Anda di halaman 1dari 3

Nama : Lila Darul Qomariyah

NIM : 1905128007

MODEL-MODEL MEMORI DAN MEMORI JANGKA PENDEK

Model-model Memori Ganda

Memori adalah elemn pokok dalam sebagian dasar proses kognitif. Memori menjadi subjek
penelitian para peneliti terdahulu seperti William James di Amerika dan Hermann Ebbinghaus di
Jerman. Tren dalam penelitian memori banyak mengembangkan mengenai model-model rumit
tentang representasi mental.

1. James
Pada akhir tahun 1800 James membendakan memori langsung (immediate memory) atau
memori primer (primary memory), dan memori tidak langsung (indirect memory) yang disebut
memori sekunder (secondary memory). Jamse berpendapat bahwa memori primmer atau memori
jangka pendek (short-term memory/STM) tidak pernah meninggalkan kesadaran dan senantiasa
menyediakan ‘tanyangan’ peristiwa-peristiwa yang telah di alami. Memori sekunder atau memori
jangka panjang (long-term memory/LTM) adalah jalur-jalur dalam jaringan otak manusia, dan
setiap manusia memiliki struktur jalur yang berbeda. Bagi James memori memiliki sifat dualistik,
yakni transitoris (sebagai pengantara) dan permanen. Suatu efek ‘awal dan akhir’ dalam item-
item sejajar yang diasosiasikan ditemukan oleh Mary Calkins, seorang murid William James.
Ketika seseorang mempelajarinsebuah rangkaian item dan kemudian mencoba mengingat item-
item tersebut tanpa harus menyebutkannya secara urut dari depan kebelakkang, efek ‘awal dan
akhir’ pun muncul. Efek ini konsisten dengan konsep memori ganda. Efek awal akhir memang
cukup kuat, namun terdapat pula efek von Restorff yang sama kuatny. Apabila suatu item yang
berada di tengah-tengah rangkaian adalah item yang unik maka item tersebut cenderung dingat.
Ketika terdapat sejumlah besar informasi yang memasuki sistem, informasi tersebut
tersimpan dalam STM dan tertumpang tindih oleh informasi-informasi baru. Awalnya item
tersebut disimpan sesaat di STM. Pengulangan diperlukan untuk mentransfer informasi dari
STM ke LTM sehingga item-item pertama dalam daftar memiliki lebih banyak waktu
pengulangan dan memiliki peluang yang lebih besar untuk ditransfer ke LTM. Saat item-item
yang berada ditengah daftar memasuki STM, item tersebut ‘berebut tempat’ satu dengan yang
lain. Item-item yang masuk paling kakhir tidak memiliki cukup waktu untuk pengulngan namun,
item-item tersebut masih berada di STM pada saat seseorang mencoba mengingat kembali iyem-
item dari keseluruhan daftar. Kapasitas penyimpanan STM dapat dilacak dengan mengenali batas
saat kurfa yang menandai timbulnya efek akhir mulai muncul. STM memiliki kapasitas yang
terbatas.
2. Waugh dan Norman
Model bihafioral modern dikenal dengan model dualistik, mencakup memori primer dan
memori skunder. Waugh dan Norman mengembangkan model James dengan menguantifikasikan
karakteristik-karateristik memori primer. Sistem penyimpanan jangka pendek diketahui memiliki
kapasitas yang sangat terbatas, sehingga hilangnya informasi terjadi karena item-item baru
‘menindih’ item-item lama saat ruang penyimpanan telah penuh. Waugh dan Norman memeriksa
kapasitas memori primer menggunakan daftar yang terdiri dari 16 angka yang dibacakan dengan
kecepatan 1 angka perdetik atau 4 angka perdetik. Mereka mengusulkan bahwa item-item akan
memudar dan menghilang dari memori untuk menentukan apakah kelupaan dapat terjadi akibat
Decai atau akibat interferensi dari item-item yang lain dalam daftar. Disimpulakn bahwa
interferensi adalah suatu faktor yang lebih berpengaruh dibandingkan Decai.
3. Atkinson dan Shiffrin
Model mereka, yang disusun berdasarkan gagasan bahwa struktur-struktur memori
bersifat stabil dan proses-proses kontrol berupa faktor-faktor taktetap. Dalam mpdel Atkinson
dan Shiffrin, memori memiliki 3 area penyimpanan : (1) Register sensorik; (2) Penyimpanan
jangka pendek; dan (3) Penyimpanan jangka panjang.
Sebuah stimulus dengan seketika diproses dalam dimensi sensorik yang tepat dan
selanjutnya bisa hilang ataupun diproses lebih lanjut. Memori mengacu pada data-data yang
disimpan, sedangkan penyimpanan mengacu pada komponen struktural yang berisi informasi.
Informasi dalam penyimpanan jangka pendek dapat ditransferbke penyimpana jangka panjang,
sedangkan informasi lain dipertahankan selama beberapa menit dalam penyimpanan jangka
panjang. Penyimpanan jangka pendek adalah suatu sistem kerja, yang informasi-informasi yang
masuk akan memudar dan menghilang dengan cepat. Informasi yang tersimpan dalam
penyimpanan jangka pendek dapat berupa suatu bentuk yang berbeda dengan wujud asli
informasi tersebut. Informasi yang disimpan dalam penyimpanan jangka panjang relatif
permanen. Kegunaan penyimpanan jangka panjang adalah mengawasi stimuli dalam resgister
sesnsorik dan menyediakan ruang penyimpanan bagi informasi dalam penyimpanan jangka
pendek.

Memori Jangka Pendek

STM memiliki kapasitas yang jauh lebih kecil dibandingkan LTM, tetapi STM memiliki
peranan penting dalam pemrosesan memori. Kapasitias penyimpanan yang terbatas ini diimbangi oleh
kapasitas pemrosesan yang terbatas juga, serta terdapat pertukaran yang konstan antara kapasitas
penyimpanan dan kemampuan pemrosesan. Teknik Brown-Peterson menunjukkan kapasitas untuk
menyimpan informasi dalam suatu area penyimpanan bersifat sangat terbatas dan rentan terhadap
memudarnya informasi dengan cepat.

Dengan adanya eksperimen Peterson, perbedaan STM dan LTM dapat dijabarkan
menggunakan data-data eksperimen. Hasil penelitian mengindikasikan, bahwa jika informasi tidak
diulang, informasi tersebut terhapus dari STM. Menurut Peterson:

1. Pengamatan sehari-hari menunjukkan bahwa sejumlah kecil hal diingat selama sesaat sedangkan
hal-hal lainnya diingat dalam jangka waktu yang lama.
2. Eksperimen-eksperimen psikologis menunjukkan bahwa pengambilan sejumlah informasi dalam
memori adalah karakteristik kinerja memori jangka pendek, sedangkan informasi lainnya adalah
karakteristik kinerja memori jangka panjang.
3. Studi-studi fisiolois menunjukkan bahwa kinerja memori jangka pendek dapat mengalam
hambatan, sedangkan memori jangka panjang relatif stabil.

Dukungan Neurosains Kognitif

Penemuan-penemuan neurofisiolagis menunjukkan kedua penyimpanan memori memiliki


letak tertentu dalam struktur otak manusia. Pada seorang penderita epilepsi yang menjalani operasi
pemotongan bagian lobus temporal (termasuk hipokampus) mampu mengingat informasi-informasi
pada STM, tetapi tidak memiliki kemampuan untuk membentuk LTM baru. Hipo kampus adalah
sebuah tempat penyimpanan sementara bagi LTM, yang memperoses informasi awal dan
memindahkan informasi-informasi tersebut kekorteks serebral sebagai tempat penyimpanan yang
lebih permanen.
Pasien lain memiliki LTM yang berfunsi dengan normal, namun mengalami kesulitan besar
dalam mengingat serangkaian angka. Hal ini menunjukan fenomena disosiasiganda. Yakni
mendemonstrasilan keberadaan proses yang terpisah yakni STM dan LTM.

Model Memori Kerja

Memori kerja didefinisikan secara knseptual sebagai suatu tipe meja kerja yng secara konstan
mengubah, mengkombinasikan, dan memperbaharui informasi baru dan lama. Konsep ini
menyanggah gagasan bahwa kapasitas STM terbatas pada 7 item. Baddeley menyatakan rentang
memori ditentukan oleh kecepatan dalam mengulang informasi. Melakukan pengulangan adalah
sejumlah informasi terbatas dalam putaran fonologis dan waktu yang dibutuhkan untuk mengucapkan
kata-kata tersebut secara lisan. Komponen lain dari memori kerja adalah ‘alat seketsa visuospasial’
yang memiliki kemiripan dengan putaran fonologis, namun berperan dalam mengendalikan kinerja
fisula dan spasial. Putaran fonologis dan alas sketsa fisuspasial dikendalikan oleh eksekutif sentral
yang berperan dalam menentukan topik-topik yang memerlukan perhatian lebih, topik-topik yyang
diabaikan, dan lain-lain.

Para peneliti menemukan bahwa interval-interval lebih pendek akan mengaktifkan lobus
oksifital dan lobus frontal kanan, sedangkan interfal-interfal yang lebih panjang mempengaruhi area-
area lobus parietal dan lobus frontal kiri

Kapasitas STM

Kapasitas STM menurut Miller memiliki 7 unit . keterbatasan-keterbatasan tersebut


diakibatkan oleh adanya sejumah mekanisme yang bersifat mendasar dan umum. Meningkatnya
kapasitas penyipanan STM dicapai melalui proses chunking, yakni mengubah huruf-huruf menjadi
unit-unit kata yang bermakna. Chunking belum dapat terjadi hingga LTM memaknai unit-unit
tersebut.

Penyandian Informasi dalam STM

Informasi yang tersimpan dalam STM dapat berupa informasi auditorik, visual, dan semantik,
tergantung jenis informasi atau jenis tugas yang dialami seseorang. STM beroperasi menggunakan
sandi auditorik (suara), sandi visual (gambar), sandi semantik (makna).

Pengambilan Informasi dalam STM

Pengambilan informasi dimulai dari pemindaian serial yang membutuhkan waktu tertentu.
Waktu reaksi tersebut dapat berperan sebagai dasar untuk menggambarkan struktur STM sekaligus
menggambarkan hukum-hukum pengamblan informasi dari struktur tersebut. Semakin panjang suatu
daftar, seakin besar pula waktu reaksi karena semakin banykanya inforasi dalam STM menyebabkan
waktu akses semakin besar.

Anda mungkin juga menyukai