan studinya ke STOVIA yang
merupakan sekolah dokter khusus putra daerah tetapi tidak berhasil menamatkannya
karena sakit.

Aktivitas Pergerakan Ki Hajar Dewantara

Selain telaten, komitmen dan ulet sebagai seorang jurnalis muda, Ki Hajar Dewantara muda
juga sangat aktif di organisasi sosial dan politik. Ketika Boedi Oetomo (BO) berdiri pada
tahun 1908, Ki Hajar Dewantara masuk ke organisasi ini dan dia aktif di bagian propaganda
untuk melakukan sosialisasi dan membangunkan kesadaran rakyat Indonesia. Khususnya
orang Jawa. Bagaimanpun caranya, rakyat Indonesia di waktu itu harus sadar mengenai
pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara. Kongres pertama
Boedi Oetomo diselenggarakan di Yogyakarta juga diatur oleh Ki Hajar Dewantara.

Selain di Boedi Oetomo, Ki Hajar Dewantara muda juga sangat aktif di organisasi Insulinde.
Insulinde merupakan organisasi multietnis yang menampung kaum Indo. Tujuannya yaitu
menginginkan pemerintahan sendiri di Hindia Belanda. Sebenarnya, idealisme ini
dipengaruhi oleh Ernest Douwes Dekker. Ernest Douwes Dekker atau lebih dikenal dengan
nama Indonesia yaitu Danudirja Setiabudi adalah orang keturunan asing yang mengobarkan
semangat anti kolonialisme. Lalu ketika Douwes Dekker membentuk Indische Partij, Ki Hajar
Dewantara juga diajak untuk bergabung.

Saat itu, Pemerintah Hindia Belanda bertujuan untuk mengumpulkan sumbangan dari warga
pribumi. Dana ini digunakan untuk merayakan kemerdekaan Belanda dari Prancis pada
tahun 1913. Atas aksi Hindia Belanda ini timbullah reaksi kritis dari golongan
berhaluan perkembangan nasionalisme indonesia termasuk Ki Hajar Dewantara muda.
Wajar saja karena tingkah Hindia Belanda sangat tidak tahu diri yaitu merayakan
kemerdekaan di tanah bangsa yang mereka rebut kemerdekaannya. Ditambah lagi mereka
juga mengumpulkan sumbangan dari warga. Ki Hajar Dewantara muda bereaksi dan menulis
sebuah artikel berjudul “Een voor Allen maar Ook Allen voor Een” atau “Satu untuk Semua,
tetapi Semua untuk Satu”.

Setelah Indonesia merdeka, dalam kabinet pertama Republik Indonesia, Ki Hajar Dewantara
diangkat menjadi Menteri Pengajaran Indonesia yang pertama. Pada tahun 1957 ia
mendapat gelar doktor kehormatan atau doktor honoris causa dari Universitas Gadjah
Mada. Karena Ki Hajar Dewantara sangatlah berjasa dalam merintis pendidikan umum.
Selain itu, beliau dinyatakan sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia dan hari
kelahirannya pada tanggal 2 Mei dijadikan Hari Pendidikan Nasional diperingati tiap tahun.
Ki Hajar Dewantara menghembuskan nafas terakhir di Yogyakarta tanggal 26 April 1959.
Beliau dimakamkan di Taman Wijaya Brata.
Albert Einstein

Einstein lahir pada 14 maret 1879 di Ulm, Jerman. Pada tahun 1901 einstein
berganti kewarganegaraan menjadi Negara Swiss. Einstein pindah ke Amerika
serikat pada tahun 1933 untuk menghindari kekejaman Adolf Hitler.

Pada masa kanak-kanak, Albert Einstein telah tertarik pada ilmu pengetahuan dan


Matematika.  Ayahnya bukan orang kaya raya sehingga tidak mampu untuk
menyekolahkannya ke tingkat yang lebih tinggi.
Untuk itu ia harus bekerja keras untuk melanjutkan sekolahnya, ketika usianya
menginjak 15 tahun, keluarganya pindah ke Italia.

Dari Italia Einstein kemudian dikirim ke swiss untuk melanjutkan sekolahnya. Salah
seorang keluarganya yang kaya raya telah membantunya untuk meraih pendidikan
pada jenjang lebih tinggi, namun walaupun Einstein telah menguasai wawasan yang
sangat luas, tetapi ia tetap saja belum bisa mendapatkan pekerjaan.

Di Universitas Zurich, kecerdasaannya pada bidang Fisika dan Matematika sudah


mulai kelihatan. Tahun 1900, Einstein berhasil menamatkan kuliahnya dan menjadi 
warganegara  Swiss.

Setelah itu ia bekerja sebagai pegawai di kantor patent di negara tersebut, pada
waktu senggangnya, ia pergunakan untuk memecahkan masalah-masalah
matematika. yang sulit. Selama bekerja di kantor patent, Einstein menerbitkan
sebuah paper tulisan yang mengubah konsep para ilmuwan tentang quanitas, dalam
paper tersebut ada teori relativitas. Paper tersebut membuat namanya menjadi
terkenal.

Dalam paper itu juga terdapat rumus E=mc² dimana E adalah energy, m adalah
massa, dan c adalah kecepatan cahaya. Rumus itu menjelaskan perubahan massa
menjadi energi.
Rumus itu juga kemudian menjadi dasar untuk pembuatan bom atom yang telah
menghancurkan Hiroshima dan Nagasaki pada 1945. Einstein sangat berduka atas
kerusakan yang terjadi pada kota itu. Setelah itu, Einstein mengisi hidupnya untuk
memanfaatkan energi  atom bagi kepentingan perdamaian.

Dalam bidang fisika, Einstein menyumbangkan teori quantum untuk efek fotoelektrik
yang membuatnya dianugerahi hadiah Nobel di tahun 1921. Setelah pensiun dari
Universitas Princeton tahun 1945, Einstein melnjutkan penelitiannya pada masalah
penyatuan teori. Ia tidak dapat menyelesaikan kerjanya.

Pada tanggal 18 april 1955, Einstein meninggal di rumah sakit Princeton. Albert
Einstein meninggal ketika beliau sedang tertidur. Otaknya diawetkan dirumah sakit
Princeton sebgai penghargaan atas jasa-jasanya, sebuah unsure yang diberi nama
berasal dari namanya yaitu Einstenium.
Park Chanyeol

Chanyeol lahir pada tanggal 27 November 1992 di Seoul, Korea Selatan. Dia memiliki kakak
perempuan, Park Yura, yang adalah seorang penyiar. Dia menghadiri Sekolah Tinggi Hyundai
Chungun di Dong-gu, Ulsan dan diterima di sebuah institusi akting swasta saat dia berusia
enam belas tahun. Chanyeol telah menjadi penggemar alat musik sejak tahun-tahun sekolah
dasar dan telah mengutip film School of Rock untuk menjadi pengaruhnya yang utama
dalam menginspirasi dia untuk belajar drum.

Selama sekolah menengah, Chanyeol membentuk band "Heavy Noise" bersama teman-
temannya. Setelah memenangkan posisi kedua dalam kontes pemodelan seragam televisi
pada tahun 2008, Chanyeol berhasil mengikuti audisi untuk S.M. Entertaiment melalui S.M.
Casting System. Selama ini, dia terlibat dalam band sekolahnya, "Seiren." Dia membuat
beberapa penampilan media sebelum debutnya bersama Exo, termasuk video musik TVXQ,
"HaHaHa Song" bersama Suho dan Kai pada tahun 2008, dan pada tahun 2010, dia
membintangi video musik single Girls 'Generation Jepang, "Genie". Dia juga tampil dalam
video musik single Girls 'Generation TTS single "Twinkle" bersama Kai, Sehun, dan
Baekhyun, dan model di K.Will's "You Do not Know Love".

Chanyeol adalah anggota EXO yang keduabelas dan terakhir yang diperkenalkan secara
resmi ke publik, pada tanggal 23 Februari 2012. Dia mengutip Jason Mraz dan Eminem
untuk menjadi pengaruh terbesarnya. Tamu Chanyeol membintangi episode kedua dari
sitkom 2013, Royal Villa, bersama sesama anggota Sehun. Dia juga tampil di K.Will's M / V
You Do not Know Love dengan aktor Lee Hojung. Chanyeol juga anggota Hukum SBS tentang
Hutan di Mikronesia dan merupakan anggota Roommate.
Talenta Chanyeol di bidang musik sudah tak perlu diragukan lagi. Berbagai alat musik
mampu dimainkannya seperti gitar, bass, piano, dan drum. Selain itu di beberapa
kesempatan, pria yang berhasil mencuri perhatian dan menuai banyak pujian di Tommy
Hilfiger’s Fall 2017 ini juga pernah “memamerkan” kemampuan DJ-nya. Ia juga dikenal
sebagai produser musik dengan nama “LOEY”. Salah satu karya Chanyeol dengan nama LOEY
adalah 2 lagu yang dibuatnnya untuk SBS PowerFM’s 20th Anniversary di tahun 2016.
Chanyeol juga sering menyebut jika dirinya memiliki “Reversal Voice” karena baby facenya
kontras dengan suaranya yang berat (cowok banget). Pada penampilan solonya di konser
ElyXiOn yang diselenggarakan di Seoul mulai dari tanggal 24 sampai 26 November kemarin,
Chanyeol juga menunjukan kepiawaian dalam rapping, di mana lirik dari rap tersebut ia tulis
sendiri.

Chanyeol adalah member EXO pertama yang memiliki tato. Tato pertama Chanyeol terletak
di jari tengahnya yang membentuk tulisan “LOEY”. Sedangkan yang kedua ada di tangan
kanannya yang berupa gitar dengan 2 bulan. Baru-baru ini Chanyeol juga memamerkan tato
barunya berupa tulisan L-1485. “L” adalah singkatan dari EXO-L, sedangkan 1485 adalah 5
Agustus 2014 yang merupakan “hari lahirnya” EXO-L.

Sebagai penulis lagu, Chanyeol memiliki kebiasaan untuk menulis lagu pada jam 2 hingga 5
dini hari. Menurutnya, waktu tersebut adalah yang paling tenang, sehingga dia bisa
mendapat banyak inspirasi untuk lagu-lagunya.

Member EXO yang satu ini dikenal sebagai penyayang binatang. Waktu kecil ia pernah
memilihara memelihara anjing, kucing, burung beo dan ferret (sejenis musang). Dan
sekarang, ia memilihara anjing.

Chanyeol memiliki alergi terhadap kucing dan anjing. Alergi tersebut muncul ketika ia sudah
menginjak bangku SMA. Meskipun begitu, ia tetap saja sering dekat-dekat dengan binatang-
binatang tersebut. Ia juga tidak terlalu bisa makan makanan pedas, memilik alergi terhadap
seafood, dan tidak bisa berlari terlalu lama.

Selain itu, sebelum debut Chanyeol memakai kacamata lantaran penglihatannya yang
kurang bagus, kemudian Chanyeol melakukan operasi lasik pada matanya. Karena operasi
tersebut, ia harus berhati-hati dengan yang namanya flash kamera. Pasalnya, hal itu akan
membuat matanya memerah, berair dan penglihatannya akan kabur. Ia juga adalah orang
yang mudah terkejut. Terlihat di berbagai kesempatan, saat orang lain biasa saja, Chanyeol
adalah satu-satunya yang kaget. Selain itu, ia juga takut sekali sama serangga.

Motto hidup Chanyeol adalah “Tidak peduli betapapun sulit, aku akan selalu tersenyum
seperti seorang idiot”.
Jendral Sudirman

Nama: Raden Soedirman


Dikenal : Jendral Besar Sudirman
Tempat Kelahiran: Purbalingga, Jawa Tengah
Tanggal Lahir: 24 Januari 1916
Wafat: Magelang, 29 Januari 1950
Orang Tua: Karsid Kartawiraji (ayah) dan Siyem (ibu)
Saudara: Muhammad Samingan
Istri: Alfiah
Anak: Didid Sutjiati, Didi Pudjiati, Taufik Effendi, Titi Wahyuti Satyaningrum, Didi
Praptiastuti, Muhammad Teguh Bambang Tjahjadi, Ahmad Tidarwono.

Jendral Sudirman lahir di Purbalingga Jawa Tengah tepatnya di Bodas Karangjati, Rembang.
Sudirman dibesarkan oleh seorang camat setelah diadopsi dari ayah ibunya, yang
sebenarnya adalah pamannya sendiri yaitu Raden Cokrosunaryo. Ayah ibu Sudirman
merelakan anaknya diadopsi demi masa depannya karen pamannya lebih mapan. Berikut
perjalanan hidup Sudirman dari masa kecil hingga wafat.

Kemampuannya memimpin memang sudah terlihat sejak muda, dia disegani dan dihormati
oleh masyarakat. Setelah lulus dia kembali belajar di Kweekscool, sekolah khusus calon guru
milik Muhammadiyah, namun berhenti karena tidak ada biaya.

Kemudian Sudirman kembali ke Cilacap dan menjadi seorang guru di Sekolah Dasar
Muhammadiyah yang ada di sana. Di situ Sudirman bertemu dengan Alfiah, temannya
sekolah dahulu dan kemudian mereka menikah. Lalu setelah menikah Sudirman tinggal di
Cilacap rumah mertuanya Raden Sostroatmodjo seorang pengusaha batik kaya raya.

Selama mengajar Sudirman tetap aktif berorganisasi, ikut dalam organisasi pemuda
Muhammadiyah. Setelah Jepang menduduki Indonesia pada tahun 1942, maka perpindahan
kekuasaan mulai terjadi, geraknya mengajar mulai dibatasi. Bahkan sekolahnya ditutup
diubah menjadi pos militer oleh Jepang. Sudirman guru, melakukan negosiasi dengan Jepang
dan dia diperbolehkan tetap mengajar meskipun terbatas perlengkapannya. Hal itu tidak
mengendurkan semangatnya untuk tetap mengajar di sekolahnya. Pada tahun 1944,
Sudirman menjabat sebagai ketua dewan karesidenan yang dibentuk oleh Jepang. Inilah
awal mula Sudirman guru memasuki dunia militer, karena diminta bergabung dengan
tentara PETA bentukan Jepang.

Setelah menjadi anggota PETA (pembela Tanah Air) di Bogor, begitu tamat pendidikan,
Sudirman langsung menjadi komandan batalyon Kroya. Kemudian menjadi Panglima Divisi
V/ Banyumas sesudah TKR terbentuk. Yang Akhirnya terpilih menjadi Panglima ANgkatan
Perang RI (Panglima TNI) yang pertama dan paling muda.

Setelah masa kependudukan Jepang berakhir saat bom Hirosima dan Nagasaki meledak,
Sudirman memimpin pelarian bersama kawan-kawannya saat ditahan di Bogor. Kemudian
bertemu dengan sang proklamator, Soekarno dan Hatta memintanya untuk memimpin
pasukan melawan Jepang di Jakarta. Namun ditolak Sudirman memilih tetap di Kroya dan
memimpin pasukannya melucuti Jepang.

Masa Perang Gerilya

Pada masa agresi militer Belanda ke II, kala itu Jendral Sudirman sedang sakit, keadaannya
sangat lemah akibat paru-parunya hanya berfungsi 50%. Melihat keadaan itu presiden
Soekarno memintanya untuk tetap di dalam kota dan melakukan perawatan. Namun
anjuran presiden tidak dilaksanakan karena merasa bertanggung jawab memimpin
pasukannya. Maka demi bangsa Indonesia, Jendral Sudirman yang sedang sakit dengan
ditandu tetap berangkat memimpin pasukan untuk melakukan gerilya. Sekitar selama tujuh
bulan beliau berpindah-pindah dari satu hutan ke hutan lain, dari gunung satu ke gunung
lainnya dalam keadaan lemah dan sakit.

Persediaan obat semakin menipis kala itu, namun Jendral Sudirman tetap memberikan
semangat dan motivasi kepada pasukannya. Beliau tidak pernah merasakan penyakitnya,
namun keadaan fisik yang terus menurun membuat beliau harus pulang dari medan perang.
Jendral Sudirman tidak bisa memimpin langsung pasukannya tapi pemikirannya tetap
dibutuhkan.

Jendral Sudirman Wafat

Penyakit TBC yang diderita oleh Jendral Sudirman semakin parah namun tidak mengalahkan
semangat Jendral Sudirman. Beliau tetap control teratur ke panti rapih Yogyakarta, kala itu
pengakuan kedaulatan Indonesia sedang dalam masa negosiasi dengan Belanda.

Belanda mengakui kedaulatan Indonesia pada 27 Desember 1949 melalui Republik


Indonesia Serikat (RIS). Jendral Sudirman diangkat sebagai Panglima Besar Tentara Nasional
Indonesia (TNI) pertama dan termuda. Jendral Sudirman sudah jarang tampil karena sedang
dirawat di sanatorium Pakem dan pindah ke Magelang pada Desember 1949.

Biografi Dr Sutomo.

Dokter Sutomo yang bernama asli Subroto ini lahir di


desa Ngepeh, Jawa Timur, 30 Juli 1888. Ketika belajar di
STOVIA (Sekolah Dokter), ia bersama rekan-rekannya,
atas saran dr. Wahidin Sudirohusodo mendirikan Budi
Utomo (BU), organisasi modem pertama di Indonesia,
pada tanggal 20 Mei 1908, yang kemudian diperingati
sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

Kelahiran BU sebagai Perhimpunan nasional Indonesia,


dipelopori oleh para pemuda pelajar STOVIA (School tot
Opleiding voor Indische Artsen) yaitu Sutomo, Gunawan, Suraji dibantu oleh Suwardi
Surjaningrat, Saleh, Gumbreg, dan lain-lain. Sutomo sendiri diangkat sebagai ketuanya.

Tujuan perkumpulan ini adalah kemajuan nusa dan bangsa yang harmonis dengan jalan
memajukan pengajaran, pertanian, peternakan, perdagangan, teknik dan industri,
kebudayaan, mempertinggi cita-cita kemanusiaan untuk mencapai kehidupan bangsa yang
terhormat.

Kemudian kongres peresmian dan pengesahan anggaran dasar BU diadakan di Yogyakarta 5


Okt 1908. Pengurus pertama terdiri dari: Tirtokusumo (bupati Karanganyar) sebagai ketua;
Wahidin Sudirohusodo (dokter Jawa), wakil ketua; Dwijosewoyo dan Sosrosugondo (kedua-
duanya guru Kweekschool), penulis; Gondoatmodjo (opsir Legiun Pakualaman), bendahara;
Suryodiputro (jaksa kepala Bondowoso), Gondosubroto (jaksa kepala Surakarta), dan Tjipto
Mangunkusumo (dokter di Demak) sebagai komisaris.

Sutomo setelah lulus dari STOVIA tahun 1911, bertugas sebagai dokter, mula-mula di
Semarang, lalu pindah ke Tuban, pindah lagi ke Lubuk Pakam (Sumatera Timur) dan akhirnya
ke Malang. Saat bertugas di Malang, ia membasmi wabah pes yang melanda daerah
Magetan.

Ia banyak memperoleh pengalaman dari seringnya berpindah tempat tugas. Antara lain, ia
semakin banyak mengetahui kesengsaraan rakyat dan secara langsung dapat membantu
mereka. Sebagai dokter, ia tidak menetapkan tarif, bahkan adakalanya pasien dibebaskan
dari pembayaran.

Kemudian ia memperoleh kesempatan memperdalam pengetahuan di negeri Belanda pada


tahun 1919. Sekembalinya di tanah air, ia melihat kelemahan yang ada pada Budi Utomo.
Waktu itu sudah banyak berdiri partai politik. Karena itu, ia ikut giat mengusahakan agar
Budi Utomo bergerak di bidang politik dan keanggotaannya terbuka buat seluruh rakyat.

Kemudian pada tahun 1924, ia mendirikan Indonesische Studie Club (ISC) yang merupakan
wadah bagi kaum terpelajar Indonesia. ISC berhasil mendirikan sekolah tenun, bank kredit,
koperasi, dan sebagainya. Pada tahun 1931 ISC berganti nama menjadi Persatuan Bangsa
Indonesia (PBI). Di bawah pimpinannya, PBI berkembang pesat.

Sementara itu, tekanan dari Pemerintah Kolonial Belanda terhadap pergerakan nasional
semakin keras. Lalu Januari 1934, dibentuk Komisi BU-PBI, yang kemudian disetujui oleh
kedua pengurus-besarnya pertengahan 1935 untuk berfusi. Kongres peresmian fusi dan juga
merupakan kongres terakhir BU, melahirkan Partai Indonesia Raya atau disingkat
PARINDRA, berlangsung 24-26 Des 1935. Sutomo diangkat menjadi ketua. Parindra berjuang
untuk mencapai Indonesia merdeka.

Selain bergerak di bidang politik dan kedokteran, dr. Sutomo juga aktif di bidang
kewartawanan. Ia bahkan memimpin beberapa buah surat kabar. Dalam usia 50 tahun, ia
meninggal dunia di Surabaya pada tanggal 30 Mei 1938.

Anda mungkin juga menyukai