Anda di halaman 1dari 15

PEMERIKSAAN FISIK

A. Definisi Pemeriksaan Fisik


Pemeriksaan Fisik adalah salah satu teknik pengumpulan data untuk mengetahui
keadaan fisik dan keadaan kesehatan.
B. Jenis Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan Inspeksi
a. Definisi
Inspeksi adalah suatu tindakan pemeriksa menggunakan indera penglihatannya
untuk mendeteksi karakteristik normal atau tanda tertentu dari bagian tubuh
atau fungsi tubuh pasien. Inspeksi digunakan untuk mendeteksi bentuk, warna,
posisi, ukuran, tumor dan lainnya dari tubuh pasien.
b. Cara Pemeriksaan
1) Posisi pasien dapat tisur, duduk, atau berdiri
2) Bagian tubuh yang diperiksa harus terbuka (upayakan pasien sendiri yang
membuka pakaiannya, sebaiknya pakaian tidak dibuka sekaligus, namun
dibuka seperlunya untuk pemeriksaan sedangkan bagian lain ditutupi
selimut)
3) Bandingkan bagian tubuh yang berlawanan (kesimetrisan) dan
abnormalitas
4) Catat hasilnya
2. Pemeriksaan Palpasi
a. Definisi
Palpasi adalah suatu tindakan pemeriksaan yang dilakukan dengan perabaan
dan penekanan bagian tubuh dengan menggunakan jari atau tangan. Palpasi
dapat digunakan untuk mendeteksi suhu tubuh, adanya pergerakan, bentuk,
konsistensi, ukuran, dan rasa nyeri tekan. Palpasi juga merupakan tindakan
penegasan dari hasil inspeksi, disamping untuk menemukan yang tidak
terlihat.
b. Cara Pemeriksaan
1) Posisi pasien bisa tidur, duduk, atau berdiri tergantung bagian mana yang
diperiksa dan bagian tubuh yang diperiksa harus terbuka
2) Pastikan pasien dalam keadaan rileks dengan posisi yang nyaman untuk
menghindari ketegangan otot yang dapat mengganggu hasil pemeriksaan
3) Kuku jari-jari pemeriksa harus pendek, tangan hangat, dan kering
4) Minta pasien untuk menarik nafas dalam agar meningkatkan relaksasi otot
5) Lakukan palpasi dengan sentuhan perlahan-lahan yaitu dengan tekanan
ringan dan sebentar-sebentar
6) Palpasi daerah yang dicurigai, adanya nyeri tekan menandakan kelainan
7) Lakukan palpasi secara hati-hati apabila diduga adanya fraktur tulang
8) Hindari tekanan yang berlebihan pada pembuluh darah
9) Lakukan palpasi ringan apabila memeriksa organ/jaringan yang dalamnya
kurang dari 1 cm
10) Lakukan palpasi agak dalam apabila memeriksa organ/jaringan dengan
kedalaman 1-2,5 cm.
11) Lakukan palpasi bimanual apabila melakukan pemeriksaan dengan
kedalaman lebih dari 2,5 cm, yaitu dengan mempergunakan kedua tangan
dimana satu tangan direlaksasi dan diletakkan di bagian bawah
organ/jaringan tubuh, sedangkan tangan yang lain menekan ke arah tangan
yang dibawah untuk mendeteksi karakteristik organ/jaringan
12) Rasakan dengan seksama kelainan organ/jaringan, adanya tumor
bergerak/tidak dengan konsistensi padat/kenyal, bersifat kasar/lembut,
ukurannya dan ada/tidaknya getaran, serta rasa nyeri raba/tekan.
13) Catat hasil pemeriksaan
3. Pemeriksaan Perkusi
a. Definisi
Perkusi adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi
getaran/gelombang suara yang dihantarkan kepermukaan tubuh dari bagian
tubuh yang diperiksa. Pemeriksaan dilakukan dengan ketokan jari atau tangan
pada permukaan tubuh. Karakter bunyi yang dihasilkan dapat menentukan
lokasi, ukuran, bentuk, dan kepadatan struktur di bawah kulit. Sifat gelombang
suara yaitu semakin banyak jaringan, semakin lemah hantarannya dan
udara/gas paling resonan
b. Cara Pemeriksaan
1) Posisi pasien dapat tidur, duduk, atau berdiri tergantung pada bagian mana
yang akan diperiksa dan bagian tubuh yang diperiksa harus terbuka
2) Pastikan pasien dalam keadaan rileks dan posisi yang nyaman untuk
menghindari ketegangan otot yang dapat mengganggu hasil perkusi
3) Minta pasien untuk menarik nafas dalam agar meningkatkan relaksasi otot
4) Kuku jari-jari pemeriksa harus pendek, tangan hangat dan kering
5) Lakukan perkusi secara seksama dan sistematis, yaitu dengan :
a) Metode langsung yaitu melakukan perkusi atau mengetokan jari tangan
langsung dengan menggunakan 1 atau 2 ujung jari
b) Metode tidak langsung
(1) Jari tengah tangan kiri (yang tidak dominan) sebagai fleksimeter di
letakkan dengan lembut di atas permukaan tubuh, upayakan telapak
tangan dan jari-jari lain tidak menempel pada permukaan tubuh.
(2) Ujung jari tengah dari tangan kanan (dominan) sebagai fleksor,
untuk memukul/mengetuk persendian distal dari jari tengah tangan
kiri
(3) Pukulan harus cepat, tajam, dengan lengan tetap/tidak bergerak dan
pergelangan tangan rileks
(4) Berikan tenaga pukulan yang sama pada setiap area tubuh
(5) Bandingkan bunyi frekuensi dengan akurat
6) Bandingkan atau perhatikan bunyi yang dihasilkan oleh perkusi :
a) Bunyi timpani mempunyai intensitas keras, nada tinggi, waktu agak
lama dan kualitas seperti drum (lambung)
b) Bunyi resonan mempunyai intensitas menengah, nada rendah, waktu
lama, kualitas bergema (paru normal)
c) Bunyi hipersonar mempunyai intensitas amat keras, waktu lebih lama,
kualitas ledakan (empisema paru)
d) Bunyi pekak mempunyai intensitas lembut sampai menengah, nada
tinggi, waktu agak lama, kualitas seperti petir (hati)
e) Bunyi kempes mempunyai intensitas lembut, nada tinggi, waktu
pendek, kualitas datar (otot)
4. Pemeriksaan Auskultasi
a. Definisi
Auskultasi adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi
yang terbentuk di dalam organ tubuh. Hal ini dimaksudkan untuk mendeteksi
adanya kelainan dengan cara membandingkan dengan bunyi normal.
Auskultasi yang dilakukan di dada untuk mendengar suara nafas dan bila
dilakukan di abdomen mendengarkan suara bising usus.
b. Penilaian Pemeriksaan Auskultasi
1) Frekuensi yaitu menghitung jumlah getaran per menit
2) Durasi yaitu lama bunyi yang terdengar
3) Intensitas bunyi yaitu ukuran kuat/lemahnya suara
4) Kualitas yaitu warna nada/variasi suara

Pemeriksa harus mengenal berbagai tipe bunyi normal yang terdengar pada
organ yang berbeda, sehingga bunyi abnormal dapat di deteksi dengan
sempurna. Untuk mendeteksi suara diperlukan Stetoskop yang berfungsi
menghantarkan, mengumpulkan, dan memilih frekuensi suara.

c. Cara Pemeriksaan
1) Posisi pasien dapat tidur, duduk, atau berdiri tergantung bagian mana yang
diperiksa dan bagian tubuh yang diperiksa harus terbuka
2) Pastikan pasien dalam keadaan rileks dengan posisi yang nyaman
3) Pastikan stetoskop sudah terpasang dengan baik dan tidak bocor antara
bagian kepala, selang, dan telinga
4) Pasanglah ujung stetoskop bagian telinga ke lubang telinga pemeriksa
sesuai arah, ukuran dan lengkungannya.
5) Hangatkan dulu kepala stetoskop dengan cara menempelkan pada telapak
tangan pemeriksa atau menggosokan pada pakaian pemeriksa
6) Tempelkan kepala stetoskop pada bagian tubuh pasien yang akan diperiksa
dan lakukan pemeriksaan dengan seksama dan sistematis
7) Catat hasil pemeriksaan dan informasikan

C. Posisi Pemeriksaan
Untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang optimal, maka posisi pemeriksaan sangat
menentukan. Beberapa posisi yang umum dilakukan yaitu :
1. Posisi duduk dapat dilakukan di kursi atau tempat tidur, digunakan untuk
pemeriksaan pada kepala, leher, dada, jantung, paru, mamae, dan ekstremitas atas.
2. Posisi supine (terlentang) yaitu posisi berbaring terlentang dengan kepala
disangga bantal. Posisi ini untuk pemeriksaan pada kepala, leher, dada depan,
paru, mamae, jantung, abdomen, ekstremitas, dan nadi perifer
3. Posisi dorsal recumbent yaitu posisi berbaring dengan lutut dditekuk dan kaki
menyentuh tempat tidur
4. Posisi sims (tidur miring), untuk pemeriksaan rectal .
5. Posisi prone (telungkup), untuk mengevaluasi sendi pinggul dan punggung
6. Posisi lithotomi yaitu posisi tidur terlentang dengan lutut dalam keadaan fleksi.
Untuk pemeriksaan rectal dan vagina
7. Posisi knee chest (menungging), untuk pemeriksaan rectal
8. Posisi berdiri yaitu untuk evaluasi abnormalitas postural, langkah dan
keseimbangan

D. Pemeriksaan Fisik Ibu


1. Tujuan
a. Untuk mengetahui keadaan kesehatan umum ibu
b. Untuk mengetahui adanya kelainan
2. Persiapan alat
a. Tempat tidur
b. Senter
c. Thermometer
d. Stetoskop
e. Tensimeter
f. Jam
g. Hammer
h. Sarungtangan
i. Tissu
j. Bengkok
k. Timbangan berat badan
l. Handuk
m. Tempat cuci tangan
n. Larutan klorin 0,5%
o. Pengukur tinggi
p. Kapas sublimat
3. Prosedur
a. Jelaskan pada ibu maksud dan tujuan dilakukan pemeriksaan
b. Susunlah alat secara ergonomis untuk memudahkan dalam bekerja
c. Cuci tangan
d. Atur posisi pasien senyaman mungkin (berbaring pada tempat tidur yang rata
e. Lakukan penilaian secara sistematis keadaan umum pasien, dengan melakukan
inspeksi terhadap keadaan umum, status nutrisi, warna kulit, tekstur kulit, dan
pigmentasi
f. Lakukan pemeriksaan pada kepala dan wajah, dengan melakukan inspeksi dan
palpasi pada kepala dan kulit kepala untuk melihat kesimetrisan, warna
rambut, adakah pembengkakan, kelembapan, lesi, edeme dan bau
g. Lakukan inpeksi pada wajah apakah ada cloasma, pembengkakan
h. Laukakn pemeriksaan pada mata : melihat pergerakan bola mata, posisi dan
kesejajaran mata, kelainan pada bola mata, sklera dan conjungtiva (apakah
tampak ikterus pada sklera dan apakah tampak pucat / anemi pada
conjungtiva), inspeksi adakah sekret pada sklera dan konjungtiva
i. Lakukan inspeksi pada hidung dari arah depan dengan memeriksa septum
hidung berada di tengah atau tidak, adakah benda asing, sekret hidung,
perdarahan, polip
j. Lakukan pemeriksaan pada mulut dan kerongkongan, dengan melakukan
inspeksi untuk melihat :
1) Rongga mulut : diperiksa adakah stomatitis, kemampuan menggigit,
mengunyah, dan menelan
2) Bibir : warna, simetris, lesi, kelembapan, pengelupasan, dan bengkak
3) Gusi : warna dan edeme
4) Gigi geligi : karang gigi, caries, sisa gigi
5) Lidah : kotor, warna, kesimetrisan, kelembapan, luka, bercak, dan
pembengkakan
6) Kerongkongan : peradangan, tonsil, lendir/sekret
k. Lakukan inspeksi pada telinga dengan melihat canalis bersih atau tidak,
radang, cairan yang keluar, adakah benda asing
l. Lakukan pemeriksaan pada leher :
1) Lakukan inspeksi untuk melihat kesimetrisan, pergerakan, adakah massa,
kekakuan leher
2) Lakukan pemeriksaan pada kelenjar tyroid yaitu dengan melakukan
inspeksi untuk melihat besarnya kelenjar tyroid dan juga bentuknya,
lakukan palpasi dengan cara satu tangan dari samping atau dua tangan dari
arah belakang. Lalu jari-jari meraba permukaan kelenjar dan pasien
diminta untuk menelan, bila yang teraba saat diminta ikut tertelan hal ini
menandakan benar adanya bahwa yang teraba adalah kelenjar tiroid yang
membesar
3) Lakukan palpasi pada vena jugularis untuk melihat tekanannya juga untuk
melihat apakah vea jugularis tersebut mengembang secara nyata
4) Lakukan inspeksi dan palpasi pada leher adakah pembesaran kelenjar
limfe. Bila ada tentukan ukuran, bentuk, mobilitas, dan konsistensi
m. Lakukan pemeriksaan pada dada dengan cara :
1) Lakukan inspeksi apakah pola pernafasan normal. Adakah tanda-tanda
ketidaknyamanan bernafas
2) Lakukan auskultasi pada dinding thoraks dengan menggunakan stetoskop
yaitu pasien diminta untuk bernafas cukup dalam dengan mulut terbuka
lalu letakkan stetoskop secara sistematis dari atas ke bawah dengan
membandingkan antara kiri dan kanan
3) Lihat bentuk payudara, kesimetrisan, adanya benjolan atau tidak, bentuk
puting susu, areola mamae
n. Lakukan inspeksi dan palpasi pada daerah ketiak (lihat adakah benjolan atau
pembesaran kelenjar getah bening)
o. Lakukan pemeriksaan pada abdomen dengan cara :
1) Lakukan inspeksi untuk mengamati bentuk abdomen membusung atau
datar, umbilikus menonjol/tidak, adakah bayangan bendungan vena di kulit
abdomen, apakah ada benjolan/massa, strie, warna, ketebalan lemak
2) Lakukan auskultasi dengan cara meletakkan stetoskop pada daerah
epigastrum dan 4 kuadran abdomen, lalu dengarkan peristaltik usus
(normal 5-35)
3) Lakukan palpasi, sebelumnya menanyakan kepada pasien adakah bagian
perut yang sakit, bila ada maka bagian tersebut di palpasi terakhir.
Melakukan palpasi abdomen dimulai dari palpasi umum di seluruh dinding
abdomen untuk mencari tanda nyeri umum (periotinitis, pankreatitis). Lalu
cari dengan perabaan ada/tidak massa, benjolan (tumor). Melakukan
pemeriksaan turgor kulit, lalu melakukan palpasi berikut ini :
a) Lakukan palpasi hepar dengan menggunakan jari tangan kanan dimulai
dari kuadran kanan bawah berangsur-angsur naik mengikuti irama
nafas dan gembungan perut serta berusaha merasakan sentuhan tepi
hepar pada tepi jari telunjuk. Bila normal maka hepar tidak teraba.
b) Lakukan palpasi klien dengan cara bimanual dimana jari-jari tangan
kiri mengangkat dengan cara mengait dinding perut kiri atas dari arah
belakang, sedangkan tangan kanan berupaya meraba klien (bila normal
maka tidak akan teraba)
c) Lakukan perkusi abdomen dengan cara mengetuk, jari tengah tangan
kiri ditempelkan di dinding abdomen, massa padat atau cair akan
menimbulkan suara pekak
d) Lakukan perkusi ginjal di dinding abdomen belakang pada sudut costo
vertebral dengan dialasi telapak tangan kiri, maka kita lakukan perkusi
dengan sisi ulnar kepalan tangan kanan
p. Lakukan pemeriksaan ekstremitas dengan cara :
1) Lakukan inspeksi pada ekstremitas adakah edeme, bila ada maka lakukan
pemeriksaan dengan penekanan pada daerah yang dianggap ada edeme,
bila ada cekungan maka hal tersebut menandakan adanya edeme
2) Lakukan inspeksi adakah varises
3) Melakukan perkusi
a) Reflek Bisep
Pegang lengan pasien yang di semifleksikan sambil menempatkan ibu
jari diatas tendon otot bisep ibu jari kemudian di ketok, hal ini dapat
mengakibatkan gerakan fleksi lengan bawah, apabila ada kontraksi
menandakan bahwa refleksi otot baik
b) Reflek Trisep
Pegang lengan bawah pasien dalam posisi semi fleksi. Setelah itu
diketok pada tendon insersim trisep. Yang berada sedikit di atas
olikranon. Apabila lengan bawah mengadakan gerakan ekstensi dan
ada kontraksi menandakan bahwa reflek otot baik.
c) Ekstremitas Bawah
Tungkai difleksikan dan digantung, misalnya pada tempat tidur,
kemudian diketuk pada tendon musculus kuadrisep femoris, dibawah
atau di atas patella, biasanya di bawah patella, apabila ada kontraksi
berarti reflek otot baik.
q. Periksa punggung pasien, inspeksi adakah kelainan pada spina, bagaimana
bentuk bujur sangkar michelis
r. Lakukan pemeriksaan genitalia dan kelenjar limfe inguinal dimana :
1) Melakukan palpasi pada kelenjar limfe, apakah teraba membesar atau
nyeri
2) Melakukan inspeksi pada vulva secara keseluruhan adakah prolapsus uteri,
benjolan pada kelenjar bartolini, pengeluaran pervaginam (sekret), amati
warna, bau, nyeri
s. Lakukan pemeriksaan pada anus bersamaan dengan pemeriksaan genitalia
dengan melakukan inspeksi untuk mengetahui adakah hemoroid, fistula, dan
kebersihan
t. Rapikan pasien
u. Bereskan alat
v. Lepas sarung tangan
w. Cuci tangan
x. Jelakskan hasil pemeriksaan pada ibu
y. Lakukan dokumentasi tindakan dan hasil pemeriksaan

Pemeriksaaan Abdomen pada kehamilan


DAFTAR TILIK HEAD TO TOE/PEMERIKSAAN FISIK

Nama Mahasiswa :

NIM :

Nilai
No Butir yang dinilai
0 1 2
A. PERSIAPAN
1. Tempat pemeriksaan
a. Aman
b. Nyaman
c. Bersih
d. Tenang
e. Memperhatikan privacy pasien
2. Alat :
a. Tempat tidur
b. Senter
c. Stetoskop
d. Hammer
e. Sarung tangan
f. Kapas dtt
g. Bengkok
h. Pita meter atau metline
i. Handuk
j. Larutan chlorine 0,5%
k. Timbangan BB
l. Pengukur tinggi bidan
m. Jam

DAFTAR TILIK HEAD TO TOE/PEMERIKSAAN FISIK


Nama Mahasiswa :
NIM :

1. Menjaga privacy pasien


2. Memberitahu dan menjelaskan pada ibu tindakan yang akan dilakukan
3. Mencuci Tangan
4. Melakukan penilaian secara sistematis keadaan umum pasien, dengan
inspeksi terhadap : keadaan umum, status nutrisi, warna kulit, tekstur kulit
dan pigmentasi
5. Melakukan antropometri (BB,TB,LILA)
6. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
7. Melakukan pemeriksaan pada kepala dan wajah :
a. Rambut dan kulit kepala (simetris, warna rambut, pembengkakan)
b. wajah (cloasma, oedem palpebrae)
c. mata (kesimetrisan, pergerakan bola mata)
d. Konjungtiva
e. Sclera
f. Hidung (secret, septum. perdarahan)
g. Telinga (seket. Radang )
h. Mulut (rongga mulut, bibir, gusi, gigi, lidah, tonsil)
8. Melakukan pemeriksaan pada leher :
a. Pemeriksaan kelenjar thyroid
b. Pemeriksaan vena jugularis
9. Melakukan pemeriksaan pada dada :
Minta ibu mengangkat kedua tangannya ke atas
a. Inspeksi payudara (kesimetrisan, warna, ukuran, peradangan)
b. Puting susu : kebersihan dan penonjolan
c. Warna puting susu dan areola mammae
d. Vena
e. Palpasi payudara untuk memeriksa benjolan, massa, nyeri,
pembengkakan
f. Ketiak dan Kelenjar limfe
10 Melakukan pemeriksaan pada paru dengan inspeksi pola nafas dan auskultasi
. dinding, serta mendengarkan bunyi detak jantung (60-90)
11 Melakukan pemeriksaan pada abdomen :
a. Inspeksi (bentuk perut, striae)
b. Auskultasi ( di 4 kuadran perut)
c. Palpasi (bagian perut yang sakit, di palpasi terakhir)
hepar : menggunakan jari tangan kanan di mulai dari kuadran kanan bawah
berangsur-angsur naik dan berusaha merasakan sentuhan tepi hepar pada tepi
jari telunju. Bila normal hepar tidak teraba
perkusi abdomen : dengan cara mengetukkan jari
perkusi ginjal : di dinding abdomen belakang dengan dialasi telapak tangan
kiri
12 Melakukan pemeriksaan punggung (Struktur punggung )
.
13 Melakukan pemeriksaan ekstremitas dengan inspeksi dan palpasi (oedem,
. varises)
14 Memakai sarung tangan
.
15 Melakukan vulva hygiene dengan kapas DTT
. a. Membersihkan labia mayora kanan dan kiri
b. Membersihkan labia minora kanan dan kiri
c. Membersihkan vestibulum dengan arah dari atas ke bawah
16 Mengamati :
. a. Labia mayora dan minora (ada tidaknya infeksi,oedem, varises
hiperemia)
b. Klitoris : ada tidaknya hipertropi, infeksi
c. Lubang uretra (polip, eritema, pengeluaran nanah, darah )
d. Lubang vagina (infeksi, prolaps, darah, nanah, fluor albus)
e. Perineum (bekas luka, infeksi)
17 Melakukan pemeriksaan anus adakah hemorrhoid (inspeksi)
.
18 Reflek patella
19 Merapikan klien
.
20 Membereskan alat
.
21 Melepas sarung tangan
.
22 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
.
23 Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
.
24 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah dilakukan.
.
SKOR NILAI = ∑ NILAI X 100%

48

PENUNTUN BELAJAR
PEMERIKSAAN PALPASI MENURUT LEOPOLD

Nilai
NO LANGKAH / TUGAS
1 2 3

1. Menyiapkan alat-alat di dekat klien

Memberitahu klien mengenai prosedur pemeriksaan

2. Mencuci tangan dan mengeringkannya

Pencegahan infeksi sebelum melaksanakan tindakan

3. Mengatur posisi ibu hamil senyaman mungkin

Perhatikan dengan baik privacy ibu, tutupi bagian ekstremitas dan perut ibu dengan selimut

4. Melakukan pemeriksaan Leopold I :

Menentukan bagian janin yang terdapat di bagian fundus serta mengukur tinggi fundus

a. Anjurkan ibu agar berbaring dengan santai, kedua kaki ibu ditekuk, selimut di kebawahkan
sampai kira-kira berada di atas symphisis. Pemeriksaan menghadap ke arah muka ibu, uterus
diketengahkan terlenih dahulu, lalu raba bagian tubuh janin yang berada di daerah fundus uteri

b. Masih dalam posisi yang sama, ambillah pita pengukur lalu raba daerah symphisis letakkan
pita pengukur pada pinggir atas symphisis kemudian bentangkan mengikuti pembesaran perut
ibu ke arah fundus uteri.

Pita pengukur hendaknya dipasang terbalik (angka dalam cm menghadap ke perut ibu) dan
membaca angka pada pita pengukur. Dengan tujuan agar hasil pemeriksaan lebih akurat

5. Melakukan pemeriksaan Leopold II

Menentukan batas samping kanan dan kiri terhadap uterus ibu

Kedua tangan pemeriksa bergeser ke batas samping kanan dan kiri ibu, lalu rabalah bagian
janin yang terdapat pada sebelah kanan ibu, apakah terdapat tahanan yang lurus, keras,
panjang serta mendatar seperti papan (punggung janin) ataukah teraba tonjolan-tonjolan kecil
(ekstremitas janin)

6. Melakukan pemeriksaan Leopold III

Menentukan bagian terendah janin, serta apakah bagian terendah itu sudah memasuki pintu
atas panggul atau belum.

Tangan pemeriksa meraba bagian terendah janin yang terdapat di daerah pinggir symphisis,
lalu goyangkan sedikit, jika masih dapat digoyangkan maka bagian terendah janin belum
masuk pintu atas panggul. Jika tidak dapat digoyangkan maka bagian terendah janin sudah
memasuki pintu atas panggul.

7. Melakukan pemeriksaan Leopold IV


pemeriksa menghadap kaki pasien dengan kedua tangan ditentukan bagian janin apa
(bokongkah atau kepalakah?) yang terletak di bagian bawah perut ibu. Mengetahui seberapa
jauh bagian bawah janin telah memasuki pintu atas panggul. Apabila konvergen (jari-jari kedua
tangan bertemu), berarti baru sedikit janin memasuki pintu atas panggul. Apabila divergen
(jarak antara kedua jari pemeriksa jauh), janin (kepala janin) telah banyak memasuki pintu atas
panggul).

8 Mencuci tangan dan mengeringkannya

9. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu

10. Mencatat hasil pemeriksaan kepada ibu

SKOR NILAI = ∑ NILAI X 100%

20

PARAF PEMBIMBING

Anda mungkin juga menyukai