PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa memiliki banyak definisi dari para ahli. Kesehatan jiwa
Tahun 2014 Tentang Kesehatan Jiwa, kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang
individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu
2017).
Gangguan jiwa dapat menyerang setiap orang tanpa mengenal usia, ras,
agama, maupun status sosial ekonomi. Gangguan jiwa merupakan sebuah penyakit
dengan manifestasi dari bentuk penyimpangan perilaku akibat adanya distrorsi emosi
sehingga ditemukan ketidakwajaran dalam bertingkah laku. Hal itu terjadi karena
menurunnya semua fungsi kejiwaan. Gangguan jiwa adalah gangguan otak yang
penyimpangan yang sangat dasar dan adanya perbedaan dari pikiran, disertai dengan
adanya ekspresi emosi yang tidak wajar (Yosep, Sutini, 2016). Menurut Sadock et al
(2014), skizofrenia adalah salah satu gangguan jiwa berat yang dapat mempengaruhi
pikiran, perasaan, dan perilaku individu. Skizofrenia adalah bagian dari gangguan
psikosis yang ditandai dengan kehilangan pemahaman terhadap realitas dan hilangnya
WHO pada tahun 2016 menjelaskan secara global terdapat sekitar 35 juta orang yang
mengalami depresi, 60 juta orang dengan gangguan bipolar, 21 juta orang dengan
skizofrenia, dan 47,5 juta orang dengan demensia (Profil Kesehatan Indonesia,
2018). Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013 menyebutkan prevalensi skizofrenia
dan gangguan jiwa berat di Indonesia yaitu 1,7% (Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2013). Secara umum skizofrenia mempunyai onset usia remaja hingga
dewasa muda. Onset usia pada pria berkisar antara usia 18-25 tahun sedangkan pada
wanita usia 25-35 tahun. Skizofrenia lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan
gejala positif (halusinasi, delusi, gangguan pikiran, gangguan perilaku) dan gejala
negatif (afek datar, defisit perawatan diri, menarik diri). Pada penderita gangguan
motivasi dan tanggung jawab, apatis, menghindar dari kegiatan, dan hubungan sosial.
diantaranya berupa kemampuan dasar seperti kemampuan merawat diri atau Activity
Defisit perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat adanya
diri menurun. Defisit perawatan diri pada pasien skizofrenia tampak dari
ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan, berhias diri, dan eliminasi (buang
air besar dan buang air kecil) secara mandiri (Keliat, Akemat, 2014). Tanda dan gejala
yang tampak pada pasien gangguan jiwa yang mengalami defisit perawatan diri yaitu
ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan bau. Kemudian pakaian
kotor dan tidak rapi, ketidakmampuan mengambil makan sendiri, makan berceceran,
buang air besar dan buang air kecil tidak pada tempatnya, dan tidak membersihkan
diri dengan baik setelah buang air besar dan buang air kecil (Keliat, Akemat, 2014).
adalah dukungan perawatan diri : makan dan minum. Definisi dukungan perawatan
diri: makan dan minum menurut PPNI (2018) yaitu memfasilitasi pemenuhan
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2010), defisit perawatan
diri pada klien skizofrenia harus diberikan tindakan keperawatan profesional untuk
mengurangi masalah tersebut. Perawatan diri model Orem dapat dikerjakan pada klien
dengan skizofrenia yang memiliki defisit perawatan diri. Apapun tingkat defisit klien
kolaborasi.
orang klien defisit perawatan diri yang diberikan strategi pelaksanaan komunikasi
defisit perawatan diri, didapatkan hasil bahwa ada perbedaan kemampuan perawatan
diri pre dan post strategi pelaksanaan komunikasi defisit perawatan diri.
Prevalensi untuk Kota Solok dari hasil rekap laporan jiwa dan napza Dinas
Kesehatan Kota Solok tahun 2018 dari beberapa kasus seperti gangguan psikotik akut
(6 orang), neurotik (51 orang), epilepsi (36 orang), retardasi mental (1 orang), napza
(1 orang), gangguan kesehatan anak dan remaja (21 orang), depresi (33 orang), dan
gangguan mental organik (9 orang). Dibandingkan dengan kasus yang lain, angka
skizofrenia merupakan angka yang tertinggi yaitu mencapai 151 orang, dan
merupakan angka terbanyak dari gangguan jiwa yang lain. Terdapat 4 Puskesmas di
Kota Solok, dengan angka tertinggi penderita skizofrenia di tahun 2018 adalah
sebanyak 20 orang.
perawatan diri adalah untuk melatih pasien cara merawat diri, agar pasien bisa
menjaga kebersihan dirinya secara mandiri, dan dapat meningkatkan minat dan
yang telah dijelaskan diatas maka peneliti tertarik mengangkat kasus tentang
Dan Minum”.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
perawatan diri.
2. Tujuan Khusus
minum
minum
e. Menggambarkan evaluasi keperawatan pada pasien skizofrenia dengan defisit
minum.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis