Anda di halaman 1dari 12

PERUBAHAN SISTEM MUSKULUSKLETAL PADA NEONATAL

OLEH:

CICI RAHAYU

NADIAH HUSNUL KHOTIMAH

RENI JULIA TAN

SILVIA ANGGRAINI

PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN

FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN UMUM

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

MEDAN

2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-
Nya dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “PERUBAHAN SISTEM MUSKULUSKLETAL PADA NEONATAL”ini
dapat terselesaikan dengan baik meski pun banyak kendala dan hambatan yang
dihadapi pada saat penulisan makalah ini.

Sebelumnya penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada Dosen


Pembimbing khususnya mata kuliah ILMU KESEHATAN ANAK, serta semua pihak
yang telah membantu baik dukungan moral maupun dukungan tenaga selama
penyusunan makalah ini.
Sungguh merupakan suatu kebanggaan dari penulis apabila makalah ini dapat
terpakai sesuai fungsinya, dan pembaca dapat mengerti dengan jelas apa yang dibahas
di dalamnya.
Penulis sadar sepenuhnya bahwa makalah ini banyak memiliki kekurangan
dan masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
masukkan berupa saran dan kritik yang tentunya positif sifatnya membangun untuk
lebih menyempurnakan makalah ini.

Penyusun

Medan,26 Desember 2017

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................

1.1 Latar Belakang...............................................................................................


1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................

1. Pengertian Neonatus.......................................................................................
2. Karakteristik Biologis....................................................................................
3. Pertumbuhan Embriologi Tulang.................................................................
4. Perubahan Struktur dan Fungsi Muskuluskletal pada Neunatal...............

BAB III PENUTUP............................................................................................................

1. Kesimpulan.....................................................................................................
2. Saran................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bayi baru lahir atau neonatus adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu, lahir
biasanya dengan usia gestasi 38- 42 minggu(wong, 2003). Bayi baru lahir herus memenuhi
sejumlah tugas  perkembangan untuk memperoleh dan mempertahankan ekstensi fisik
secara  terpisah  dari ibunya. Perubahan biologiss besar terjadi pada saat bayi
lahir memungkinkan transisi dari lingkungan intra uterin ke ekstrauturin .Perubahan ini
menjadi dasar pertumbuhan dan perkembangan di kemudian hari.

Sementara itu, pembentukan tulang secara tidak langsung berati bahwa tulang
terbentuk dari tulang rawan. Proses penulangan dari tulang rawan terjadi melalui dua cara,
yaitu pusat osifikasi primer danosifikasi sekunder. Pada osifikasi primer, osifikasi dari tulang
terjadi melalui osifikasi endokondral, sedangkan pada osifikasi sekunder terjadi dibawah
perikondrium/perikondrial (osifikasi periustium atau periosteal). Mesenkim pada daera
perifer berdiferensiasi dalam bentuk lembaran yang membentuk periusteum, dimana
esteoblas terbentuk didalamya.

Pada beberapa tahun pertama setelah lahir, palpasi ubun-ubun besar dapat
memberikan informasi yang bermanfaat mengenai apakah penulangan tengkorak berlangsung
normal dan apakah tekanan di dalam normal. Femoral anteversi pada saat lahir akan memiliki
sudut sekitar 30⁰ sampai 40⁰. Dikarenakan intrauterin biasanya hip eksternal rotasi positif,
maka pada saat pemeriksaan infan akan terlihat hip lebih eksternal rotasi. Jaringan lunak hip
eksternal rotasi yang kontraktur akan berkurang lebih dari 1 tahun pertama kehidupan
seorang anak selanjutnya meningkat menjadi internal rotasi diharapkan femoral anteversi
akan menjadi semakin terlihat.  Ada penurunan secara bertahap femoral anteversi dari
30⁰ sampai 40⁰ pada saat lahir kemudian menjadi 10⁰ sampai 15⁰ pada adolesen awal dan
puncak perbaikan terjadi sebelum usia 8 tahun.

4
1.2. Rumusan Masalah

 Jelaskan perubahan struktur dan fungsi muskuluskletal pada neonatal

1.3 Tujuan Penulisan

 Agar mahasiswa mendapatkan gambaran secara umum tentang perubahan struktur


dan fungsi muskuluskletal pada neonatal

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Neonatus

Neonatuas atau bayi lahir adalah mulai  dari lahir sampai usia satu bulan
priodeneonatal atau neonates adalah bulan pertama selama priode neonatal bayi mengalami
pertumbuhan yang amat menakjubkan. (Hamilton, 1995)

Bayi baru lahir atau neonates adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu, lahir
biasanya dengan usia gestasi 38- 42 minggu(wong, 2003). Bayi baru lahir herus memenuhi
sejumlah tugas  perkembangan untuk memperoleh dan mempertahankan ekstensi fisik
secara  terpisah  dari ibunya. Perubahan biologiss besar terjadi pada saat bayi
lahir memungkinkan transisi dari lingkungan intra uterin ke ekstrauturin .Perubahan ini
menjadi dasar pertumbuhan dan perkembangan di kemudian hari.

2. Karakteristik Biologis

Pada kehamilan cukup bulan, berbagai system fisiologis dan anatomis mencapai
tingkat perkembangan dan fungsi yang memungkinkan janin memiliki ekstensi terpisah dari
ibunya. Saat di lahirkan bayi baru lahir memiliki kompetensi perilaku dan kesiapan intraksi
social. Priode neonatal yang berlangsung sejak bayi baru lahir sampai usia 28 hari merupakan
waktu berlangsungnya perubahan fisik yang dramatis pada bayi baru lahir.

3. Pertumbuhan Embriologi Tulang

Pembentukan dan perkembangan tulang merupakan suatu peroses morfologi yang


unik serta melibatkan perubahan biokimia. Tulang rawan (kartilabo) lempeng empikisis tidak
sama dengan tulang rawan hialin dan tulang rawan artikuler. Tulang rawan lempeng epifisis
mempunyai struktur pembuluh darah, zona-zona dan susunan biokimia sehingga memberikan
gambaran matrik yang unik.

6
Pada fase awal perkembangan, tulang embrio (pada minggu ke3 dan ke4) dan tiga
lapisan gerninal yaitu etoderm, mesoderm serta endoderm terbentuk. Lapisan ini merupakan
jaringan multipotensial yang akan membentuk mesenkim dan kemudian berdiferensiasi
membentuk jaringan tulang rawan. Pada minggu kelima perkembangan embrio terbentuk
tonjolan anggota gerak (limb bud) yang di dalamnya terdapat juga sel mesoderm akan
berubah menjadi mesenkim yang merupakan bakal terbentuknya tulang dan tulang rawan.

Perkembangan tulang terjadi dua tahap. Tahap pertama terjadi pada minggu kelima,
perkembangan embrio. Pada tahap ini tulang rawan terbentuk dari prakartilago, dimana
terdiri atas tiga jenis tulang rawan, yaitu tulang rawan hialin, tulang febrin, tulang rawan
elasts.  Tahap kedua terjadi setelah perkembangan embrio.  Pada tahap ini, tulang akan
terbentuk melalui dua cara, yaitu secara langsung dan tidak langsung dua
kali.      Pembentukan tulang secara langsung berati bahwa tulang terbentuk langsung dari
lembaran-lembaran membran tulang, misalnya pada tulang muka, pelfis, skatula, dan
tengkorak. Pada jenis ini dapat ditemukan satu atau lebih pusat-pusat penulangan membran.
Proses penulangan ini ditandai dengan terbentuknya osteoblas yang merupakan rangka dari
tradikula tulang dan penyebarannya secara radial.

Sementara itu, pembentukan tulang secara tidak langsung berati bahwa tulang
terbentuk dari tulang rawan. Proses penulangan dari tulang rawan terjadi melalui dua cara,
yaitu pusat osifikasi primer danosifikasi sekunder. Pada osifikasi primer, osifikasi dari tulang
terjadi melalui osifikasi endokondral, sedangkan pada osifikasi sekunder terjadi dibawah
perikondrium/perikondrial (osifikasi periustium atau periosteal). Mesenkim pada daera
perifer berdiferensiasi dalam bentuk lembaran yang membentuk periusteum, dimana
esteoblas terbentuk didalamya.

Proses osifikasi dapat terjadi apabila sel-sel mesenki memasuki daerahosifikasi.


Apabila sel mesenkim masuk kedaerah yang mengandung pembuluh darah, maka akan
membentuk osteoblas. Sementara itu, apabila daerah tersebut tidak mengandung pembuluh
darah, sel mesenkim akan membentuk kondroblas.

7
Pembentukan tulang terjadi segera setelah terbentuk tulang rawan (karilag). Mula-
mula darah menembus perikondrium dibagian tengah tulang rawan, kemudian merangsang
sel-sel perikondrium berubah menjadi osteoblas. Osteoblas ini akan memebentuk suatu
lapisan tulang kompakta, sedangkan perikondrium berubah enjadi periosteum.

Bersamaan dengan proses ini, pada bagian pada tulang rawan, di daerah diafisis yang
disebut juga pusat osifikasi primer, sel-sel tulang rawan membesar kemudian pecah sehingga
terjadi kenaikan Ph (menjadi basah ) akibatnya zat kapus (kalsium) disimpan. Dengan
demikian terganggulah semua sel-sel nutrisi semua sel-sel tulang rawan dan menyebabkan
kematian pada sel-sel tulang rawan ini. Kemudian akan terjadi degenerasi (kemunduran
bentuk dan fungsi) dan pelarutan dari zat-zat interseluler (termasuk zat kapur) bersamaan
denganterbentuknya pembuluh darah kedaerah ini sehingga membentuk rongga sum-sum
tulang. Pada tahap selanjutnya pembuluh darah akan memasuki daerah epifisis sehingga
terjadi pusat osifikasi sekunder dan membentuk tulang spongiosa. Oleh karena itu, masih
tersisa tulang rawan di kedua ujung epifisis yang berperan penting dalam pergerakan sendi
dan satu tulang rawan di antara epifisis dan diafisis yang di sebut dengan cakram efifisis.

Selama pertumbuhan, sel-sel tulang rawan pada cakram efifisis terus menerus.
Efifisis terus membelah kemudian hancur dan tulang rawan di ganti dengan tulang daerah
diafisis. Tulang akan tumbuh memanjang, tetapi tebal cakram efifisis tetap. Pada
pertumbuhan diameter (lebar) hilang, tulang di daerah rongga sum-sum di hancurkan oleh
osteoklas sehingga rongga sum-sum membesar dan pada saat yang bersamaan oesteoblas di
periosteum membentuk lapisan-lapisan tulang baru di permukaan.

4. Perubahan Struktur dan Fungsi Muskuluskletal pada Neonatal

Pada waktu lahir, tulang-tulang pipih tengkorak dipisahkan satu dengan lainnya oleh
perekat tipis dari jaringan penyambung, yaitu sutura yang juga berasal dari Krista neuralis. Di
tempat-tempat pertemuan lebih dari dua tulang, suturanya lebardan dikenal sebagai ubun-
ubun(fontanella). Ubun- ubun yang paling mencolok adalah ubun-ubun besar(fontanella
anterior), yang terdapat pada tempat pertemuan dua tulang parietal dan dua tulang frontalis.
Sutura dan ubun-ubun memungkinkan tulang-tulang tengkorak saling bertumpah tindih(suatu
proses yang disebut molase) selama proses persalinan.segera setelah lahir, tulang-tulang

8
membranosa bergerak kembali ke posisi asalnya dan sehingga tengkorak tampak besar dan
bulat. Sebenarnya ukuran kubah sangat besar bila di bandingkan daerah muka yang kecil.
Beberapa sutura dan ubun-ubun tetap seperti membrane dalam waktu yang cukup lama
setelah lahir. Pertumbuhan tulang-tulang kubah terus berlangsung setelah lahir dan terutama
disebabkan oleh pertumbuhan otak. Walaupun seorang anak berusia 5-7tahun hampir sudah
memiliki semua kapasitas tengkoraknya, beberapa sutura masih tetap terbuka hingga usia
dewasa. Pada beberapa tahun pertama setelah lahir, palpasi ubun-ubun besar dapat
memberikan informasi yang bermanfaat mengenai apakah penulangan tengkorak berlangsung
normal dan apakah tekanan di dalam normal.

 Femoral anteversi pada saat lahir akan memiliki sudut sekitar 30⁰ sampai 40⁰.
Dikarenakan intrauterin biasanya hip eksternal rotasi positif, maka pada saat
pemeriksaan infan akan terlihat hip lebih eksternal rotasi.
 Jaringan lunak hip eksternal rotasi yang kontraktur akan berkurang lebih dari 1 tahun
pertama kehidupan seorang anak selanjutnya meningkat menjadi internal rotasi
diharapkan femoral anteversi akan menjadi semakin terlihat.
 Ada penurunan secara bertahap femoral anteversi dari 30⁰ sampai 40⁰pada saat lahir
kemudian menjadi 10⁰ sampai 15⁰ pada adolesen awal dan puncak perbaikan terjadi
sebelum usia 8 tahun.

Perawatan anak-anak dengan masalah muskuloskeletal masih menjadi bagian tak


terpisahkan dari bedah ortopedi modern. Banyak fraktur dan cedera yang terjadi pada anak
akibat tingkat aktivitasnya yang tinggi dan rangka yang unik yang belum sempurna.
Perawatan fraktur pada anak berbeda daripada orang dewasa karenagrowth plate yang aktif di
tulang mereka. Kerusakan pada growth plate dapat menimbulkan masalah signifikan dengan
pertumbuhan tulang yang terlambat, dan fraktur risiko harus dimonitor dengan perawatan.

Perawatan skoliosis adalah aliran utama dalam ortopedi anak. Atas alasan yang


kurang dimengerti, pertumbuhan lengkung tulang punggung pada beberapa anak, yang jika
dibiarkan tak terawat dapat menimbulkan cacat yang tak diharapkan dan dapat terus
menyebabkan nyeri kronis yang akut dan masalah pernafasan. Perawatan skoliosis cukup
rumit dan sering melibatkan gabungan penjepitan dan pembedahan.

9
Anak-anak memiliki keadaan muskuloskeletal unik lain yang menjadi fokus ortopedi
sejak masa Hippocrates, termasuk keadaan seperti kaki pekuk dan dislokasi
pinggulkongenital (juga dikenal sebagai displasia pertumbuhan pinggul). Di samping
itu, infeksi pada tulang dan sendi (osteomielitis) pada anak juga umum. DiAmerika Serikat,
rumah sakit khusus seperti Shriners Hospitals for Children telah menyediakan bagian
substansial perawatan anak dengan cacat dan penyakit muskuloskeletal.

10
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Neonatuas atau bayi lahir adalah mulai  dari lahir sampai usia satu bulan
priodeneonatal atau neonates adalah bulan pertama selama priode neonatal bayi mengalami
pertumbuhan yang amat menakjubkan.

Pembentukan dan perkembangan tulang merupakan suatu peroses morfologi yang


unik serta melibatkan perubahan biokimia. Tulang rawan (kartilabo) lempeng empikisis tidak
sama dengan tulang rawan hialin dan tulang rawan artikuler. Tulang rawan lempeng epifisis
mempunyai struktur pembuluh darah, zona-zona dan susunan biokimia sehingga memberikan
gambaran matrik yang unik.

Pada waktu lahir, tulang-tulang pipih tengkorak dipisahkan satu dengan lainnya oleh
perekat tipis dari jaringan penyambung, yaitu sutura yang juga berasal dari Krista neuralis.

2. Saran
1) Bidan harus banyak membaca dan memperbanyak referensi untuk meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman tentang prubahan struktur dan fungsi muskuluskletal
pada neonatal.
2) Bidan harus mampu mengaplikasikan antara teori dan praktek di lapangan saat
berhadapan dengan pasien.

11
Daftar Pustaka

Helmi, Zairin Noor.2012.Buku Ajar Gangguan Muskuluskletal.Jakarta:Salemba Medika

Irianto, Kus. 2010. Struktur Dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Paramedis. Bandung : Yrama
Widya

Nettina, Sandra, M. 2001. Pedoman Praktik Keperawatan. Jakarta : EGC 

12

Anda mungkin juga menyukai