Anda di halaman 1dari 8

KARAKTERISTIK ILMUAN DAN ULUL AL-BAAB

Abstrak

Istilah ulul al-baab terdapat dalma alquran ada sekitar 16 ayat mengangkat istilah ini. Istilah ulul al-
baab berasal dari kata lub yang bermakna inti. Jadi ulul- al-baab adalah mereka yang mampu
mengungkapka suatu inti persoalan. Tidak semua yang di anugrahi ilmu mampu menangkap inti
makna ilmu itu sendiri, bahkan orang yamg soleh sekalipun belum mampu mengungkap inti
agamanya. Seorang ilmuan bisa saja menangkap hakekat ilmu melalui proses penalaran yang dalam.

Karakteristik ulul al-baab terdapat dalam surah ali imran 190-191 yakni mereka yang memadukan
antara fikir dan zikirnya (kemampuan untuk melakukan dzikrullah dan tafakkur fi khalqillah),
bersungguh-sungguh mencari ilmu(qs. Ali imran:7), mampu memisahkan yang jelek dari yang baik,
kemudian ia memilih yang baik atau terbaik, walaupun ia harus sendirian mempertahankan kebaikan
itu dan walaupun kejelekan itu di pertahankan oleh sekian banyak orang (QS. Al-maidah:100).
Termasuk kritis dalam mendengarkan pembicaraan (QS. Az-zumar :18), menyampaikan ilmu pada
orang lain untuk memperbaiki masyarakatnya, memberikan peringatan kepada masyarakatnya jika
terjadi ketimpangan sosial, ketidakadilan dan tidak tinggal diam dalam berbagai problem sosial yang
terjadi (QS. Ibrahim: 52) , serta tidak takut kepada siapapun kecuali kepada Allah.

Pengertian

Ulul al-baab memegang peranan penting dalam setiap perubahan dan kemasyarakatan. Istilah ulul
al-baab terdapat dalam al-quran, ada sekitar 16 tempat dalam kitab yang suci ini termaktub. Jika
ingin ditelusuri lebih jauh, istilah ulul-albaab berasal dari kata lub yang bermakna inti. Jadi ulu al-
baab adlaah mereka yang mampu mengungkapkan suatu inti persoalan. Tidak semua orang yang di
anugrahi ilmu mampu menangkap inti makna ilmu itu sendiri,bahkan orang yang salah sekalipun
belum tentu menangkap inti agamanya. Seorang ilmuan bisa saja menangkap hakekat ilmu melalui
proses penalaran yang dalam, namun inti pengalaman keagamaan yang di sebut kasyaf hanya bisa
dijangkau melalui proses kerohanian dan riyadhah yang berkesinambungan. Seorang yang memiliki
kriteria ulul al-baab mampu menangkap setiap inti masalah.

Perkembangan terkahir mengungkapkan lahirnya istillah cendikiawan muslim yakni mereka yang
memiliki kapabilitas dan otoritas keilmuan tertentu dan beragama islam, yang kemudian istilah
cendikiawan muslim di tafsirkan sebagai ungkapan lain dari ulul al-baab. Padahal belum tentu
cendikiawan muslim mempunyai sifat-sifat seperti ulul al-baab. Dalam alquran di jelaskan :

(ali imran : 190-191)


inna fii khalqi alssamaawaati waal-ardhi waikhtilaafi allayli waalnnahaari
laaayaatin li-ulii al-albaabi

[3:190] Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih


bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
berakal,

alladziina yadzkuruuna allaaha qiyaaman waqu'uudan wa'alaa junuubihim


wayatafakkaruuna fii khalqi alssamaawaati waal-ardhi rabbanaa maa
khalaqta haadzaa baathilan subhaanaka faqinaa 'adzaaba alnnaari

[3:191] (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk
atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan
langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami
dari siksa neraka.

Dari ayat di atas tergambar siapa sesungguhnya ulul al-baab, yakni:

1. Mereka yang memadukan antara fikir dan zikirnya dalam semua kondisi dan situasi. Bahkan
dalma ayat 192 seorang ulul al-baab senantiasa menyebut asma allah, hatinya ikut
menguatkan dan direalisasikan dengan perbuatan nyata.
2. Senantiasa memikirkan ciptaan allah, yang berusaha memecahkan problem sosial yang ada
di masyarakatnya, tidak pernah tinggal diam
3. Memiliki kemampuan untuk melakukan dzikurullah dan tafakkur fi khalqillah yang wujud
nyatanya termanifestasi dalam kerja amaliyah sehari-hari.

Dalma ayat lain, allah berfirman:

( albaqarah: 269)

yu/tii alhikmata man yasyaau waman yu/ta alhikmata faqad uutiya khayran
katsiiran wamaa yadzdzakkaru illaa uluu al-albaabi

[2:269] Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang


Al Qur'an dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan
barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi
karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat
mengambil pelajaran (dari firman Allah).

Karakteristik

Untuk lebih merinci sifat dna karakteristik ulul al-baab akan lebih baik jika tinjauan lebih terfokus
pad alandasan naqli atau landasan qurani, yakni:

1. Bersungguh-sunggu mencari ilmu, termasuk kesenangannya mensyukuri nikmat allah (ali


imran: 7)

huwa alladzii anzala 'alayka alkitaaba minhu aayaatun muhkamaatun hunna


ummu alkitaabi waukharu mutasyaabihaatun fa-ammaa alladziina fii
quluubihim zayghun fayattabi'uuna maa tasyaabaha minhu ibtighaa-a
alfitnati waibtighaa-a ta/wiilihi wamaa ya'lamu ta/wiilahu illaa allaahu
waalrraasikhuuna fii al'ilmi yaquuluuna aamannaa bihi kullun min 'indi
rabbinaa wamaa yadzdzakkaru illaa uluu al-albaabi

[3:7] Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepada kamu. Di


antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat183, itulah pokok-pokok isi Al
qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mu-tasyaabihaat184. Adapun orang-orang
yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti
sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan
fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui
ta'wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya
berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya
itu dari sisi Tuhan kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran
(daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.
2. Mampu memisahkan yang jelek dari yang baik, kemudian ia pilih yang baik atau terbaik,
walaupun ia harus sendirian mempertahankan kebaikan itu dan walaupun kejeleken itu
dipertahankan oleh sekian banyak orang, seperti firman allah: (al-maidah:100)

qul laa yastawii alkhabiitsu waalththhayyibu walaw a'jabaka katsratu


alkhabiitsi faittaquu allaaha yaa ulii al-albaabi la'allakum tuflihuuna

[5:100] Katakanlah: "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun
banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah
hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan."

3. Kritis dalam mendengarkan pembicaraan, pandai menimbang-nimbang ucapan, teori,


proporsi atau dalil yang di kemukakan oleh orang lain sebagaimana firman allah (az-zumar:
18)

alladziina yastami'uuna alqawla fayattabi'uuna ahsanahu ulaa-ika alladziina


hadaahumu allaahu waulaa-ika hum uluu al-albaabi

[39:18] yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di
antaranya1312. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk
dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.

4. Bersedia menyampaikan ilmu kepada orang lain untuk memperbaiki masyarakatnya,


memberikan peringatan kepada masyarakatnya jika terjadi ketimpangan sosial, ketidka
adilan dan tidak tinggal diam dalam berbagai problem sosial yang terjadi. Bahkan ulul al-
baab tidak senang (sekedar) larut dalam buku-buku di perpustakaan, dia akan bangkit,
tampil dan akan merasa terpanggil dirinya untuk memperbaiki ketimpangan di tengah-
tengah masyarakat yang terjadi. Alquran menjelaskan lebih jauh dalam firman allah : (
ibrahim : 52), demikian juga allah berfirman (ar-rad: 19-22)

alladziina yastami'uuna alqawla fayattabi'uuna ahsanahu ulaa-ika alladziina


hadaahumu allaahu waulaa-ika hum uluu al-albaabi
[39:18] yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di
antaranya1312. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk
dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.

afaman ya'lamu annamaa unzila ilayka min rabbika alhaqqu kaman huwa
a'maa innamaa yatadzakkaru uluu al-albaabi

[13:19] Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan


kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah
orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran,

alladziina yuufuuna bi'ahdi allaahi walaa yanqudhuuna almiitsaaqa


[13:20] (yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak
perjanjian,

waalladziina yashiluuna maa amara allaahu bihi an yuushala wayakhsyawna


rabbahum wayakhaafuuna suu-a alhisaabi
[13:21] dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah
perintahkan supaya dihubungkan771, dan mereka takut kepada Tuhannya dan
takut kepada hisab yang buruk.

waalladziina shabaruu ibtighaa-a wajhi rabbihim wa-aqaamuu alshshalaata


wa-anfaquu mimmaa razaqnaahum sirran wa'alaaniyatan wayadrauuna
bialhasanati alssayyi-ata ulaa-ika lahum 'uqbaa alddaari
[13:22] Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya,
mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan
kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak
kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat
kesudahan (yang baik),
5. Tidak takut kepada siapapun kecuali kepada allah dan ulul al-baab hanya takut kepada allah.
Seperti firman allah berikut: (al-baqarah: 197 ) ,

alhajju asyhurun ma'luumaatun faman faradha fiihinna alhajja falaa rafatsa


walaa fusuuqa walaa jidaala fii alhajji wamaa taf'aluu min khayrin ya'lamhu
allaahu watazawwaduu fa-inna khayra alzzaadi alttaqwaa waittaquuni yaa
ulii al-albaabi

[2:197] (Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi 122, barangsiapa
yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka
tidak boleh rafats123, berbuat fasik dan berbantah bantahan di dalam masa
mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya
Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal
adalah takwa124 dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.

demikian pula peringatan allah untuk bertaqwa kepada ulul al-baab (at- talaaq: 10)

a'adda allaahu lahum 'adzaaban syadiidan faittaquu allaaha yaa ulii al-albaabi
alladziina aamanuu qad anzala allaahu ilaykum dzikraan

[65:10] Allah menyediakan bagi mereka azab yang keras, maka bertakwalah
kepada Allah hai orang-orang yang mempunyai akal; (yaitu) orang-orang
yang beriman. Sesungguhnya Allah telah menurunkan peringatan kepadamu,

6. Bersungguh-sungguh mencari ilmu, termasuk kesenangannya mensyukuri nikmat allah (ali


imran:7)
huwa alladzii anzala 'alayka alkitaaba minhu aayaatun muhkamaatun hunna
ummu alkitaabi waukharu mutasyaabihaatun fa-ammaa alladziina fii
quluubihim zayghun fayattabi'uuna maa tasyaabaha minhu ibtighaa-a
alfitnati waibtighaa-a ta/wiilihi wamaa ya'lamu ta/wiilahu illaa allaahu
waalrraasikhuuna fii al'ilmi yaquuluuna aamannaa bihi kullun min 'indi
rabbinaa wamaa yadzdzakkaru illaa uluu al-albaabi

[3:7] Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepada kamu. Di


antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat183, itulah pokok-pokok isi Al
qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mu-tasyaabihaat184. Adapun orang-orang
yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti
sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan
fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui
ta'wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya
berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya
itu dari sisi Tuhan kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran
(daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.

7. Mampu memisahkan yang jelek dari yang baik, kemudian ia pilih yang baik atau terbaik,
walapun ia harus sendirian mempertahankan kebaikan itu dna walaupun kejelekan itu di
pertahankan oleh banyak orang, seperti firman allah (al-maidah:100)
8. Kritis dalam mendengarkan pembicaraan, pandai menimbang-nimbang ucapan, teori,
proporsi atau dalil yang di kemukakan oleh orang lain sebagaimana firman allah (az-zumar:
18
9. Bersedia menyampaikan ilmu kepada orang lain untuk memperbaiki masyarakatnya,
memberikan peringatan kepada masyarakatnya jika terjadi ketimpangan sosial, ketidka
adilan dan tidak tinggal diam dalam berbagai problem sosial yang terjadi. Bahkan ulul al-
baab tidak senang (sekedar) larut dalam buku-buku di perpustakaan, dia akan bangkit,
tampil dan akan merasa terpanggil dirinya untuk memperbaiki ketimpangan di tengah-
tengah masyarakat yang terjadi. Alquran menjelaskan lebih jauh: (alquran) ini adalah
penjelasan yang cukup bagi manusia, dan supaya mereka di beri peringatan dengan dia. Dan
supaya mereka mengetahui bahwasanya di a adalah tuhan yang maha esa, dan agar ulul
albab mengambil pelajaran (ibrahim:52) . demikian pula dalam (ar-rad: 22) allah
menjelaskan bahwa hanya ulul albaab yang dapat mengambil pelajaran. Yakni orang-orang
yang memenuhi janji allah dan tidak merusak perjanjian dan orang-orang yang
menghubungkan apa-apa yang allah perintahkan supaya di hubungkan. Dan mereka takut
kepada tuhannya dan takut kepada hisa yang buruk. Dan orang-orang yang sabar karena
mencari keridhoan tuhannya, mendirikan salat dan menafkahkan sebagian rezeki yang kami
berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serat menolak kejahatan
dengan kebaikan, orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan .
10. Tidka takut kepada siapapun kecuali kepada allah , dari ulul al-baab hanya takut kepada
allah . seperti firman allah , yakni berbekalah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah
bekal taqwa, dan bertaqwalah kepadaku, hai ulul al-baab (al-baqarah:197). Demikian pula
allah menyediakan bagi mereka azab yang keras, maka bertaqwalah kepadaku hai ulul al-
baab (at-talaaq: 10)

Kesimpulan

Kesimpulan karakteristik ulul al-baab

1. Ulul al-baab adalah mereka yang memiliki intelektual plus ketaqwaan


2. Di dalam diri ulul al-baab bersemayam secara terpadu sifat-sifat ilmuan, sifat-sifat
intelektual dan sifat yang dekat dengan allah
3. Ulul albaab bukan sekedar sarjana yang begitu banyak bertebaran yang memenuhi instansi
yang mencari lowongan kerja sebagai pengaggur intelek. Maka kedepan seharusnya setiap
jenjang strata melahirkan ulul al-baab , dan lebih jauh melahirkan bukan sekedar sarjana tapi
juga ilmuan yg intelek

Maraaji (daftar pustaka)

Alquranul karim dan terjemahan, departemen agama RI bekerja sama dengan pemerintah kerajaan
saudi arabia, 1998

Majalah al-muslimun no.29 penerbit pesantren bangil jawa timur tahun 1989. H.51-70

Baiquni, ahmad. MSc.ph.d.prof. alquran ilmu pengetahuan dan teknologi, penerbit pt dana bhakti
prima yasa. Cetakan IV yogjakarta, 1996

As shouwy, ahmad. Mukjizat alquran dan as-sunnah tentang IPTEK. Penerbit gema insani press.
Jakarta. 1995

Hawwa, said, intelektual jundullah (judul asli: jundullah tsaqafatan wa akhlaqan, penerbit daar al-
kutub al-ilmiyah, beirut, penerbit indonesia al-ishlany press jakarta, 1987

Anda mungkin juga menyukai