Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG

PERSONAL HYGIENE GENITALIA TERHADAP


PERILAKU HYGIENE SAAT MENSTRUASI
PADA SISWI KELAS VII SMP NEGERI 3
TEMPEL SLEMAN

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh:
KHARISMA MAHARANI
201310201033

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2017
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG
PERSONAL HYGIENE GENITALIA TERHADAP
PERILAKU HYGIENE SAAT MENSTRUASI
PADA SISWI KELAS VII SMP NEGERI 3
TEMPEL SLEMAN1

Kharisma Maharani2 Sarwinanti3

Intisari

Latar Belakang: Masa remaja merupakan masa transisi yang ditandai oleh
adanya perubahan fisik, emosi, dan psikis. Pada masa pubertas remaja putri,
mereka akan mengalami suatu proses alamiah yaitu menstruasi. Sebagai upaya
dalam menjaga kesehatan dan kebersihan organ reproduksi, personal hygiene
genitalia sangatlah perlu dilakukan. Kurangnya pengetahuan seseorang dalam
melakukan tindakan personal hygiene genitalia dapat menyebabkan timbulnya
berbagai penyakit pada organ reproduksi.
Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pendidikan kesehatan tentang personal hygiene genitalia terhadap perilaku
hygiene saat menstruasi pada siswi kelas VII SMP Negeri 3 Tempel Sleman.
Metode Penelitian: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-
experimental dengan rancangan penelitian one group pretest-posttest, analisis
data menggunakan Wilcoxon Match Pairs Test, dan jumlah responden dalam
penelitian ini ada 44 orang. Penelitian dimulai pada tanggal 25 Maret 2017–8
April 2017.
Hasil Penelitian: Hasil uji Wilcoxon Match Pairs Tests didapatkan nilai z hitung
-5.194 dan nilai p 0.000.
Kesimpulan: Berdasarkan nilai p<0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh pendidikan kesehatan tentang personal hygiene genitalia terhadap
perilaku hygiene saat menstruasi pada siswi kelas VII di SMP Negeri 3 Tempel.
Saran: Perlu ditingkatkan lagi kesadaran serta kepedulian siswi terhadap
kebersihan organ reproduksinya terutama saat menstruasi, dan diharapkan para
siswi mau untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-harinya.

Kata kunci : Menstruasi, perilaku, personal hygiene genitalia


Kepustakaan : 19 buku (2008-2015), 4 karya tulis, 3 internet
Jumlahhalaman : xi, 62 halaman, 4 tabel, 2 gambar, 15 lampiran

1
Judul Penelitian
2
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta
3
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
THE INFLUENCE OF HEALTH EDUCATION ABOUT GENITAL
PERSONAL HYGIENE ON HYGIENE BEHAVIOR DURING
MENSTRUATION OF GRADE VII FEMALE STUDENTS
IN TEMPEL 3 JUNIOR HIGH SCHOOL OF SLEMAN1

Kharisma Maharani2, Sarwinanti3

ABSTRACT

Background: Adolescence is a transitional period marked by physical, emotional, and


psychical changes. During puberty of young women, they will experience a natural
process of menstruation. As an effort to maintain health and hygiene of reproductive
organs, genital personal hygiene is necessary. Lack of knowledge in genital personal
hygiene can cause various diseases of the reproductive organs.
Research Objective: This study aims to determine the effect of health education about
genital personal hygiene on hygiene behavior during menstruation of grade VII female
students in Tempel 3 Junior High School of Sleman.
Research Method: The method used pre experimental with one group pretest-posttest
research design, the data analysis used Wilcoxon Match Pairs Test, and the number of
respondents in this study were 44 people. The study began on March 25th, 2017 - April
8th, 2017.
Result: Wilcoxon Match Pairs Tests test result obtained z value -5.194 and p value
0.000.
Conclusion: Based on the value of p <0,05 it can be concluded that there is an influence
of health education about genital personal hygiene on hygiene behavior during
menstruation of grade VII female students in Tempel 3 Junior High School of Sleman.
Suggestion: It is necessary to increase the awareness of female students about the
cleanliness of their reproductive organs especially during menstruation, and it is
expected that the students will be able to apply the genital personal hygiene in their
daily life.

Keywords : Behavior, genital personal hygiene, menstruation


References : 19 books (2008-2015), 4 scientific papers, 3 internets
Number of pages : xi, 62 pages, 4 tables, 2 figures, 15 appendices

1
Thesis Title
2
School of Nursing Student, Faculty of Health Science, ‘Aisyiyah University of
Yogyakarta
3
School of Nursing Lecturer, Faculty of Health Science, ‘Aisyiyah University of
Yogyakarta
PENDAHULUAN imunitas lemah (20%), perilaku hygiene
Sekitar 1 miliar manusia atau saat menstruasi kurang (30%), dan
setiap 1 di antara 6 penduduk dunia penggunaan pembalut yang tidak sehat
adalah remaja. Sebanyak 85% di saat menstruasi (50%) (Rahmatika,
antaranya hidup di negara berkembang. 2010). Untuk itu perlu dibiasakan untuk
Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum membersihkan organ intim disaat haid
muda berkembang sangat cepat. Antara dengan cermat. Ketika seseorang lalai
tahun 1970 dan 2000, kelompok umur dalam menjaga kebersihan organ intim
15-24 jumlahnya meningkat dari 21 khususnya ketika sedang menstruasi,
juta menjadi 43 juta atau dari 18% maka dapat menyebabkan tumbuhnya
menjadi 21% dari total jumlah populasi mikroorganisme yang tidak diharapkan.
penduduk Indonesia (Kusmiran, 2014). Kelalaian ini juga bisa menimbulkan
Masa remaja adalah masa transisi bau, infeksi, juga keputihan yang tidak
yang ditandai oleh adanya perubahan wajar (Pribakti, 2012).
fisik, emosi, dan psikis. Masa remaja Kesehatan kaum perempuan,
merupakan suatu periode pematangan terutama kesehatan reproduksinya
organ reproduksi manusia, yang disebut merupakan suatu hal yang sangat
dengan masa pubertas. Remaja dikenal penting, namun, masih banyak juga
sebagai fase “mencari jati diri”, remaja masyarakat yang mempercayai mitos-
tidak mempunyai tempat yang jelas mitos tentang menstruasi yang terkait
karena mereka tidak termasuk golongan dengan kebersihan diri saat menstruasi
anak-anak, tetapi juga tidak termasuk yang sebenarnya tidak benar. Ada mitos
golongan dewasa”. Remaja masih yang masih dipercayai sebagian besar
belum mampu menguasai dan masyarakat sampai saat ini, seperti
memfungsikan secara maksimal fungsi larangan keramas saat sedang haid,
fisik maupun psikisnya, namun fase faktanya keramas saat haid justru
remaja merupakan fase perkembangan sangat dianjurkan agar kepala tetap
yang tengah berada pada masa amat bersih dan segar, apalagi saat sedang
potensial, baik dilihat dari aspek menstruasi produksi keringat menjadi
kognitif, emosi, maupun fisik (Rohan, lebih banyak dari biasanya termasuk di
2013). kulit kepala sehingga kebersihan tubuh
Pada masa pubertas remaja putri, dan rambut haruslah tetap dijaga. Satu
mereka akan mengalami beberapa lagi mitos tentang kebersihan diri yang
proses alamiah, salah satunya adalah masih dipercayai masyarakat yaitu
menstruasi. Awal menstruasi umumnya pantang memotong kuku pada saat
terjadi pada usia sekitar 12 tahun sedang menstruasi. Dalam keadaan
sampai 16 tahun, meskipun bisa juga sedang menstruasi maupun tidak, kita
terjadi pada usia yang lebih dini, atau harus tetap menjaga kebersihan kuku,
bahkan terlambat yakni pada usia 17 tidak memotong kuku dalam rentang
tahun atau 19 tahun. Saat sedang waktu yang lama justru akan membuat
menstruasi, kebersihan organ kuku menjadi tidak terawat, kotor, dan
reproduksi sangatlah penting untuk menjadi sarang kuman yang bisa
dijaga dan diperhatikan kebersihannya menyebabkan penyakit yang
agar terhindar dari masalah kesehatan mengancam kesehatan. Anggapan yang
reproduksi. Perlu kita ketahui bahwa salah tentang mitos-mitos tersebut
darah haid merupakan tempat yang harus segera diberi penjelasan yang
ideal bagi pertumbuhan bakteri dan benar karena dapat menyebabkan
jamur penyebab keputihan dan infeksi. terjadinya masalah kesehatan yang
Penyebab utama terjadinya penyakit baru(Wardhani, 2016).
infeksi saluran reproduksi yaitu:
Kurangnya pengetahuan siswa, guru, maupun karyawan.
seseorang dalam melakukan tindakan Pemerintah juga bekerjasama dengan
personal hygiene genitalia yang tidak BKKBN dengan membentuk BKR
benar beresiko terhadap tumbuhnya (Bina Keluarga Remaja) yang mana
mikroba, sehingga dapat dilaksanakan melalui kegiatan berupa
mengakibatkan vagina berbau atau penyuluhan, seminar, maupun diskusi
terjadi keputihan, hal ini dapat mengenai masalah kesehatan
menyebabkan timbulnya berbagai reproduksi yang ditujukan kepada
penyakit pada organ reproduksi remaja dan masyarakat umum
(Fauziah,2012).Hasil dari SDKI 2012 (Kumalasari, 2012).
KRR menunjukkan bahwa pengetahuan Berdasarkan hasil studi
remaja tentang kesehatan reproduksi pendahuluan yang dilaksanakan pada
belum memadai(Kemenkes RI, 2013). hari Rabu tanggal 09 November 2016
Di Indonesia, prevalensi terjadinya di SMP Negeri 3 Tempel, didapatkan
infeksi saluran reproduksiakibat data bahwa di SMP Negeri 3 Tempel
kurangnya hygiene pada organ genitalia terdapat sebanyak 61 siswi putri yang
masih cukup tinggi, jumlah penderita duduk di kelas VII, dan sebanyak 43
infeksi saluran reproduksi di Indonesia siswi diantaranya sudah mendapatkan
adalah 90-100 kasus per 100.000 haid. Hasil wawancara peneliti saat
penduduk pertahun (Depkes RI, 2014). melakukan studi pendahuluan kepada 7
Sebagai upaya dalam menjaga siswi kelas VII, 2 siswi sudah
kesehatan dan kebersihan organ menunjukkan perilaku yang benar
reproduksi, personal hygiene sangatlah tentang personal hygiene pada saat
perlu dilakukan. Personal hygiene menstruasi, dan 5 siswi lainya masih
merupakan suatu pengetahuan, sikap, kurang dalam melakukan personal
dan tindakan untuk memelihara dan hygiene pada saat menstruasi. Beberapa
mencegah resiko terjadinya penyakit, siswi juga mengatakan bahwa mereka
dan melindungi diri dari ancaman masih malu jika bertanya kepada
penyakit. Pengetahuan seseorang orangtua mereka tentang bagaimana
tentang personal hygiene juga memiliki perilaku hygiene menstruasi yang
pengaruh bagi perilaku seseorang benar, mereka justru saling bertukar
dalam menjaga dan merawat kesehatan pendapat dengan teman sebayanya
reproduksinya. Pendidikan kesehatan tentang informasi tersebut. Hasil
tentang kesehatan reproduksi penting wawancara dengan pihak sekolah, siswi
untuk remaja agar mereka mempunyai kelas VII sudah pernah mendapatkan
informasi dan pengetahuan yang benar penyuluhan dari Puskesmas tentang
tentang kesehatan reproduksi. Dengan kesehatan reproduksi dan bahaya
adanya pendidikan kesehatan tentang narkoba, kemudian Ibu Kepala Sekolah
kesehatan reproduksi yang baik SMP N 3 Tempel menyarankan kepada
diharapkan dapat memberikan manfaat peneliti untuk memberikan pendidikan
bagi kesehatan masyarakat kesehatan kepada para siswi putri kelas
(Proverawati, 2009). VII tentang bagaimana personal
Pemerintah pun telah hygiene yang baik saat menstruasi agar
memberikan perhatian untuk mereka lebih siap dalam menghadapi
menangani masalah kesehatan menstruasi bagi mereka yang sudah
reproduksi, salah satunya dengan mengalami haid pertamanya.
dilaksanakannya program UKS atau Berdasarkan dari uraian data
Unit Kesehatan Sekolah pada setiap tersebut, juga menyadari akan
intitusi pendidikan yang terkait dengan pentingnya informasi yang benar
memberikan pelayanan kesehatan bagi tentang hygiene mentruasi pada remaja,
maka peneliti tertarik untuk melakukan Berdasarkan tabel di atas dapat
penelitian dengan judul pengaruh diketahui bahwa karakteristik
pendidikan kesehatan tentang kesehatan responden terbanyak yaitu pada usia 13
reproduksi terhadap perilaku tahun (70.5%). Pendidikan yang
hygienesaat menstruasi pada siswi kelas terbanyak dari orang tua masing-
VII di SMP Negeri 3 Tempel. Tujuan masing responden adalah pendidikan
dilaksanakannya penelitian ini adalah SMA (47.7%), dan sebagian besar
diketahuinya pengaruh pendidikan responden memiliki orang tua yang
kesehatan tentang kesehatan reproduksi bekerja sebagai pegawai swasta (50%).
terhadap perilaku hygiene saat Agama tidak masuk dalam karakteristik
menstruasi pada siswi kelas VII di SMP responden karena semua responden
Negeri 3 Tempel. beragama Islam.
Tabel 4.4 Hasil Uji Wilcoxon Match Pairs
METODE PENELITIAN TestsPre Test dan Post Test
Penelitian ini menggunakan
metode penelitian pre experimental.
Populasi dalam penelitian ini adalah
siswi putri kelas VII SMP Negeri 3
Tempel yang berjumlah 61 siswi.
Teknik pengambilan sampel
menggunakan purposive sampling.
Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan kuesioner. Analisa data
menggunakan uji statistik Wilcoxon
Match Pairs Test.
HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil uji pada tabel
Penelitian ini dilakukan di SMP 4.4 menunjukkan bahwa perilaku
Negeri 3 Tempel dengan jumlah sampel hygiene saat menstruasi sebelum
yang digunakan hanya siswi putri yang diberikan pendidikan kesehatan
sudah menstruasi yaitu 44 orang. Data mempunyai rata-rata 13.6364 dan nilai
primer diperoleh dengan menggunakan rata-rata perilaku hygiene saat
kuesioner secara langsung dengan menstruasi setelah diberikan
responden. Berikut ini hasil penelitian pendidikan kesehatan yaitu 16.1591.
dalam bentuk diagram seperti dibawah Hasil uji Wilcoxon Match Pairs
ini: Tests didapatkan nilai z hitung 5.194
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi dan nilai p 0.000. Berdasarkan nilai p <
Karakteristik Responden Hasil Penelitian 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
di SMP Negeri 3 Tempel
ada pengaruh pendidikan kesehatan
tentang personal hygiene genitalia
terhadap perilaku hygiene saat
menstruasi pada siswi kelas VII di SMP
Negeri 3 Tempel.

PEMBAHASAN
Perilaku Hygiene saat Menstruasi
Sebelum Diberikan Pendidikan
Kesehatan
Hasil penelitian menunjukkan
perilaku hygiene saat menstruasi pada
siswi kelas VII di SMP Negeri 3 Perilaku Hygiene saat Menstruasi
Tempel saat dilakukan pretest Sesudah Diberikan Pendidikan
didapatkan kategori perilaku hygiene Kesehatan
kurang sebanyak 11 responden
(25.0%), perilaku hygiene cukup Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebanyak 30 (68.2%) responden, dan perilaku hygiene saat menstruasi pada
perilaku hygiene baik sebanyak 3 siswi kelas VII di SMP Negeri 3
(6.8%) responden. Perilaku hygiene Tempel saat dilakukan posttest
yang kurang tepat dalam melakukan terdapat kategori perilaku kurang
personal hygiene saat menstruasi sebanyak 2 responden (4.5%), perilaku
ditunjukkan dengan banyaknya cukup sebanyak 21 responden
responden yang mendapat nilai 0 atau (47.7%), dan perilaku baik sebanyak
jawabannya salah pada soal kuesioner 21 responden (47.7%). Artinya,
nomor 3, 10, 14, 16.Dari 4 soal pendidikan kesehatan tentang personal
tersebut adalah pernyataan tentang hygiene genitalia berdampak baik dan
arah membasuh kemaluan yang benar, dapat merubah perilaku hygiene yang
waktu ketika mencukur bulu kurang pada siswi kelas VII di SMP
kemaluan, penggantian pembalut Negeri 3 Tempel yang semula terdapat
setelah buang air kecil, dan responden dengan perilaku kurang
penggunaan celana dalam yang ketat. sebanyak 11 orang kemudian menurun
menjadi 2 responden. Dari data
Setelah dilakukan pretest tersebut diketahui bahwa ada 1
kepada 44 responden, dari 11 responden yang perilakunya tetap
responden (25.0%) yang masuk masuk kategori kurang saat dilakukan
kategori perilaku kurang 3 orang pretest maupun posttest yaitu
diantaranya memiliki orangtua dengan responden dengan kode 14.
latar pendidikan SD, 4 orang dengan Berdasarkan data yang peneliti
latar pendidikan orang tuanya SMP, dapatkan, usia responden tersebut
dan 4 orang dengan latar pendidikan termasuk kategori usia awal
orang tuanya SMA. Dari 30 responden menstruasi yaitu 12 tahun.
(68.2%) yang masuk kategori perilaku
cukup, 1 orang diantaranya memiliki Dari hasil penelitian tersebut
orangtua dengan latar pendidikan SD, 6 dapat dilihat bahwa pendidikan
orang dengan latar belakang pendidikan kesehatan memang penting dilakukan
orang tuanya SMP, 16 orang dengan apalagi untuk sekolah-sekolah yang
latar pendidikan orang tuanya SMA, belum pernah dilakukan pendidikan
dan 7 orang dengan latar belakang kesehatan. Pemberian informasi yang
pendidikan orang tuanya Diploma.Dari tepat kepada siswa hendaknya dengan
3 responden (6.8%) yang masuk metode yang dapat mengembangkan
kategori perilaku baik, 2 orang komunikasi dengan baik sehingga
diantaranya memiliki latar pendidikan pesan yang disampaikan akan lebih
orang tuanya Diploma dan 1 orang menarik, mudah dipahami, dan dapat
memiliki latar pendidikan orang tuanya diterima oleh siswa. Sehingga
SMA.Maka, dapat disimpulkan bahwa responden dapat mengerti serta dapat
tingkat pendidikan orang tua juga menerapkannya dalam kehidupan
memiliki pengaruh terhadap perilaku sehari-hari.
anak.
Perilaku Hygiene saat Menstruasi genitalia saja tetapi juga mengenai
Sebelum dan Sesudah Diberikan masalah-masalah kesehatan reproduksi
Pendidikan Kesehatan yang lain yang berkaitan dengan remaja
SMP, dengan diberikannya pendidikan
Berdasarkan data yang kesehatan maka dapat mempengaruhi
diperoleh, perilaku hygiene responden tindakan seseorang untuk bertindak
yang dikategorikan “kurang” sebelum sesuai dengan teori yang benar.
diberikan pendidikan kesehatan tentang
personal hygiene genitalia mengalami KESIMPULAN DAN SARAN
penurunan dari 11 responden (pretest) Kesimpulan
menjadi 2 responden (posttest). Perilaku hygiene saat
Perilaku hygiene responden saat menstruasi siswi kelas VII di SMP
menstruasi yang dikategorikan “baik” Negeri 3 Tempel sebelum diberikan
sebelum diberikan pendidikan pendidikan kesehatan tentang personal
kesehatan tentang personal hygiene hygiene genitalia sebanyak 11
genitalia mengalami peningkatan dari 3 responden (25.0%) memiliki kategori
responden (pretest) menjadi 21 perilaku kurang, sebanyak 30
responden (posttest). responden (68.2%) kategori perilaku
Dari hasil penelitian, terdapat cukup, dan terdapat 3 responden
pula 1 responden yang justru (6.8%) kategori perilaku baik.
mengalami penurunan dari perilaku
cukup (pretest) menjadi perilaku Perilaku hygiene saat
kurang (posttest) setelah diberikan menstruasi siswi kelas VII di SMP
pendidikan kesehatan tentang personal Negeri 3 Tempel sesudah diberikan
hygiene genitalia yaitu responden pendidikan kesehatan tentang personal
dengan kode 15. Jika ditinjau kembali hygiene genitalia sebanyak sebanyak 2
mengenai faktor-faktor yang responden (4.5%) memiliki kategori
mempengaruhi perilaku antara lain perilaku kurang, 21 responden
kepercayaan, pendidikan, motivasi, (47.7%) memiliki kategori perilaku
persepsi, dan juga pengetahuan, maka cukup, dan sebanyak 21 responden
dapat disimpulkan pula bahwa pula (47.7%) memiliki kategori
responden justru mengalami perbedaan perilaku baik.
persepsi dengan apa yang peneliti
sampaikan, sehingga apa yang peneliti Ada pengaruh pendidikan
sampaikan tidak menjadi motivasi bagi kesehatan tentang personal hygiene
responden untuk meningkatkan genitalia terhadap perilaku hygiene
perilakunya kearah yang lebih baik saat menstruasi pada siswi kelas VII di
sehingga perilaku hygiene responden SMP Negeri 3 Tempel dengan hasil uji
tersebut menurun dari perilaku cukup Wilcoxon match pairs tests antara
menjadi perilaku kurang. pretest dan posttest diperoleh nilai z
Dari hasil penelitian ini dapat hitung sebesar -5.194 dan nilai
disimpulkan bahwa pendidikan probabilitasnya 0.000.
kesehatan tentang personal hygiene Saran
genitalia yang dilakukan kepada siswi
kelas VII di SMP Negeri 3 Tempel Bagi siswi kelas VII SMP Negeri 3
memiliki dampak yang baik terhadap Tempel
perilaku hygiene siswi saat menstruasi.
Pemberian pendidikan kesehatan Perlu ditingkatkan lagi
hendaknya diberikan secara rutin, tidak pengetahuan, kesadaran, serta
hanya mengenai personal hygiene kepeduliannya terhadap organ
reproduksinya terutama personal
hygiene genitalia saat menstruasi, dan dan Keperawatan.Jakarta:
setelah diberikan pendidikan Salemba Medika
kesehatan tentang personal hygiene Kusmiran, Eny. 2014. Kesehatan
genitalia diharapkan para siswi mau Reproduksi Remaja dan
untuk menerapkannya dalam Wanita. Jakarta: Salemba
kehidupan sehari-harinya. Medika
Proverawati, A., dan Siti, M. 2009.
Bagi Guru Petugas UKS SMP Negeri Menarche Menstruasi Pertama
3 Tempel Penuh Makna. Yogyakarta:
Nuha Medika
Perlu ditingkatkan lagi dalam
Tim Penulis Poltekkes Depkes Jakarta
penyebaran informasi mengenai
I. 2012. Kesehatan Remaja
kesehatan reproduksi melalui guru-guru
Problem dan Solusinya.
yang bersangkutan maupun melalui
Jakarta : Salemba Medika
pendidikan kesehatan secara langsung
Wardhani, Pradnya. 2016. Fakta dan
yang bekerja sama dengan tenaga
Mitos Soal Haid ini Cewek
kesehatan, sehingga para siswa
Wajib Tahu dalam
memperoleh informasi yang benar dan
www.hipwee.com/tips/Fakta-
dan bermanfaat.
dan-mitos-soal-haid-ini-
Bagi Puskesmas Tempel cewek-wajib-tahu/, diakses
tanggal 3 Januari 2017
Perlu ditindaklanjuti dalam
memberikan pendidikan kesehatan ke
sekolah-sekolah dan merencanakan
untuk membuat program pendidikan
kesehatan yang rutin supaya para siswa
dapat selalu memperoleh informasi
mengenai kesehatan yang terbaru.

Bagi Peneliti selanjutnya


Perlu mengadakan penelitian
yang lebih lanjut dengan menambahkan
variabel yang lain yang lebih lengkap
mengenai personal hygiene saat
menstruasi, dan jika responden yang
digunakan adalah pelajar maka hindari
melakukan penelitian pada waktu
pulang sekolah karena akan membuat
siswa kurang konsentrasi dalam
mengerjakan kuesioner.

DAFTAR PUSTAKA
Hasan Rohan, Hasdianah, dan Siyoto,
Sandu. 2013. Buku Ajar
Kesehatan Reproduksi.
Yogyakarta: Nuha Medika
Kumalasari, I., dan Andhyantoro, I.
2014. Kesehatan Reproduksi
untuk Mahasiswa Kebidanan

Anda mungkin juga menyukai