Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

Interaksi Sosial

OLEH :

- Glory Sumampouw
- Glory Vanessa
- Erika Panambunan
- Bryan Tewal

KELOMPOK 5

SMA NEGERI 9 MANADO


2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga kelompok kami boleh menyelesaikan makalah Sosiologi yang berjudul
“Interaksi Sosial”. Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dari Ma’am Jenny Ella pada pelajaran sosiologi. Kami semua yang terlibat
dalam tugas kelompok ini mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan
teman – teman, terlebih khusus kepada Guru Sosiologi Ma’am Jenny yang
sudah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami juga memohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan makalah ini.
Kiranya makalah ini dapat berguna dan dapat menambah ilmu dan wawasan
dalam pelajaran Sosiologi.

Manado,16 januari 2020


DAFTAR ISI

BAB 1
A.
PEMBAHASAN.............................
..........1
a. Pengertian................................................
...............1.2
b. Ciri –
ciri................................................................1
.3
c. Syarat –
syarat.........................................................1.
4
d. Faktor yang memengaruhi interaksi
sosial.............1.5
e. Bentuk interaksi
sosial...........................................1.6
f. Interaksi sosial dalam
masyarakat..........................1.7
g. Perbedaan masyarakat desa-kota &
interaksi sosial didaerah
pedesaan.......................................................
..1.8
B.
PENUTUP...................................
.............2
a.
Kesimpulan....................................................
........2.1
b.
Saran.............................................................
.........2.1
C. DAFTAR
PUSTAKA...............................3
D.
LAMPIRAN.................................
.............4
BAB 1
A. PEMBUKAAN

1. Pengertian Interaksi Sosial

Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dan individu, antara
individu dengan kelompok atau antara kelompok dengan kelompok dalam berbagai
bentuk seperti kerjasama, persaingan ataupun pertikaian.
1. Interaksi antara individu dengan individu
Adalah individu yang satu memberikan pengaruh, rangsangan/stimulus kepada
individu lainnya dan sebaliknya, individu yang terkena pengaruh itu akan
memberikan reaksi, tanggapan atau respon.
2. Interaksi antara individu dengan kelompok
Secara konkret bentuk interaksi sosial antara individu dengan kelompok bisa
digambarkan seperti seorang guru yang sedang berhadapan dan mengajari siswa-
siswinya didalam kelas/seorang penceramah yang sedang berpidato didepan orang
banyak. Bentuk interaksi semacam ini juga menunjukkan bahwa kepentingan
seseorang individu berhadapan/bisa ada saling keterkaitan dengan kepentingan
kelompok.
3. Interaksi antar kelompok dengan kelompok
Bentuk interaksi antara kelompok dengan kelompok saling berhadapan dalam
kepentingan, namun bisa juga ada kepentingan individu disitu dan kepentingan
dalam kelompok merupakan satu kesatuan, berhubungan dengan kepentingan
individu dalam kelompok lain.

Pengertian Interaksi Sosial menurut para ahli:


~ Macionis
Interaksi Sosial adalah proses aksi (tindakan) dan reaksi (membalas tindakan) yang
dilakukan oleh seseorang dalam berhubungan dengan orang lain.
~ Broom dan Selznic
Interaksi Sosial adalah proses aksi (tindakan) yang dilandasi oleh kesadaran adanya
orang lain dan proses menyesuaikan tindakan balasan (respon) sesuai dengan
tindakan orang lain.
~ Kimball Young dan Raymond W. Mack
Interaksi Sosial adalah hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan
antar individu, individu dengan kelompok, atau pun kelompok dengan kelompok
lainnya.
~ Soerjono Soekanto
Interaksi Sosial adalah proses sosial tentang cara berhubung yang bisa dilihat jika
individu dengan kelompok sosial saling bertemu lalu menentukan sistem dan
hubungan sosial.
~ Gilin
Interaksi Sosial adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis dan menyangkut
hubungan antar individu dan kelompok atau antar kelompok.
~ Homans
Interaksi Sosial adalah suatu keadaan ketika suatu aktivitas (kegiatan) yang
dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain diberi ganjaran atau hukuman
dengan memakai suatu tindakan oleh pasangannya.

~ Astrid. S. Susanti
Interaksi Sosial adalah hubungan antar manusia yang menciptakan hubungan tetap
dan pada akhirnya memungkinkan pembuatan struktur sosial. Hasil interaksi sangat
tergantung oleh nilai dan arti serta interpretasi yang diberikan pihak yang ikut
terlibat dalam interaksi ini.
~ Bonner
Interaksi Sosial adalah suatu hubungan antar dua individu atau lebih yang saling
mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu lain atau
sebaliknya.
~ Maryati dan Suryawati
Interaksi Sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik dan tindakan balasan
(respon) antar individu, antar kelompok atau individu dan kelompok.
~ Selo Soemardjan
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara manusia (individu) dengan
berbagai segi kehidupan bersama.

2. Ciri – ciri Interaksi Sosial


Interaksi sosial memiliki beberapa karateristik atau ciri – ciri, yaitu sebagai berikut.
1. Jumlah pelaku lebih dari satu orang, hal ini karena interaksi membutuhkan aksi
dan reaksi. Jika seseorang memberikan suatu aksi atau tindakan, agar dikatakan
sebagai bentuk interaksi, tindakan tersebut haruslah direspon oleh orang lain.
2. Adanya komunikasi menggunakan simbol – simbol tertentu. Simbol yang paling
umum digunakan untuk berkomunikasi adalah bahasa. Satu hal yang perlu
diperhatikan adalah simbol yang perlu disampaikan haruslah dipahami oleh pihak –
pihak yang berkomunikasi agar komunikasi dapat berjalan lancar.
3. Dalam interaksi sosial juga ada dimensi waktu, yaitu masa lalu, masa kini, dan
masa depan. Artinya, dalam setiap interaksi sosial ada konteks waktu yang
menentukan batasan dari interaksi tersebut.
4. Adanya tujuan yang ingin dicapai. Pihak yang berinteraksi pasti memiliki tujuan
yang ingin dicapai. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan juga bahwa ada tujuan
– tujuan yang berbeda diantara pihak yang berinteraksi. Tujuan tersebut pun dapat
menentukan apakah Interaksi akan mengarah kepada kerja sama atau pun mengarah
kepada pertentangan.
3. Syarat – syarat terjadinya Interaksi Sosial
Dalam proses interaksi sosial, terdapat syarat – syarat yang harus dipenuhi agar
interaksi tersebut terjadi. Ada dua syarat utama terjadinya interaksi sosial, yaitu
kontak sosial dan komunikasi. Kontak berasal dari bahasa latin yaitu cum atau con
yang artinya bersama – sama, dan tango atau pretty yang artinya menyentuh. Jadi
apabila diartikan secara harafiah, maka kontak berarti sama – sama menyentuh,
namun pada kenyataannya kontak yang terjadi tidak harus selalu bersentuhan.
Kontak sosial terjadi ketika ada aksi dan reaksi antaa pihak yang berkontak.
Syarat terjadinya interaksi sosial yang pokok ada 3 yaitu :
1. Kontak Sosial

Merupakan awal dari terjadinya interaksi sosial dan masing-masing pihak saling
berinteraksi meskipun tidak saling bersentuhan secara fisik. Jadi kontak tidak harus
selalu berkomunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari dikenal beberapa macam kontak
sosial yaitu :
a. Menurut cara yang dilakukan
Kontak langsung dan kontak tidak langsung.
b. Menurut proses terjadinya/tingkat hubungannya
Kontak primer dan kontak sekunder.
c. Menurut sifat
Kontak positif dan kontak negatif.

2. Komunikasi

Merupakan pengiriman pesan dan penerimaan pesan dengan maksud untuk dapat
dipahami. Proses komunikasi terjadi pada saat kontak sosial berlangsung.

3. Tindakan Sosial

Adalah tindakan yang mempengaruhi individu yang mempengaruhi individu lain


dalam masyarakat dan merupakan tindakan bermakna yaitu tindakan yang dilakukan
dengan mempertimbangkan keberadaan orang lain. Berdasarkan cara dan tujuan
yang akan dilakukan, maka tindakan sosial dapat dibedakan menjadi 4, yaitu :
a. Tindakan rasional instrumental
Adalah tindakan sosial yang dilakukan oleh seorang dengan memperhitungkan
kesesuaian cara yang digunakan lalu tujuan apa yang hendak dicapai dalam tindakan
itu.
b. Tindakan rasional berorientasi nilai
Merupakan tindakan yang begitu memperhitungkan cara.
c. Tindakan tradisional
Merupakan tindakan yang tidak memperhitungkan pertimbangan rasional. Tindakan
ini dilaksanakan karena pertimbangan adat dan kebiasaan.
d. Tindakan efektif
Tindakan efektif seringkali dilakukan tanpa suatu perencanaan matang dan
kesadaran penuh. Tindakan ini muncul karena dorongan perasaan atau emosi dalam
diri pelaku.

4. Faktor yang memengaruhi Interaksi Sosial


Dalam proses terjadinya interaksi sosial, ada beberapa faktor yang
mempengaruhinya. Beberapa faktor tersebut antara lain adalah:
Faktor-faktor Pendorong Interaksi Sosial
1. Faktor Internal
a. Dorongan untuk meneruskan/mengembangkan keturunan. Secara naluriah,
manusia mempunyai dorongan nafsu birahi untuk saling tertarik dengan lawan jenis.
Dorongan ini bersifat kodrati artinya tidak usah dipelajaripun seseorang akan
mengerti sendiri dan secara sendirinya pula orang akan berpasang-pasangan untuk
meneruskan keturunannya agar tidak mengalami kepunahan.
b. Dorongan untuk memenuhi kebutuhan Dorongan untuk memenuhi kebutuhan
manusia memerlukan keberadaan orang lain yang akan saling memerlukan, saling
tergantung untuk saling melengkapi kebutuhan hidup.
c. Dorongan untuk mempertahankan hidup Dorongan untuk mempertahankan
hidup ini terutama dalam menghadapi ancaman dari luar seperti ancaman dari
kelompok atau suku bangsa lain, ataupun dari serangan binatang buas.
d. Dorongan untuk berkomunikasi dengan sesama Secara naluriah, manusia
memerlukan keberadaan orang lain dalam rangka saling berkomunikasi untuk
mengungkapkan keinginan yang ada dalam hati masing-masing dan secara psikologis
manusia akan merasa nyaman dan tentram bila hidup bersama-sama dan
berkomunikasi dengan orang lain dalam satu lingkungan sosial budaya.

2. Faktor Eksternal
a. Imitasi
Imitasi adalah adalah tindakan seseorang meniru orang lain. Hal yang ditiru
beragam bentuknya, misal gaya berpakaian, gaya berbicara, bahasa, dan sebagaimya.
Contoh bentuk imitasi adalah ketika seorang anak meniru bahasa gaul seperti
ashiappp, anjay, kuy, dan kata lainnya dari tokoh atau publik figure yang ada di
televisi atau Youtube.
b. Sugesti
Sugesti adalah semacam pandangan, sikap, atau pendapat yang diberikan oleh
seseorang, dan diterima oleh pihak lainnya. Contoh dari sugesti adalah ketika
seseorang membeli produk kecantikan setelah terpengaruh oleh pandangan iklan di
televisi yang mengatakan jika membeli produk tersebut, wajah konsumen akan lebih
bening dan bercerah.
c. Identifikasi
Identifikasi adalah kecenderungan seseorang untuk menjadi sama dengan orang
lain. Hal ini lebih mendalam dari imitasi. Contoh dari identifikasi adalah seseorang
yang rela menghabiskan banyak uang untuk operasi plastic agar tubuh dan wajahnya
menyerupai Barbie atau artis idola lainnya.
d. Simpati
Simpati adalah keadaan di mana orang merasa tertarik dengan pihak lainnya.
Orang yang memiliki simpati akan lebih mudah merasakan perasaan yang sedang
dialami oleh pihak lain tersebut, misalnya ketika bencana alam terjadi, seseorang
turut merasakan kesedihan dari para korban bencana, sekalipun orang tersebut tidak
mengalami bencana secara langsung.
e. Empati
Merupakan proses sosial yang hampir sama dengan simpati, hanya perbedaannya
adalah bahwa empati lebih melibatkan emosi atau lebih menjiawai dalam diri seoang
yang lebih daripada simpati.
f. Motivasi
Adalah suatu dorongan atau rangsangan yang diberikan seseorang kepada orang lain
sedemikian rupa sehingga orang yang diberi motivasi tersebut menuruti atau
melaksanakan yang dimotivasikan kepadanya.

5. Bentuk Interaksi Sosial


Menurut Gillin dan Gillin, terdapat dua bentuk interaksi sosial, yatu proses asosiatif
dan proses disosiatif. Proses asosiatif merupakan bentuk proses sosial yang
mengarah kepada kerja sama antar pihak, sedangkan proses disosiatif merupakan
proses sosial yang mengarah kepada pertentangan antara pihak yang terlibat. Proses
asosiatif terdiri dari kerja sama, akomodasi, dan asimilasi. Proses disosiatif terdiri dari
persaingan, kontravensi, dan konflik.

Bentuk Interaksi Sosial Asosiatif


Kerja sama adalah salah satu bentuk proses asosiatif. Kerja sama terjadi apabila
pihak yang yang memiliki suatu kepentingan bersama atau persamaan tujuan. Kerja
sama juga sering disebut dengan istilah cooperation. Beberapa wujud kerja sama
antara lain adalah sebagai berikut.
Koalisi, yaitu bergabungnya dua atau lebih organisasi yang memiliki kepentingan
bersama. Contoh bentuk koalisi yang paling umum adalah gabungan beberapa partai
politik dalam suatu koalisi untuk memenangkan pemilihan umum.
1. Koalisi, yaitu bergabungnya dua atau lebih organisasi yang memiliki kepentingan
bersama. Contoh bentuk koalisi yang paling umum adalah gabungan beberapa partai
politik dalam suatu koalisi untuk memenangkan pemilihan umum.
2. Tawar-menawar atau bargaining, yaitu pelaksaan perjanjian tukar menukar barang
atau jasa antara dua pihak atau lebih. Pada proses ini ada pertukaran sumber daya
dalam bentuk tawar menarwa antar pihak guna mencapai kesepakatan bersama.
3. Kooptasi, yaitu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam suatu sistem organisasi.
Tujuannya adalah untuk menjaga stabilitas internal organisasi.
4. Joint venture, yaitu kerja sama yang umumnya dilakukan oleh perusahaan-
perusahaan dalam proyek tertentu. Umumnya, tujuan dari joint venture adalah
untuk meningkatkan pendapatan perusahaan yang bersangkutan.

Bentuk yang kedua dari kerja sama adalah akomodasi. Akomodasi adalah upaya
untuk meredakan pertentangan yang terjadi. Tujuannya adalah untuk mencapai
keseimbangan dan mencegah membesarnya suatu pertentangan. Berikut adalah
bentuk akomodasi.
Koersi atau coercion, yaitu bentuk akomodasi yang dipaksakan atau proses
akomodasi yang terjadi karena ada paksaan.
5. Kompromi, yaitu bentuk akomodasi di mana pihak yang terlibat saling mengurangi
tuntutan.
6. Arbitrasi, yaitu proses akomodasi yang mengundang pihak ketiga yang lebih tinggi
kedudukannya untuk membantu penyelesain masalah.
7. Mediasi, merupakan bentuk akomodasi yang menyerupai arbitrasi, namun pihak
ketiga hanya berperan sebagai pemberi nasihat dan tidak memiliki wewenang untuk
mengambil keputusan.
8. Konsiliasi, yaitu upaya mempertemukan kepentingan pihak yang berselisih dan
mencari penyelesaian bersama.
9. Toleransi, yaitu upaya akomodasi secara informal. Masing-masing pihak saling
bertoleransi demi pemulihan hubungan baik.
10. Stalemate, yaitu upaya akomodasi dengan menyeimbangkan kekuatan pihak yang
terlibat. Dengan berimbangnya kekuatan, penyelesaian permasalahan dapat terjadi
dengan sendirinya.
11. Ajudikasi, yaitu upaya akomodasi melalui pengadilan.

Bentuk yang ketiga adalah asimilasi. Asimilasi adalah percampuran dua budaya
atau lebih dan menghasilkan budaya baru. Dalam proses asimilasi, budaya baru yang
terbentuk benar-benar berbeda dari budaya yang ada sebelumnya. Proses asimilasi
seringkali disamakan dengan proses akulturasi, padahal sebenarnya berbeda. Proses
akulturasi adalah proses di mana dua budaya atau lebih saling berinteraksi, namun
batasan-batasan perbedaan budaya tidak hilang dan masing-masing budaya tetap
mempertahankan keunikannya masing-masing.

Bentuk Interaksi Sosial Disosiatif


Bentuk lain yang berlawanan dengan proses asosiatif adalah proses disosiatif, yang
mengarah kepada pertentangan. Berikut adalah bentuk-bentuk proses disosiatif.
Persaingan atau kompetisi, yaitu proses dimana pihak yang terlibat dari bersaing
memperebutkan sesuatu. Hal yang diperebutkan bermacam-macam bentuknya,
misalnya keuntungan, sumber daya, status, dsb.
Persaingan atau kompetisi, yaitu proses dimana pihak yang terlibat dari bersaing
memperebutkan sesuatu. Hal yang diperebutkan bermacam-macam bentuknya,
misalnya keuntungan, sumber daya, status, dsb.
Kontravensi, yaitu bentuk proses disosiatif yang lebih tinggi dibanding persaingan,
namun belum mencapai pertentangan. Beberapa bentuk kontravensi adalah
penolakan, penyangkalan, penghasutan, dan pengkhianatan.
Pertentangan atau konflik, yaitu proses disosiatif di mana pihak yang terlibat
berusaha mencapai tujuannya dengan upaya menantang atau menyerang lawan,
sekalipun dengan ancaman atau kekerasan. Menurut Soerjono Soekanto, penyebab
konflik antara lain adalah perbedaan individu, perbedaan kebudayaan atau nilai,
perbedaan kepentingan, dan perubahan sosial. Meskipun lebih sering membawa
dampak negatif seperti kerusakan materi dan korban jiwa, konflik juga dapat
membawa dampak positif. Dampak positif konflik adalah semakin menguatnya
solidaritas dalam satu kelompok karena adanya musuh bersama.
Contoh Interaksi Sosial dalam Masyarakat

Sebagai gambaran tentang prinsip dalam interaksi sosial. Berikut inilah beragam
contoh-contoh nyata mengenai kasus di dalam kehidupan masyarakat. Antara lain;
Masyarakat

Contoh nyata yang menjadi cerminan tentang interaksi sosial di masyarakat, ini
misalnya saja tentang gotong royong. Masih adanya kegiatan gotong royong atau
kerja sama di masyarakat sebagai bukti sederhana dari terbentuknya interaksi. Di
Indonesia, kerjasama ini paling kental dijumpai di desa, kota juga ada, tapi biasanya
terjadi sekali dalam seminggu. Baca juga: Pengertian Masyarakat, Unsur, Syarat, dan
Bentuknya
Antar Kelompok

Contoh dalam bentuk antar kelompok ini, misalnya polisi dan TNI yang bersatu
dalam mengentaskan penjahat. Seperti dalam kasus terorisme yang terjadi di
sidoarjao dan Surabaya, bahwa pihak polisi dan TNI saling membantu dan
bekerjasama dalam kasus tersebut, bahkan ada campur tangan dari kelompok
masyarakat. Baca juga: Pengertian Kelompok Sosial, Ciri, Bentuk/Macam, dan
Syaratnya
Kegiatan-Kegiatan Sosial
Andil bagian atau bergabung dalam kegiatan sosial misalnya menjadi relawan ketika
terjadi sebuah bencana alam seperti para relawan yang berangkat ke lokasi gempa di
Lombok untuk memberikan uluran tangan kepada para korban.
Dalam Dunia Politik

Sebentar lagi atau tahun depan Indonesia akan kembali masuk ke ajang yang paling
menghebohkan diantara semua isu belakangan ini, yakni Pemilu. Pasangan calon
dalam kegiatan pemilu, akan melakukan kampanye sebagai wujud untuk menarik
massa supaya memberikan pilihan kepadanya.
Kebudayaan

Masuknya kebudayaan musik Korea Selatan ke Indonesia, yakni K-Pop. Hal ini
terlihat dari maraknya boy-band dan girl-band Indonesia. Dance, gaya rambut,
busana, dan lain sebagainya memang dapat dilihat sama atau menyerupai
kebudayaan Korea Selatan. Namun tetap, bahasa yang digunakan adalah bahasa
Indonesia.
Dalam Dunia Bisnis Atau Kerja

Dalam atmosfir ini, arahan atau perintah dari atasan kepada bawahan, juga
karyawan atau pimpinan yang menerima adanya pergantian pimpinan atau
karyawan dalam perusahaan. Selain itu, untuk menyelesaikan proyek jalan tol,
terdapat di dalamnya dua perusahaan untuk mengerjakan dan menyelesaikan
proyek tersebut.
Kegiatan Jual-Beli

Ini contoh interaksi sosial individu dengan individu. Interaksi sosial yang berlangsung
di pasar juga untuk mencapai beberapa tujuan, yaitu untuk mendapatkan barang
yang dibutuhkan dan untuk menjual berbagai macam barang demi memperoleh
pendapatan sehari-hari juga biasanya akan berlangsung proses negosiasi atau tawar-
menawar.
Keluarga

Bapak adalah seorang kepala keluarga dan Ibu adalah Seorang Ibu rumah tangga,
serta Anak dalam suatu keluarga memiliki peran dalam mewujudkan interaksi sosial,
melalui cara saling menyapa, berbicara, bercerita ataupun bahasa-bahasa isyarat.
Selengkapnya, baca; Pengertian Lembaga Keluarga, Fungsi, dan Contohnya
Berdebat Atau Adu Argumen

Berdebat adalah contoh berlangsungnya interaksi sosial. Ketika seseorang berdebat


menunjukkan bahwa ada pendapat yang berbeda dan belum dapat disatukan. oleh
karena itu mereka berdebat dengan tujuan untuk mendapatkan suatu kesepakatan
bersama. Contoh seperti dalam musyawarah atau persaingan seperti dalam lomba
debat.
Melalui Media Sosial Atau Perantara

Selanjutnya, komunikasi dalam media sosial biasanya akan lebih mengacu pada
interaksi sosial tidak langsung atau adanya perantara. Bentuk ini dewasa ini begitu
intim di lakukan oleh masyarakat, sehingga muncul pepatah “yang dekat merasa
jauh, yang jauh merasa dekat”. Contohnya menggunakan Handphone dengan media
video call atau chatting.
Saling Memeluk

Saling memeluk atau dengan kata lain berpelukan merupakan suatu pola interaksi
sosial yang dilakukan oleh seorang individu dengan individu yang lainnya. Biasanya
terjadi ketika menghibur seseorang yang sedang sedih, atau bertemu dengan sanak
saudara.
Berjabat Tangan

Selain saling memeluk, berjabat tangan menjadi salah satu contoh interaksi sosial,
yaitu ketika berjabat tangan ada kontak antardua individu, sehingga bisa dikatakan
bahwa interaksi sosial sudah berlangsung. Misalnya, dalam persetujuan suatu bisnis
antar kolega atau rekan bisnis antar perusahaan

Perbedaan masyarakat desa-kota & interaksi sosial didaerah pedesaan

A. Pengertian desa/pedesaan
Yang dimaksud dengan desa menurut Sutardjo Kartodikusuma mengemukakan sebagai
berikut: Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat
pemerintahan tersendiri.
Menurut Bintaro, desa merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafi ,sosial, ekonomi,
politik dan kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam hubungan dan
pengaruhnya secara timbale balik dengan daerah lain.
Sedang menurut Paul H. Landis :Desa adalah pendudunya kurang dari 2.500 jiwa.
Dengan ciri ciri sebagai berikut :
a) mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
b) Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan
c) Cara berusaha (ekonomi)adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi
alam seperti : iklim, keadaan alam ,kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan
agraris adalah bersifat sambilan.

B. Ciri-ciri Masyarakat desa (karakteristik)

Dalam buku Sosiologi karangan Ruman Sumadilaga seorang ahli Sosiologi “Talcot
Parsons” menggambarkan masyarakat desa sebagai masyarakat tradisional
(Gemeinschaft) yang mebngenal ciri-ciri sebagai berikut :

a. Afektifitas ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan
kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong menolong, menyatakan
simpati terhadap musibah yang diderita orang lain dan menolongnya tanpa pamrih.

b. Orientasi kolektif sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka
mementingkan kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang
berbeda pendapat, intinya semua harus memperlihatkan keseragaman persamaan.

c. Partikularisme pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan
keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif,
perasaan kebersamaan sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu saja.
(lawannya Universalisme)
d. Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh
berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang
sudah merupakan kebiasaan atau keturunan.(lawanya prestasi).

e. Kekabaran (diffuseness). Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara
pribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa menggunakan
bahasa tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari uraian tersebut (pendapat
Talcott Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya tanpa
pengaruh dari luar.

Masyarakat Perkotaan

A. Pengertian Kota

Seperti halnya desa, kota juga mempunyai pengertian yang bermacam-macam


seperti pendapat beberapa ahli berikut ini. i. Wirth
Kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang-
orang yang heterogen kedudukan sosialnya. ii. Max Weber
Kota menurutnya, apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian besar
kebutuhan ekonominya dipasar lokal. iii. Dwigth Sanderson
Kota ialah tempat yang berpenduduk sepuluh ribu orang atau lebih. Dari beberapa
pendapat secara umum dapat dikatakan mempunyani ciri-ciri mendasar yang sama.
Pengertian kota dapat dikenakan pada daerah atau lingkungan komunitas tertentu
dengan tingkatan dalam struktur pemerintahan.
Menurut konsep Sosiologik sebagian Jakarta dapat disebut Kota, karena memang gaya
hidupnya yang cenderung bersifat individualistik.

B. Ciri-ciri masyarakat Perkotaan

Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat perkotaan, yaitu :

i. Kehidupan keagamaannya berkurang, kadangkala tidak terlalu dipikirkan karena


memang kehidupan yang cenderung kearah keduniaan saja.
ii. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus berdantung
pada orang lain (Individualisme).

iii. Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-
batas yang nyata.

iv. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak


diperoleh warga kota.

v. Jalan kehidupan yang cepat dikota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi
warga kota, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting, intuk dapat mengejar
kebutuhan-kebutuhan seorang individu.

vi. Perubahan-perubahan tampak nyata dikota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka


dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar.

Perbedaan antara desa dan kota

Dalam masyarakat modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan (rural


community) dan masyarakat perkotaan (urban community). Menurut Soekanto (1994),
per-bedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan pengertian
masyarakat sederhana, karena dalam masyarakat modern, betapa pun kecilnya suatu
desa, pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan
masyarakat perkotaan, pada hakekatnya bersifat gradual. Kita dapat membedakan
antara masya-rakat desa dan masyarakat kota yang masing-masing punya karakteristik
tersendiri. Masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan fungsi-fungsi sosial,
struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda, bahkan kadang-kadang
dikatakan "berlawanan" pula.
Warga suatu masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih
mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan lainnya.
Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar sistem kekeluargaan (Soekanto,
1994). Selanjutnya Pudjiwati (1985), menjelaskan ciri-ciri relasi sosial yang ada di desa
itu, adalah pertama-tama, hubungan kekerabatan.
Sistem kekerabatan dan kelompok kekerabatan masih memegang peranan penting.
Penduduk masyarakat pedesaan pada umumnya hidup dari pertanian, walaupun terlihat
adanya tukang kayu, tukang genteng dan bata, tukang membuat gula, akan tetapi inti
pekerjaan penduduk adalah pertanian. Pekerjaan-pekerjaan di samping pertanian, hanya
merupakan pekerjaan sambilan saja.
Golongan orang-orang tua pada masyarakat pedesaan umumnya memegang peranan
penting. Orang akan selalu meminta nasihat kepada mereka apabila ada kesulitan-
kesulitan yang dihadapi. Nimpoeno (1992) menyatakan bahwa di daerah pedesaan
kekuasaan-kekuasaan pada umumnya terpusat pada individu seorang kiyai, ajengan,
lurah dan sebagainya.
Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk untuk membedakan
antara desa dan kota. Dengan melihat perbedaan perbedaan yang ada mudah mudahan
akan dapat mengurangi kesulitan dalam menentukan apakah suatu masyarakat dapat
disebut sebagi masyarakat pedeasaan atau masyarakat perkotaan.

Ciri ciri tersebut antara lain :


1) jumlah dan kepadatan penduduk
2) lingkungan hidup
3) mata pencaharian
4) corak kehidupan social
5) stratifiksi social
6) mobilitas social
7) pola interaksi social
8) solidaritas social
9) kedudukan dalam hierarki sistem administrasi nasional

Interaksi Sosial didaerah Pedesaan

Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat
sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yang amat kuat
yang hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan
bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota
masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebagai masyarakat yang saling mencintai
saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan
dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat.
Masyarakat Desa atau juga bisa disebut sebagai masyarakat tradisonal manakala dilihat
dari aspek kulturnya. Masyarakat pedesaan itu lebih bisa bersosialisasi dengan orang
orang di sekitarnya. Masyarakat Desa adalah kebersamaan. sedangkan Pola interaksi
masyarakat kota adalah individual,. Sebagai contoh kalau anda pergi ke suatu Desa, dan
anda bertanya dengan seseorang siapa nama tetangganya, pasti dia hafal. Kalau di kota,
kurang dapat bersosialisasi karena masing masing sudah sibuk dengan kepentingannya
sendiri2.Pola interaksi masyarakat pedesaan adalah dengan prinsip kerukunan, sedang
masyarakat perkotaan lebih ke motif ekonomi, politik, pendidikan, dan kadang hierarki.
Pola solidaritas sosial masyarakat pedesaan timbul karena adanya kesamaan-kesamaan
kemasyarakatan, sedangkan masyarakat kota terbentuk karena adanya perbedaan-
perbedaan yang ada dalam masyarakat.
B. PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan tahap-tahap yang kami tempuh melalui pembahasan dan penjelasan yang bertujuan
untuk mengembangkan, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut.

1. Pentingnya sebuah sosialisasi dalam kehidupan sehari-hari untuk menciptakan komunikasi yang
baik dan benar.

2. Komunikasi dapat membuat kesejahteraan hidup bagi setiap individu.

3. Interaksi sosial yang baik dan benar dapat mempererat tali persaudaraan antar umat
beragama.

4. Interaksi sosial antar individu sangat dibutuhkan dalam menjalin sebuah hubungan seperti
dalam menjalin hubungan kekeluargaan.

B. SARAN
Dalam kehidupan manusia di dunia ini tidak akan lepas dari kehidupan masyarakat, maka
kita sebagai manusia yang hidup bermasyarakan harus menyadari bahwa kita hidup tidak
mungkin sendirian.

Untuk itu marilah kita menjadi warga masyarakat yang baik dengan berinteraksi antar
individu dengan individu lain, antar individu dengan kelompok, bahkan kelompok dengan
kelompok agar terjalin persatuan dan kesatuan dalam kehidupan masyarakat
C. DAFTAR PUSTAKA
https://www.yuksinau.id/pengertian-interaksi-sosial-menurut-para-ahli/

http://manusiabudaya.blogspot.com/2012/06/perbedaan-masyarakat-desa-
kota.html

http://dosensosiologi.com/contoh-interaksi-sosial/

Buku Siswa Sosiologi

http://diyo-experience.blogspot.com/2013/12/makalah-tentang-interaksi-sosial.html
D. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai