Perpajakan - Materi Pajak Tangguhan
Perpajakan - Materi Pajak Tangguhan
Pajak Tangguhan
Pajak tangguhan adalah pajak yang kewajibannya ditunda sampai waktu yang ditentukan atau
diperbolehkan.
Ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan tidak sekadar intstrumen pentransfer
sumber daya (fungsi budgeter), akan tetapi seringkali pula digunakan untuk tujuan
memepengaruhi perilaku wajib pajak untuk investasi, kesejahteraan dll (fungsi mengatur) yang
kadang-kadang merupakan alasan untuk membenarkan penyimpangan dari standar akuntansi
keuangan.
Pajak penghasilan yang dihitung berbasis pada penghasilan yang sesungguhnya dibayar kepada
pemerintah, disebut sebagai “PPh terutang-income tax payable atau income tax
liability,”sedangkan pajak penghasilan yang dihitung berbasis penghasilan sebelum pajak,
disebut sebagai “beban pajak penghasilan-income tax expense/ profision for income taxes”.
Baik Kewajiban Pajak Tangguhan maupun Aset Pajak Tangguhan dapat terjadi dalam hal- hal
sebagai berikut :
1. Apabila Penghasilan sebelum Pajak lebih besar dari Penghasilan Kena Pajak, maka
Beban Pajak pun akan lebih besar dari Pajak Terutang, sehingga akan menghasilkan
Kewajiban Pajak Tangguhan.
2. Sebaliknya apabila Penghasilan Sebelum Pajak lebih kecil dari Penghasilan Kena Pajak,
maka Beban Pajaknya akan juga lebih kecil dari Pajak Terutang, sehingga akan
menghasilkan Aktiva Pajak Tangguhan.
3.
Karena Undang – Undang Perpajakan di Indonesia tidak mengenal diskriminasi tarif yang
diberlakukan terhadap tiap – tiap komponen laba atau pendapatan, maka masalah Intraperiod
Allocation praktis tidak pernah dijumpai, sehingga pembahasan lebih dititikberatkan pada
masalah Interperiod Allocation.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan ( PSAK 46 ) di antara ketiga metode tersebut, hanya
Deferral Method ( Metode Pajak Tangguhan ) yang diperkenankan digunakan.
Terpilihnya metode pajak tangguhan untuk digunakan dalam penyusunan laporan keuangan,
karena secara umum dapat dikatakan bahwa metode ini memasukkan alokasi perbedaan temporer
yang komprehensif dan bukan alokasi perbedaan temporer yang parsial
Selain itu keunggulan dan kelemahan dari metode ini adalah : metode pajak tangguhan lebih
menekankan pada pengukuran berapa besar penghematan pajak kini akibat perbedaan temporer
tersebut yang dialokasikan pada periode mendatang.Sedangkan di lain pihak, metode kewajiaban
tekanannya pada berapa besar pengeluaran kas yang akan dilakukan di masa mendatang untuk
keperluan pajak penghasilan terutang.
Contoh Soal
Contoh 1:
Laba sebelum pajak tahun 2006 = Rp 900.000.000. Koreksi fiscal atas laba tersebut adalah:
a. Pendapatan bunga deposito Rp 60.000.000.
b. Beban jamuan tanpa daftar nominatif Rp 40.000.00
c. Penyusutan fiskal lebih kecil Rp 15.000.000 daripada penyusutan komersial.
Angsuran PPh 25 Rp 20.000.000 per bulan.
Pertanyaan:
a. Tentukan Penghasilan Kena Pajak.
b. Tentukan PPh Kurang/Lebih Bayar.
c. Tentukan aset atau kewajiban pajak tangguhan.
d. Buatlah jurnal dan penyajiannya.
Jawab:
a. Laba sebelum pajak Rp 900.000.000
Koreksi beda tetap:
-/- Pendapatan bunga deposito (Rp 60.000.000)
+/+ Beban jamuan Rp 40.000.000 (Rp 20.000.000)
Total beda tetap Rp 880.000.000
Koreksi beda waktu :
Total beda tetap Rp 880.000.000
+/+ Penyusutan (Rp 15.000.000)
Total beda waktu Rp 895.000.000
Penyajian :
Laba sebelum pajak Rp 900.000.000
Pajak Kini Rp 251.000.000
Pajak Tangguhan (Rp 4.500.000)
(Rp 246.500.000)
Laba Bersih Rp 653.500.000
Contoh 2:
Laba sebelum pajak tahun 2006 = Rp 700.000.000. Koreksi fiskal atas laba tersebut adalah:
a. Pendapatan sewa bangunan Rp 50.000.000.
b. Beban bunga pajak Rp 10.000.000.
c. Beban pemberian sembako Rp 40.000.000.
d. Penyusutan komersial Rp 10.000.000 lebih tinggi dan penyusutan fiskal.
e. Pendapatan jasa giro Rp 20.000.000.
f. Beban PPh Rp 5.000.000.
g. Amortisasi fiskal Rp 15.000.000 lebih tinggi dan amortisasi komersial.
Kredit Pajak:
a. PPh 22: Rp 10.000.000
b. PPh 23: Rp 100.000.000
c. PPh 24: Rp 25.000.000
d. PPh 25: Rp 15.000.000
Pertanyaan:
a. Tentukan Penghasilan Kena Pajak.
b. Tentukan pajak Kurang/Lebih Bayar.
c. Tentukan aset atau kewajiban pajak tangguhan.
d. Buatlah jurnal dan penyajiannya.
Jawab:
a. Laba sebelum pajak Rp 700.000.000
Koreksi beda tetap:
-/- Pendapatan sewa bangunan (Rp 50.000.000)
-/- Pendapatan jasa giro (Rp 20.000.000)
+/+ Beban bunga pajak Rp 10.000.000
+/+ Beban pemberian sembako Rp 40.000.000
+/+ Beban PPh Rp 5.000.000 (Rp 15.000.000)
Total beda tetap Rp 685.000.000