Anda di halaman 1dari 19

BISNIS ONLINE & FINANCIAL TECHNOLOGY

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Masailul Fiqhiyyah

Dosen Pengampu :

Marhamah Saleh, Lc., MA

Disusun oleh :

Kelompok 12

Sirojudin Abror 11160110000106

Luthfi Hidayat 11160110000038

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019
DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN .............................................................................................. 3


A. Latar Belakang ....................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 3
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................... 3
BAB II : PEMBAHASAN ................................................................................................ 3
A. Sejarah E-Businees .................................................................................................. 3
B. Pengertian Bisnis Online.......................................................................................... 4
C. Macam – Macam Bisnis Online ............................................................................. 5
D. Kelebihan dan Kekurangan Bisnis Online .............................................................. 7
E. Hukum Islam tentang Bisnis Online ....................................................................... 9
F. Financial Technology Dalam Pandangan Islam...................................................... 14
BAB III : PENUTUP ....................................................................................................... 17
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 18
B. Saran ...................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 19

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beberapa tahun yang lalu atau kini hampir sepuluh tahunan kita masih
disibukkan dengan banyaknya perusahaan dan pelaku bisnis yang masih
mengandalkan media cetak, televisi serta radio untuk memasarkan produk –
produknya masing – masing. Tetapi di era modern ini, semenjak adanya internet,
orang – orang makin banyak menggunakannya, karena mampu membuat orang –
orang merasa makin mudah dalam bertransaksi dalam hal bisnis. Tentunya hal
serupa seperti ini tak luput dari yang namanya era elektronik. Nyatanya sampai
uang elektronik-pun ada dan itu menjadi alat transaksi seseorang dalam melakukan
hal berbisnis dalam hal jual – beli. Namun bila kita kembali pada hukum Islam,
apakah hal semacam ini ada pada saat itu ? lalu, kalo tidak ada, bagaimana dengan
kondisi sekarang saat ini ?

Maka oleh karena itu, pemakalah menyajikan tentang prosesi bisnis dalam
hal jual – beli yang menggunakan elektronik baik itu akad maupun transaksi
pembayarannya dengan sistem online yang ditinjau dari hukum Islamnya seperti
apa. Mudah mudahan dengan adanya makalah ini, dapat membantu pemahaman
para pembaca setia semua. Terima kasih.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat dijadikan pembahasan makalah ini, ialah:
1. Apa sejarah dan pengertian E-Business ?
2. Apa saja macam – macam E-Business ?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan E-Business ?
4. Apa pandangan hukum Islam terkait E-Business ?
5. Bagaimana pandangan Islam tentang Fintech ?
C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Sejarah dan pengertian E-Business sendiri itu seperti apa.
2. Macam – macam E-Business.
3. Kelebihan dan kekurangan E-Business.
4. Mengetahui bagaimana pandangan Islam tentang E-Business.
5. Dan mengetahui bagaimana pandangan Islam terhadap Finansial Technology.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah E-Business

Awal mula munculnya E-Business dan kini mulai mengalami


perkembangan di dunia dimulai dari kemunculan internet yang kemudian terus
berkembang sehingga timbulah E-Commerce.

Menurut Shely Cashman E-commerce atau kependekan dari elektronik


commerce (perdagangan secara electronic), merupakan transaksi bisnis yang
terjadi dalam jaringan elektronik, seperti internet. Siapapun yang dapat mengakses
komputer, memiliki sambungan ke internet, dan memiliki cara untuk membayar
barang-barang atau jasa yang mereka beli, dapat berpartisipasi dalam e-
commerce.1
Mulanya internet merupakan suatu jaringan untuk menghubungakan
segala bentuk kegiatan maupun informasi apapun. Internet lahir pada tahun 1969-
an, internet juga terus memikat untuk terus dieksplorasi, digali, serta
dikembangkan oleh para ahli dan pemerhati teknologi.

Perkembangan teknologi informasi telah berhasil menciptakan


infrastruktur informasi baru. Internet memiliki beberapa daya tarik dan
keunggulan bagi para konsumen maupun organisasi, misalnya dalam hal
kenyamanan, kecepatan data, akses 24 jam sehari, efesiensi, alternatif ruang dan
pilihan yang tanpa batas, personalisasi, sumber informasi, dan teknologi yang
potensial dan lain lainnya.2

Internet menciptakan paradigma baru dalam dunia bisnis berupa ‘Digital


Marketing’ pada awal penerapan elektronik commerce yang bermula di awal
tahun 1970 dengan adanya inovasi Elektronic Fund Transfer (EFT). Kemudian
berkembang hingga munculah yang dinamakan EDI (Electronic Data Interchange
). Awal tahun 1990-an komersialisasi di internet mulai berkembang pesat
mencapai jutaan pelanggan.

1
Ambo Aco, Andi Hutami Endang, “Analisis Bisnis E-Commerce pada Mahasiswa Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar”, Jurusan Teknik Informatika FSAINSTEK UINAM, hlm. 3
2
Budi Sutedjo Dharma Oetomo, dkk. Pengantar Teknologi Informasi Internet: Konsep dan Aplikasi,
(Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2007), hlm. 1

3
Internet yang dieksplorasi untuk membangun ekonomi di berbagai belahan
dunia telah melahirkan sistem yang disebut ekonomi digital atau disebut pula
istilah – istilah lain seperti Internet Economy,the New Economy¸ atau Web
Economy. Lahirnya ekonomi digital pada tahun 1990-an telah mengubah secara
mendasar kinerja dan pengoperasian perusahaan dan cara memberi nilai kepada
pelanggan.3

Era ekonomi digital disebut juga era informasi, di mana informasi telah
menjadi kebutuhan pokok dan komoditas baru. Era demikian dipantik oleh
teknologi informasi (TI) yang berperan mempercepat dan meningkatkan
keakuratan dalam pencatatan dan pengolahan data menjadi suatu informasi.
Kemudian kita pun dapat membuka aplikasi – aplikasi bisnis berbasis web yang
disebut e-business.

Perkembangan internet dalam bidang bisnis, kita dapat melihat bahwa


internet telah mengubah secara revolusioner pasar tradisional menjadi e-market,
dari bisnis konvensional menjadi e-business.4

B. Pengertian Bisnis Online

Bisnis adalah adanya sebuah kerjasama antara beberapa elemen, baik itu
individu ke individu, individu ke lembaga, atau lembaga ke lembaga yang
bertujuan sama – sama ingin mendapatkan keuntungan berupa uang, melalui
perdagangan, jasa, jual – beli produk, hingga investasi.

Online artinya menggunakan fasilitas jaringan internet untuk melakukan


upaya penjualan atas produk – produk. Maka dari definisi tersebut bisnis online
adalah segala upaya yang dilakukan untuk mendatangkan keuntungan berupa
uang dengan cara memanfaatkan internet untuk menjual produk atau jasa.5

E-Business adalah suatu proses bisnis yang berhubungan dengan sistem


informasi. Metode E-Business memungkinkan perusahaan berhubungan dan
mengakses data internal dan eksternal dalam proses yang lebih efisien dan

3
Budi Sutedjo, . . . hlm. 2
4
Budi Sutedjo, . . . hlm. 3
5
Hapzi Ali dan Tonny Wangdra, Technopreneurship Dalam Perspektif Bisnis Online, (Jambi: Baduose
Media, 2010), hlm. 45

4
fleksibel, agar berhubungan lebih erat dengan pemasok dan mitra usaha, dan
untuk lebih memuaskan keinginan pelanggan.

E-Business lebih terfokus pada strategi dengan fungsi yang menggunakan


kemampuan elektronik dan melibatkan seluruh rantai nilai dalam proses bisnis,
yaitu pembelian elektronik dan manajemen rantai pasokan, memproses pesanan
secara elektronik, mengatur pelayanan pelanggan, dan bekerjasama dengan mitra
usaha.6

E-Business merupakan sistem bisnis berbasis internet. Sistem menawarkan


efesiensi dan pengendalian pasar melalui kecepatan dan kemudahan akses,
keluasan jangkauan pasar, serta penghematan waktu dan biaya.7

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud


E-Business adalah aktivitas yang berkaitan secara langsung maupun tidak
langsung dengan proses pertukaran barang dan/atau jasa dengan memanfaatkan
internet sebagai media komunikasi dan transaksi.

C. Macam – Macam Bisnis Online

Bentuk bisnis online yang sampai saat ini masih berjalan dan
mendatangkan keuntungan bagi pengelolanya, diantaranya adalah8:

1. Toko Online

Toko online adalah sebuah toko yang menjual berbagai macam


produk melalui internet dengan menggunakan sebuah website. Adapun
website interaktif yang menangani permintaan informasi dari konsumen
terhadap sebuah produk dan sekaligus menangani pesanannya.

2. Multi Level Marketing Online

Pada prinsipnya tidak ada yang berbeda antara sistem MLM


konvensional dan MLM online. Segala hal yang diterapkan atau berlaku pada
sistem MLM konvensional juga diberlakukan pada sistem MLM online.

6
Candra Ahmadi dan Dadang Hermawan, E-Business & E-Commerce, (Yogyakarta: CV. Andi Offset,
2013), hlm. 9
7
Budi Sutedjo, Op.Cit., . . . hlm. 3
8
Hafzi Ali dan Tonny Wangdra, Op.Cit., . . . hlm. 46 – 49

5
Bedanya antara MLM konvensional dan MLM online adalah cara mencari
member dan jangkauan member yang dapat dicapai.

3. Money Game Online

Bisnis Money Games digunakan seperti bisnis arisan berantai yang


hanya dimanfaatkan aliran dana dari member baru yang bergabung. Transaksi
yang terjadi hanyalah pemindahan dana dari satu rekening ke rekening yang
lain tanpa adanya produk.

4. Bisnis Web Hosting

Web hosting adalah bisnis menyewakan ruang server untuk


menempatkan file website agar dapat diakses kapanpun dan oleh siapapun.

Bisnis web hosting pada umumnya juga menangani jasa untuk klaim
nama domain pribadi baik dot com, dot org, dot net, dot bis ataupun yang
lainnya. Layanan lain yang disediakan oleh bisnis web hosting adalah web
desain sehingga jika ada seseorang yang buta sama sekali dengan internet
namun hendak memiliki website maka dengan menghubungi sebuah alamat
web hosting dan membayar biaya hosting masalah sudah dapat terselesaikan.

5. Google Adsense

Google adsense atau AdSense adalah program kerja sama periklanan


melalui internet yang diselenggarakan oleh Google. Melalui program
periklanan AdSense, pemilik situs web atau blog yang telah mendaftar dan
disetujui keanggotaannya diperbolehkan memasang unit iklan yang bentuk
dan materinya telah ditentukan oleh Google di halaman web mereka. pemilik
situs web atau blog akan mendapatkan pemasukan berupa pembagian
keuntungan dari Google untuk setiap iklan yang diklik oleh pengunjung situs,
yang dikenal dengan sistem pay per click (ppc) atau bayar per klik.

6. E-Commerce

E-Commerce adalah dimana dalam satu website menyediakan atau


dapat melakukan transaksi secara online atau juga bisa merupakan suatu cara
berbelanja atau berdagang secara online atau direct selling yang
memanfaatkan fasilitas internet dimana terdapat website yang dapat

6
menyediakan layanan “get and deliver”. E-Commerce akan merubah semua
kegiatan marketing dan juga sekaligus memangkas biaya – biaya operasional
untuk kegiatan trading (perdagangan).

D. Kelebihan dan Kekurangan Bisnis Online

Dalam setiap sistem yang di buat akan selalu ada tentang kelebihan dan
kekurangannya, begitu halnya dengan bisnis online antara keunggulan dan
kekurangannya sebagai berikut :

1. Kelebihan
a. Mengurangi biaya

Keuntungan utama memiliki bisnis online adalah perbedaan


biaya bila dibandingkan dengan mendirikan perusahaan berbasis
kantor tradisional atau offline. Meskipun ada biaya yang terkait
dengan pengamanan domain dan pemasangan situs web, ini sangat
minim jika dibandingkan dengan penyewaan dan pemeliharaan
bangunan fisik.

b. Menurangi persyaratan staf

Di gerai ritel fisik pemilik toko perlu merekrut sejumlah staf


penjualan, tapi dengan bisnis online banyak pekerjaan dilakukan
secara otomatis.

c. Rentang yang lebih besar

Dengan bisnis online, dapat memasarkan perusahaan dalam


skala global, menjangkau calon pelanggan di negara dan benua lain.

d. Menghubungkan dengan capat

Melalui internet, pemilik bisnis dan karyawan dapat terhubung


dengan pelanggan dan anggota masyarakat lainnya lebih mudah dari
sebelumnya.

e. Informasi

7
Jika sebuah bisnis memiliki situs web, maka bisa memperoleh
informasi yang relevan kepada pelanggan, termasuk informasi kontak,
deskripsi produk dan riwayat perusahaan.

f. Penjualan

Memiliki situs web yang menawarkan pelanggan kemampuan


berbelanja secara online dengan cepat dapat membantu memperbaiki
bottom line keuangan perusahaan. Banyak konsumen lebih menyukai
belanja online karena mudah dan nyaman. Mereka bisa berbelanja
kapanpun mereka mau, tanpa garis dan tidak mengunjungi toko secara
langsung.

2. Kekurangan
a. Impersonal
Salah satu kelemahan yang bisa diperdebatkan untuk menjamurnya
internet dalam bisnis modern adalah bahwa beberapa korespondensi
antara pelanggan dan bisnis dapat menjadi impersonal.
b. Tidak mencoba sebelum membeli
Dalam dunia ritel online ‘mencoba sebelum membeli’ tidak mungkin
dilakukan. Peritel online telah mencoba untuk mengimbangi ini
dengan mengizinkan pengguna untuk meninjau produk dan dengan
memajang foto dan video produk yang sedang beraksi, namun masih
ada beberapa hal yang lebih baik dibeli atau diakses orang.
c. Kompetisi
Pengecer online lebih banyak memiliki persaingan di dunia ritel
internet.
d. Produktifitas
Jika mengoperasikan toko fisik, seseorang memiliki jam operasi.
Seseorang tahu jadwal bisnisnya sendiri dan tahu kapan ia harus
bekerja. Namun, internet adalah sistem yang 24 jam non stop, artinya
bisnis yang dijalankan selalu terbuka dan aktif tanpa henti. Hal inilah
yang dapat menyebabkan gangguan produktifitas seseorang jika ia
tidak pandai dalam mengatur waktu.
e. Kredibilitas

8
Karena ada banyak persaingan di ritel online, ada kekhawatiran
kredibilitas di antara banyak bisnis yang beroperasi. Itulah salah satu
keuntungan memiliki lokasi fisik yaitu dapat membangun rasa percaya
dan otoritas di antara pelanggan, dan ini menggambarkan bisnis anda
dalam cahaya yang lebih profesional.
f. Pelayanan pelanggan yang menyebabkan kurangnya interkasi
Bisnis dengan toko fisik lebih kepribadian dengan klien mereka.
mereka dapat menunjukan bagaimana sebuah produk bekerja, dan
mereka dapat memecahkan masalah dengan produk sambil
menjelaskan tindakan mereka, berbeda dengan online.
g. Konektivitas internet yang eror dan mampu menyebabkan pelanggan
berpotensi untuk tidak membeli produk dari kita.9

E. Hukum Islam tentang Bisnis Online

Berdasarkan uraian di atas, bisa digarisbawahi, bahwa transaksi


perdagangan melalui bisnis online ini bisa dideskripsikan sebagai berikut:

1. Penjual dan pembeli tidak berada pada satu tempat yang sama, bisa dalam
kota, wilayah atau negara yang berbeda;
2. Konsekuensi dari point yang pertama, maka fisik barang yang
diperjualbelikan dalam transaksi bisnis online ini tidak ada pada satu tempat,
dimana penjual dan pembeli bertamu. Kalaupun ada, barang tersebut berupa
image, bisa foto atau film yang ditunjukan kepada pembeli sebelum terjadinya
transaksi jual-beli;
3. Pembayaran dilakukan oleh pembeli di depan secara tunai, bukan dihutang,
baru kemudian barang akan dikirim oleh penjual kepada pembeli;
4. Alat pembayaran yang digunakan adalah uang yang ditransfer melalui kartu
kredit, kartu debit atau smartcard.

Berdasarkan fakta-fakta di atas, maka bisa disimpulkan bahwa hukum


yang berlaku terkait dengan transaksi bisnis online ini tidak bisa dilepaskan dan

9
Artika Nesa, 16 Kelebihan dan Kekurangan Bisnis Online, di akses dari
https://www.google.com/amp/s/dosenekonomi.com/bisnis/bisnis-obline/kelebihan-dan-kekurangan-bisnis-
online/amp pada tanggal 30 Maret 2019 jam 09.02

9
hukum jual-beli jarak jauh, salam, salaf, hawalah dan penggunaan uang
elektronik10.

a. Hukum Islam tentang jual beli jarak jauh

Kegiatan jual beli merupakan bentuk kegiatan muamalah yang hampir


dilakukan oleh seseorang setiap hari. Penjual sebagai pihak yang menjual
barang membutuhkan para pembeli, demikian halnya di sisi lain si pembeli
juga membutuhkan penjual yang jujur. Jika kedua belah pihak saling
menghormati hak dan kewajibannya masing – masing, maka akan terjalin
hubungan yang saling menguntungkan. Jual beli dapat terjadi dimana saja, di
pasar, di jalan, di mall, di rumah, dan sebagainya.11

Maka oleh karena itu, jual beli jarak jauh adalah pertukaran harta
dengan harta dalam bentuk pemindahan pemilik pada kondisi, dimana
keberadaan penjual dan pembeli di dua tempat berbeda. Sebagaimana dalam
ketentuan jual beli secara umum, syariat telah menjadikan faktor suka sama
suka sebagai syarat mendasar bagi akad jual beli.

Karena itu, tempat tidak menghalangi terjadinya pertemuan ijab dan


qabul. Kondisi ketika suka sama suka (at-taradhi) antara penjual dan pembeli
tadi terjadi, dan pertemuan antara ijab dan qabul juga terjadi di majelis akad.
Ada riwayat dari Rasul Saw. yang mengisyaratkan hal ini. Dari Anas ra. :

“sebelum wafat, Nabi saw menulis surat kepada Kisra, Kaisar,


Najasyi dan kepada setiap diktator, untuk mengajak mereka
menyembah Allah ” (HR. At-Tirmidzi)

Di dalam hadis ini ada dalalah yang jelas, bahwa seruan kepada Allah
dari jarak jauh sama dengan seruan seseorang kepada orang yang berada di
tempat yang sama. Andai saja seruan dari jarak jauh itu tidak dihukumi
tabligh (menyampaikan secara langsung), dan tidak bisa dijadikan hujjah
(bagi Nabi di hadapan Allah), niscaya Rasul saw tidak akan melakukannya
guna menyampaikan risalah dan menegakkan hujjah terhadap setiap diktator

10
Hafidz Abdurrahman, Yahya Abdurrahman, Bisnis Dan Muamalah Kontemporer, (Al-Azhar
Freshzone Publishing, Bogor: 2015), hlm. 101
11
Sapiudin Shidiq, Fikih Kontemporer, (Jakarta: PT Kharisma Putra Utama, 2017), hlm. 295-296

10
itu. Karena itu, hadis ini mengisyaratkan, bahwa akad jual beli jarak jauh
yang memenuhi syarat – syarat jual beli adalah sama hukumnya dengan akad
jual beli dimana penjual dan pembelinya berada di satu tempat yang sama.12

b. Hukum salam dan salaf

As-salam (‫سلم‬
َ ‫ )ال‬dalam istilah fikih disebut juga as-salaf. Secara
etimologis kedua kata memiliki makna yang sama, yaitu mendahulukan
pembayaran dan mengakhirkan barang. Penggunaan kata as-salam biasanya
digunakan oleh orang – orang Hijaz, sedangkan penggunaan kata as-salaf
biasanya digunakan oleh orang – orang Irak. Secara terminologis, salam
adalah menjual suatu barang yang penyerahannya ditunda, atau menjual suatu
barang yang ciri – cirinya disebutkan dengan jelas dengan pembayaran modal
terlebih dahulu, sedangkan barangnya diserahkan dikemudiaan hari.13

Sedangkan menurut Sayyid Sabiq, as-salam adalah penjualan sesuatu


dengan kriteria tertentu (yang masih berada) dalam tanggungan dengan
pembayaran segera atau disegerakan.14

Imam an-Nawawi mengatakan, “tentang salam mereka menyebutkan


berbagai ungkapan . yang paling baik adalah, bahwa salam itu merupakan
akad terhadap sesuatu yang dideskripsikan dalam tanggungan dengn
kompensasi yang diberikan segera. Disebut salam, karena penyerahan harga
terjadi di majelis akad, dan disebut salaf karena harganya dibayarkan terlebih
dahulu.”15

Legalitas salam juga ditunjukkan oleh firman Allah SWT:

)‫فاكتبوه‬ ‫(يا أيها الَذين ءامنوا إذا تداينتم بدين إلى أجل مسمى‬
“Hai orang – orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak
secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya” (QS al-Baqarah (2): 282)

12
Hafidz Abdurrahman, Op.Cit., hlm. 101 – 102
13
M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalat), (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2003), hlm. 143
14
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, Juz 12, (Bandung: Al-Ma’arif, 1988), hlm. 110
15
Hafidz Abdurrahman, Op.Cit. hlm. 104 - 105

11
Jadi, salam adalah bagian dari jual beli, maka di dalamnya berlaku
syarat dan ketentuan yang sama dengan jual – beli secara umum. Namun, di
dalamnya ditambahkan beberapa hukum, yang khusus untuk salam. Misalnya,
didahulukannya pembayaran harga di majelis akad. Ibn Hajar berkata,
“mereka sepakat, bahwa untuk salam itu disyaratkan apa saja yang
disyaratkan untuk jual beli.”

Berdasarkan manath hukm jual – beli salam di atas, bisa disimpulkan


bahwa fakta e-business merupakan fakta jual – beli salam, dimana penjual
dan pembeli bertemu dalam majelis akad, tetapi karena faktor jarak yang
jauh, maka barang yang ditawarkan kepada pembeli tidak bisa langsung
diserahterimakan. Dengan kata lain, barang yang hendak dijual melalui
internet tersebut merupakan dzimmah maushufah (tanggungan yang
dideskripsikan) di tangan penjualnya. Karena, yang ditunjukkan kepada
pembelinya adalah image atau film barang tersebut. Selain itu syarat
pembayaran di depan dalam setiap transaksi jual – beli melalui e-business ini
juga merupakan syarat yang berlaku dalam jual – beli salam.

Demikian juga syarat – syarat yang diterapkan dalam transaksi jual –


beli salam dan salaf, yaitu :

1. Berupa utang dalam tanggungan yang ditangguhkan hingga tempo


yang jelas;
2. Harus berupa sesuatu yang spesifikasinya ditetapkan, yang nilainya
akan berbeda dengan perbedaan spesifikasi tersebut;
3. Kadarnya ditentukan;
4. Diduga kuat barang itu ada pada saat jatuh tempo, hingga bisa
diserah-terimakan;
5. Harga jelas, diserahkan di majelis akad, dan bukan berupa harta
yang dengannya bisa terjadi riba fadhl, antara harta tersebut dengan
barang yang dipesan (al-muslam fih).

Semua syarat yang diterapkan dalam jual beli salam dan salaf di atas
juga berlaku dalam salah satu transaksi bisnis saat ini, seperti e-commerce.
Dengan demikian, dari aspek akad salam dan salaf, sesungguhnya transaksi

12
ini sah diperbolehkan. Dengan catatan, jika seluruh syarat dan ketentuan
salam dan salaf di atas terpenuhi.16

c. Hukum hawalah dan uang elektronik

Menurut Zainul Arifin hiwalah adalah akad pemindahan


utang/piutang suatu pihak kepada pihak lain. Dengan demikian di dalamnya
terdapat tiga pihak, yaitu pihak yang berutang (muhil atau madin), pihak yang
memberi utang (muhal atau da’in), dan pihak yang menerima pemindahan
(muhal ‘alaih).17

Hukum hawalah adalah mubah. Hawalah tidak akan terjadi, manakala


muhil tidak memiliki hak yang ada pada muhtal, yang bisa dipindahkan
kepada pihak ketiga (muhal ‘alaih). Karena itu, Ibn Qudamah, menyebut
hawalah ini sama dengan taslim (penyerahan hak/tanggungan). Dalam
praktiknya hawalah tidak hanya berupa debit dari dana pengguna kartu bank
tertentu. Tetapi juga bisa transfer dan pengiriman uang. Ini juga sama – sama
bisa dikategorikan sebagai praktik hawalah. Praktik hawalah yang terakhir
ini juga tidak hanya dilakukan oleh bank, tetapi juga dilakukan oleh jasa
pengiriman uang, seperti Western Union, kantor pos, dan lain – lain.18

Dengan daya nalar hawalah seperti ini, maka bisa dipraktekan, bahwa
pemegang kartu debit tadi bertindak sebagai muhil, sementara pihak bank
adalah muhal. Dan pihak ketiga yang mendapatkan haknya disebut muhal
‘alaih, dan hak (uang) yang diberikan kepadanya disebut muhal bihi.

Hiwalah ini disayari’atkan oleh Islam dan dibolehkan olehnya karena


adanya maslahat, butuhnya manusia kepadanya serta adanya kemudahan
dalam bermuamalah. Dalam hiwalah juga terdapat bukti sayang kepada
sesama, mempermudah muamalah mereka, memaafkan, membantu
memenuhi kebutuhan mereka, membayarkan hutangnya dan menenangkan
hati mereka. semua itu diperoleh karena adanya landasan syari’ah tentang
hukum hiwalah dalam al-Quran Surat al-Baqarah (2): 282, yaitu :

16
Hafidz Abdurrahman, . . . hlm. 107
17
Abdul Ghafur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, 2009), hlm. 153
18
Hafidz Abdurrahman, Op.Cit., hlm. 110

13
“Hai orang – orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak
secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu
menuliskannya dengan benar.” (QS al-Baqarah (2): 282)

Dengan demikian, dari aspek pembayaran yang dilakukan dalam


transaksi e-business ini, jika para pihak menggunakan kartu debit atau
smartcard, maka transaksinya adalah sah/boleh.

F. Financial Technology Dalam Pandangan Islam

Di zaman yang serba canggih seperti sekarang ini, semuanya bisa


dilakukan dengan lebih cepat dan mudah dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi. Seperti halnya dalam transaksi finansial, yang bisa
dilakukan dengan cepat dan mudah, dimanapun dan kapan pundengan suatu
teknologi yang dikenal dengan sebutan fintech atau financial technology.

Menurut definisi yang dijabarkan oleh National Digital Research Centre


(NDRC) fintech adalah istilah yang digunakan untuk menyebut suatu inovasi di
bidang jasa finansial. Kata fintech sendiri berasal dari kata financial dan
technology yang mengacu pada inovasi finansial dengan sentuhan teknologi
modern.19

Islam adalah agama yang sempurna. Semua telah diatur dalam Islam.
Termasuk juga dalam hal financial technology ini, ada pandangan Islam
terhadapnya. Produk fintech ini dibolehkan jika memenuhi rambu – rambu, di
antaranya transaksi harus menjelaskan ketentuan akad sesuai syariah, transaksi
digital ini diketahui dan disepakati, dan objek usahanya halal. Begitu pula ada ijab
qabul sesuai ‘urf-nya, terjadi perpindahan kepemilikan, ada perlindungan
konsumen, dan berdasarkan peraturan perundang – undangan yang berlaku, ada
pengawasan syariah yang memastikan prinsip syariah diterapkan.

Majelis Ulama Indonesia (MUI), baru saja mengeluarkan dua fatwa


terbaru tentang uang elektronik (e-money) syariah dan fintech (financial

19
M. Majid, Mengenal Fintech, Inovasi Sistem Keuangan di Era Digital, di akses dari
https://www.maxmonroe.com/mengenal-fintech-inovasi-sistem-keuangan-di-era-digital.html pada tanggal 8 Juli
2019 pukul 02.05 WIB.

14
technology) syariah. Dua fatwa ini merupakan bagian dari 13 fatwa terbaru di
2018. Fatwa tentang uang elektronik syariah No. 116/DSN-MUI/IX/2017 dan
fatwa tentang layanan pembiayaan berbasis teknologi informasi berbasis syariah
(Fatwa No.117/DSN-MUI/IX/2018), merupakan dua fatwa yang berkaitan dengan
aktivitas atau produk lembaga keuangan syariah dan lembaga bisnis syariah.
Menurut fatwa No.117/DSN-MUI/IX/2018 tentang layanan pembiayaan berbasis
teknologi informasi berdasarkan prinsip syariah, model layanan pembiayaan yang
dapat dilakukan oleh penyelenggara antara lain, pembiayaan anjak piutang,
pembiayaan pengadaan barang pesanan pihak ketiga, pembiayaan pengadaaan
barang untuk pelaku usaha yang berjualan secara daring (online seller),
pembiayaan pengadaan barang untuk pelaku usaha yang berjualan secara daring
dengan pembiayaan melalui penyelenggara jasa pembayaran (payment gateaway),
dan pembiayaan untuk pegawai (employee).20

Tren fintech di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir semakin


menggeser sistem pembayaran. Masyarakat mulai familiar dengan transaksi non
tunai yang semakin mudah digunakan untuk pembayaran tagihan listrik, air,
telepon hingga mengakses produk – produk keuangan untuk dimanfaatkan sebagai
penunjang e-commerce.

Fintech digadang – gadangkan akan menjadi calon pengganti kuat dari


sistem perbankan. Sehingga persaingan teknologi di lembaga keuangan khususnya
perbankan semakin berat dirasakan. Fintech sangat potensial untuk mendorong
pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Apalagi, layanan
fintech kini sudah banyak diterapkan dalam indutri keuangan syariah di berbagai
negara.

Jika dilihat dari segi pandang Islam dalam kaidah fiqih muamalah, segala
kegiatan transaksi dibidang muamalah masih terus bisa berinovasi selama belum
ada dalil yang mengharamkannya, disisi lain perlu diperhatikan bahwa inovasi
tersebut lebih mengandung maslahat, tidak merugikan orang lain dan tidak
mengandung maisir, gharar, dan riba.

20
Jajang, Fintech Bagi Muslim, di akses dari
https://www.google.com/amp/s/www.dakwatuna.com/2019/02/02/95443/fintech-bagi-muslim/amp/ pada
tanggal 8 Juli 2019 pukul 02.30 WIB.

15
Pada hakikatnya, Islam tidak menghendaki kesusahan pada umat-Nya,
justru Islam selalu menghendaki kemudahan. Sebagaimana firman Allah yang
tertulis dalam surah Al-Baqarah ayat 185 :

‫ر‬ ۡ ُ ۡ ُ ُ ُ ُ ‫ُ ُ َُ ُ ُ ُۡ ۡ ر رر‬
١٨٥....... ‫ي ِريد ٱّلل بِكم ٱليس وَل ي ِريد بِكم ٱلعس‬.....

“.....Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki


kesukaran bagimu.....”

Posisi fintech dimaksudkan untuk memudahkan manusia dalam melakukan


kegiatan keuangan. Maka dari itu, sesuai dengan potongan ayat di atas, teknologi
finansial dapat diterapkan dalam ekonomi Islam selama hal tersebut mengandung
kemaslahatan umat.21 Fintech diperbolehkan oleh Islam jika mengikuti aturan
syariat Islam. Kita juga harus memperhatikan aturan, kesepakatan yang dihasilkan
oleh lembaga yang berwenang terhadapnya, dalam hal ini di Indonesia adalah
DSN MUI. Islam telah mengatur segalanya. Semuanya harus diupayakan untuk
tercapainya kebahagiaan di dunia dan akhirat.

21
Imam Abdul Aziz, Peluang Fintech Syariah Seiring Perkembangan Teknologi, di akses dari
https://www.kompasiana.com/imamabdulaziz/5a3cb4265e137359ba5d6df2/peluang-fintech-syariah-seiring-
perkembangan-teknologi?page=all pada tanggal 8 Juli 2019 pukul 02.44 WIB

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara umum, yang namanya bisnis terutama dalam kaca mata Islam
menjelaskan adanya transaksi yang bersifat fisik, dengan menghadirkan benda
tersebut ketika transaksi, atau tanpa menghadirkan benda yang dipesan, tetapi
dengan ketentuan harus dinyatakan sifat benda secara konkret, baik diserahkan
langsung atau diserahkan kemudian sampai batas waktu tertentu, seperti dalam
transaksi as’salam. Jadi, bisnis online ini pada dasarnya tidak memiliki perbedaan
dengan transaksi as-salam dan tentunya barang harus sesuai dengan apa yang
telah disifati ketika bertransaksi.

Oleh karena itu, bisnis onlineyang sama seperti halnya bisnis offline
menjumpai istilah halal dan haram yang dalam hal ini bisnis online yang
dibolehkan ialah bisnis dengan transaksi online yang berdasarkan prinsip – prinsip
yang ada dalam perdagangan menurut Islam, kecuali pada barang/jasa yang tidak
boleh diperdagangkan menurut syariat Islam.

B. Saran

Kami mengharapkan kepada mahasiswa Pendidikan Agma Islam, calon


guru dan pembaca agar dapat memahami apa yang dimaksud dengan E-Business
dan hukum bisnis online dalam perspektif Islam. Semoga apa yang kita sajikan
dimakalah ini bermanfaat, dan kami memohon maaf bila terjadi kesalahan
penulisan maupun bahasa.

17
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Hafidz, Yahya Abdurrahman, 2015, Bisnis Dan Muamalah Kontemporer,


Bogor: Al-Azhar Freshzone Publishing.
Aco, Aco, Andi Hutami Endang, “Analisis Bisnis E-Commerce pada Mahasiswa
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar”, Jurusan Teknik Informatika
FSAINSTEK UINAM, hlm. 3
Ahmadi, Candra dan Dadang Hermawan, 2013, E-Business & E-Commerce, Yogyakarta:
CV. Andi Offset.
Ali, Hapzi dan Tonny Wangdra, 2010, Technopreneurship Dalam Perspektif Bisnis
Online, Jambi: Baduose Media.
Anshori, Abdul Ghafur, 2009, Perbankan Syariah di Indonesia, Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Aziz, Imam Abdul, Peluang Fintech Syariah Seiring Perkembangan Teknologi, di akses
dari
https://www.kompasiana.com/imamabdulaziz/5a3cb4265e137359ba5d6df2/pelua
ng-fintech-syariah-seiring-perkembangan-teknologi?page=all pada tanggal 8 Juli
Hasan, M. Ali, 2003, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalat), Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada
Jajang, Fintech Bagi Muslim, di akses dari
https://www.google.com/amp/s/www.dakwatuna.com/2019/02/02/95443/fintech-
bagi-muslim/amp/ pada tanggal 8 Juli 2019
Majid, M., Mengenal Fintech, Inovasi Sistem Keuangan di Era Digital, di akses dari
https://www.maxmonroe.com/mengenal-fintech-inovasi-sistem-keuangan-di-era-
digital.html pada tanggal 8 Juli 2019
Nesa, Artika, 16 Kelebihan dan Kekurangan Bisnis Online, di akses dari
https://www.google.com/amp/s/dosenekonomi.com/bisnis/bisnis-
obline/kelebihan-dan-kekurangan-bisnis-online/amp pada tanggal 30 Maret 2019
jam 09.02
Oetomo, Budi Sutedjo Dhar, dkk., 2007, Pengantar Teknologi Informasi Internet: Konsep
dan Aplikasi, Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Sabiq, Sayyid, 1988, Fiqih Sunnah, Juz 12, Bandung: Al-Ma’arif.
Shidiq, Sapiudin, 2017, Fikih Kontemporer, Jakarta: PT Kharisma Putra Utama.

18

Anda mungkin juga menyukai