BAB IV
PEMBAHASAN
Hubungan t vs 1/Ca
150
140 f(x) = 4.4 x + 132.6
1/Ca
R² = 0.6
130
120
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
t
Gambar 4.1 Hubungan t vs 1/Ca pada variabel tanpa pengadukan orde reaksi 2
b. Pengadukan Sedang
Hubungan t vs 1/Ca
190
180 f(x) = 4.13 x + 161.47
R² = 0.83
1/Ca
170
160
150
0 1 2 3 4 5 6
t
Gambar 4.2 Hubungan t vs 1/Ca pada variabel pengadukan sedang orde reaksi 2
c. Pengadukan Cepat
Hubungan t vs 1/Ca
200
150
f(x) = − 1.36 x + 155.15
R² = 0.25
1/Ca
100
50
0
0 2 4 6 8 10 12 14
t
Gambar 4.3 Hubungan t vs 1/Ca pada variabel pengadukan cepat orde reaksi 2
Dari ke tiga grafik tersebut menunjukan bahwa reaksi yang terjadi adalah reaksi orde
2 karena apabila ditarik garis linearnya persamaan dengan orde 2 lebih mendekati linear.
Dari perhitungan, orde reaksi pada variabel tanpa pengadukan, pengadukan sedang,
dan pengadukan cepat berturut-turut adalah 0,6; 0,8302; 0,249.
21
P4
Hubungan t vs 1/Ca
150
140 f(x) = 4.4 x + 132.6
1/Ca
R² = 0.6
130
120
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
t
Gambar 4.7 Hubungan t vs 1/Ca pada variabel tanpa pengadukan orde reaksi 2
1 1
= kt +
Ca Ca0
y= mx +C
m = k = 4,3956
Pada variabel tanpa pengadukan menggunakan orde reaksi 2. Konsentrasi awal etil asetat
dan NaOH yaitu 0,1 N artinya ekuimolar. Karena konsentrasinya ekuimolar sehingga
menggunakan 1/Ca. Dalam perhitungan, konstanta kecepatan reaksi sama dengan harga slope
dari persamaan garis lurus grafik variabel tanpa pengadukan. Pada grafik 1/Ca mengalami
kenaikan artinya Ca (konsentrasi NaOH sisa) menurun sehingga mengakibatkan konstanta
kecepatan reaksi memiliki harga yang besar yaitu 4,3956.
22
P4
b. Pengadukan Sedang
Pada variabel pengadukan sedang digunakan harga orde reaksi 2 pada
penyabunan etil asetat dengan NaOH, dikarenakan memiliki R2 = 0,8302.
Tabel 4.8 Orde Reaksi 2 pada variabel pengadukan sedang
Waktu V HCl N NaOH 1/Ca
(x) (ml) (Ca) (y)
0 3,1 0,0062 161,2903
1 3,1 0,0062 161,2903
2 2,9 0,0058 172,4138
3 2,8 0,0056 178,5714
4 2,8 0,0056 178,5714
5 2,8 0,0056 178,5714
Hubungan t vs 1/Ca
190
180 f(x) = 4.13 x + 161.47
R² = 0.83
1/Ca
170
160
150
0 1 2 3 4 5 6
t
Gambar 4.8 Hubungan t vs 1/Ca pada variabel pengadukan sedang orde reaksi 2
1 1
= kt +
Ca Ca0
y= mx +C
m = k = 4,1259
Pada variabel tanpa pengadukan menggunakan orde reaksi 2. Konsentrasi awal etil asetat
dan NaOH yaitu 0,1 N artinya ekuimolar. Karena konsentrasinya ekuimolar sehingga
menggunakan 1/Ca. Dalam perhitungan, konstanta kecepatan reaksi sama dengan harga slope
dari persamaan garis lurus grafik variabel tanpa pengadukan. Pada grafik 1/Ca mengalami
kenaikan artinya Ca (konsentrasi NaOH sisa) menurun sehingga mengakibatkan konstanta
kecepatan reaksi memiliki harga yang besar yaitu 4,1259. Namum pada variabel pengadukan
sedang harga konstanta kecepatan reaksi lebih rendah dari variabel tanpa pengadukan karena Ca
pada variabel ini tidak sebesar dari variabel tanpa pengadukan.
c. Pengadukan Cepat
Pada variabel pengadukan cepat digunakan harga orde reaksi 2 pada penyabunan
etil asetat dengan NaOH, dikarenakan memiliki R2 = 0,249.
Tabel 4.9 Orde Reaksi 2 pada variabel pengadukan cepat
Waktu V HCl N NaOH 1/Ca
(x) (ml) (Ca) (y)
23
P4
Hubungan t vs 1/Ca
200
150
f(x) = − 1.36 x + 155.15
R² = 0.25
1/Ca
100
50
0
0 2 4 6 8 10 12 14
t
Gambar 4.9 Hubungan t vs 1/Ca pada variabel pengadukan cepat orde reaksi 2
1 1
= kt +
Ca Ca0
y= mx +C
m = k = -1,3558
Pada variabel tanpa pengadukan menggunakan orde reaksi 2. Konsentrasi awal etil asetat
dan NaOH yaitu 0,1 N artinya ekuimolar. Karena konsentrasinya ekuimolar sehingga
menggunakan 1/Ca. Dalam perhitungan, konstanta kecepatan reaksi sama dengan harga slope
dari persamaan garis lurus grafik variabel tanpa pengadukan. Pada grafik 1/Ca mengalami
kenaikan dan penurunan artinya Ca (konsentrasi NaOH sisa) ada yang turun dan naik, karena
harga yang naik turun sehingga mengakibatkan konstanta kecepatan reaksi memiliki harga yang
sangat kecil yaitu -1,3558.
24
P4
2
k
0
tanpa pengadukan pengadukan sedang pengadukan cepat
-1.36
-1
-2
variabel pengadukan
k = A x e (-Ea/RT)
Maka dari itu, semakin cepat pengadukan maka harga nilai k semakin kecil (Azhura,
2016)
25
P4
a. Tanpa Pengadukan
0.01
0.01
0.01
0.01 Ca praktikum
Ca matematis
0
0
0 1 2 3 4 5 6
0.01
0.01
0.01 Ca praktikum
Ca matematis
0
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
26
P4
pengadukan sehingga keakuratannya lebih rendah dari Ca model. Ca model diperoleh dari
data hasil percobaan yang kemudian diaplikasikan ke dalam perhitungan teoritis metode
Runge Kutta. Karena hasil perhitungan k1, k2, k3, k4 adalah negatif, maka nilai Ca
bertanda negatif, sehingga Ca model lebih kecil daripada Ca percobaan (Supriyanto,
2006).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pada percobaan diperoleh nilai konstanta laju reaksi (k) pada variabel tanpa pengadukan,
pengadukan sedang, dan pengadukan cepat masing-masing sebesar 0,0325; 4,1259 dan
-1,3558.
2. Semakin cepat pengadukan, nilai konstanta laju reaksi (k) semakin besar, namun akan
menurun bila pengadukan terlalu cepat.
3. Pada variabel tanpa pengadukan digunakan harga orde reaksi 1 dengan R 2 = 0,6; Pada
variabel pengadukan sedang digunakan harga orde reaksi 2 dengan R2 = 0,8302; dan
Pada variabel pengadukan cepat digunakan harga orde reaksi 2 dengan R2 = 0,249.
4. Ca percobaan lebih besar dari Ca model karena Ca percobaan diperoleh dari percobaan
sedangkan Ca model diperoleh dari perhitungan matematis menggunakan metode Runge
Kutta.
5.2 Saran
1. Praktikum ini dapat dikembangkan dengan variasi variabel yang lain seperti tinggi cairan
dalam reaktor, dan suhu reaksi. Hal ini ditujukan agar didapatkan kondisi operasi yang
paling optimal.
2. Saat melakukan percobaan, laju alir output diatur sedemikian rupa agar laju alir tetap
3. Lakukan perawatan alat sehingga tidak menimbulkan error yang besar pada percobaan
27
P4
DAFTAR
PUSTAKA
Levenspiel. O., 1999. Chemical reaction Engineering 3rded, Mc. Graw Hill Book
Kogakusha Ltd, Tokyo.
Supriyanto. 2006. Runge-Kutta Orde Empat. Universitas Indonesia Jakarta
28