Anda di halaman 1dari 3

PROGRAM KERJA PENANGGULANGAN HIV/AIDS

RUMAH SAKIT DHARMA KERTI


TAHUN 2019

I. Pendahuluan
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala
penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immuno Deficiency Virus) yang
akan mudah menular dan mematikan. Virus tersebut merusak sistem kekebalan
tubuh manusia, dengan berakibat yang bersangkutan kehilangan daya tahan
tubuhnya, sehingga mudah terinfeksi dan meninggal karena berbagai penyakit
infeksi kanker dan lain-lain. Sampai saat ini belum ditemukan vaksin pencegahan
atau obat untuk penyembuhannya. Jangka waktu antara terkena infeksi dan
munculnya gejala penyakit pada orang dewasa memakan waktu rata-rata 5-7
tahun. Selama kurun waktu tersebut walaupun masih tampak sehat, secara sadar
maupun tidak pengidap HIV/AIDS dapat menularkan virusnya pada orang lain.

II. Latar Belakang


HIV/AIDS di Bali ibarat gunung es kecil dipermukaan namun semakin diselami
semakin banyak. Hal tersrbut diungkapkan oleh sekretaris KPA Kabupaten
Gianyar , AA Agung Suardana dalam konferensi pers Konser Peduli HIV/AIDS di
Denpasar.
Berdasarkan data dari DInas Kesehatan Provinsi Bali, hingga bulan juni 2018,
data kamulatif kasus HIV/AIDS di Bali capai 19.286 orang. Dari jumlah tersebut
Kota Denpasar menempati urutan pertama dengan jumlah penderita 7.246, posisi
kedua Badung 3.141 orang, Buleleng 2.953 orang, Gianyar 1.429 orang, Tabanan
1.186 orang, Jembrana 988 orang, Karangasem 737, Bangli 408, Klungkung 399
orang serta orang luar bali yang menetap dibali sebanyak 799 orang. Berdasarkan
data tersebut penderita laki sebanyak 13.003 orang sedangkan perempuan
sebanyak 7. 283 orang
Secara umum Provinsi Bali dari tahun ke tahun memperlihatkan peningkatan
yang semakin mengkhawatirkan. Program ini bertujuan untuk mengetahui
perkembangan jumlah kasus dan kebijakan penanggulangan HIV/AIDS di
Denpasar dari tahun ke tahun di temukan penderita diantaranya kepala Bappeda,
Pejabat Dinas Kesehatan Kabupaten Denpasar, Direktur rumah sakit, puskesmas,
ketua komisi penanggulangan AIDS di kabupaten/ kota dan pemerhati HIV/AIDS
termasuk ODHA. Pada saat ini ditemukan jumlah kasus HIV/AIDS di Kota
Denpasar yang tertinggi mencapai 3966 dan penularan terbesarnya melalui
hubungan seks sedangkan data yang diperoleh dari KPA Tabanan tahun 2014
kasus mencapai 135 kasus, meningkat ditahun 2015 mencapai 141 kasus, di
tahun 2016 turun menjadi 105 kasus, tahun 2017 menjadi 112 kasus dan 2018
terdapat 67 kasus.
Namun, dukungan pemerintah daerah dalam upaya pencegahan dan
penanggulangan HIV/AIDS terlihat belum maksimal. Padahal kebijakan
penanggulangan HIV/AIDS sangat ditentukan oleh cara pandang pemerintah
terhadap penyakit HIV/AIDS. Untuk itu, perlu peningkatan pemahaman tentang
HIV/AIDS serta pencegahan dan penanganan semua pihak terkait sehingga
penanggulangan HIV/AIDS dapat lebih efektif, efisien, dan tepat sasaran.
Pada tahun 2018 Rumah Sakit Dharma Kerti menerima konseling sebanyak
44 penderita. Dimana target untuk konseling HIV/AIDS yaitu 100%. Dengan
melihat besarnya keinginan pasien yang bersedia melakukan test HIV maka
Surya Husadha dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
memberikan dukungan pada program pemerintah dalam penanggulangan
1
HIV/AIDS, melalui program konseling yang meliputi konseling pre test ,melakukan
test HIV dan konseling post test serta melakukan system rujukan untuk pasien
dengan hasil positif HIV.

III. Tujuan
a. Tujuan umum
Mencegah dan mengurangi penularan HIV, meningkatkan kualitas hidup
ODHA serta mengurangi dampak sosial dan ekonomi akibat HIV dan AIDS
pada individu, keluarga dan masyarakat
b. Tujuan khusus
1) Meningkatkan fungsi pelayanan konseling VCT (Voluntary Counseling
and testing)
2) Meningkatkan fungsi pelayanan PMTCT (Prevention Mother to Child
Transmision)
3) Memberi perlindungan dan konfidensialitas dalam pelayanan konseling
dan rujukan testing HIV/AIDS.
4) Meningkatkan Fungsi Pelayanan Infeksi Oportunistik (IO)

IV. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan.


1. Rapat Rutin Tim Penanggulangan HIV/AIDS
2. Kolaborasi pasien HIV/AIDS dengan TB
3. Konseling pasien yang dirawat dengan penyakit infeksi akibat penurunanan
daya tahan tubuh
4. Konseling pada pasien yang ingin tes HIV
5. Kalaborasi skrining pada ibu hamil terkait dengan pelaksanaan PMTCT
6. Melakukan Rujukan
7. Melakukan pencatatan dan Pelaporan
8. Pelatihan Tim Penanggulangan HIV/AIDS

V. Cara melaksanakan kegiatan.


1. Rumah Sakit menyediakan ruangan untuk Tim HIV/AIDS untuk
melaksanankan konseling bagi pasien rawat jalan.
2. Melaksanakan konseling bagi pasien rawat jalan dan rawat inap yang
dicurigai HIV/AIDS.
3. Tim HIV/AIDS bekerja sama dengan unit terkait internal rawat jalan dan
rawat inap dalam menjaring pasien yang dicurigai HIV/AIDS.
4. Tim HIV melakukan pencatatan dan pelaporan hasil pelayanan secara
berkala dengan menggunakan format pencatatan yang sesuai dengan
program internal rumah sakit.
5. Menyelenggarakan rujukan bila hasil positif ke Rumah Sakit / Dokter
praktek swasta/ Dokter spesialis/LSM untuk pengobatan.

VI. SASARAN
1. Target pencapaian pasien yang dikonseling HIV/AIDS melalui rawat jalan
dan rawat inap sebanyak 100% dari yang dicurigai terinfeksi HIV
2. Keberasilan Rujukan
3. Pencatatan dan Evaluasi Program

2
TAHUN 2019 Anggaran
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Rapat Rutin Tim Rp.
Penanggulangan HIV/AIDS 300.000
2 Kolaborasi pasien HIV/AIDS
dengan TB
3 Konseling pasien yang
dirawat dengan penyakit
infeksi akibat penurunanan
daya tahan tubuh

4 Konseling pada klien yang ingin test


HIV

5 Kalaborasi konseling pada ibu


hamil terkait dengan
pelaksanaan PMTCT
6 Melakukan Rujukan
7 Melakukan pencatatan dan
pelaporan
8 Pelatihan Tim Rp.1.000.0
Penanggulangan HIV/AIDS 00
I. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran

II. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


1. Evaluasi pelaksanaan kegiatan direkapitulasi setiap 3 bulan sekali dalam
bentuk laporan Triwulan.
2. Laporan Evaluasi tahunan dilaporkan ke Direktur Rumah Sakit Dharma Kerti.

III. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


1. Semua pasien yang dicurigai menghidap HIV/AIDS akan dicatat di buku
register konseling pasien
2. Jika pasien setuju dilakukan test HIV/AIDS pasien dikonseling dan akan
dilakukan pemeriksaan laboratorium .
3. Hasil pemeriksaan laboratorium HIV/AIDS akan dibuka antara konselor dengan
pasien apabila pasien sudah setuju untuk di bacakan hasilnya.
4. Jika hasil pemeriksaanya Reaktif pasien akan dirujuk atau dikonsulkan ke
rumah sakit rujukan untuk mendapat penanganan lebih lanjut
5. Hasil evaluasi (pencatatan dan pelaporan) semua pasien VCT di buku register
konseling akan dilaporkan secara berkala setiap tiga bulan ke Direktur Rumah
Sakit

Menyetujui, Tabanan,25 Maret 2019


Direktur Rumah Sakit Dharma Kerti Ketua Tim HIV/AIDS

Dewa Putu Sukandi Jayaningrat Felik Santoso

Anda mungkin juga menyukai