Anda di halaman 1dari 10

KANKER PAYUDARA

A. ANATOMI DAN FISIOLOGI

• K
o
r
p
u
s

dari alveolus adalah sel Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan
pembuluh darah.
• Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian Lobulus, yaitu
kumpulan dari alveolus.
• Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap
payudara. ASI dsalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian
beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus
laktiferus).
• Kalang Payudara ( Areola Mammae )
Letaknya mengelilingi putting susu dan berwarna kegelapan yang disebabkan oleh
penipisan dan penimbunan pigmen pada kulitnya. Perubahan warna ini tergantung dari
corak kulit dan adanya kehamilan. Pada wanita yang corak kulitnya kuning langsat akan
berwarna jingga kemerahan, bila kulitnya kehitaman maka warnanya lebih gelap. Selama
kehamilan warna akan menjadi lebih gelap dan wama ini akan menetap untuk selanjutnya,
jadi tidak kembali lagi seperti warna asli semula.
Pada daerah ini akan didapatkan kelenjar keringat, kelenjar lemak dari
montgomery yang membentuk tuberkel dan akan membesar selama kehamilan. Kelenjar
lemak ini akan menghasilkan suatu bahan dan dapat melicinkan kalang payudara selama
menyusui. Di kalang payudara terdapat duktus laktiferus yang merupakan tempat
penampungan air susu.
• Papilla ( Putting Susu)
Terletak setinggi interkosta IV, tetapi berhubung adanya variasi bentuk dan
ukuran payudara maka letaknya akan bervariasi. Pada tempat ini terdapat lubang-lubang
kecil yang merupakan muara dari duktus laktiferus, ujung-ujung serat saraf, pembuluh
darah, pembuluh getah bening, serat-serat otot polos yang tersusun secara sirkuler
sehingga bila ada kontraksi maka duktus laktiferus akan memadat dan menyebabkan
putting susu ereksi, sedangkan serat-serat otot yang longitudinal akan menarik kembali
putting susu tersebut.
Payudara terdiri dari 15-25 lobus. Masing – masing lobulus terdiri dari 20-40
lobulus. Selanjutnya masing-masing lobulus terdiri dari 10-100 alveoli dan masing –
masing dihubungkan dengan saluran air susu ( sistem duktus ) sehingga merupakan suatu
pohon.
Puting susu dapat pula menjadi tegak bukan sebagai hasil dari beberapa bentuk
perangsangan seksual yang alami dan puting susu seorang wanita mungkin tidak menjadi
tegak ketika ia terangsang secara seksual. Pada daerah areola terdapat beberapa minyak
yang dihasilkan oleh kelenjar Montgomery. Kelenjar ini dapat berbentuk gelombang-
gelombang naik dan sensitif terhadap siklus menstruasi seorang wanita. Kelenjar ini
bekerja untuk melindungi dan meminyaki puting susu selama menyusui. Beberapa puting
susu menonjol ke dalam atau rata dengan permukaan payudara. Keadaaan tersebut
kemudian ditunjukkan sebagai puting susu terbalik dan tidak satu pun dari keadaan
tersebut yang memperlihatkan kemampuan seorang wanita untuk menyusui, yang
berdampak negatif
Bentuk puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/ datar, panjang dan
terbenam (inverted).

Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan


pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai
ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan progesteron
yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus
berkembang dan timbulnya asinus.
Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari
kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum
menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan
yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi
tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan.
Pada waktu itu pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar
terlalu besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya berkurang.
Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara
menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh
duktus baru.
Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu
diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke
puting susu.

B. PENGERTIAN
Kanker payudara merupakan penyakit keganasan yang paling banyak
menyerang wanita. Penyakit ini disebabkan karena terjadinya pembelahan sel-sel
tubuh secara tidak teratur sehingga pertumbuhan sel tidak dapat dikendalikan dan
akan tumbuh menjaadi benjolan tumor (kanker). Apabila tumor ini tidak
diambil , dikhawatirkan akan masuk dan menyebar ke dalam jaringan yang sehat.
Ada kemungkinan sel-sel tersebut melepaskan diri dan menyebar ke seluruh
tubuh. Kanker payudara umumnya menyerang wanita kelompok umur 40-70
tahun, tetapi resiko terus meningkat dengan tajam dan cepat sesuai dengan
pertumbahan usia. Kanker payudara jarang terjadi pada usia dibawah 30 tahun.
C. ETIOLOGI
Sebab keganasan pada payudara masih belum jelas, tetapi ada beberapa
faktor yang berkaitan erat dengan munculnya keganasan payudara yaitu: virus,
faktor lingkungan , faktor hormonl dan familial;
1. Wanita resiko tinggi daripada pria (99:1)
2. Usia: resiko tertinggi pada usia diatas 30 tahun
3. Riwayat keluarga: ada riwayat keluarga Ca Mammae pada ibu/saudara
perempuan
4. Riwayat menstrual:
a. early menarche (sebelum 12 thun)
b. Late menopouse (setelah 50 th)
5. Riwayat kesehatan: Pernah mengalami/ sedang menderita otipical hiperplasia
atau benign proliverative yang lain pada biopsy payudara, Ca. endometrial.
6. Riwayat reproduksi: melahirkan anak pertama diatas 30 tahun, menggunakan
obat kontrasepsi oral yang lama, penggunaan therapy estrogen
7. Terapi radiasi; terpapar dari lingkungan yang terpapar karsinogen
8. Life style: diet tinggi lemak, mengkomsumsi alcohol (minum 2x sehari),
obesitas, trauma payudara, status sosial ekonomi tinggi, merokok.

D. PATOFISIOLOGI PENYAKIT
Untuk dapat menegakkan dignosa kanker dengan baik, terutama untuk
melakukan pengobatan yang tepat, diperlukan pengetahuan tentang proses
terjadinya kanker dan perubahan strukturnya. Tumor/neoplasma merupakan
kelompok sel yang berubah dengan ciri : proliferasi yang berlebihan dan tak
berguna, yang tak mengikuti pengaruh jaringan sekitarnya. Proliferasi abnormal
sel kanker akan menggangu fungsi jaringan normal dengan meninfiltrasi dan
memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di
dalam sel tersebut telah terjadi perubahan secara biokimiawi terutama dalam
intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel yang mengalami
transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel ganas diantara sel
normal.

Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase, yaitu:


1. Fase induksi 15 – 30 tahun
Kontak dengan bahan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun
sampai dapat merubah jaringan displasia menjadi tumor ganas.
2. Fase insitu: 5 – 10 tahun
Terjadi perubahan jaringan menjadi lesi “pre concerous” yang bisa ditemukan
di serviks uteri, rongga mulut, paru, saluran cerna, kulit dn akhirnya juga di
payudara.
3. Fase invasi: 1 – 5 tahun
Sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi melalui membran sel
ke jaringan sekitarnya dan ke pembuluh darah sera limfa
4. Fase desiminasi: 1 - 5 tahun
Terjadi penyebaran ke tempat lain

E. TANDA DAN GEJALA


Penemuan dini kanker payudara masih sulit ditemukan, kebanyakan
ditemukan jika sudah teraba oleh pasien.
Tanda – tandanya:
1. Terdapat massa utuh kenyal, biasa di kwadran atas bagian dalam, dibawah
ketiak bentuknya tak beraturan dan terfiksasi
2. Nyeri di daerah massa
3. Adanya lekukan ke dalam, tarikan dan refraksi pada area mammae
4. Edema dengan “peant d’ orange (keriput seperti kulit jeruk)
5. Pengelupasan papilla mammae
6. Adanya kerusakan dan retraksi pada area puting, keluar cairan spontan,
kadang disertai darah
7. Ditemukan lessi pada pemeriksaan mamografi

Penentuan Ukuran Tumor, Penyebaran Berdasarkan Kategori T, N, M TUMOR


SIZE ( T )
1. Tx: Tak ada tumor
2. To: Tak dapat ditunjukkan adanya tumor primer
3. T1: Tumor dengan diameter , kurang dari 2 cm
4. T2: Tumor dengan diameter 2 – 5 cm
5. T3: Tumor dengan diameter lebih dari 5
6. T4: Tumor tanpa memandang ukurannya telah menunjukkan perluasan secara
langsung ke dinding thorak atau kulit
REGIONAL LIMPHO NODUS ( N )
1. Nx Kelenjar ketiak tak teraba
2. No: Tak ada metastase kelenjar ketiak homolateral
3. N1: Metastase ke kelenjar ketiak homolateral tapi masih bisa digerakkan
4. N2: Metastase ke kelenjar ketiak homolateral, melekat terfiksasi satu sama
lain atau jaringan sekitrnya
5. N3: Metastase ke kelenjar homolateral suprklavikuler/ infraklavikuler
atau odem lengan

METASTASE JAUH ( M )
1. Mo: Tak ada metastase jauh
2. M1: Metastase jauh termasuk perluasan ke dalam kulit di luar payudara

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan labortorium meliputi:
 Morfologi sel darah
 LED
 Test fal marker (CEA) dalam serum/plasma
 Pemeriksaan sitologis
2. Test diagnostik lain:
a. Non invasive;
 Mamografi
 Ro thorak
 USG
 MRI
 PET
b. Invasif
 Biopsi, ada 2 macam tindakan menggunakan jarum dan 2 macam
tindakan pembedahan
 Aspirasi biopsy (FNAB)
 Dengn aspirasi jarum halus , sifat massa dibedakan antar kistik atau
padat
 True cut / Care biopsy
 Dilakukan dengan perlengkapan stereotactic biopsy mamografi untuk
memandu jarum pada massa
 Incisi biopsy
 Eksisi biopsy
Hasil biopsi dapat digunakan selama 36 jam untuk dilakukan pemeriksaan
histologik secara froxen section

G. KOMPLIKASI
Metastase ke jaringan sekitar mellui saluran limfe (limfogen) ke
paru,pleura, tulang dan hati.
H. PENATALAKSANAAN MEDIS
Ada 2 macam yaitu kuratif (pembedahan) dan poliatif (non
pembedahan). Penanganan kuratif dengan pembedahan yang dilakukan secara
mastektomi parsial, mastektomi total, mastektomi radikal, tergantung dari luas,
besar dan penyebaran knker. Penanganan non pembedahan dengan penyinaran,
kemoterapi dan terapi hormonal.

I. PROSES KEPERAWATAN PASIEN KANKER PAYUDARA (CA


MAMAE)
Hal yang perlu dikaji pada pasien dengan kanker payudara adalah reaksi
pasien terhadap diagnosis dan kemampuannya untuk mengatasi situasi tersebut.
Pertanyaan yang berhubungan mencakup hal-hal berikut:
 Bagaimana pasien berespon terhadap diagnosis?
 Mekanisme koping apa yang pasien temukan paling membantu?
 Dukungan psikologis atau emosional apa yang digunakan?
 Apakah ada pasangan, anggota keluarga atau teman untuk membantunya
dalam membuat pilihan pengobatan?
 Bagian informasi mana yang paling penting yang pasien butuhkan?
 Apakah pasien mengalami ketidaknyamanan?

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul adalah:


1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d efek
kemoterapi.
NOC: Status nutrisi, setelah diberikan penjelasan dan perawatan selama 4x 24
jam kebutuhan nutrisi ps terpenuhi dg:
Indikator:
 Pemasukan nutrisi yang adekuat
 Pasien mampu menghabiskan diet yang dihidangkan
 Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
 Nilai laboratorim, protein total 8-8 gr%, Albumin 3.5-5.4 gr%,
Globulin 1.8-3.6 gr%, HB tidak kurang dari 10 gr %
 Membran mukosa dan konjungtiva tidak pucat
NIC: terapi gizi
Aktifitas:
 Monitor masukan makanan/ minuman dan hitung kalori harian secara
tepat
 Kaloborasi ahli gizi
 Pastikan dapat diet TKTP
 Pantau hasil labioratoriun protein, albumin, globulin, HB
 Juhkn benda-benda yang tidak enak untuk dipandang seperti urinal,
kotak drainase, bebat dan pispot
 Sajikan makanan hangat dengan variasi yang menarik
2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan efek kemoterapi
Tujuan : Meminimalkan terjadinya komplikasi
Kriteria Hasil : Mengidentifikasi intervensi yang tepat untuk kondisi
khusus
Rencana Tindakan Keperawatan:
 Kaji kulit dengan sering terhadap efek samping terapi kanker, pastikan
kerusakan atau pelambatan penyembuhan luka dan tekankan
pentingnya melaporkan area terbuka pada pemberi perawatan
 Mandikan dengan air hangat dan sabunringan
 Berikan motivasi pada pasien untuk menghindari menggaruk
 Bantu pasien dalam mengatur posisi tidur dengan sering
 Anjurkan pada pasien untuk menghindari pemakaian krim apapun
kecuali sesuai dengan older dokter
Tinjau protokol perawatan kulit untuk pasien yang mendapatkan
terapi radiasi

 Tinjau ulang protokol perawatan kulit untuk pasien yang


mendapatkan kemoterapi
 Lihat ulang efek samping dermatologis yang dicurigai pada
kemoterapi misalnya ruam, hiperpigmentasi,
 Informasikan pada pasien bahwa kerontokan rambut akan tumbuh
kembali setelah kemoterapi
DAFTAR PUSTAKA

Johnson, M., Maas, M., Moorhead, S. 2008. Nursing Outcomes Classification Fourth
Edition. Mosby, Inc : Missouri.
Kentjono WA, Kemoterapi pada Tumor Ganas THT-Kepala Leher Pendidikan
Kedokteran Berkelanjutan III Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok-
Kepala Leher, SMF Ilmu Penyakit THT FK Unair/ RSUD dr. Soetomo,
Surabaya November 2002,108- 21
McCloskey, J.C., Bulechek, G.M. 2008. Nursing Intervention Classification
FourthEdition. Mosby, Inc : Missouri.
North American Nursing Diagnosis Association. 2012. Nursing Diagnoses :
Definition & Classification 2012-2014. Philadelphia.
Quinn FB, Ryan,WM ; Chemotherapy for Head and Neck Cancer; Grand Rounds
Presentation, UTMB, Dept. of Otolaryngology; April 16, 2003
Sukardja IGD. Onkologi Klinik, Edisi 2, Airlaga University Press, 2000 : 243– 55

Anda mungkin juga menyukai