Anda di halaman 1dari 3

Judul Hubungan Spiritual dengan kualitas hidup pada pasien HIV

Harapan Untuk meningkatkan kualitas hidup pasien HIV


Fakta Kualitas hidup pasien HIV masih buruk
No Author,tahun,tempat Purpose sample Teknik studies data
Ulung Hasanah, jumlah sampel adalah 30 pasien Penelitian ini Hasil menunjukkan
Kusman
Ibrahim, Aat pada kelompok eksperimen dan 30 menggunakan perbedaan yang
Sriati, 2019.
Indonesia. pasien pada kelompok kontrol. desain quasi- signifikan dalam

Total sampel adalah 60 pasien yang eksperimental pra- kualitas kesehatan

direkrut secara sengaja di rumah posttest dengan spiritual, spiritual

sakit umum daerah di Indonesia kontrol antara kelompok

pada tahun 2018 kelompok kontrol dan

eksperimen. Hasil

Inklusi : paired t-test

Kriteria inklusi adalah: (1) pasien sebelum dan


berusia ≥18-40 tahun, (2) mampu
membaca dan menulis, dan (3) mau sesudah
mengikuti tahap yang sediakan.
intervensi pada

kelompok

eksperimen

menunjukkan nilai

p <0,05, sedangkan

pada

kelompok kontrol,

nilai-p> 0,05.

Setelah intervensi,

nilai-p dalam

kelompok

eksperimen dan

kontrol adalah

<0,05,
menunjukkan

perbedaan yang

signifikan antara

dua kelompok.
MASALAH bagaimana hubungan antara spritual dengan kualitas hidup pada pasien

HIV.

Kualitas hidup pada pasien HIV sangat penting untuk diperhatikan karena

penyakit infeksi ini bersifat kronis dan progresif sehingga berdampak luas pada

segala aspek kehidupan baik fisik, psikologis, sosial maupun spiritual.(Erika

Untari 2016). Sedangkan menurut Donner, Karone, & Bertoliti (1997), kualitas

hidup secara umum adalah keadaan individu dalam lingkup kemampuan,

keterbatasan, gejala dan sifat psikososial untuk berfungsi dan menjalankan

bermacam-macam perannya secara memuaskan. Pasien HIV sangat

membutuhkan bantuan dan dukungan dari keluarga karena penyakit ini

bersifat kronis dan membutuhkan penanganan yang komprehensif (Erika

Untari 2016).

Spirituality dipahami sebagai pengalaman dan religiusitas sebagai ritual

ibadah kelompok keagamaan (Harriset al. 2016). Pendekatan ini menekankan

keutuhan dan multidimensi kebutuhan klien (Rochmawati et al. 2018). Dalam

pendekatan ini, keterkaitan antara pikiran, tubuh, dan jiwa klien diakui dengan

mengakui faktor biopsik-roh-sosiokultural yang memengaruhi kondisi klien

(Brown et al. 2013). Spirituality telah diidentifikasi dengan tiga elemen umum

yaitu transendensi, keterhubungan diri / orang lain / alam / kekuatan yang lebih

tinggi, dan makna dalam hidup (Weathers et al. 2016). Spirituality merupakan

bagian dari kualitas hidup berada dalam domain kapasitas diri atau being yang
terdiri dari nilai-nilai personal, standar personal dan kepercayaan (Univesity of

Toronto, 2010).

Anda mungkin juga menyukai