Anda di halaman 1dari 1

Komunikasi Massa versus Media

S
teven Chaffee dan Miriam Metzger pada ta- gangkat fenomena komunikasi media yang ditulis
hun 1991 membuat tulisan yang kemudian oleh Chaffee dan Metzger dalam kasus Indonesia.
banyak diperdebatkan oleh ahli komunika- Bagaimana kehadiran internet mengubah ke-
si berjudul, “The End of Mass Communication?”. hidupan komunikasi di Indonesia.
Kedua ahli komunikasi tersebut membedakan Tulisan Andina Dwi Fatma mengangkat fenom-
dengan tegas antara “komunikasi massa” di satu ena blog, dalam hal ini Kompasiana. Lewat blog,
sisi dengan “komunikasi media” di sisi lain. Mer- individu bisa menjadi komunikator seperti yang
eka kemudian memprediksikan tamatnya komu- disinggung oleh Chaffee dan Metzger. Berbe-
nikasi massa di masa mendatang digantikan oleh da dengan suratkabar/radio/televisi, blog pada
komunikasi media. dasarnya tidak berupa institusi yang kompleks
Komunikasi massa, menurut Chaffee dan dengan karyawan ratusan orang. Komunikator
Metzger, adalah fenomena yang dimulai sejak ta- adalah person, dan tulisan blogger bisa tersebar
hun 1960-an, ditandai oleh penyebaran pesan dari dan dibaca oleh khalayak dalam jumlah besar.
beberapa komunikator kepada khalayak sasaran Dengan mengambil kasus banjir di Jakarta tahun
dalam jumlah sangat banyak. Bentuk komunikasi 2014, Andina memperlihatkan bagaimana para
massa yang paling sempurna direpresentasikan blogger memaknai banjir. Peristiwa banjir bukan
lewat televisi. Jumlah stasiun televisi di satu hanya dilihat sebagai bencana, namun juga se-
negara hanya beberapa buah, berupa organisasi bagai komoditas berita politik
yang kompleks dengan ratusan bahkan ribuan Tulisan Girindra Adyapradana mengulas men-
pekerja. Karena jumlahnya yang sedikit, televisi genai identitas dan stereotipe di kalangan pemain
kemudian menjadi sumber penting dan menen- online game berjenis Massively Multiplayer On-
tukan kehidupan khalayak, mulai dari sumber line game (MMOG). Tulisan ini menggambarkan
pengetahuan, agenda hingga sikap dan perilaku. perubahan media yang terjadi di era komunikasi
Pada komunikasi massa, pihak yang aktif adalah media. Di era ini, media tidak hanya terbatas su-
komunikator (televisi), sementara khalayak ada- ratkabar, radio, dan televisi tetapi juga berbagai
lah pihak yang pasif. Sejak tahun 1990-an, muncul bentuk media lain seperti online game. Tulisan
komunikasi media yang digerakkan terutama oleh tersebut menggambarkan stereotipe-stereotipe
kehadiran internet. Teknologi ini memungkinkan yang muncul di antara pemain game. Jika sela-
siapapun sebagai komunikator, misalnya dengan ma ini studi mengenai representasi dan stereotipe
menggunakan media sosial seperti Twitter, Face- banyak mengulas mengenai televisi, studi-studi
book, Instagram dan sebagainya. Pola komunikasi di masa mendatang bisa mengangkat isu-isu se-
kemudian tidak dari lagi dari beberapa komuni- rupa di media seperti online game. Komunikasi
kasitor ke banyak khalayak (komunikasi massa), antarpemain game sama kompleksnya dengan ko-
tetapi menjadi variatif , misalnya dari dan ke munikasi di dunia nyata.
banyak khalayak. Internet membuat jumlah ko- Dalam lapangan komunikasi pemasaran, tu-
munikator menjadi sangat banyak, bahkan tidak lisan Vega Karina Andira Putri dan Ira Agustina
terbatas. Komunikator di sini tidak lagi berupa in- Halim menggambarkan perubahan yang dihadapi
stitusi modern dengan jumlah karyawan ratusan oleh pemasar di era internet. Vega Karina men-
(televisi), tetapi bisa indvidu-individu yang meng- gangkat saluran media sosial yang jumlahnya
gunakan media sosial yang dimiliki dan kemudian sangat banyak yang bisa dipergunakan oleh pe-
tersebar ke pengguna lainnya. Karena jumlah me- masar untuk menciptakan brand yang kuat. Pe-
dia yang sangat banyak, pada komunikasi media, nelitiannya memperlihatkan adanya perbedaan
posisi khalayak tidak lagi pasif tetapi aktif. Kha- dalam pemanfaatan media sosial dan bentuk inte-
layak tidak hanya menerima apa yang disajikan grasi media sosial antara high dengan low involve-
media, tetapi akan aktif memilih media yang ses- ment decision brand. Perbedaan dapat dilihat dari
uai dengan pilihan dan kebutuhannya, proporsi penggunaan media digital, akun media
Menurut Chaffee dan Metzger, era “komunikasi sosial yang dikelola brand, konten tiap akun me-
media” menjadi tantangan bagi ilmuwan komuni- dia sosial, kerjasama dengan buzzer, dan hubun-
kasi saat ini untuk menciptakan teori yang bisa gan antar social media tools. Sementara tulisan
menjelaskan organisasi media, perilaku seseorang Ira Agustina melihat bagaimana kehadiran me-
dalam mengkonsumsi media hingga memperkira- dia sosial memunculkan bentuk-bentuk iklan dan
kan dampak media. Hal ini karena teori-teori ko- pola pemasaran baru dalam bentuk advergame.
munikasi yang ada saat ini, umumnya didasarkan Penggunaan strategi sosial media yang terintegra-
pada era “komunikasi massa”. Teori-teori efek si dengan advergame bisa membangun hubungan
media misalnya mengasumsikan jumlah media komunikasi dan interaksi yang lebih dalam untuk
yang jumlahnya sedikit dan seragam, dan kemu- menyampaikan pesan edukasi kepada khalayak
dian menentukan kehidupan kita. Cara seseorang sasaran.
mengkonsumsi media dan dampak media, pasti
akan mengalami perubahan di era ketika media Pinckey Triputra
jumlahnya sangat banyak. Tulisan-tulisan di Jur- Ketua Penyunting
nal Komunikasi Indonesia (JKI) edisi ini men-

Anda mungkin juga menyukai