Anda di halaman 1dari 5

Buta Warna

Disusun Oleh :

IIS LESTARI
IQBAL ASEGAB
SULTAN ISLAM

PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
TAHUN 2016/2017
A. Definisi Buta Warna
Buta warna adalah penglihatan warna-warna yang tidak sempurna, pasien tidak dapat
membedakan warna yang dapat terjadi congenital ataupun di dapatkan akibat penyakit
tertentu.
Buta warna merupakan kelainan genetik atau bawaan yang diturunkan dari orang tua
kepada anaknya, kelainan ini sering disebut sex linked, karena kelainan ini dibawa oleh
kromosom X.

B. Etiologi
1. kongenital, bersifat resesif terkait dengan kromosom X.
2. resesif, bila ada kelainan pada macula dan saraf optic.

C. Tanda dan gejala


Tanda seorang yang mengalami buta warna terkandung pada beberapa faktor: kondisinya
disebabkan oleh faktor genetik, penyakit, dan tingkat buta warna nya sebagian atau total.
Gejala umumnya kesulitan membedakan warna merah dan hijau (yang sering terjadi),
atau kesulitan membedakan warna biru dan hijau (jarang ditemukan). Gejala untuk kasus
berupa: objek terlihat dalam bentuk bayangan abu-abu (kondisi ini sangat jarang
ditemukan), dan penglihatan berkurang.
Gangguan persepsi warna dapat dideteksi dengan menggunakan table plate, pada setiap
gambar terdapat angka yang dibentuk dari titik-titik berwarna. Gambar digantung di
bawah pencahayaan yang baik dan pasien diminta untuk mengidentifikasi angka yang ada
pada gambar tersebut. Ketika pada tahap ini ditemukan adanya kelainan, test yang lebih
detail lagi yang akan diberikan.
D. Patoflow

Buta warna adalah kondisi yang diturunkan secara genetik. Dibawa oleh kromosom X
pada perempuan, buta warna diturunkan kepada anak-anaknya. Ketika seseorang mengalami buta
warna, mata mereka tidak mampu menghasilkan keseluruhan pigmen yang dibutuhkan untuk
mata berfungsi dengan normal.
E. Klasifikasi

1. Trikromat yaitu, keadaan pasien yang mempunyai 3 pigmen kerucut yang mengatur
fungsi penglihatan.
Pasien buta warna dapat melihat berbagai warna akan tetapi dengan interpertasi
berbeda daripada normal, ada 3 klasifikasi turunanpada trikromat:

a. Trikromat anomali, dimana pasien mempunyai ketiga pigmen kerucut akan


tetapi satu tidak normal, pada anomali ini perbandingan merah hijau yang
dipilih pada anomaloskop berbeda dengan orang normal, (kondisi dimana
warna biru sulit dikenali penderita).
b. Deutranomali, dengan cacat pada hijau sehingga diperlukan lebih banyak
hijau, karena terjadi gangguan lebih banyak pada warna hijau, (warna hijau
yang sulit dikenali oleh penderita).
c. Protanomali, dimana diperlukan lebih banyak warna merah untuk
menggabung menjadi kuning baku pada anomaloskop, yang pada pasien
terdapat buta berat terhadap warna hijau merah dimana merah lebih banyak
terganggu, (penderita buta warna lemah mengenal warna merah).

2. Dikromat yaitu, pasien yang mempunyai hanya 2 pigmen kerucut dan mengakibatkan
sukar membedakanwarna tertentu.

a. Protanopia, keadaan yang paling sering ditemukan dengan cacat pada warna
merah hijau.
b. Deutranopia, kurang pigmen hijau.
c. Tritanopia, dimana terdapat kesukaran membedakan warna pada merah dari
kuning.

3. Monokromat atau akromatopsia yaitu, dimana hanya terdapat satu jenis kerucut, yang
sering mengeluh fotofobia, tajam penglihatan yang kurang.
DAFTAR PUSTAKA

Ilyas, Sidarta. 2000. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Anda mungkin juga menyukai