Anda di halaman 1dari 6

Seminar Nasional Inovasi dan Tren (SNIT) 2018

ISBN: 978-602-61268-5-6

Implementasi Mobile-D Dalam Pengembangan Aplikasi


Mobile Berbasis Android
Firmansyah1, Agus Yulianto2, Dikdik Permana Wigandi3
1
Program Studi
Manajemen Informatika
AMIK BSI Jakarta
firmansyah.fmh@bsi.ac.id
2,3
Program Studi
Sistem Informasi
STMIK Nusa Mandiri Jakarta
2
agus.aag@nusamandiri.ac.id
3
dikdik.dkn@nusamandiri.ac.id

Abstrak - Perkembangan teknologi semakin menuntun pengembang aplikasi khususnya berbasis Android untuk
dapat membuat aplikasi yang lebih cepat, memudahkan bagi developer dan dengan tahapan yang lebih rinci
komprehensif setiap fase nya, Mobile-D merupakan salah satu metode pengembangan aplikasi khusus berbasis
mobile dimana prakteknya didasarkan pada pengembangan metode tangkas. Android merupakan sistem operasi
sumber terbuka yang memiliki empat fitur yaitu sumber terbuka, pengembangan aplikasi yang mudah, aplikasi
sama yang digunakan dan tidak ada batasan dalam membangun aplikasi sehingga dengan mudah siapapun dapat
mengembangkan aplikasi berbasis Android. Metode pengembangan Mobil-D memiliki lima siklus yaitu
Explore, Initialize, Productionize, Stabilize dan System Test and Fix. Dalam pembahasan ini akan membahas
implementasi metode Mobile-D digambarkan dengan membangun aplikasi cleaning complaint report dimana
aplikasi digunakan untuk komplain terkait dengan kebersihan pesawat dalam penerbangan komersial,
pembangunan aplikasi menggunakan operating system Android sehingga dapat menghasilkan aplikasi yang
diharapkan dengan menganalisa beberapa kebutuhan yang ada pada penerbangan komersial dapat menghasilakan
aplikasi yang dibutuhkan.

Kata Kunci: Mobile-D, Pengembangan Aplikasi, Android.

PENDAHULUAN
Semakin banyaknya perangkat mobile saat ini
1. Metode Mobile-D
berdampak pada kebutuhan akan aplikasi yang bisa
Sejak metode waterfall untuk pengembangan
berjalan di sistem operasi mobile seperti Android,
perangkat lunak diperkenalkan pertama kali ke
Apple, Windows dan sistem operasi mobile lainnya.
publik oleh Winston Royce pada tahun 1970
Kebutuhan akan aplikasi yang bisa berjalan di
(Wescon, 1970), hingga saat ini banyak metode yang
perangkat mobile, juga berdampak akan kebutuhan
dibuat dan diperkenalkan oleh beberapa peneliti di
pengembang aplikasi mobile (Flora & Chande,
bidang pengembangan perangkat lunak. Setiap
2013).
metode memiliki perbedaan, mulai dari karakter,
proses, fase, dokumentasi dan peran.
Android merupakan pilihan banyak pengembang
dikarenakan sifatnya sumber-terbuka, sehingga
Setiap metode dalam pengembangan perangkat
siapapun dapat mengembangkan aplikasi Android.
lunak juga memiliki kelebihan dan kekurangan.
Untuk membangun aplikasi Android dibutuhkan
Dalam studinya Despa, dipaparkan bahwa setiap
bahasa pemrograman Java yang juga bahasa sumber-
metode memiliki perbedaan karakter, kekuatan dan
terbuka. Android terbagi menjadi 4 fitur inti, seperti
kelemahan (Liviu Despa, 2014). Pemilihan metode
gambar di bawah ini (Goggin, 2012).
yang baik bukan bergantung pada bagus atau
tidaknya sebuah metode namun bergantung pada
jumlah tim yang akan terlibat, dokumentasi yang
dibutuhkan, waktu penyelesaian proyek dan jenis
perangkat lunak yang akan dikembangkan.

Metode Mobile-D adalah salah satu metode yang


cocok untuk pengembangan aplikasi mobile karena
bersifat tangkas(agile) dan fleksibel. Mobile-D
merupakan pengembangan dari beberapa framework
Gambar 1: Empat fitur Android yaitu Extreme Programming, Crystal dan Rationale

Prosiding SNIT Hal. A-1


Seminar Nasional Inovasi dan Tren (SNIT) 2018
ISBN: 978-602-61268-5-6

Unified Process. Banyak alasan mengapa untuk 1. Explore


pengembangan mobile membutuhkan metode
tangkas, metode tangkas memiliki karakteristik yang
cocok untuk pengembangan mobile seperti dapat
berjalan pada lingkungan sistem yang sering
berubah, jumlah tim yang kecil, mampu Gambar 3: Fase Explore
mengidentifikasi pengguna, lingkungan sistem
berorientasi objek, aman, berada pada level aplikasi, a. Stakeholder establishment
sistem yang dibangun kecil dan waktu Langkah pertama, identifikasi pemilik
pengembangan yang relatif pendek (Abrahamsson et sproduk. Langkah ini bertujuan untuk
al., 2004). Berikut merupakan siklus dari Mobile-D : mengidentifikasi pengguna yang akan
bertanggung jawab dan berkomunikasi
kepada tim proyek mengenai detail produk.
Dalam proyek ini dilibatkan 1 orang
sebagai pengguna yang mewakili dan akan
Gambar 2: Tahapan Mobile-D berkomunikasi kepada tim proyek.
Langkah kedua, komitmen pengguna.
1. Explore Pemilihan sejumlah pengguna yang akan
Tahap ini merupakan tahap untuk menentukan menggunakan langsung produk ini yaitu 1
platform yang akan dipakai, pengguna yang orang.
akan menggunakan aplikasi, infrastruktur, Langkah ketiga, mendefinisikan tugas.
bahasa pemgrograman, kebutuhan aplikasi. Semua pengguna baik pemilik dan
2. Initialize pengguna produk yang terlibat dalam
Melakukan penyiapan sebelum tahap produksi, proyek didefinisikan tugas dan tanggung
hal yang harus dilakukan adalah menentukan jawabnya.
kebutuhan, product backlog, dan sprint
planning. b. Scope definition
3. Productionize Tahap ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu
Tahap pengembangan aplikasi yang terdiri dari membuat dokumen kebutuhan dalam
3 tahap, hari perencanaan, hari kerja dan hari bentuk product backlog dan membuat
rilis aplikasi. rencana proyek dalam bentuk sprint
4. Stabilize planning.
Memastikan bahwa aplikasi stabil di perangkat Pengembang bertemu dengan pengguna dan
dan sistem operasi. mengumpulkan kebutuhan. Kebutuhan-
5. System Test and Fix kebutuhan dimasukkan ke dalam product
Melakukan tahap testing sebelum rilis, mulai backlog.
dari pengujian internal dan pengujian external. Product backlog yang sudah dibuat
kemudian diberikan waktu pengerjaan dan
METODOLOGI PENELITIAN nama pengembang yang membuat.

Metode penelitian yang digunakan dalam melakukan c. Project establishment


design sampai dengan implementasi menggunakan Tahap ini adalah tahap desain arsitektur
Mobile-D method dan pengumpulan data perangkat lunak dan templat perangkat
menggunakan observasi dan wawancara. lunak. ERD, Flowchart dan MockUp dibuat
untuk mendesain perangkat lunak.
A. Pembahasan Metode Mobile-D. 1) Software menggunkan ADT, meliputi
Android memiliki empat fitur yang dapat android-sdk dan eclipse-SDK-
digunakan sebagai acuan pengembangan sistem 3.62win32.
yaitu 2) Erd meliliki tiga table tbl_stn, tbl_trx
1. Sumber terbuka dan tbl_usr.
2. Pengembangan aplikasi yang mudah
3. Aplikasi sama 2. Initialize
4. Tidak ada batasan untuk aplikasi Tahap ini bertujuan untuk menyiapkan
proyek yang akan dilaksanakan, seperti
Metode yang akan digunakan dalam penyiapan lingkungan sistem, pengguna,
pengembangan aplikasi mobile berbasis Android pengembang dan alat yang digunakan.
adalah Mobile-D dengan 5 fase yaitu explore,
initialize, productionize, stabilize, system and fix.

Gambar 4: Fase Explore

Prosiding SNIT Hal. A-2


Seminar Nasional Inovasi dan Tren (SNIT) 2018
ISBN: 978-602-61268-5-6

Perangkat lunak kontrol versi (SVN)


a. Project setup diinstal di server untuk melakukan rilis
Melakukan penyiapan lingkungan dan mengintegrasikan modul-modul.
perangkat lunak seperti sistem operasi, Refactoring diperlukan jika ada kode
alat, teknologi, perangkat keras dan sumber yang perlu dimodifikasi dengan
perangkat lunak untuk proses tujuan agar aplikasi lebih rapi, cepat
pengembangan. Training juga dilakukan namun tidak mengubah esensi dasar.
kepada tim untuk menjelaskan secara Setelah proses-proses tadi sudah
spesifik metode yang digunakan, alat dan dilakukan, pengembang menginfokan dan
hal teknis lainnya. Dokumen untuk mengirim progres kepada pengguna.
merekam komunikasi antara pengguna c. Release day
dengan pengembang dibuat agar Setelah pengembang membangung
memudahkan pengembang dalam modul-modul di dalam aplikasi, modul
mengecek kebutuhan. yang terpisah diintegrasikan sehingga
b. Planning day in 0 iteration menjadi satu kesatuan. Integrasi ini juga
Melakukan rencana skenario pengujian, menggunakan SVN untuk melakukan rilis
pada mobile-d, proses uji dilakukan modul. Modul-modul yang sudah dibuat,
dengan TDD (Test Driven Development) diuji oleh penguji untuk memastikan
dengan mendefinisikan terlebih dahulu masih atau tidak ada cacat. Jika dalam
skenario pengujian proses uji ada modul yg cacat, dicatat
c. Working day in 0 iteration dalam dokumen defect list. Setelah selesai
Melakukan evaluasi terhadap rencana uji, tim pengembang melakukan cek rilis
proyek yang sudah dibuat sebelumnya. dengan mengisi dokumen cek rilis.
d. Release day in 0 iteration
Dalam mobile-d, proses ini bersifat Selama aplikasi yang dibangung belum sesuai dan
opsional dan tidak ada proses rilis pada belum terintegrasi, proses akan melakukan iterasi ke
tahap ini. planning day. Setelah semua modul sudah
3. Productionize terintegrasi, langkah berikutnya adalah stabilize.
Tahap ini adalah untuk
mengimplementasikan kebutuhan ke dalam 4. Stabilize
produk dengan pengembangan secara Tujuan tahap ini adalah untuk memastikan kualitas
inkremental. implementasi proyek setelah dilakukan
pengembangan pada tahap Productionize.

Gambar 5: Fase Productionize

Gambar 6: Fase Stabilize


a. Planning day
Melakukan konfirmasi kepada pengguna a. Planning day
bahwa kebutuhan di dalam product Tahap ini adalah mendefinisikan task card
backlog sudah sesuai. Membuat skenario untuk menentukan daftar kerja yang
pengujian berdasarkan product backlog, masih tersisa (jika ada) dan untuk
membuat action point, task card dan meningkatkan kualitas produk secara
melakukan evaluasi terhadap skenario eksternal dan internal.
pengujian. b. Working day
b. Working day Finalisasi implementasi dari produk yang
Pagi hari sebelum pengembangan dimulai dibangun sesuai dengan task card dan
dilakukan proses wrap-up, yaitu proses memastikan kualitas dari produk dengan
diskusi dan pemilihan pekerjaan. Setelah berkomunikasi dengan pengguna. Jika
wrap-up, pengembang membuat kode masih ada yang belum sesuai dengan
program untuk TDD. Setelah TDD dibuat, kertas kerja, tim pengembang
pengembang melakukan proses menyelesaikan sepenuhnya pada tahap ini
pengembangan dengan metode pair- serta didampingi oleh pengguna.
programming. Pair programming c. Documentation wrap-up
melibatkan sedikitnya dua orang, yaitu Finalisasi arsitektur aplikasi, desain dan
pengembang yang membuat kode dan tampilan layar. Dalam hal ini tim
supervisi pengembang yang mengarahkan pengembang berkomunikasi dengan
dan mengontrol kode program. pengguna.

Prosiding SNIT Hal. A-3


Seminar Nasional Inovasi dan Tren (SNIT) 2018
ISBN: 978-602-61268-5-6

d. Release day HASIL DAN PEMBAHASAN


Tahap ini untuk memverifikasi dan
Implementasi aplikasi yang akan dibangun adalah
validasi keseluruhan implementasi,
aplikasi komplain kebersihan maskapai yang diberi
kualitas aplikasi beserta dokumentasinya.
nama Cleaning Complaint Report selanjutnya
Memastikan bahwa aplikasi sudah final
disingkat aplikasi CCR yang diberjalan di perangkat
dan aplikasi siap diuji melalui tahap
ponsel. Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk
System Test and Fix.
memasukkan komplain terkait dengan kebersihan di
dalam pesawat terbang. Pengguna hanya cukup
5. System Test and Fix
unduh aplikasi kemudian mengisi data tanggal, no
Tahap ini tim pengembang melakukan
penerbangan, komplain dan gambar hasil foto. Data
pengujian terhadap sistem dan aplikasi. Tim
yang dimasukkan oleh pengguna akan tampil di
pengembang dan pengguna bersama-sama
aplikasi khusus untuk administrator aplikasi CCR.
memastikan tidak ada cacat dan sesuai
dengan product backlog.
1. Explore
Tim pengembang membuat dokumen kebutuhan
pengguna dalam bentuk Product Backlog dengan
cara melakukan obvservasi dan wawancara.
Gambar 7 : Fase Test and Fix
Tabel 1. Product Backlog
Kebutuhan Prioritas
a. System test Aplikasi yang dapat diakses secara High
Tahap ini untuk menemukan cacat dalam mobile oleh pengguna
aplikasi pasca pengembangan dengan
membuat system test plan, test report dan Diperlukan aplikasi yang dapat High
test log. merekam dengan foto kemudian
b. Planning day diupload melalui aplikasi
Melakukan perencanaan uji dengan Aplikasi admin yang dapat melihat Medium
membuat system test plan. System test laporan dari pengguna
plan adalah dokumen yang berisi rencana
uji terhadap aplikasi. Dari kebutuhan yang sudah dibuat dalam product
c. Working day backlog, maka dibuat sprint backlog untuk
Melakukan uji aplikasi berdasarkan menentukan modul yang akan dibuat, waktu,nama
dokumen system test plan. Hasil uji pengembang dan hasil capaian.
dimasukkan ke dokumen system test log,
kemudian dipindahkan dalam bentuk Tabel 2. Sprint Backlog
rangkuman ke dalam dokumen system PBI’s Estimasi Durasi PIC Capa
ian
test report. Modul yang masih ditemui
Membuat 1 1 Feri Done
cacat, diperbaiki oleh tim pengembang Database
sampai aplikasi tidak ada cacat. Relationship
d. Release day Membuat 1 1 Feri Done
Rilis hasil uji setelah proses uji sudah Mockup
selesai, sesuai dengan dokumen tampilan Membuat 1 1 Feri Done
layar, sesuai product backlog dan tidak Flowchart
ada cacat. Aplikasi yang sudah final, sistem
dapat dirilis dan dipublikasi ke pengguna. Sales 5 6 Andi Done
Order
Testing SO 1 1 Feri Done
B. Teknik Pengumpulan Data Shipment 5 2 Andi Done
1. Obeservasi yaitu metode pengumpulan data Testing 1 1 Feri Done
melalui pengamatan secara langsung terhadap Shipment
kebutuhan cleaning complaint report saat Invoice 5 2 Soni Done
melakukan perjalanan menggunakan pesawat Testing 1 1 Feri Done
terbang. Invoice
2. Metode Studi Pustaka adalah penulis Payment 5 4 Soni Done
melekukan pengumpulan data dengan cara Testing 1 1 Feri Done
membaca buku-buku, journal, untuk mencari Payment
Invoice 5 2 Soni Done
data-data dari sumber yang berhubungan Testing 1 1 Feri Done
dengan penelitian. (Yulianto & Wahdini, payment
2017)

Prosiding SNIT Hal. A-4


Seminar Nasional Inovasi dan Tren (SNIT) 2018
ISBN: 978-602-61268-5-6

Setelah product backlog dibuat, tim pengembang


membuat desain arsitektur aplikasi seperti ERD dan
tampilan layar

Tbl_trx
PK id

id_stn
id_usr
flight_num
image
Tbl_stn image1
Tbl_usr
image2
PK,FK1 id image3 PK,FK1 id
image4
kode nama_pengirim
nama username Gambar 11. Form Cleaning Report
no_telp password
aktif email
locate aktif
isi_keluhan
country status_kel
description
dt_modify
dt_created

Gambar 8. Entity Retalionship Diagram

Gambar 12. Report Cleaning

2. Initalize
Melakukan penyiapan server dan database agar
aplikasi bisa diakses dari internet. Sebagai awal, tim
menyiapkan shared hosting sebesar 2GB. Alat
Gambar 9. Form Login pendukung dan perangkat lunak yang dibutuhkan
sudah terpasang di komputer pengembang, jadi tidak
perlu dilakukan instalasi lagi.

3. Productionize
Tim membuat action point list dan task card. Action
point list berfungsi sebagai dokumentasi untuk
merekam semua permasalahan pada fase ini,
sedangkan task card berfungsi sebagai dokumentasi
untuk merekam pekerjaan yang sudah dilakukan
oleh tim pengembang.

Tabel 3. Dokumen Action Point List


Topik : Test Driven Development
Finding Action Actor Follo Realization
Gambar 10. Layar Home Point w up
plan
Tim Tim yg Project Akan Sudah
masih pengala Manager berdis dilakukan
minim man kusi training
pengeta akan menge
huan member nai
mengen ikan waktu
ai TDD pelatiha trainin
n g
Tim PM Project PM Akan

Prosiding SNIT Hal. A-5


Seminar Nasional Inovasi dan Tren (SNIT) 2018
ISBN: 978-602-61268-5-6

pengem akan manajer akan dilakukan yang sudah dilakukan oleh tester. Tester melakukan
bang melakuk menye meeting pengujian berdasarkan test plan yang dibua, apabila
memilik an diakan ditemui kesalahan kode atau fungsi, tester mencatat
i standari waktu dalam test log dan menginformasikan kepada
kompete sasi khusu
pengembang untuk segera diperbaiki sampai tidak
nsi yang kode s
berbeda dan untuk ada lagi kesalahan aplikasi sampai dirilis.
framwor meeti
k yang ng KESIMPULAN
digunak denga
Metode Mobile-D cocok digunakan untuk
an n tim
pengembangan aplikasi mobile dengan metode pair-
programming. Mobile-D mengatur kelengkapan
Tabel 4. Dokumen Task Card
ID Task Estimasi SDM Prioritas
dokumentasi dan metode pengembangan tidak
1 membuat 2 hari Alfias High seperti Scrum yang minim dokumentasi. Metode ini
template bisa diadaptasi ke dalam banyak platform aplikasi
2 membuat 1 hari Alfias Hight mobile seperti mobile web, aplikasi natif, phone gap
database dan titanium.
2 membuat 7 hari Alfias High
form input
3 membuat 2 hari Alfias Medium REFERENSI
laporan Abrahamsson, P., Hanhineva, A., Hulkko, H., Ihme,
T., Jäälinoja, J., Korkala, M., … Salo, O.
Task yang sudah dirilis dicatat dalam (2004). Mobile-D : An Agile Approach for
dokumentasi cek rilis seperti di bawah ini : Mobile Application Development.
International Journal of Service Industry
Tabel 5 Management, 174–175.
Dokumen Cek Rilis https://doi.org/10.1145/1028664.1028736
ID Task Yes No N/A Flora, H. K., & Chande, S. V. (2013). a Review and
1 Yes Anaysis on Mobile Application Development
2 Yes Processes Using Agile, 3(4), 9–18.
3 Yes Goggin, G. (2012). Google phone rising: The
Android and the politics of open source.
Continuum, 26(5), 741–752.
4. Stabilize https://doi.org/10.1080/10304312.2012.70646
Tahap ini mengevaluasi apakah masih ada task dari 2
task card yang belum selesai. Jika masih ada task Liviu Despa, M. (2014). Comparative Study on
yang belum selesai, maka tim pengembang wajib Software Development Methodologies.
menyelesaikannya. Tim pengembang juga harus Database Systems Journal, 5(3), 37–56.
berkomunikasi dengan pengguna mengenai task https://doi.org/10.1109/MAHC.1983.10102
yang sudah diselesaikan oleh pengembang, apakah Wescon, I. (1970). MANAGING THE
sudah sesuai atau belum sesuai. DEVELOPMENT OF LARGE SOFTWARE
SYSTEMS Dr. Winston W. Rovce
5. System Test and Fix INTRODUCTION, (August), 1–9.
Tester membuat dokumen dokumen pengujian Yulianto, A., & Wahdini, A. (2017). Laporan Akhir
dengan test plan dan test log. Dokumen test plan Penelitian Mandiri. Jakarta.
berfungsi untuk mendefinisikan rencana pengujian,
sedangkan test log adalah serangkaian pengujian

Prosiding SNIT Hal. A-6

Anda mungkin juga menyukai