Anda di halaman 1dari 15

DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN (DPLK) SYARIAH

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Ekonomi Syariah yang
diampu oleh Astika Nurul Hidayah, S.H, M.H

Disusun Oleh:

1. Alivia Nurfatul Izzati 1710010073


2. Dwi Puji Nurfianti 1810010090
3. Reza Juan Pradana 1810010096
4. Boby Agusty 1810010116

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Diera tahun 70-an sampai tahun 80-an, masyarakat Indonesia berlomba-


lomba masuk menjadi pegawai negeri dengan tujuan untuk memperoleh
pensiun di masa tuanya. Pensiun merupakan dambaan memperoleh penghasilan
setelah berakhirnya bahwa masa kerja seseorang dan masa itu masyarakat
masih berpikir bahwa pada usia menjelang pensiun adalah masa yang sudah
tidak produktif lagi. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika pilihan utama
mereka terjun ke dunia kerja adalah pegawai negeri, Karena pegawai negerilah
pada saat itu memberikan kepastian adanya pensiun.

Jika pada era 70-an sampai 80-an belum banyak perusahaan yang
menyediakan dana pension bagi karyawannya, maka di era tahun 90 menjadi
sebaliknya. Apalagi setelah keluarnya UU Nomor 11 Tahun 1992 yang
mengatur tentang Dana Pensiun. Hampir seluruh perusahaan dewasa ini telah
menyelenggarakan dana pensiun bagi karyawannya, banyak alternatif pilihan
untuk memperoleh pensiun dari lembaga lainnya.

Pemberian pensiun kepada para karyawannya bukan saja hanya


memberikan kepastian penghasilan di masa depan, tetapi juga ikut memberikan
motivasi bagi para karyawannya untuk lebih giat bekerja. Dengan memberikan
program jasa pensiun para karyawan merasa aman, terutama bagi mereka yang
menganggap pada usia pensiun sudah tidak produktif lagi. Sedangkan bagi
sebagian masyarakat yang merasa masih produktif juga akan memberikan
motivasi bahwa jasa-jasa mereka masih dihargai oleh perusahannya. 1

Menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun.


Pengertian dana pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan
menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun. Berdasarkan definisi
diatas, dana pensiun, dana pension merupakan lembaga atau badan hukum
yang mengelola program pensiun yang dimaksudkan untuk memberikan
kesejahteraan kepada karyawan suatu perusahaan terutama yang telah pensiun
(retirement), mengalami cacat (disability), atau meninggal dunia (death). Dana
pensiun yang dihimpun, dikelola oleh Trust, badan khusus sejenis lembaga
keuangan atau perusahaan asuransi atau badan hukum lainnya yang dibentuk
untuk mengelola dana pensiun. Pengelola Trust disebut trustee.2

1
Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana, 2007) , hlm
286.
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penulisan makalah ini yang penulis susun
terdiri dari:

1. Apa saja keunggulan, manfaat dan jenis-jenis dari dana yang dikelola dalam
DPLK Syariah?

2. Apa saja asas, tujuan dan fungsi dari DPLK Syariah ?

3. Apa saja dasar hukum dan dalil yang berlakunya dari DPLK Syariah ?

C. Tujuan Penulisan Makalah

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yang penulis susun terdiri dari :

1. Untuk mengetahui keunggulan, manfaat dan jenis pensiun dari dana yang
dikelola dalam DPLK Syariah

2. Untuk mengetahui asas, tujuan dan fungsi dari DPLK Syariah

3. Untuk mengetahui dasar hukum dan dalil dari DPLK Syariah

BAB II
PEMBAHASAN
2
Dr. Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016),
hlm 203.
A. Keunggulan, Manfaat Dan Jenis Pensiun Dari Dana Yang Dikelola
Dalam DPLK Syariah
Untuk menjadi peserta atau nasabah program dana pensiun adalah
solusi investasi keuangan jangka panjang yang tepat. Bukan hanya bersifat
melindungi kekayaan nasabah tetapi menjamin kontinuitas penghasilan dan
kesejahteraan sewaktu nasabah tidak produktif lagi.
Mekanisme pengelolaan dana program pensiun identik dengan
mekanisme tabungan perbankan. Bedanya, orientasi tabungan perbankan
lebih bersifat jangka pendek dan didominasi untuk membiayai aktivitas
yang konsumtif, ditandai dengan tingginya frekuensi penarikan dana.
Sedang dana pensiun, sesuai tujuannya bersifat jangka panjang dan
berorientasi pada pembiayaan kebutuhan hidup masa tua.

1. Keunggulan dana yang dikelola DPLK dibandingkan dengan jika


dikelola dalam tabungan perbankan
Keunggulan dana yang dikelola DPLK dibandingkan dengan jika
dikelola dalam tabungan perbankan, yaitu : 3
a. Prinsip penghematan pajak atas iuran peserta. Iuran peserta dana
pensiun sampai jumlah tertentu dapat dibebankan sebagai biaya
yang akan mengurangi besarnya penghasilan kena pajak. Pasal 6
ayat (1) huruf c UU No. 10 Tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan
dan Pasal 4 ayat (3) huruf g UU No. 10 Tahun 1994.
b. Prinsip penghematan pajak atas hasil investasi. Hasil investasi dana
pensiun dalam bidang penanaman modal tertentu memperoleh
fasilitas penundaan pajak penghasilan. Dasar hukumnya SK
menteri keuangan No. 651/KMK.04/1994 yang merupakan
penjabaran lebih lanjut dari Pasal 4 ayat (3) huruf g UU No. 10
Tahun 1994.
c. Prinsip keamanan dana dari segala macam sitaan (creditor proof).
Dasar hukumnya terdapat pada Pasal 20 UU No. 11 Tahun 1992
ayat 1-2 yakni : (1) Hak terhadap manfaat pension yang dapat
dibayarkan oleh dan pensiun tidak dapat digunakan sebagai
jaminan pinjaman dan tidak dapat dialihkan maupun disita. (2)
Semua transaksi yang mengakibatkan penyerahan, pembebanan,
pengikatan, pembayaran manfaat pensiun sebelum jatuh tempo atau

3
Drs. Muhammad, M.Ag, Kebijakan Moneter dan Fiskal dalam Ekonomi Islam, (Jakarta : Salemba
Empat, 2002), hlm 127 - 128.
menjamin manfaat pensiun yang diperoleh dari dana pensiun
dinyatakan batal berdasarkan undang-undang ini.

Ketiga keunggulan diatas memperlihatkan betapa tepat dan


menguntungkannya jika kita menanamkan sebagian penghasilan yang
disisihkan setiap bulannya dalam pengelolaan DPLK demi masa depan
(pensiun) yang Insya Allah bahagia dan sejahtera.
DPLK Bank Muamalat selain memiliki tiga keunggulan, juga
memiliki beberapa keuntungan dan keutamaan khusus yaitu :
a. Dikelola dengan konsep syari’ah
Dengan konsep ini harta peserta akan diinvestasikan pada tujuan
investasi yang tidak bertentangan dengan syari’ah islam (Deposito
Syari’ah dan Reksadana Syari’ah) yang akan berkembang pesat dan
Insya Allah akan terjamin kebersihan dan keamanannya.
b. Besarnya iuran relatif terjangkau dan dapat dipilih sesuai
kemampuan. Dengan minimal iuran hanya Rp. 20.000 perbulan
siapapun bisa ikut dalam kepesertaan DPLK Bank Muamalat.
c. Proses pendaftaran dan layanan kepesertaan yang mudah. Untuk
menjadi peserta cukup dengan mengisi formulir pendaftaran dan
melampirkan fotocopy KTP atau SIM atau Paspor terbaru, sedang
untuk penyetoran iurannya dapat dilakukan dari bank mana saja ke
rekening DPLK di Bank Muamalat Indonesia, dan bila memiliki
rekening di BMI dapat menggunakan fasilitas debit otomatis.
d. Peserta dapat mengatur sendiri tujuan investasi iurannya. Peserta
dapat menentukan dan mengubah sewaktu-waktu tujuan
investasinya (maksimal 2x setahun) sehingga peran peserta akan
lebih terasa atau hasil pengembangan dananya.

2. Manfaat Dari DPLK Syariah


Manfaat Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah, yaitu :4
a. Bagi Pemerintah,
Tercipnya sumber dana baru yang bersifat jangka panjang untuk
membiayai pembangunan. Sistem pendanaan program pension
memungkinkan terbentuknya akumulasi dana yang merupakan
salah satu sumber dana yang diperlukan untuk membiayai dan
meningkatkan pembangunan nasional.
b. Bagi Peserta (Karyawan)

4
Latumaerissa, Julius R, Bank dan Lembaga Keuangan Lin Teori dan Kebijakan, (Jakarta:Mitra
Wacana Media.2017), hlm 672.
Sebagai media asuransi, tabungan dan pension. Peserta yang
meninggal dunia atau cacat sebelum mencapai usia pension atau
memperoleh uang pertanggungan atas beban bersama dari dana
pension. Iuran peserta dan iuran pemberi kerja merupakan
tabungan peserta dan hasil pengelolaannya merupakan hak
sepenuhnya bagi peserta.
c. Bagi Pengelola (Pendiri)
Dapat memperoleh pendapatan dari feebase income bank berupa
provisi atau selisih pendapatan bunga.
d. Bagi Perusahaan atau Pengusaha
Karyawannya akan terdorong motivasi kerjanya dan loyalitas yang
tinggi sehingga akhirnya akan mendukung produktivitas kerja yang
menguntungkan perusahan.
e. Bagi Masyarakat
Akan terciptanya kesejahteraan umum yang berkesinambungan.
Dengan adanya program pension yang dimiliki para karyawan dan
pekerja mandiri akan meningkatkan penghasilannya, karena pada
masa purna bakti mereka mendapatkan tambahan pendapatan
secara tetap setiap bulannya

3. Jenis-Jenis DPLK Syariah


Proses pelaksanaan pensiun dapat dilaksanakan dengan kebijakan
perusahaan. Para penerima pension dapat memilih salah satu dari
berbagai alternatife jenis pensiun yang ada sesuai dengan tujuan
masing-masing. Jenis pension yang dapat dipilih oleh karyawan yang
akan menghadapi pensiun, yaitu : 5
a. Pensiun Normal, yaitu pension yang diberikan untuk karyawan
yang usianya telah mencapai masa pension seperti yang ditetapkan
perusahaan.
b. Pensiun Dipercepat, yaitu jenis pension ini diberikan untuk kondisi
tertentu, misalnya karena adanya pengurangan pegawai
diperusahaan tersebut.
c. Pensiun Ditunda, yaitu pension yang diberikan kepada para
karyawan yang meminta pension sendiri, namun usia pension
belum memenuhi untuk pension. Dalam hal tersebut karyawan
yang mengajukan tetap keluar dan pensiunnya baru dibayar pada
saat usia pension tercapai.

5
Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana, 2007) , hlm
289 - 290.
d. Pensiun Cacat, yaitu pension diberikan bukan karna usia, tetapi
lebih disebabkan peserta mengalami kecelakaan sehingga dianggap
tidak mampu lagi untuk diperkerjakan. Pembayaran pension
biasanya dihitung berdasarkan formula manfaat pension normal
dimana masa kerja diakui seolah-olah sampai usia pension normal.

Sedangkan Menurut UU Nomor 11 Tahun 1992, Dana Pensiun


dapat digolongkan ke dalam beberapa jenis, yaitu: 6

a. Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK); dan


b. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK).

Jadi pengelolaan Dana Pensiun dapat dilakukan oleh pemberi kerja


(DPPK) dan lembaga keuangan (DPLK). Perusahaan mempunyai
beberapa alternatif. Alternatif ini disesuaikan dengan tujuan perusahaan
tanpa menghilangkan hak karyawannya. Alternatif yang dapat dipilih
antara lain:

a. Mendirikan sendiri dana pensiun bagi karyawannya;


b. Mengikuti program pensiun yang diselenggarakan oleh dana
pensiun lembaga keuangan lain;
c. Bergabung dengan dana pensiun yang didirika oleh pemberi kerja
lain;
d. Mendirikan dana pensiun secara bersama-sama dengan pemberi
kerja lainnya.

Selanjutnya penyelenggara dana pensiun lembaga keuangan dapat


pula dilakukan oleh bank umum atau asuransi jiwa setelah mendapat
pengesahan dari Menteri Keuangan (DPLK).

Menurut ketentuan di atas program pensiun yang dapat dijalankan


adalah:

a. Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP).


Merupakan program pensiun yang besarnya manfaat
pensiun ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun. Seluruh iuran
merupakan beban karyawan yang dipotong dari gajinya. Besar
manfaat pensiun ditentukan berdasarkan rumus tertentu yang telah
ditetapkan di awal. Rumus tersebut biasanya dikaitkan dengan
masa kerja dan besar penghasilan kita. Besarnya iuran pensiun

6
Marifah Yuliani, “Manajemen Lembaga Keuangan Non Bank Dana Pensiun Berdasarkan
Prinsip Syariah”, Dinamika Penelitian : Media Komunikasi Sosial Keagamaan , Vol. 17 No. 2,
November 2017, 225 - 227.
ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun. Dengan kata lian, PPMP
besar iuran adalah perkiraan kebutuhan dana yang harus disisihkan
sekarang untuk merealisasikan pembayaran manfaat pensiun.
Kelebihan dan kekurangan program ini antara lain:
1) Kelebihan:
a) Besar manfaat pensiun mudah dihitung;
b) Lebih memberikan kepastian kepada peserta; dan
c) Lebih mudah memberikan penghargaan untuk masa kerja
masa lalu.
2) Kekurangan:
a) Beban biaya mudah berfluktuasi; dan
b) Nilai hak pesrta sebelum pensiun tidak mudah
ditentukan.

b. Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP)


Besarnya manfaat pensiun tergantung dari hasil
pengembangan kekayaan dana pensiun. Iuran ditanggung bersama
oleh karyawan dan perusahaan pemberi kerja. Jadi sifatnya mirip
tabungan, namun memiliki kelebihan fasilitas penundaan pajak dari
pemerintah. Besar iuran baik dari pemberi kerja maupun peserta
ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun. Kelebihan dan
keurangan program ini antara lain:
1) Kelebihan:
a) Beban biaya stabil dan mudah diperkirakan;
b) Nilai hak peserta setiap saat mudah ditetapkan; dan
c) Risiko investasi dan mortalitas ditanggung oleh peserta.
2) Kekurangan:
a) Besar manfaat pensiun tidak mudah ditentukan; dan
b) Lebih sulit memperkirakan besar penghargaan untuk
masa kerja lampau.

Dana Pensiun lembaga keuangan hanya dapat menjalankan


program pensiun iuran pasti. Program ini terutama diperuntukkan
bagi para pekerja perorangan atau mandiri, seperti pengacara,
konsultan, perusahaan perorangan. Mereka memperoleh
penghasilan bukan berasal dari pemberi kerja melainkan dari
usahanya sendiri. Pembentukan Dana Pensiun lembaga keuangan
memberikan kesempatan kepada peserta untuk mempersiapkan diri
menghadapi masa di mana mereka sudah tidak dapat
mengandalkan pekerjaan yang salama ini dilakukkannya.
B. Asas, Tujuan, dan Fungsi DPLK Syariah
1. Asas-Asas Yang Terdapat Dalam DPLK Syariah
Menurut ketentuan UU No. 11 Tahun 1992 tentang
Penyelenggaraan Dana Pensiun, bahwa asas-asas dana pensiun sebagai
berikut : 7
a. Asas Keterpisahan Dana Pensiun Dari Kekayaan Badan
Hukum Pendirinya
Dana pensiun didukung oleh badan hukum tersendiri dan diurus
serta dikelola berdasarkan ketentuan undang-undang. Berdasarkan
asas ini, kekayaan dana pension terutama yang bersumber dari
iuran terlindungi dari hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat
terjadi pada pendirinya.
b. Asas Pembinaan dan Pengawasan
Agar penggunaan kekayaan dana pension terhindar dari
kepentingan-kepentingan yang dapat mengakibatkan tidak
tercapainya maksud utama penumpukan data, yaitu memenuhi hak
peserta, perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan. Pembinaan
dan pengawasan meliputi sistem pendanaan dan pengawasan atas
investasi kekayaan dana pension.
c. Asas Penundaan Manfaat
Penyelenggaraan program dana pension dimaksudkan agar
kesinambungan penghasilan yang mengharuskan pembayaran hak
peserta hanya dapat dilakukan setelah peserta pension yang
pembayarannya dilakukan secara berkala.
d. Asas Kebebasan Untuk Membentuk atau Tidak Membentuk
Dana Pensiun
Pembentukan dana pension dilakukan atas prakarsa pemberi
kerja untuk menjanjikan manfaat pension. Konsekuensi pendanaan
dan pembiayaan merupakan komitmen yang harus dilakukannya
sampai dengan pada saat dana pension terpaksa dibubarkan.

2. Tujuan dan Fungsi dari Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)


Syariah
Tujuan dan Fungsi Tujuan penyelenggaraan dan penerima pensiun
dapat dilihat dari 2 atau 3 pihak yang terlibat. Jika hanya 2 pihak berarti
antara pemberi kerja dengan karyawannya sendiri. Sedangkan jika 3
pihak yaitu pemberi kerja, karyawan dan lembaga pengelola Dana

7
Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana, 2007) , hlm
294 - 295.
Pensiun, di mana kemudian masing-masing pihak memiliki tujuan
tersendiri, yakni: 8

Bagi pemberi kerja tujuan untuk menyelenggarakan Dana Pensiun bagi


karyawannya adalah sebagai berikut:

1. Memberikan penghargaan kepada para karyawannya yang telah


mengabdi di perusahaan tersebut.
2. Agar di masa pensiun karyawan tersebut tetap dapat menikmati hasil
yang diperoleh setelah bekerja di perusahaanya.
3. Memberikan rasa aman dari segi batiniah, sehingga dapat menurunkan
turn over karyawan.
4. Meningkatkan motivasi karyawan dalam melaksanakan tugas sehari-
hari.
5. Meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat dan pemerintah.

Sedangkan bagi karyawan yang menerima pensiun, manfaat yang


diperoleh dengan adanya pensiun adalah:

1. Kepastian memperoleh penghasilan di masa yang akan datang sesudah


masa pensiun.
2. Memberikan rasa aman dan dapat meningkatkan motivasi untuk
bekerja.

Selanjutnya bagi lembaga pengelola Dana Pensiun tujuan


penyelenggaraan Dana Pensiun adalah
1. Mengelola Dana Pensiun untuk memperoleh keuntungan dengan
melakukan berbagai kegiatan investasi.
2. Turut membantu dan mendukung program pemerintah.

Adapun fungsi program Dana Pensiun bagi para peserta antara lain:

1. Asuransi, yaitu peserta yang meninggal dunia atau cacat sebelum


mencapai usia pensiun dapat diberikan uang pertanggungan atas beban
bersama dari Dana Pensiun.
2. Tabungan, yaitu himpunan iuran peserta dan iuran pemberi kerja
merupakan tabungan untuk dan atas nama pesertanya sendiri. Iuran
yang dibayarkan oleh karyawan dapat dilihat setiap bulan sebagai
tabungan dari para pesertanya.

8
Marifah Yuliani, “Manajemen Lembaga Keuangan Non Bank Dana Pensiun Berdasarkan
Prinsip Syariah”, Dinamika Penelitian : Media Komunikasi Sosial Keagamaan , Vol. 17 No. 2,
November 2017, 224 - 225.
3. Pensiun, yaitu seluruh himpunan iuran peserta dan iuran pemberi kerja
serta hasil pengelolaannya akan dibayarkan dalam bentuk manfaat
pensiun sejak bulan pertama sejak mencapai usia pensiun selama
seumur hidup peserta, dan janda/duda peserta.

Adapun fungsi program dana pensiun bagi para peserta antara lain :

1. Asuransi, yaitu peserta yang meninggal dunia atau cacat sebelum


mencapai usia pensiun dapat diberikan uang pertanggungan atas beban
bersama dari dana pensiun.
2. Tabungan, yaitu himpunan iuran peserta dan iuran pemberi kerja
merupakan tabungan untuk dan atas nama pesertanya. Iuran yang
dibayarkan oleh karyawan dapat dilihat setiap bulan sebagai tabungan
dari para pesertanya.
3. Pensiun, yaitu seluruh himpunan iuran peserta dan iuran pemberi kerja
serta hasil pengelolaannya akan dibayarkan dalam bentuk manfaat
pension sejak bulan pertama dan mencapai usia pension selama
seumur hidup peserta, dan janda atau duda peserta.

C. Dasar Hukum dan Dalil Berlakunya DPLK Syariah


Program Dana Pensiun di Indonesia dilaksanakan oleh lembaga
pemerintah maupun swasta. Pelaksana Dana Pensiun pemerintah di
Indonesia, antara lain Jamsostek, suatu program kontribusi tetap wajib
untuk karyawan swasta dan BUMN di bawah Departemen Tenaga Kerja
dan Transmigrasi. Namun, Departemen Keuangan memegang peranan
dalam pengawasannya Undang-Undang No. 3 Tahun 1992. Taspen, yaitu
tabungan pensiun pegawai negeri sipil dan program pensiun swasta (dana
pensiun lembaga keuangan dan dana pensiun yang disponsori pemilik
usaha) yang ditanggungjawabi oleh Departemen Keuangan (Keputusan
Prediden No. 8 Tahun 1997) dan ASABRI Dana Pensiun angkatan
bersenjata, berada dibawah Departemen Pertahanan (Keputusan Presiden
No. 8 Tahun 1977).
Dasar hukum Lembaga Dana Pensiun di Indonesia terdapat pada
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun, Peraturan
Pemerintah Nomor 76 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun Pemberi Kerja,
dan Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun
Lembaga Keuangan. Juga terdapat UU No. 40 tahun 2004 yang berisikan
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, dalam UU ini berisikan uapaya
mewujudkan kesejahteraan (memberantas kemiskinan) diupayakan dengan
mewujudkan rasa aman bagi setiap penduduk Indonesia, sejak lahir hingga
ke liang kubur, dalam bentuk program perlindungan sosial di bidang
kesehatan, kecelakaan kerja, hari tua, pensiun dan kematian.
Undang-Undang Dana Pensiun Nomor 11 Tahun 1992 merupakan
kerangka hukum dasar untuk Dana Pensiun swasta di Indonesia. Undang-
undang ini didasarkan pada prinsip “kebebasan untuk memnerikan janji
dan kewajiban untuk menepatinya” yaitu walaupun pembentukan program
pensiun bersifat sukarela, hak penerima manfaat harus dijamin. Tujuan
utama diajukannya UndangUndang Pensiun adalah untuk menetapkan hak
peserta, menyediakan standar peraturan, yang dapat menjamin diterimanya
manfaat-manfaat pensiun pada waktunya, untuk memastikan bahwa
manfaat pensiun digunakan sebagai sumber penghasilan yang
berkesinambungan bagi para pensiun, untuk memberikan pengaturan yang
tepat untuk dana pensiun, untuk mendorong mobilisasi tabungan dalam
bentuk dana pensiun jangka panjang, dan untuk memastikan bahwa dana
tersebut tidak ditahan dan digunakan oleh perusahaan atau pengusaha
untuk investasi-investasi yang mungkin berisiko dan tidak sehat, tetapi
akan mengalir ke pasar-pasar keuangan dan tunduk pada persyaratan
tentang penanggulangan risiko.
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-
LK) telah mewajibkan seluruh lembaga Dana Pensiun untuk menyusun
sekaligus menerapkan pedoman dan tata kelola Dana Pensiun sejak 1
Januari 2008. Keputusan tersebut dituangkan dalam Keputusan Ketua
Nomor KEP-136/BL/2008 dengan tujuan mendorong penyusunan
pedoman tata keloa yang baik di lingkungan Dana Pensiun sekaligus
memberikan acuan kepada pendiri, pemberi kerja, pengurus dan pengawas
dana pensiun. Pedoman tata kelola dana pensiun diharapkan akan disusun
dengan berpedoman pada kaidah yang meilputi keterbukaan
(transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban
(responsibility), kemandirian (independency) serta kesetaraan dan
kewajaban (fairness).
Adapun dasar hukum Dana Pensiun dari prinsip syariah sudah
tercermin dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia
No. 88/DSN-MUI/XI/2013 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan
Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah dan Kompilasi Hukum
Ekonomi Syariah (KHES) Buku II tentang Dana Pensiun Syariah halaman
164-186.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2016).

Drs. Muhammad, M.Ag, Kebijakan Moneter dan Fiskal dalam Ekonomi Islam, (Jakarta :
Salemba Empat, 2002).

Latumaerissa, Julius R, Bank dan Lembaga Keuangan Lin Teori dan Kebijakan,
(Jakarta:Mitra Wacana Media.2017) .

Marifah Yuliani, “Manajemen Lembaga Keuangan Non Bank Dana Pensiun


Berdasarkan Prinsip Syariah”, Manajemen Lembaga, Vol. 17 No. 2, November 2017.

Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana,


2007).

Rodho Intan Putri Hasibuan, “Dana Pensiun Dalam Perspektif Hukum Bisnis Syariah”,
Al-Adalah, Vol.x No. 1, Januari 2011.

Rodho Intan Putri Hasibuan, “Pengelolaan Dana Pensiun Dalam Perspektif Syariah”,
ASAS, Vol.2 No.2, Juli 2010.

Anda mungkin juga menyukai